Presentasi Kajian Ekonomi Regional Sulsel Triwulan III

Download Report

Transcript Presentasi Kajian Ekonomi Regional Sulsel Triwulan III

1
Kajian Ekonomi Regional
Triwulan III-2010
Sulawesi Selatan
KBI Makassar
Makassar, 24 November 2010
2
1.
Kondisi Makro Ekonomi
2.
Inflasi
3.
Perbankan
4.
Sistem Pembayaran
5.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
6. Keuangan Daerah
7.
Outlook
Perkembangan Kondisi Makroekonomi
3
Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III-2010 (7,25%; yoy) tumbuh lebih rendah jika
dibandingkan triwulan II-2010 (9,21%) maupun triwulan III-2009 (7,95%).
Namun laju pertumbuhan ekonomi Sulsel ini masih berada diatas laju pertumbuhan ekonomi
Nasional yang hanya bergerak di kisaran 5,80% (yoy) untuk triwulan III-2010.
14%
Tekanan perlambatan dipicu oleh
beberapa faktor :
1. Kondisi cuaca yang kurang
kondusif;
2. Kebijakan kenaikan tarif listrik
pada awal triwulan III-2010;
3. Perlambatan realisasi belanja
proyek-proyek;
4. Proses beberapa pemilukada
yang bermasalah;
5. Kendala pembebasan lahan di
beberapa daerah;
6. Pemeliharaan PLTA Bakaru dan
PLTG Tello
y.o.y Sulsel
y.o.y Nas
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
Sumber : BPS, diolah
1
2
3
2007
4
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2
2010
3
Pendorong Pertumbuhan di Sisi Penawaran
2010
2009
2008
PERIODE
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
Tani
Tambang Industri
12.33%
8.78%
12.62%
4.87%
-7.23%
12.01%
6.06%
-2.98%
6.79%
1.59%
-9.45%
3.94%
7.20% -13.99%
-5.80%
3.51%
-4.51%
6.68%
6.13%
-4.31%
11.78%
1.42%
5.72%
1.72%
-4.94%
25.44%
14.12%
8.64%
17.68%
3.65%
3.66%
12.43%
2.32%
LGA
13.83%
12.94%
13.85%
9.66%
9.26%
9.85%
13.61%
2.47%
5.07%
12.58%
6.31%
PERTUMBUHAN (yoy)
Bgn
PHR
Angkom
16.76%
11.46%
13.80%
25.15%
12.24%
14.40%
23.20%
13.75%
13.21%
15.03%
7.77%
9.13%
15.77%
10.93%
4.76%
11.74%
10.55%
8.68%
14.64%
10.28%
10.76%
14.34%
11.33%
15.99%
11.83%
9.00%
17.56%
9.07%
9.67%
15.43%
7.33%
10.60%
13.38%
Keu
12.65%
14.48%
11.22%
3.71%
5.94%
9.17%
11.41%
18.24%
25.15%
14.46%
15.62%
4
Jasa
4.70%
5.34%
5.52%
7.38%
7.65%
6.80%
6.71%
3.39%
3.25%
3.14%
4.62%
TOTAL
11.33%
8.10%
8.13%
3.92%
4.09%
6.01%
7.95%
6.69%
7.96%
9.21%
7.25%
Sumber : BPS
• Sektor perdagangan-hotel-restoran, dipicu oleh faktor musiman Ramadhan/Idul Fitri, dan
ditambahnya kuantitas dan kualitas beberapa sentra perdagangan, sehingga tercatat tumbuh
lebih tinggi dibanding triwulan II-2010 maupun triwulan III-2009.
• Sektor keuangan-persewaan-jasa transportasi, didorong oleh kondisi kestabilan ekonomi
nasional pada triwulan laporan yang lebih baik, sehingga mampu mendorong perkembangan
perbankan.
• Sektor jasa-jasa, lebih didorong oleh adanya kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention
and Exhibition) sehubungan dengan kegiatan peringatan Kemerdekaan RI, perayaan
Ramadhan dan banyaknya hari libur pada triwulan III-2010 (awal tahun ajaran baru dan
Ramadhan).
Pendorong Pertumbuhan di Sisi
Permintaan
2010
2009
2008
PERIODE
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
Kons
6.09%
6.11%
6.59%
5.03%
4.74%
6.16%
6.30%
7.23%
6.19%
6.49%
5.63%
PERTUMBUHAN (yoy)
Inv
Eks
Imp
24.93%
37.15%
39.64%
31.40%
-11.16%
-10.19%
28.46%
7.26%
14.63%
12.25%
-9.08%
-6.76%
32.02%
-44.04%
-40.98%
11.93%
-21.99%
-25.21%
0.63%
-29.27%
-46.39%
23.65%
26.29%
43.77%
5.19%
90.55%
98.08%
10.41%
57.06%
67.22%
6.30%
62.71%
91.46%
TOTAL
11.33%
8.10%
8.13%
3.92%
4.09%
6.01%
7.95%
6.69%
7.96%
9.21%
7.25%
Kons
4.49%
4.35%
4.68%
3.56%
3.34%
4.30%
4.41%
5.17%
4.38%
4.54%
3.88%
5
SUMBANGAN (yoy)
Inv
Eks
Imp
4.36%
14.24%
11.76%
5.46%
-6.16%
-4.46%
5.08%
3.22%
4.84%
2.20%
-4.20%
-2.36%
6.29%
-20.79%
-15.25%
2.52%
-9.97%
-9.16%
0.13%
-12.87%
-16.28%
4.59%
10.65%
13.71%
1.29%
22.98%
20.70%
2.29%
17.07%
14.69%
1.25%
18.07%
15.94%
TOTAL
11.33%
8.10%
8.13%
3.92%
4.09%
6.01%
7.95%
6.69%
7.96%
9.21%
7.25%
Sumber : BPS
• Pertumbuhan kinerja Konsumsi didorong oleh faktor musiman (Ramadhan/Idul Fitri), namun
terdapat tekanan konsumsi karena kenaikan tarif listrik dan inflasi yang lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya.
• Kinerja investasi diperkirakan didorong oleh proyek-proyek swasta (misal pembangunan
pembangkit listrik, hotel, mall/ruko, perumahan). Sementara tekanan pertumbuhan diduga
terkait dengan tertundanya penyelesaian beberapa proyek pemerintah, yang salah satunya
karena permasalahan pemilukada dan pembebasan lahan di beberapa daerah.
• Kinerja ekspor dipicu oleh tingkat harga internasional yang masih cukup tinggi (misal nikel)
dan panen raya (kakao).
• Sementara terdapat tekanan dari sisi impor terjadi karena peningkatan impor capital goods
dan kebutuhan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan dan relatif stabilnya nilai Rupiah.
Perkembangan Inflasi
Perkembangan inflasi Sulsel pada triwulan III-2010 tercatat sebesar 6,58%, sejalan dengan
proyeksi inflasi di kisaran 6,4% ± 0,5%. Inflasi Sulsel ini masih berada di atas inflasi
nasional yang sebesar 5,80%.
Tekanan inflasi ini sejalan dengan perkembangan sektoral pada perekonomian Sulsel.
Secara umum, tekanan inflasi tersebut terjadi karena kenaikan tarif listrik, faktor musiman
Ramadhan/Idul fitri, dan anomali cuaca yang mengganggu pasokan/produksi beberapa
tanaman pangan dan holtikultura, serta pengaruh tingkat harga internasional pada
beberapa komoditas.
6
Pendorong Inflasi Sulsel
7
Per kelompok barang/jasa, pendorong peningkatan laju inflasi Sulsel, antara lain :
• Kelompok bahan makanan, terutama pada sub kelompok bumbu-bumbuan, sayur-sayuran
dan buah-buahan;
• Kelompok makanan jadi, terutama pada komoditas gula pasir, ayam goreng dan mie;
• Kelompok sandang , terutama pada komoditas emas.
2010
2009
2008
TAHUN
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
Bahan
Makanan
Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM
Makanan
Jadi
17.27
8.67
5.04
13.87
4.34
6.19
0.31
8.13
21.16
10.37
9.30
13.53
7.65
6.07
7.82
11.92
18.30
14.10
11.91
11.89
8.96
3.16
7.84
12.29
21.45
14.46
11.13
11.32
11.11
3.72
5.29
12.40
13.17
11.97
9.34
11.12
10.21
3.55
1.77
9.01
4.14
10.63
4.66
7.65
6.51
3.46
(5.01)
3.80
3.38
6.74
3.26
6.92
3.89
4.66
(4.72)
2.70
3.60
6.23
3.55
7.31
2.86
6.91
(2.32)
3.39
2.68
6.22
3.48
2.16
2.98
7.08
1.18
3.45
7.64
5.23
4.11
7.56
2.73
7.08
1.06
5.00
13.43
6.21
4.13
7.65
2.92
4.07
1.76
6.58
Sumber : BPS, diolah
Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007
Kenaikan inflasi pada kelompok
sandang
disebabkan
oleh
dorongan harga emas yang
melonjak sebagai akibat aksi
para
investor
untuk
mengalihkan dananya sebagai
akibat
pemulihan
ekonomi
Amerika Serikat yang berjalan
lamban hingga akhir tahun
depan.
Hasil Survey
Perkembangan Perbankan
2010
KOMPONEN
1. DPK
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
2. Kredit
3. LDR (%)
4. NPLs Gross (%)
Pertumbuhan (y.o.y)
I
II
III
4.05%
9.54%
13.63%
-7.24%
5.46%
11.24%
3.91%
10.19%
21.89%
10.40%
10.69%
1.92%
17.85%
21.07%
21.39%
Nominal (Rp Milyar)
I
II
III
29,783.73 32,336.00 33,465.16
4,738.86
5,338.35
5,494.62
14,688.16 16,715.01 18,241.74
10,356.71 10,282.63
9,728.79
37,198.33 39,856.62 41,118.43
124.89%
123.26%
122.87%
3.47%
2.95%
3.07%
Catatan: Sejak Januari 2010 pencatatan data perbankan menggunakan Basel II
Pada triwulan III-2010, perkembangan perbankan sesuai dengan perkembangan
sektor
ekonominya (sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan) yang menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan triwulan II-2010.
• Kelembagaan, bertambah 1 KC BPD;
• Dana Pihak Ketiga (DPK), diduga didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek
pemerintah (dropping dana);
• Kredit diduga didorong oleh kondisi ekonomi nasional yang stabil sehingga mendorong
keberanian perbankan untuk mendorong peningkatan pembiayaan.
Perbankan: Perkembangan Aset & NPL Bank
Umum
Aset Bank Umum berdasarkan kelompok
Bank
2010
KOMPONEN
Pertumbuhan (y.o.y)
Nominal (Rp Milyar)
I
II
III
I
II
III
Total Aset
16,77% 21,00% 18,51% 43.891,27 47.048,48 47.863,60
- Bank Pemerintah
18,56% 18,18% 12,96% 27.766,81 29.302,64 29.368,51
- Bank Swasta Nasional 15,91% 28,35% 30,45% 15.396,35 17.045,94 17.630,26
- Bank Asing&Campuran -17,57% -13,20% -1,11% 728,11 699,90 864,83
Aspek pengelolaan manajemen risiko usaha
bank umum per September 2010 tercatat
sebesar 3,07% (Gross), sedikit lebih tinggi
dibandingkan Juni 2010 (2,95%).
Secara sektoral, NPLs tertinggi terdapat
pada sektor pertanian, diduga karena
terganggunya produksi sebagai akibat dari
anomali/gangguan cuaca.
Total aset Bank Umum mengalami
perlambatan
pertumbuhan,
yang
disebabkan
karena
berkurangnya
penempatan bank pemerintah di Bank
Indonesia maupun di bank lain.
Sementara aset bank swasta nasional
mengalami peningkatan, yang didorong
oleh peningkatan pertumbuhan kreditnya.
Pangsa NPLs Per Sektor Ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Industri pengolahan
Listrik,Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan
Pengangkutan
Jasa Dunia Usaha
Jasa Sosial Masyarakat
Lain-lain
0%
5%
10% 15% 20% 25%
22.24%
0.34%
7.21%
0.00%
3.97%
2.70%
1.42%
7.66%
2.52%
1.86%
Perbankan: Perkembangan Kredit Bank Umum
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis
Penggunaan
Share
kredit
konsumsi
masih
mendominasi (43%), sementara share
kredit produktif terbesar adalah kredit
modal kerja (38%), yang mengalami
kenaikan sebesar 2% dibanding
triwulan sebelumnya.
Secara
umum,
peningkatan
pertumbuhan kredit tersebut terutama
didorong
pertumbuhan
kredit
investasi.
Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi
3 (tiga) sektor yang mendapatkan share
penyaluran kredit terbesar adalah
sektor Lain-lain (45,3%), Perdagangan
(27,9%) dan industri pengolahan (8,2%).
3 (tiga) sektor yang mengalami
pertumbuhan
jika
dibandingkan
triwulan sebelumnya adalah sektor
perdagangan, industri pengolahan, dan
konstruksi.
2010
KOMPONEN
Kredit
* Pertanian
* Pertambangan
* Industri pengolahan
* Listrik,Gas dan Air
* Konstruksi
* Perdagangan
* Pengangkutan
* Jasa Dunia Usaha
* Jasa Sosial Masyarakat
* Lain-lain
Pertumbuhan (y.o.y)
Nominal (Rp Milyar)
1
2
3
1
2
3
17.85% 21.07% 21.39% 37,198.33 39,856.62 41,118.43
-47.92% -51.14% -58.09%
514.76
448.91
413.54
54.53% 53.13% 20.87%
263.57
260.05
263.85
-13.43% -3.44%
6.62% 2,923.09 3,278.87 3,369.76
500.67% 301.85% 146.90%
339.71
299.38
418.12
0.20%
7.20% 12.74% 1,936.33 2,326.65 2,534.60
7.91%
4.64% 16.88% 9,257.11 9,950.44 11,460.59
-18.54% 19.50% -3.46% 1,177.12 1,289.47 1,023.84
12.02% -13.77% -16.43% 1,938.01 1,547.83 1,540.78
380.48% 371.82% 280.89% 1,516.82 1,684.77 1,484.39
33.64% 39.56% 33.01% 17,331.82 18,770.25 18,608.97
Perkembangan Bank Umum Syariah dan BPR
Perkembangan Bank Umum Syariah
2010
KOMPONEN
Pertumbuhan (y.o.y)
I
II
III
23,85%
-7,71%
18,31%
-6,12% -51,40% -27,23%
24,61%
-1,28%
36,08%
30,95%
6,57%
20,23%
13,83%
9,26%
38,53%
1. DPK
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
2. Kredit
3. FDR (%)
4. NPLs Gross (%)
450
400
350
300
250
200
150
100
50
Aset
y.o.y
454.78
419.98
392.51397.64
317.45 96.7% 360.28
337.08
312.94 307.78
75.3%
273.40
80.4%
224.77
59.8%
36.9%
29.2% 26.2%
23.6%
15.1%
24.6%
23.3%
Rp Milyar
-
120%
2
3
Smb : LB-BPR/S
2008
*Sementara
4
1
2
3
2009
4
1
2
2010
3*
DPK
100% 350
80%
300
Kredit
Smb : LB-BPR/S
* Sementara
200%
180%
160%
140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
LDR
250
60% 200
40%
150
100
20% 50
0%
1
Per agustus 2010, total aset BPR/S
tumbuh menjadi Rp454,8 miliar,
yang bersumber dari peningkatan
pertumbuhan kredit.
Perkembangan aset BPR, DPK dan Kredit
BPR/s
0
Milyar Rp
500
Nominal (Rp Milyar)
I
II
III
884,34
769,62
1.019,43
79,86
77,34
106,09
377,88
336,94
451,82
426,60
355,34
461,52
1.484,16
1.536,03
1.969,97
167,8%
199,6%
193,2%
5,8%
4,9%
3,9%
Kinerja perbankan Syariah pada triwulan III2010 lebih baik jika dibandingkan dengan
triwulan II-2010. Tercermin dari peningkatan
pertumbuhan
DPK
dan
Pembiayaan
dibandingkan triwulan sebelumnya, serta NPF
gross turun menjadi 3,9%.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*
2007
2008
2009
2010
Sementara
DPK
dan
kredit/
pembiayaan
mengalami
perlambatan pertumbuhan.
Perlambatan DPK ini sehubungan
dengan banyaknya masyarakat
menarik uang berkaitan dengan
mempersiapkan keperluan pada
saat Ramadhan dan Hari raya Idul
Fitri
Perkembangan Sistem Pembayaran
Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (inflow) dan Keluar (outflow)
Inflow
Y.O.Y
2.00
1.50
1.00
Triliun Rp
0.50
-
1
2
3
4
1
2008
2
3
4
2009
1
2
140%
2.00
120%
1.80
Outflow
400%
100%
1.60
Y.O.Y
350%
80%
1.40
60%
1.20
40%
1.00
20%
0.80
0%
0.60
-20%
0.40
0%
-40%
0.20
-50%
-60%
-
-100%
Triliun Rp
2.50
3
2010
450%
300%
250%
200%
150%
100%
1
2
3
4
2008
1
2
3
4
1
2009
2009
1
Total Perputaran Kliring
- Nominal (miliar rupiah)
- Lembar (ribuan)
Rata-rata Harian Perputaran Kliring
- Nominal (miliar rupiah)
- Lembar (ribuan)
Nisbah Rata-rata Penolakan Cek/ BG Kosong
- Nominal (%)
- Lembar (%)
2
Nilai transaksi melalui tunai/non
tunai pada triwulan III-2010
menunjukkan
peningkatan,
sejalan dengan pertumbuhan
aktivitas perekonomian Sulsel
pada triwulan laporan.
50%
2
3
2010
Perkembangan Kliring
URAIAN
12
2010
3
4
1
2
3
6,543.4
242.2
6,894.5
258.4
7,362.1
262.3
7,460.4
263.6
7,239.1
253.5
7,328.3
259.8
7,934.5
261.6
110.9
4.1
111.2
4.2
120.7
4.3
118.4
4.2
118.7
4.2
118.2
4.2
130.1
4.3
1.7
1.8
2.0
1.6
1.7
1.8
2.2
1.7
1.7
1.8
2.1
1.9
2.3
2.2
Pada
triwulan
III-2010,
perkembangan aliran uang kartal
menunjukkan net outflow, yang
menunjukkan
meningkatnya
kebutuhan
uang
kartal
di
masyarakat untuk kebutuhan
transaksi
tunai
seiring
meningkatnya
pertumbuhan
konsumsi pada triwulan laporan.
PUK
Sumber : Bank Indonesia
Transaksi non tunai via Kliring mengalami peningkatan, terutama terkait dengan kegiatan di
bulan
Ramadhan/Idul
Fitri
(perdagangan)
dan
juga
kegiatan
MICE
(Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
Transaksi Non Tunai via RTGS
Transaksi RTGS- Outgoing
Transaksi RTGS- Incoming
30
25
Incoming
90%
16
Outgoing
100%
Y.O.Y
80%
14
Y.O.Y
80%
70%
20
5
2
3
2008
4
1
2
3
4
2009
1
2
20%
30%
6
20%
4
10%
2
-20%
0%
-
-40%
3
Triliun Rp
1
Kondisi ini diduga karena proses
pengadaan barang/jasa untuk kebutuhan
selama triwulan III-2010 telah dilakukan
pada triwulan sebelumnya.
40%
8
40%
10
Pertumbuhan total transaksi BI-RTGS
mengalami perlambatan dari 16,5% (yoy)
menjadi 9,8%, karena terjadi penurunan
transaksi perdagangan (outgoing).
60%
10
50%
15
Triliun Rp
12
60%
2010
13
0%
1
2
3
4
1
2008
2
3
4
2009
1
2
Peningkatan incoming BI-RTGS diduga
karena
pembayaran
proyek-proyek
pemerintah, serta kebutuhan untuk bulan
Ramadhan/Idul Fitri.
3
2010
Transaksi RTGS- Total transaksi
40
90%
35
Total
30
Y.O.Y
80%
70%
60%
25
50%
20
40%
15
30%
20%
10
10%
5
0%
-
-10%
1
2
3
2008
4
1
2
3
2009
4
1
2
2010
3
Perkembangan Ketenagakerjaan
Daya
serap
perkembangan
pertumbuhan
ekonomi Sulsel selama tahun 2010 terhadap
angkatan kerja semakin membaik, terutama
pada semester I-2010
14
Presentase Penduduk Usia 15 + Menurut KegiatanUtama
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada
Februari 2010 mengalami peningkatan. Pada
bulan Februari 2010, jumlah angkatan kerja
tercatat naik sebesar 1,9% dari 3,49 juta orang
pada Februari 2009 menjadi 3,56 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel
tercatat mengalami penurunan yaitu sebesar
0,76% yaitu dari 8,7% pada Februari 2009
menjadi 7,9% pada Februari 2010.
Periode Februari 2009 dan Februari 2010
komposisi tenaga kerja di sektor pertanian
makin mengecil, sementara komposisi tenaga
kerja di sektor non-pertanian bertambah besar,
terutama pada sektor jasa dan sektor industri.
Presentase Penduduk Usia 15 + yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Februari 2009
Angkutan
/Komuni
kasi
6.0%
Jasa
10.9%
Februari 2010
Lainnya
*)
2.1%
2.3%
12.4%
5.3%
Perdagan
gan
19.6%
49.4%
19.0%
Konstruk
si
5.5%
Pertania
n
50.7%
5.4%
6.1%
Industri
5.1%
Sumber : BPS
Perkembangan Kesejahteraan :
Jumlah Penduduk Miskin & NTP
15
13.33%
800
930.3
Sumber : BPS
102
3%
101
2%
100
1%
99
0%
98
-1%
97
-2%
1
2
3
2009
4
1
2
2010
3
134
132
130
128
126
124
122
120
118
116
114
112
Indeks Yang Diterima Petani
y.o.y
150.8
119.2
2008
2009
2010
14%
132
12%
130
10%
128
6%
4%
2
3
2009
4
1
2
2010
3
10.5%
Perkembangan Rata-rata
Indeks yang Dibayar Petani
8%
1
11.0%
152.8
Perkembangan Rata-rata
Indeks yang Diterima Petani
4%
NTP
y.o.y
12.0%
11.5%
200
0
103
12.5%
11.60%
400
Rata-rata pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP)
Sulsel tercatat tumbuh -0,62% (yoy), sementara
pada triwulan II-2010 sebesar 1,36%.
13.0%
12.31%
880.9
Di zona Sulampua, jumlah penduduk miskin di
Sulsel masih tercatat pada urutan ketiga
terendah setelah Sulut (9,1%) dan Malut (9,4%).
13.5%
794.3
1000
600
Perkembangan Rata-rata Nilai
Tukar Petani
Jml Pendd Miskin Desa
Jml Pendd Miskin Kota
% Total Pendd Miskin
1200
Jumlah penduduk miskin, per Maret 2010,
tercatat sebesar 913,4 ribu (11,6%), sementara
pada tahun 2009 tercatat sebesar 963,6 ribu
(10,1%).
16%
Indeks Yang Dibayar Petani
y.o.y
14%
12%
126
10%
124
8%
122
6%
120
4%
2%
118
2%
0%
116
0%
1
2
3
2009
4
1
2
2010
3
Perkembangan Keuangan Daerah
Kinerja keuangan Pemerintah
Propinsi
Sulsel
sampai
dengan
triwulan
III-2010
semakin
membaik
dibandingkan triwulan yang
sama tahun 2009.
Relisasi
anggaran
pendapatan daerah sampai
dengan
triwulan
III-2010
tercatat melebihi target 50%
dari total target pendapatan,
yaitu sebesar 78,06% atau
mencapai Rp1,9 triliun.
Realisasi anggaran belanja
daerah
sampai
dengan
triwulan III-2010 tercatat baru
62,48%.
NO.
1.
1.1.
1.2.
1.3.
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
- Pendapatan Pajak Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah
- Bagian Laba Hasil Daerah
- Lain-lain PAD yang Sah
PENDAPATAN TRANSFER
Dana Perimbangan
- Dana Bagi Hasil Pjk dan Bukan Pjk
- DAU
- DAK
Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya
Lain-lain Pendapatan yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN
2.
2.1.
2.2.
2.3.
BELANJA
BELANJA OPERASI
BELANJA MODAL
BELANJA TIDAK TERDUGA
JUMLAH BELANJA
2.4.
TRANSFER
SURPLUS / (DEFISIT)
Sumber : Pemprov Sulsel
Ket : Angka Sementara
16
s/d Semester III-2010
REALISASI % REALISASI
ANGGARAN
1,430.08
1,132.70
79.21%
79.54%
64.44%
85.64%
105.09%
76.44%
1,222.80
113.55
59.61
34.12
972.62
73.17
51.05
35.86
1,013.60
219.12
774.75
165.87
706.28
29.24
588.56
8.81
58.97
2,443.68
11.51
1,907.45
78.06%
1,662.02
274.10
15.00
1,951.12
1,115.63
102.34
1.15
1,219.11
67.12%
37.34%
7.63%
62.48%
554.39
326.71
58.93%
492.56
688.34
139.75%
75.70%
83.33%
30.13%
0.00%
Outlook Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2010
17
Pertumbuhan Sulawesi Selatan triwulan IV-2010 diperkirakan mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya.
Permintaan :
• Konsumsi, diperkirakan meningkat karena faktor musiman (Idul Adha, Natal, Tahun Baru dan
liburan anak sekolah) dan realisasi target anggaran pemerintah pada akhir tahun.
• Investasi, diperkirakan akan terjadi percepatan realisasi anggaran belanja modal Pemerintah.
• Ekspor diduga masih tumbuh sehubungan dengan kestabilan nilai tukar Rupiah,
membaiknya harga internasional, dan prospek kondisi perekonomian dunia yang membaik
akan mendorong pulihnya permintaan baja anti karat.
• Kinerja impor diperkirakan masih akan memberi tekanan, terutama impor barang modal
terutama untuk proyek-proyek pemerintah.
Penawaran
• Sektor Industri diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan. Sejalan dengan
percepatan realisasi proyek, maka tingkat kebutuhan semen akan meningkat.
• Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran & Angkutan-Komunikasi yang cenderung berjalan
seiringan, diperkirakan tumbuh lebih tinggi karena aktivitas liburan anak sekolah pada akhir
tahun, kegiatan MICE dan juga penyelenggaraan event daerah yang dilaksanakan sejak awal
triwulan IV-2010, seperti KTI (Kawasan Timur Indonesia) Expo, Anging Mamiri dan Celebes
Expo.
• Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan, diperkirakan masih tumbuh sehubungan
dengan optimisme kinerja perekonomian Sulsel cukup baik.
Outlook Inflasi Triwulan IV-2010
Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan cenderung akan
mengalami peningkatan yang relatif besar.
• Berasal dari kenaikan inflasi kelompok makanan jadi, bahan makanan, sandang dan
transport-komunikasi-jasa keuangan. Inflasi pada kelompok makanan jadi dan bahan
makanan diproyeksikan akan berasal dari komoditas beras, gula, telur, daging ayam dan
bumbu-bumbuan, dimana komoditas tersebut cenderung meningkat permintaannya pada
moment perayaan Hari Raya Keagamaan.
• Kondisi cuaca pada triwulan IV-2010 yang diperkirakan masih kurang kondusif, sehingga
dimungkinkan akan masih terdapat bencana alam yang dapat mengganggu distribusi dan
pasokan barang/jasa.
• Supply akan barang-barang kebutuhan konsumen yang banyak berasal dari Pulau Jawa
diproyeksikan akan mengalami gangguan pasokan sehubungan dengan dampak letusan
Gunung Merapi sejak akhir Oktober 2010.
Pada triwulan IV- 2010 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan lebih besar
daripada triwulan sebelumnya, yaitu pada kisaran 6,39% ± 0.5% (y.o.y).
18
Outlook Perbankan Triwulan IV-2010
19
Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan IV-2010 akan tumbuh lebih baik
jika dibandingkan triwulan III-2010.
• Kredit diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan sejalan dengan optimisme kan
prospek perkonomian Indonesia termasuk Sulawesi Selatan yang relatif akan lebih baik.
• Penempatan dana pihak ketiga (DPK) ke perbankan juga diduga akan relatif stabil dengan
sedikit kecenderungan menurun. Hal dimaksud dikarenakan proyeksi pengeluaran
masyarakat yang cukup signifikan terkait dengan penenuhan kebutuhan pada masa
perayaan Natal dan liburan anak sekolah.
• Dugaan peningkatan kredit yang disalurkan dan kecenderungan melambatnya DPK, maka
akan berdampak pada penigkatan Loan to Deposit Ratio (LDR).
• Sejalan dengan membaiknya kondisi stabilitas keuangan domestik, meningkatnya
pertumbuhan nasional dan regional maka diharapkan Non Performing Loan (NPL) akan
cenderung menurun.
20
Hasil Survei
21
1. Komoditas Beras dan Responnya terhadap Menguatnya Permintaan :
• Pada tahun 2010, produksi beras Sulsel diperkirakan turun menjadi 4,26 juta ton karena
pengaruh dari tingginya volume hujan yang terjadi di sejumlah daerah sejak Mei hingga
pertengahan Agustus.
• Untuk menggenjot produksi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel saat
ini mengoptimalkan 9.620 unit Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)
yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Sulsel.
2. Respon Sektor Industri Pengolahan terhadap Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) :
• Dampak kenaikan TDL sebesar 6-15 % dirasakan oleh 88% responden, yang mendorong
peningkatan biaya produksi sebesar 5.9%, terutama biaya bahan baku dan biaya listrik.
• Walaupun kenaikan biaya bahan baku hanya 7.2%, namun porsi biaya bahan baku mencakup
sekitar 48.3% dari total biaya produksi.
3. Kebutuhan Pokok dengan Inflasi yang Persisten Tinggi :
• Sulsel memiliki persistensi inflasi yang tinggi, dengan derajat persistensi 0,92 dari skala 0
hingga 1. Hal ini berarti, ketika terjadi suatu shock yang meningkatkan inflasi di Sulsel,
dibutuhkan waktu yang lama hingga inflasi kembali ke titik ekuilibriumnya.
• Beras, karena perilaku agen ekonomi dalam pembentukan harga. Ada dua faktor yang
berperan dalam hal tersebut, yaitu faktor penentuan HPP dan mekanisme perdagangan.
• Gula pasir, terutama karena ketergantungan Sulsel ke Pulau Jawa dalam pemenuhan
kebutuhan gula pasir dan keterbatasan produksi gula.
• Telur ayam, karena terdapat struktur pasar oligopoli di tingkat pedagang besar
mengakibatkan telur ayam memiliki persistensi inflasi yang tinggi.
Strategi Penukaran Uang Kecil Menghadapi Idul Fitri
Volume Penukaran Uang Kecil di KBI Makassar
2009
2010
Rp Miliar
2.5
22
KBI Makassar bekerjasama dengan
beberapa bank umum (BII, Bank
Mandiri, dan BSM) untuk membantu
melayani kebutuhan masyarakat yang
ingin melakukan penukaran pecahan
uang kecil.
2.0
IDUL FITRI
Pada Idul Fitri tahun 2010 ini, walaupun
jumlah uang yang ditukar meningkat
tajam, tidak terjadi antrian panjang di
Bank Indonesia.
1.5
1.0
0.5
-
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
Hari Kerja
1
2
3
4
5
Puncak penukaran juga berubah, yaitu
bergeser dari 3 hari kerja sebelum
lebaran di tahun 2009 menjadi 6 hari
kerja sebelum lebaran di tahun 2010.
Hal ini memperlihatkan ada perbaikan
dalam pelayanan penukaran uang kecil,
dimana kebutuhan penukaran uang
dapat terpenuhi dalam waktu yang
lebih
cepat
dibandingkan
tahun
sebelumnya.