6 Materi Penusuran Anak Berbakat

Download Report

Transcript 6 Materi Penusuran Anak Berbakat

Penelusuran Anak Berbakat
Bina Nusantara
HAKEKAT KEBERBAKATAN
Menurut teori Nature dan Nurture,
keberbakatan adalah suatu potensi
bawaan (genetik) yg memerlukan pengasuhan
yg sesuai dgn kebutuhan & personalitas yg
dimiliki setiap anak
Pada mulanya, ukuran anak berbakat
hanya dilihat dari tingkat kecerdasan (IQ)
saja (satu dimensi). Tapi kemudian diteliti
bahwa ternyata keberbakatan
seseorang harus ditinjau dari segi prestasi,
kreativitas, karakteristik pribadi/sosial
baik yang bersifat potensial maupun
Bina Nusantara
aktual/prestasi (dimensi ganda)
Menurut Lucito (dalam Cartwright, 1984), definisi dari keberbakatan adalah:
 Ex post facto, yang didasarkan atas penampilan prestasi yang luar biasa
dalam bidang tertentu
 Intelligence-test, yang didasarkan atas skor IQ setelah diukur oleh tes
kecerdasan
 Social, yang didasarkan atas kecakapan-kecakapan yang secara sosial dapat
disetujui (diterima)
 Precentage, yang didasarkan atas persyaratan masyarakat kan jumlah orang
berbakat yang dikehendaki untuk memainkan peran-peran khusus
 Creativity, yang didasarkan atas perilaku dan/atau unjuk kerja sebagaimana
diukur oleh pengukuran kreativitas
Bina Nusantara
Pandangan mutakhir, keberbakatan tidak semata-mata merujuk pada fungsi
otak, melainkan merujuk kepada totalitas dan keterpaduan dari perkembangan
seluruh fungsi otak.
Cattel (dalam Barbara Clark, 1998)
mengartikan intelligence is a composite or
combination of human traits, which includes a
capacity for insight into complex relationships,
all of the processes involved in abstract thinking,
‘adaptability in problem solving, and capacity to
acquire new capacity’
Bina Nusantara
Renzulli, anak berbakat
yaitu memiliki inteligensia
diatas rata-rata (IQ lebih
dari 130), kreativitas yg
tinggi serta motivasi dan
dan ketahanan kerja yg
tinggi pula
Mvnks, potensi itu
harus disertai dukungan
dari keluarga, sekolah
dan lingkungan
Disebut teori Triadik
Renzulli-Mvnks,
Bina Nusantara
KEBERBAKATAN
Komitmen
terhadap tugas
Kemampuan
diatas
rata-rata
Kreativitas
Bina Nusantara
CIRI – CIRI INTELEKTUAL BELAJAR
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik,
perbendaharaan kata luas, penalaran tajam
(berpikir logis-kritis, memahami hub sebab akibat),
daya konsentrasi baik(perhatian tidak mudah teralihkan),
menguasai banyak bahan tentang macam-macam
topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas,
pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus/peta/ensiklopedi, cepat
memecahkan soal, menemukan kekeliruan atau kesalahan,
cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia
lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal
Bina Nusantara
CIRI – CIRI KREATIVITAS
Dorongan ingin tahu besar, sering mengajukan
pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah, bebas dalam
menyatakan pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah
terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imaginasi kuat, keaslian
(orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dsb. Dapat bekerja
sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau
memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi), dalam pemecahan masalah
menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain
Bina Nusantara
CIRI – CIRI MOTIVASI
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dlm waktu lama & tidak
berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan, tak memerlukan
dorongan dari luar utk berprestasi, ingin mendalami bahan/pengetahuan yang
diberikan, selalu berusaha berprestasi baik, menunjukkan minat thd berbagai
macam ‘masalah orang dewasa’ (misalnya korupsi, keadilan, ekonomi, dsb),
cepat bosan thd tugas-tugas rutin dapat
mempertahankan pendapatnya (jika sesuatu sudah
diyakini, tidak mudah utk melepaskannya), mengejar
tujuan jangka panjang serta senang mencari dan
memecahkan soal-soal.
Bina Nusantara
Deteksi dini anak berbakat:
• Perkemb motoriknya lebih cepat dari anak biasa
(mis: 9 bulan sdh bisa jalan), cepat dlm memegang
sesuatu, membedakan bentuk dan warna
• Kemampuan membaca terkadang diperolehnya sendiri
dgn cara mengamati dan menghubungkan (mis:
memperhatikan lalu lintas, TV atau buku)
• Senang bereksplorasi atau menjajaki serta rasa ingin
tahu yg tinggi
• Memiliki cara pengamatan yg sangat tajam, bicaranya
serius dan tidak cepat puas dng jawaban yg diberikan
Bina Nusantara
PERKEMBANGAN FISIK ANAK BERBAKAT
 Ada kecenderungan bhw secara fisik anak berbakat lebih kuat, lebih besar &
lebih sehat dari anak normal.
 Masalah yg mungkin timbul adalah sangat rawan terhadap karakteristik
‘Cartesian Split’ antara pikiran dan keadaan; kekurangpaduan antara
‘mind and body’
 Sensitivitas intelektual yg cukup tinggi menyebabkan anak berbakat cenderung
menunjukkan karakteristik (sensasi) fisik seperti: menerima masukan (stimulus)
yg luar biasa dari lingkungan melalui kesadaran sensoris yg amat tinggi, kurang
toleran terhadap kesenjangan antara standar dan ketrampilan fisik
Bina Nusantara
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK BERBAKAT
 Hasil penelitian (Thompson, Berger, Berry, 1980; Kroch, 1969 dan
MacLEan, 1979) menunjukkan secara biologis ada perbedaan struktur otak
antara anak berbakat dgn anak normal.
 Menurut penelitian Hewit (dlm Yelon & Weinsterin, 1997) dan Kitano (1986)
ditemukan bhw secara intelektual menunjukkan kemampuan berpikir analitis,
integratif, dan evaluatif, berorientasi pemecahan masalah, kemampuan verbal yg
tinggi, serba ingin sempurna, punya cara lain dlm memahami & mengolah
informasi, fleksibilitas berpikir, motivasi tinggi utk berprestasi, berperilaku terarah
pada tujuan, kemampuan melahirkan gagasan dan pemecahan orisinal.
Bina Nusantara
 Apabila karakteristik ini tidak tersalurkan, maka akan ada kemungkinan timbul
masalah-masalah perkembangan berupa: kebosanan terhadap pelajaran reguler,
kesulitan hubungan sosial dlm kelompok seusia, dipandang sombong oleh kawan
sebayanya, sulit berkonformitas pada kelompok, frustasi karena harus menjadi
‘penunggu’ dan masalah-masalah yang berkaitan dgn penyesuaian diri
 Menurut Munandar (1982) dikatakan bahwa perspektif dan kecermatan
pengamatan anak berbakat acapkali menimbulkan kebimbangan diri, sehingga
seringkali mereka tidak mampu bekerja rapi dan teratur serta menunjukkan
kecerobohan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah
Bina Nusantara
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK BERBAKAT
 Cenderung menunjukkan kekukuhan dlm pendirian, yg bearti adanya
kepercayaan diri yg kuat dlm upaya mencapai hasil, peka terhadap keadaan
sekitar dan senang terhadap hal-hal baru.
 Tapi terkadang terdapat pula kecenderungan negatif seperti mudah tersinggung,
sikap egois dan kesulitan dalam penyesuaian diri
 Seringkali mereka memiliki harapan yg tinggi thd dirinya maupun orang lain tapi
tidak disertai dgn kesadaran diri, sehingga membawa mereka menjadi frustasi
thd dirinya, orang lain dan sulit menyesuaikan diri (rawan thd kritik org lain,
kebutuhan utk diakui, sinis, memiliki nilai-nilai yg mungkin bertentangan dgn
norma umum, tidak toleransi, menarik dan mengisolasi diri serta tujuan-tujuan
yg tidak realistik
Bina Nusantara
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BERBAKAT
Clark (1988), menyimpulkan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak
Berbakat sebagai berikut :
• Merasa lebih puas dan senang akan dirinya
• Cenderung lebih mandiri & kurang konformitas thd teman sebaya, lebih dominan,
lebih mampu mengendalikan lingkungan & lebih kompetitif
• Menunjukkan kecakapan dlm kepemimpinan & terlibat dlm kegiatan sosial.
Rasa kepedulian thd masalah-masalah
umum dan kesejahteraan orang lain
tumbuh lebih awal daripada teman sebaya
Bina Nusantara
• Lebih cenderung memilih teman yg memiliki kesebayaan usia intelektual daripada
secara kronologis berada dlm usia yg sama. Jadi mereka cenderung berteman dgn
anak yang usianya lebih tua, tidak senang bermain dgn kawan sebaya apalagi dgn
anak yg usianya lebih muda
• Menunjukkan penyesuaian emosional yg lebih baik dari teman sebaya, tapi sangat
tergantung dgn latar belakang sosial ekonomi daripada kecerdasan anak
Bina Nusantara
Identifikasi Anak Berbakat:
1. Tes Inteligensi, dapat berupa tes inteligensi kelompok atau tes inteligensi
perorangan (mis: WISC; dapat terdiri hanya satu jenis tugas (mis: SPM)
atau sejumlah subtes yang masing-masing mengukur
aspek inteligensi yg berbeda
2. Tes Kreativitas, dapat bersifat verbal (jika tugas yg dituntut diungkapkan
dlm kata-kata) atau yg bersifat figural (jika tugas yg dituntut
diungkapkan dlm bentuk gambar)
Bina Nusantara
3. Tes prestasi belajar, dapat dinilai dari angka rapor atau dari tes prestasi
belajar baku
4. Studi kasus. Perilaku-perilaku nonakademik juga dpt dijadikan indikator
dari keberbakatan seseorang. Dengan mengobservasi, dokumentasi &
mencari berbagai informasi dari orangtua, guru, teman sebaya atau pihak
lain yg mengenal anak secara mendalam
Bina Nusantara