Transcript bioologi 15

PERKEMBANGAN SIKLUS
KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh :
dr. Rini Rahmawati kadir, M.kes, CWCCA
Tujuan pembelajaran:
Memahami proses konsepsi
memahami perkembangan masa bayi dan prapubertas
memahami perkembangan masa pubertas
memahami perkembangan pada masa reproduksi
memahami masa klimakterium dan senium
P
E
R
I
O
D
E
K
E
H
I
D
U
P
A
N
A. Masa konsepsi
B. Masa bayi dan prapubertas
C. Masa pubertas
D. Masa reproduksi
E. Masa klimakterium dan senium
MASA KONSEPSI
• Masa konsepsi ialah, suatu peristiwa
penyatuan antara sel mani dengan
sel telur didalam tuba falopi.
• Hanya satu sperma yang mengalami
proses kapasitasi yang dapat
melintasi zona pelusida dan masuk
ke vitelus ovum.
• Setelah itu, zona pelusida mengalami
perubahan sehingga tidak dapat
dilalui oleh sperma.
Kriteria pada masa konsepsi
Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria
berikut di penuhi :
• Senggama harus terjadi pada bagian siklus
reproduksi wanita yang tepat.
• Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang
sehat pada saat ovulasi.
• Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup
normal dan sehat selama ejakulasi.
• Tidak ada barier atau hambatan yang
mencegah sperma mencapai penetrasi dan
akhirnya membuahi ovum.
• Konsepsi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan
seksual berlangsung tepat sebelum ovulasi.
• Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia
wanita dan idealnya harus berada didalam tuba falopii saat ovulasi
terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam.
• Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan
dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks
memendek, melunak dan sedikit berdilatasi.
• Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender
serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak . Lendir tersebut
juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit.
Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan
jumlahnya menurun. Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan
wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang
meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24
jam ovulasi. Koitus ( hubungan seksual ) selama 24 jam sebelum
ovulasi akan menyediakan spermatozoa pada tuba falopi yang siap
menerima kedatangan ovum. Dengan demikian penting bagi
wanita mencoba untuk mengerti bahwa ia mengetahui perkiraan
hari ovulasinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pada masa
konsepsi
1. Infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur,
ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur
lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh
karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan
oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi
masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran
reproduksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita pada masa
konsepsi
2. Masalah ovulasi
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar
hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin
dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar
tyroid ). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara
hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan
yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada
fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang
meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin
dapat juga menggangu siklus normal.
IMPLANTASI DAN PERKEMBANGAN PLASENTA
• Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada
tempatnya tertanam.
• Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan
maupun dinding belakang.
• Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah
tertentu terdiri dari 3-4 sel.
• Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam
pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
• Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan
memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
• Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari
ke 9-10.
• Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio
(korion).
• Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung
amnion.
• Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk
membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
• Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang
tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim
dan membentuk percabangan seperti susunan
pohon.
• Susunan ini menyebabkan penambahan luas
daerah kontak antara ibu dan plasenta,
sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang
sampai ke janin dan limbah lebih banyak
dibuang dari janin ke ibu.
• Pembentukan plasenta yang sempurna
biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan
dan pada saat persalinan beratnya mencapai
500 gram.
• Proses pembentukan janin atau bayi pada manusia
diawali dengan proses senggama (koitus) antara pria
dan wanita.
• Pada waktu berhubungan seksual seorang pria
dapat mengeluarkan 300-400 juta sel sperma.
• Namun dari sekian banyak sel sperma, hanya satu
sel sperma yang dapat membuahi sel telur.
• Sel telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot dan
menempel pada dinding rahim.
• Setelah beberapa jam, zigot akan mengalami
beberapa fase
PERKEMBANGAN EMBRIO
Setelah beberapa jam, zigot akan mengalami
beberapa fase berikut ini.
1. Fase morulla. Dalam fase ini zigot
membelah secara mitosis berturut-turut
sehingga menjadi 2-4-8-16 dan akhirnya
32 buah sel.
2. Fase blastulla. Pada fase blastulla
ditandainya dengan terjadinya
pembentukan rongga tubuh dan
jaringannya.
3. Fase gastrulla. Pada fase ini terjadi
pembentukan 3 lapisan pada dinding
rahim, yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm.
Masa nifas (puerperium) adalah
masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil
dengan waktu kurang lebih 6
minggu.
MASA NIFAS
• Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
• Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
• Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari,
dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (disertai tanda-tanda
kelahiran).
• Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti atau tetap
keluar darah, maka perhatikan bila keluarnya di saat ada (kebiasaan) haid,
maka itu darah haid.
• Akan tetapi jika darah keluar terus dan tidak pada masa-masa („adah) haidnya
dan darah itu terus dan tidak berhenti mengalir, perlu diperiksakan ke bidan
atau dokter.
MASA NIFAS
Puerperium dapat dibagi menjadi :
1. Periode pasca persalinan : 24 jam
pasca persalinan.
2. Periode puerperium dini : minggu
pertama pasca persalinan.
3. Periode puerperium lanjut :
sampai 6 minggu pasca persalinan.
secara umum keluarnya darah nifas dapat terjadi dalam 4 tahap, yakni:
1. Lokia lubra (merah) Seminggu pertama masa nifas darah yang keluar biasanya berupa darah
segar berwarna merah bersamaan dengan jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Lokia lubra
mengandung banyak kuman.
2. Lokia sanguelenta Satu sampai dua minggu berikutnya darah yang keluar berwarna merah
dan berlendir yang disebut lokia sanguelenta.
3. Lokia serosa Dua minggu berikutnya, cairan yang keluar berwarna kekuningan.
Kandungannya sekarang berupa jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya
4. Lokia alba Selanjutnya cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening. Ini normal
dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan. Keempat tahapan tersebut memakan
waktu berkisar 6 minggu. Kecuali bila terjadi infeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa
nifas :
1
M
O
B
I
L
I
S
A
S
i
• Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih
bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup
beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama
post partum untuk memcegah perdarahan post partum.
• Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.
• Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat
jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang.
• Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya
komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa
nifas :
2
Di
et
/
M
a
k
a
n
a
n
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi
dan cukup kalori, yang mengandung cukup
protein, banyak cairan, serta banyak buahbuahan dan sayuran karena si ibu ini
mengalami hemokosentrasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa
nifas :
3
B
A
K
• Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri.
Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada
persalinan m.sphicter vesica et urethare
mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi musc. sphincter ani.
• Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih
yang terjadi selama persalinan.
• Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit
kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal
ini dapat mengundang terjadinya infeksi.
• Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis,
pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada
tempatnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa
nifas :
4
B
A
B
• Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4
hari post partum.
• Bila ada obstipasi dan timbul berak yang
keras, dapat kita lakukan pemberian obat
pencahar (laxantia) peroral atau
parenterala, atau dilakukan klisma bila
masih belum berakhir.
• Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di
rektum, dan menimbulkan demam.
Perubahan–Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas
Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamilan
Perubahan pada sistem kardiovaskular