ppt - SAP Universitas Tarumanagara

Download Report

Transcript ppt - SAP Universitas Tarumanagara

SEJARAH DAN PENTINGNYA
ENTREPRENEURSHIP
Sejarah
• Abad 11 SM, Phoenicia Kuno, arus
perdagangan dari Syria sampai Spanyol
• Abad 18 Ekonom Perancis Richard
Cantillon, mengaitkan entrepreneur dengan
aktivitas menanggung risiko.
• Th 1800, Ekonom JB Say, entrepreneur adalah
orang yang memindahkan sumber daya
ekonomi dari area yang produktivitasnya
rendah ke area yang produktivitasnya tinggi.
Arti Entrepreneur
• Kata “entrepreneur” berasal dari bahasa
Perancis: “entre” berarti antara dan “prendre”
berarti mengambil.
• Orang yang berani mengambil risiko dan
memulai sesuatu yang baru.
• Inovasi
Definisi Entrepreneurship
• Bird (1989): penciptaan nilai melalui
penciptaan organisasi.
• Stevenson, Robert, dan Grousbeck (1994)
memandang entrepreneurship sebagai suatu
pendekatan manajemen dan
mendefinisikannya sebagai “pengejaran
peluang tanpa memperhatikan sumber daya
yang dikendalikan saat ini”.
• Schraam (2006) mendefinisikan
entrepreneurship sebagai proses seseorang
atau sekelompok orang memikul risiko
ekonomi untuk menciptakan organisasi baru
yang akan mengeksploitasi teknologi baru
atau proses inovatif yang menghasilkan nilai
untuk orang lain.
• Baringer & Ireland (2008) mendefinisikan
entrepreneurship sebagai proses seorang
individu mengejar peluang tanpa
memperhatikan sumberdaya yang dimiliki saat
ini.
• Peter dan Shepherd (2008) memberikan
definisi entrepreneurship sebagai “proses
penciptaan kekayaan incremental”.
• Hisrich et al (2008) memberikan definisi yang
telah mengakomodir semua tipe perilaku
entrepreneurship sebagai “proses
menciptakan sesuatu yang baru, yang bernilai,
dengan memanfaatkan usaha dan waktu yang
diperlukan, dengan memperhatikan risiko
sosial, fisik, dan keuangan, dan menerima
imbalan dalam bentuk uang dan kepuasan
personal serta independensi”.
• Jadi secara singkat pada dasarnya
entrepreneurship adalah suatu proses yang
inovatif yang menghasilkan sesuatu yang baru.
Siapakah Entrepreneur?
• Schumpeter (1934) menyatakan bahwa
entrepreneur adalah seseorang yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru.
Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi
peluang bisnis, memperoleh sumber daya
yang diperlukan untuk mengambil keunggulan
darinya dan berinisiatif mengambil tindakan
yang tepat untuk menjamin sukses.
Siapakah Entrepreneur?
• Zimmerer et al (2008) menggambarkan
entrepreneur sebagai seseorang yang
menciptakan usaha baru dengan menghadapi
ketidakpastian dan risiko dengan maksud
untuk mencapai keuntungan dan
pertumbuhan usaha melaui pengidentifikasian
peluang yang signifikan dan penggunaan
sumber daya yang diperlukan.
Siapakah Entrepreneur?
• Federick et al (2006) memandang
entrepreneur sebagai agen perubahan yang
melakukan pencarian secara sengaja,
perencanaan yang hati-hati, dan
pertimbangan yang seksama ketika melakukan
proses entrepreneurial.
Siapakah Entrepreneur?
• Jadi entrepreneur adalah seseorang yang
berani mengambil risiko, mampu mencium
adanya peluang bisnis, mampu
mendayagunakan sumber daya secara efektif
dan efisien untuk memperoleh profit.
Sejarah Pendidikan Entrepreneurship
• Studi yang dilakukan Katz (2003)
memperlihatkan bahwa mata kuliah
entrepreneurship pertama diberikan di
Harvard Business School pada 1947.
Sejarah Pendidikan Entrepreneurship
• Setelah itu beberapa universitas besar di sana
juga memberikan mata kuliah yang sama pada
tahun 1950-an, misalnya New York University
menawarkan mata kuliah Entrepreneurship
and Innovation, University of Illinois
menyelenggarakan mata kuliah Small Business
or Entrepreneurship Development dan
Stanford University memberikan mata kuliah
Small Business Management.
Sejarah Pendidikan Entrepreneurship
• Pada tahun 1975 telah lebih dari seratus
perguruan tinggi di Amerika Serikat yang
menawarkan mata kuliah enrepreneurship.
Sejarah Pendidikan Entrepreneurship
• Saat ini telah lebih dari 2000 perguruan tinggi
di Amerika Serikat menawarkan mata kuliah
entrepreneurship.
• Adapun konsentrasi/peminatan
entrepreneurship di sekolah bisnis dimulai
pertama kali pada 1968 di Babson College
yang kemudian diikuti oleh University of
Southern California pada tahun 1972.
Sejarah Pendidikan Entrepreneurship
• Saat ini berbagai universitas besar di Amerika
Serikat umumnya memiliki program
studi/konsentrasi entrepreneurship.
• Di Indonesia, pendidikan entrepreneurship
mulai bermunculan pada tahun 1980-an. Pada
tahun 2000-an pendidikan entrepreneurship
semakin digalakkan di Indonesia.
Aliran Pemikiran
• Pandangan Makro
Pemikiran lingkungan
Pemikiran finansial/kapital
Pemikiran displacement
• Pandangan Mikro
Pemikiran trait (ciri) entrepreneurial
Pemikiran peluang perusahaan
Pemikiran formulasi strategis
Pandangan Makro
• Pandangan Makro menjabarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi sukses gagalnya suatu
perusahaan entrepreneurial. Faktor-faktor ini
umumnya merupakan kondisi eksternal yang
berada di luar kontrol seorang entrepreneur.
Pandangan Mikro
• Entrepreneur potensial memiliki kemampuan
atau kontrol untuk mengarahkan atau
menyesuaikan keluaran dari setiap pengaruh
dalam pandangan ini. Tidak seperti Pandangan
Makro yang berfokus pada kejadian dari
pandangan luar, Pendekatan Mikro berfokus
pada sesuatu dengan memandang dari dalam
ke luar.
Sudut Pandang Ilmu Ekonomi
• Dari sudut pandang ilmu ekonomi,
perkembangan entrepreneurship dapat
ditelusuri mulai dari pendekatan classical,
neoclassical sampai dengan Austrian Market
Process (AMP) movement (Murphy, Liao, &
Welsch, 2006).
Classical
• Cantillon, seorang bankir yang bekerja di Perancis,
pada tahun 1700-an memperkenalkan konsep
formal entrepreneurship ke dalam literatur
ekonomi dan bisnis.
• Dia menggambarkan perbedaan antara pasokan
dan permintaan sebagai opsi untuk membeli
dengan harga murah dan menjual dengan harga
yang lebih tinggi. Entrepreneur memahami kondisi
ini, membeli input pada tingkat harga tertentu dan
menjual output pada tingkat harga yang belum
pasti, membawa sistem pasar menuju stabilitas.
• Pendekatan classical menekankan pentingnya
ketidakpastian dan risiko. Kepemilikan dan
status tidak dilihat sebagai sesuatu yang
mutlak diperlukan entrepreneur. Inovasi dan
koordinasi merupakan aspek dominan dalam
aktivitas entrepreneurial. Inti dari pendekatan
classical adalah pasokan, permintaan, dan
harga jangka pendek.
Neoclassical
• Pendukung pendekatan neoclassical berpendapat
bahwa asumsi keseimbangan tidak kompatibel
dengan harga jangka pendek dan biaya produksi
relatif. Konsep utilitas marginal yang menurun
(diminishing marginal utility) muncul sebagai
penjelasan dari aktivitas ekonomi. Fokusnya
bukan pada akumulasi kapital namun lebih pada
kombinasi baru dari sumber daya yang dimiliki.
• Entrepreneur berperan dalam menyesuaikan
alokasi sumber daya karena perubahan seperti
peningkatan pasokan, penurunan permintaan,
dan kondisi keseimbangan.
• Pada masa ini muncul istilah “creative
destruction”–nya Schumpeter yang
menggambarkan keterlibatan entrepreneur
dalam inovasi. Entrepreneur menciptakan
produk baru, metode produksi baru,
memperkenalkan sumber daya baru, atau
bentuk organisasi baru yang kemudian
menyebabkan kondisi lama menjadi usang.
Austrian Market Process
• Pendekatan ini menekankan pada aktivitas manusia dan
memberikan kerangka konseptual yang lebih kaya pada
entrepreneurship. Penekanannya adalah pada
bagaimana menumbuhkan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk menemukan peluang dan membuat
keputusan yang tepat. Pendekatan ini menjelaskan
apabila pengetahuan dikomunikasikan dalam sistem
pasar, misalnya melalui infomasi harga, maka inovasi
akan muncul dan entrepreneur akan memuaskan
kebutuhan pasar. Apabila entrepreneur mengetahui
bagaimana menghasilkan produk baru atau cara yang
lebih efektif untuk menghasilkan produk baru, maka
manfaat dapat diperoleh dari pengetahuan ini.
• Pendekatan neoclassical tidak menjelaskan
aktivitas ini. Austrian market process memandang
lingkungan tidak dapat diulangi atau tidak selalu
memberikan keluaran yang sama dalam sistem
ekonomi. Entrepreneur memperoleh insentif
dengan menggunakan pengetahuan untuk
menghasilkan nilai. Dibangun berdasarkan ide
neoclassical, Austrian market process
mendudukkan entrepreneurship sebagai
pendorong sistem pasar.
Pentingnya Entrepreneurship
• Penciptaan lapangan kerja.
• Inovasi.
• Globalisasi.
Proses Entrepreneurial
• Identifikasi dan evaluasi peluang.
• Mengembangkan rencana bisnis dalam rangka
memanfaatkan peluang.
• Menentukan sumber daya yang diperlukan dalam
rangka memanfaatkan peluang yang ada.
• Mengevaluasi usaha yang terbentuk. Setelah
memperoleh sumber daya, entrepreneur
menggunakan sumber daya ini untuk
mengimplementasikan rencana bisnisnya.
Tugas di Luar Kelas
• Kunjungilah website GEM (Global
Entrepreneurship Monitor), kemudian
ceritakanlah aktivitas GEM dan bagaimana
peran GEM dalam mendorong
entrepreneurship terutama di negara-negara
sedang berkembang.