PMTS Paripurna 2013

Download Report

Transcript PMTS Paripurna 2013

Program
Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual
(PMTS) Paripurna
• MDG 6: Mengendalikan penyebaran dan mulai
menurunkan kasus baru Tuberkulosis
Target yang
telah
tercapai
• MDG 1: Menurunkan prevalensi balita dengan berat badan
rendah / kekurangan gizi
• MDG 4: Menurunkan Angka kematian bayi & balita
• MDG 6: Mengendalikan penyebaran dan mulai
menurunkan kasus baru malaria
Target yang
diperkirakan
akan dicapai
• MDG 5 : Menurunkan angka kematian ibu melahirkan
• MDG 6 : Mengendalikan dan mulai menurunkan jumlah
infeksi baru HIV
Target yang
menjadi
perhatian
khusus
2

Pelanggan adalah subyek
yang berhasrat (desiring
man) mendapatkan
petualang seksualnya
dengan bebas ,
menentukan sikap dan
tindakan terhadap
kenikmatan (pleasures )
kepada Pekerja Seks.

Menjadi Pekerja Seks
adalah pilihan untuk
mempertahankan hidup,
membantu keluarga,
membiayai sekolah anak
dan makan sehari-hari.
Persoalan ekonomi bisa
mengabaikan risiko
kesehatan.
Tidak diketahui
Lain-lain
Ibu rumah tangga
Tenaga non profesional (karyawan)
Wiraswasta/usaha sendiri
Buruh kasar
Petani/peternak/nelayan
Penjaja sex
Narapidana
Pegawai Negeri Sipil
Supir
Anak sekolah/mahasiswa
Tenaga profesional non medis
Anggota ABRI/POLRI
Pelaut
Seniman/artis/aktor/pengrajin
Tenaga profesional medis
Turis
Pramugara/i/pilot
Manajer/eksekutif
514
516
561
589
435
202
138
128
50
128
80
77
43
33
12
4
21
1
1
8
0
100
200
300
400
500
600
700
4
6
REKAPITULASI KASUS INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
PROVINSI SULAWESI UTARA
JENIS
TAHUN
PENYAKIT
IMS
GO / Non GO/
2009
2010
2011
2012
180
332
1213
196
0
2
15
4
Servisitis
Sifilis
1400
1158
1200
PENDERITA HIV
PENDERITA AIDS
1000
TOTAL PEND
800
731
600
500
427
400
344
287
213
200
105
4 16 20
0
239
16 20 36
3 11 14
21 11 32
151
102
49
12 31
43
1 4 5
3 10 13
TDK DIKET
SERABUTAN
NAPI
SATPAM
PENDERITA HIV
PENDERITA AIDS
TKW
CPNS
BURUH/TUKANG
MAHASISWA
SWASTA/WIRASWASTA
PSK
PELAUT
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Jumlah Penduduk Sulawesi Utara: 2,3 juta ?
3.790
2.100
Pengguna
Narkoba Suntik
39.210 Pria
Pembeli Sex
Wanita
penjula sex
19.000
(2-20% dari Pria Dewasa)
7.990
Permpuan menikah
dg pria
pmbeli sex
Laki2 seks dngn
laki2
Anak-anak
Laki-laki
Perempuan
Commission on AIDS in Asia – Projections and Implications 12
NO
DISTRIBUSI PENDERITA HIV-AIDS PROV. SULUT
TAHUN 1997 s/d JUNI 2012
Kab/Kota
HIV
AIDS
Jumlah
1
Kota Manado
138
294
432
2
Kota Bitung
150
98
248
3
Kota Tomohon
19
46
65
4
Kota Kotamobagu
3
9
12
5
Kab. Bolmong
6
11
17
6
Kab. Bolmut
0
2
2
7
Kab. Bolsel
0
0
0
8
Kab. Boltim
0
0
0
9
Kab. Minahasa
25
77
102
10
Kab. Minut
24
76
100
11
Kab. Minsel
15
38
53
12
Kab. Mitra
0
4
4
13
Kab. Sangihe
3
7
10
14
Kab. Sitaro
0
3
3
15
Kab. Talaud
1
2
3
Tidak diketahui
10
10
20
TOTAL
394
677
1071
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Periode
Jendela
3 - 6 BULAN
HIV +
3 - 10 TAHUN
AIDS
1 - 2 TAHUN
BITUNG
MINAHASA
KOTA
MANAD
O
BOLMONG
PAPUA
MALUKU
SULUT
MAKASSA
R / BALI
SWASTA
PSK6
2
PSK7
ISTERI
SOPIR
OJEK1
ABK1
Buruh 1
PSK5
ABK3
SUAMI
PSK 1
PNS2
PNS1
Buruh
2
PSK4
PSK
8
SWAST
A1
ABK 2
PSK 2
Buruh
3
Pacar
isteri
PSK
3
OJEK2
180
200
160
180
160
140
140
120
120
100
161
80
184
100
80
60
40
60
89
40
20
66
20
0
0
Ya
Tidak
MenawarkanSeries1
Kondom
Ya
Tidak
Menggunakan
Series1 Kondom
180
160
140
120
100
172
80
60
40
53
48
20
9
0
Tdk mau krna
tdk enak
Memaksa tdk
pakai
Beri uang lbh
banyak
4
Mengancam
Batal
Pas.sex adlh
pasangan
tetap
200
180
160
140
120
187
100
80
60
40
20
10
30
23
0
Sangat sulit
Sulit
Mudah
Sangat
mudah
23
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010,
Pencapaian Tujuan MDGs
Untuk memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan maka Presiden
RI mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan. Salah satu instruksinya adalah Pencapaian Tujuan
MDGs. Pada kegiatan yang berkaitan dengan HIV dan AIDS pemerintah merencakan
kegiatan sebagai berikut:
Tindakan: Pengendalian Penyakit HIV dan AIDS
Keluaran:
1) Jumlah Orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan
testing HIV, TARGET 300.000 orang tahun 2010 dan 400.000 orang tahun 2011
2) Presentase ODHA yang menerima ARV, TARGET 70% tahun 2010 dan 75% tahun
2011
3) Presentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV
sesuai pedoman, TARGET 50% tahun 2010 dan 60% tahun 2011
4) Penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks berisiko tinggi
Tiga skenario:
1.
2.
Tanpa peningkatan program
Dengan program 2006-2010

3.
Cakupan meningkat, ttp efektifitas
terbatas
SRAN 2010-2014

Cakupan terhadap populasi kunci
minimal 80%, dengan program yang
efektif secara berkelanjutan
25
(Prev.= 1,00%)
(Prev.= 0,49%)
(Prev.= 0,43%)
(Prev.= 0,34%)
26
#Infeksi
100,000
Baru HIV
90,000
Tahunan
97,508
WPS
80,000
LSL
70,000
Penasun
60,000
50,000
Pelanggan
40,000
30,000
20,000
10,000
0
1994
1999
2004
2009
2014
2019
2020
20242025
Pasangan
Intim
Lo-Risk
Men
Rapat Pleno Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
13 Januari 2010, Kantor Kemenkokesra, Jalan Medan Merdeka Barat No. 3 Jakarta Pusat
Hasil: Disepakati SRAN
Penanggulangan HIV dan
AIDS 2010-2014, yang
disusun mengacu ke
RPJMN 2010-2014
Rapat dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Dr. H. Agung Laksono, dihadiri oleh
Menteri Kesehatan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Menteri Sosial, Ketua
BKKBN, dan perwakilan dari Depbudpar, Setkab, Depkeu,
Depdagri, Mabes TNI, Dephan, Mabes POLRI, Kesra,
Bappenas, Kadin, Kementrian Ristek, BPPT, Dephub,
BNN, Depkumham, BKKBN, Depkes, Kemenpora,
Kemeneg PP, Depnakertrans, Depag, Depsos, Depdiknas,
PMI Pusat, Spiritia, IAKMI, IDI, IBCA, IPPI, JOTHI, GWL –
INA dan OPSI
(Permenkokesra 8/2010)
28
1. Mencegah penularan HIV
2. Meningkatkan mutu hidup
ODHA
3. Mengurangi dampak sosial
ekonomi epidemi AIDS
4. Meningkatkan lingkungan
kondusif
 Individu produktif & berperan
aktif dlm PEMBANGUNAN
Permenkokesra No.8 / Tahun 2010
No
INDIKATOR
1
Prevalensi HIV
2
Persentase penduduk 15-24
tahun yang mempunyai
pengetahuan komprehensif
tentang HIV
3
Persentase penggunaan
kondom pada hubungan seks
berisiko tinggi
4
Persentase odha yang
mendapatkan ART
TARGE TARGET
T 2014
2012
CAPAIAN
< 0,5%
0,3%
(Pemodelan
matematika )
95%
85%
20,6%
(rapid survei
2011)
65%
45%
35%
(STBP 2011)
80%
73,6%
(27.175 odha
sd Juni 2012)
<0,5%
90%

Intensifikasi pencegahan melalui intervensi
struktural dengan fokus pada Lelaki Berisiko
Tinggi/LBT:



Di Tempat Kerja: Peran sektor swasta, peran aktif
pimpinan perusahaan dan personalia. Terintegrasi dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja).
Di Lokasi Transaksi Seks Berisiko (Hotspot): Program
Pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual
(PMTS) berupa komitmen stakeholder lokal untuk
pemberdayaan pekerja seks, promosi penggunaan
kondom dan pemeriksaan IMS. Hal ini melibatkan
pemberdayaan komunitas dan masyarakat.
Penguatan sistem, perluasan dan mutu layanan
kesehatan yang berkesinambungan
31
1.
2.
Meningkatnya akses dan cakupan upaya
promosi, pencegahan, pengobatan HIV & IMS
serta
rehabilitasi
berkualitas,
serta
memperluas layanan hingga tingkat Fasyankes
Primer dan berfokus pada Populasi Kunci.
Meningkatnya pengetahuan dan tanggung
jawab dengan memperkuat koordinasi antar
pelaksana layanan HIV & IMS melalui
peningkatan
partisipasi
komunitas
dan
masyarakat madani
Kerangka Kerja Layanan Komprehensif
Berkesinambungan
KOMISICOMMUNITY
PENANGGULANGAN
ORGANIZER
AIDS (KPA)
Fasyankes
Primer
PUSKESMAS
Fasyankes
Sekunder
RS Kab/Kota
KADER
Masyarakat
PBM:
Fasyankes
Tersier
RS Provinsi
LSM, Ormas,
Orsos, Relawan
Kelompok
Dukungan
PBR:
Keluarga ODHA
COMMUNITY
ORGANIZER
Community
Organizer
Seluruh Pop. Kunci di Kab/Kota
• PE Pekerja Seks
• PE LBT
• PE GWL
• PE ODHA
• PE Penasun
IMS,
LJASS,
VCT,
CST
PE = Pendidik Sebaya. Sebaya dalam
aspek tempat, waktu, dan aktivitas
Kondom
satu paket
dg obat IMS
Mencegah IMS dan HIV-AIDS
(Penggunaan Kondom yang Konsisten)
- Mengobati IMS
-
- Perubahan Perilaku
Pendekatan:
KOMPONEN
1
• Peningkatan Peran Positif Pemangku
Kepentingan  lingkungan kondusif
KOMPONEN
2
• Komunikasi Perubahan Perilaku &
Pemberdayaan Populasi Kunci
KOMPONEN
3
• Manajemen Pasokan Kondom & Pelicin
KOMPONEN
4
• Penatalaksanaan IMS
TUJUAN :
menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk perubahan perilaku
berisiko pada individu dan
kelompok dengan melakukan
transformasi tatanan sosial
Pemberdayaan PS dan Pelanggan PS untuk:
 Perilaku seksual yang tidak berisiko
tertular IMS termasuk HIV (perilaku hidup
sehat)
 Perilaku mencari pengobatan yang tepat
Perubahan perilaku seluruh pemain yang
ada di lokasi untuk mendukung
tercapainya perilaku hidup sehat yang
berkesinambungan
TUJUAN :
Menjamin agar kondom dan
pelicin selalu tersedia dan
terjangkau dalam jumlah cukup
di lokasi
RUANG LINGKUP :
1. Persiapan & penggalian
kebutuhan
2. Pengadaan & pemasokan
3. Penyimpanan
4. Pendistribusian
5. Mekanisme promosi ke PS,
pelanggan PS, dan pemangku
kepentingan lokal
1.
Pengobatan IMS rutin berdasarkan gejala dan
pemeriksaan laboratorium sederhana
2.
Pengobatan Presumtif Berkala (PPB)

Sasaran: seluruh PS (terjadwal) & PS baru (setiap
waktu) – total coverage

Tidak melihat ada penyakit atau tidak, ada keluhan
maupun tidak
PPB / Pengob IMS SELALU harus
dg konseling penggunaan KONDOM
Penentu Kebijakan Tingkat Lokal
(Pekerja Seks, Mucikari, Pemilik wisma/bar, Pokja,
RT/RW, dsb)
Petugas
Penjangkau/Pendi
dik Sebaya
Warga sekitar lokasi
Populasi Risti
Pengelola Outlet Kondom
PS yang Berdaya
Puskesmas/klinik IMS
Pihak berkepentingan lain (ct: preman, tk. parkir, dsb)
TUJUAN
Program ditempat
kerja
• Integrasi dalam K3
• Pengembangan
rekreasi “sehat”
Program di lokasi
berisiko
• Implementasi
seluruh komponen
PMTS
Di dukung
Lingk
Kondusif
Basic Program
• Penguatan para
pemangku kepentingan
• Komunikasi dan
perubahan perilaku
• Peningkatan akses
sarana pencegahan
• Peningkatan akses
sarana pengobatan yang
“bersahabat”
• Penguatan sistem
monitoring dan evaluasi
berkelanjutan
↓Resiko
↓
Penularan
↑
Produkti
vitas
Kebijakan Nasional, Kebijakan spesifikK/L,
Kebijakan spesifik perusahaan, Kebijakan di lokasi, CSR,
sistem distribusi logistik
43





 ketahanan agama & ketahanan keluarga
 upaya pencegahan/ penghapusan stigma &
diskriminasi thd Odha & keluarganya
 pendidikan & pemberdayaan remaja dan
generasi muda – MAMPU mengatakan: “TIDAK”
pada seks bebas dan narkoba
 Penjangkauan di tempat kerja: fokus lelaki !!
 Perlindungan & pemberdayaan perempuan &
remaja puteri






Jangkauan + efektifitas untuk universal access masih
belum memadai.
Keterlibatan stakeholder Pariwisata (Pemerintah dan
Swasta belum optimal)
Terdapat kesenjangan sumber daya (keuangan dan
manusia) untuk memenuhi kebutuhan program
Sistem layanan kesehatan dan komunitas masih lemah.
Masih perlu peningkatan tata kelola pemerintahan untuk
koordinasi antar sektor, harmonisasi kebijakan,
manajemen, penyediaan informasi strategik monitoring
dan evaluasi serta implementasi program.
Masih perlu lingkungan kondusif utk mengurangi
stigma,diskriminasi, ketidaksetaraan gender dan HAM.



Epidemi HIV dan AIDS sudah pada tahap
mengkhawatirkan
Inpres 3/2010: percepatan pencapaian MDG Goal
6 Penggunaan KONDOM pada seks berisiko
harus 
Pendekatan komprehensif/ struktural: PMTS
Paripurna
 PMTS-Umum,
fokus = Lingk. Kondusif di Hotspot
Pekerja Seks (P, W, L)
PMTS-LBT, fokus = 4M (Lelaki Risiko Tinggi)
PMTS-LSL, fokus = GWL
Ingat !!!
Bila kita bukan bagian dari
SOLUSI …
…Berarti…
…Kita adalah bagian dari
MASALAH
TERIMA KASIH