manajemen kesehatan ternak

Download Report

Transcript manajemen kesehatan ternak

MANAJEMEN
KESEHATAN TERNAK
Dian Ratnawati
Wulan Cahya Pratiwi
DEFINISI/ARTI
Kesehatan hewan merupakan suatu status
kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang
menyusunnya dan cairan tubuh yang
dikandungnya secara fisiologis berfungsi
normal.
CIRI-CIRI SAPI YANG SEHAT






Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan
situasi disekitarnya.
Kondisi tubuhnya seimbang, tidak
sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan
teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi
punggung rata.
Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan
tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea mata.
Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan
pertumbuhannya rata.
Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan
tidak tersengal-sengal.
Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan
nada tetap
PENCEGAHAN dan PENGOBATAN
PENYAKIT
Pencegahan
 Sanitasi/Biosecurity/Kebersihan
 Karantina
 Vaksinasi (Imunisasi)
Pengobatan
 Disesuaikan dgn penyebab
Sanitasi/Biosecurity







Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan
menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan
hama lainnya.
Membatasi penularan penyakit melalui mobilitas pegawai.
Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk
kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan
penyakit.
Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena
penyakit menular.
Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan.
Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk
dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang.
Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera
diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.
Karantina
(Manajemen Kedatangan Ternak)
Hari 1







Kandang harus dalam keadaan bersih, kering, nyaman
dengan air minum yang cukup dan pakan yang jerami
yang bagus.
Cek ternak yang sakit dalam kandang.
Periksa dan beri pengobatan bila perlu tolak sesuai
dengan kontrak pembelian.
Beri pakan starter untuk pedet yang baru datang.
Pemberian nomor atau identitas ternak.
Pemberian obat cacing.
Vaksinasi ( IBR, BVD, PI 3, BRSV; Clostridium;
Haemophilus somnus; Pasteurela).
Sesudah Hari 1





Amati kondisi ternak 2 atau 3 kali sehari apabila ada
yang sakit segera beri pengobatan.
Lakukan pencatatan terhadap pengobatan awal,
ulangan dan pengaruh pengobatan.
Pemberian pakan konsentrat dengan kualitas yang
bagus akan cepat memperbaiki kondisi ternak yang
kurang sehat.
Pemberian vaksinasi booster setelah 14 hari sesuai
dengan petunjuk dokter hewan.
Pemberian konsentrat starter secara rutin untuk
pedet selama 28 hari.
Program Kesehatan Sapi Potong
BETINA





Tes darah terhadap Brucellosis
Pemberian Vitamin
Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) :
IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas
calon pedet; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg);
Hemophilus somnus ; Anaplasmosis.
Pemberian obat cacing
Kontrol terhadap parasit luar
PEJANTAN





Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat
reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma
Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas peternakan) :
IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Vibriosis;
Clostridium (Blackleg); Anaplasmosis.
Pemberian Vitamin
Pemberian obat cacing
Kontrol terhadap parasit luar
DARA
Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas
perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV;
Leptospirosis; Trichomonas calon pedet;
Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Hemophilus
somnus.
 Pemberian Vitamin
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar

PEDET
Umur 2-4 bulan
 Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Pasturella
hemolytica; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus.
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
 Kastrasi untuk pedet jantan setelah itu diberi implan
pertumbuhan.
Umur sapih (6-8 bulan)
 Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV ; Leptospirosis; Pasturella
hemolytica; Vibriosis, Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus;
Brucellosis.
 Pemberian Vitamin
 Pemberian obat cacing
 Kontrol terhadap parasit luar
Penyakit dan Penanganannya



Pencernaan
Kulit
Reproduksi
Gangguan Pencernaan
Rumen sarat/konstipasi
(Sembelit)



Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat
kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena
infeksi.
Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar,
hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses
mengeras, nafas cepat.
Terapi:
Purgativa (Magnesium sulfat).
Pakan diberi hijauan dan air minum
Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam
inggris
Bloat/Kembung
Penyebab: faktor pakan (tan. muda,
leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea
tinggi) & faktor hewan (kepekaan
hewan/genetik)
 Gejala: perut menggelembung, intake makan
& minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas
cepat & dangkal.
 Terapi: antibloat (dimeticone), minyak
goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.

Diare



Penyebab: Bakteri (salmonella,
clostridium, E coli), virus
(rota/corona, BVD, parvo
virus), Protozoa, Parasit.
Gejala: tinja banyak & encer,
anus kotor, dehidrasi,
kelemahan dan kematian.
Terapi: Disesuaikan dengan
penyebabnya
Penggantian cairan tubuh
Pemberian antibiotik
(bakteri/virus)
Pemberian vitamin (supportif)
Cacingan



Penyebab: cacing gilig, cacing
pita & cacing pipih.
Gejala: lemah, kurus, bulu
kusam, diare (campur darah),
kelemahan, pertumbuhan
lambat, kematian.
Terapi:
Pemberian obat cacing dan
ulangannya (Albendazole,
Piperazine).
Sanitasi & kebersihan (pakan,
minum, kandang &
lingkungannya).
Minimalisir siput
Gangguan Kulit
Cascado



Penyebab: cacing
Stephanofilaria sp
Gejala: kropeng di kulit
(biasanya di sudut mata),
abses (infeksi), sapi gelisah
(gatal), intake pakan & minum
turun
Terapi:
Salep asuntol
Ivermectin (injeksi/ salf),
gusanex
Pemberantasan lalat
(insektisida/ sanitasi &
kebersihan kandang)
Myasis/Borok



Penyebab: Chrysomya
bezziana
Gejala: luka dengan infestasi
belatung, jar. mengalami
kematian (nekrosis),
peradangan/abses di sekitar
luka.
Terapi:
Bersihkan luka dengan
antiseptik (PK)
Salf (vaselin, antibiotik,
gusanex)
Injeksi antibiotik sistemik.
Scabies/Acariasis/Kudis



Penyebab: Sarcoptes sp
Gejala: Lesi & keropeng di
kulit, gatal, kulit menebal,
bulu rontok & hewan gelisah
Terapi:
Ivermectin (Injeksi/2 mg &
salep)
Sanitasi & desinfeksi
kandang
Dimandikan dg sabun colek
Gangguan Reproduksi
Prolapsus Uteri/Dobolen



Penyebab: hewan selalu
dikandangkan, tingginya
estrogen, tekanan intra
abdominal saat berbaring &
genetik.
Gejala: Sapi gelisah, uterus
menggantung keluar, nafsu makan
& minum turun.
Terapi:
Ditempatkan di kandang
(kemiringan 5 –15 cm) lebih
tinggi di bagian belakang.
Uterus dibersihkan.
Reposisi ke dalam saluran
reproduksi.
Irigasi (pemasukan &
pengeluaran antiseptik (povidon
iodine).
Injeksi dengan antibiotika
spektrum luas.
Jahit vulva.
Distokia



Proses kelahiran sulit
dan lama (calon pedet
tidak dapat keluar)
Penyebab: genetik,
gizi, infeksi, traumatik
Penanganan:
Reposisi
Tarik paksa
Pemotongan janin
(Fetotomi)
Operasi Secar
Retensi Plasenta/Plasenta
Tertinggal

Penyebab: infeksi (uterus
lemah untuk berkontraksi),
pakan (kekurangan karotin,
vitamin A) dan kurangnya
exercise


Gejala: selaput calon pedet
tidak keluar (8 –12 jam)
setelah kelahiran, suhu
meningkat, nafsu makan &
minum turun,
Terapi:
Manual Enukleasi (irigasi
antiseptik).
Hormon
Pemberian preparat antibiotika
spektrum luas.
Keguguran/Keluron
Arti: Pengeluaran calon pedet sebelum akhir
masa kebuntingan dengan calon pedet belum
mampu untuk hidup.
 Penyebab: Infeksi (bakteri, virus, jamur) dan
Non infeksi (hormon, kimia/obat, nutrisi,fisik)
 Gejala: janin keluar sebelum waktunya, radang
saluran peranakan, infertilitas.
 Pengobatan disesuaikan dengan penyebab.
 Preventif dengan vaksinasi, sanitasi dan
biosecurity(pemeliharaan).

Brucellosis




Penyebab : Brucella abortus
Gejala yang nampak biasanya sapi bunting mengalami keguguran pada
6-9 bulan kebuntingan, plasenta tertinggal, radang pada saluran
peranakan, infertilitas.
Penularan: leleran alat kelamin,selaput lendir mata, IB semen
terinfeksi, makan dan minum yang tercemar.
Pencegahan dan Penanggulangan brucellosis diataranya dengan :
1. Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara
2. Vaksinasi strain 19 usia 3 – 7 bulan
3. Hewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji
4. Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit
5. Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi)
6. Sapi yang terinfeksi diisolasi/ dijual/ dipotong
7. Calon pedet dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian
dikubur
IBR-IPV




Penyebabnya : virus herpes
Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung
maupun tidak langsung.
Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk, yaitu :
Respiratorik bagian atas, Konjungtiva/mata,
Pencernaan janin , Meningoencepalitis, Vulvovagina,
Preputial, keguguran (kebuntingan 1-3 bln), rahim.
Pengendalian dan pengobatan: Pemberian antibiotik,
karantina hewan dan istirahat kelamin selama 3-4
minggu, vaksinasi kombinasi (IBR, IPV dan BVDMD).
BEF/Demam Tiga Hari



penyebab: virus BEF (Rhabdovirus)
Gejala: Panas tinggi >40°C, intake pakan & minum
menurun, sakit otot/ambruk, kepincangan,
hipersalivasi.
Terapi:
Tidak ada
Sembuh spontan, jika tidak terjadi komplikasi.
Minimalisasi vektor (nyamuk).
Air gerusan daun pepaya (diminumkan).
Vitamin (supportif)
SAMPLING DARAH

Restrain Sapi
• Pengambilan Sample Darah
• Labeling Sample Darah
• Penyimpanan Tabung Darah
• Pemutaran Darah (Sentrifuse)
• Pengemasan serum ke tabung Appendrove