HK Waris BW - Sigit Budhiarto

Download Report

Transcript HK Waris BW - Sigit Budhiarto

HUKUM WARIS
KUH. PERDATA
BUDIMAN SETYO HARYANTO
PENGERTIAN


HUKUM WARIS : adalah aturan hukum yang
mengatur mengenai akibat hukum dari matinya
seseorang terhadap kekayaan yang ditinggalkannya, yaitu mengatur bagaimanakah kekayaan
tersebut akan berpindah kepada orang2 yang
berhak menerimanya.
Juga diatur mengenai akibat hukum dari
perpindahan tersebut baik dlm hubungan
diantara mereka maupun dlm hub dg pihak III.
Unsur–unsur Pewarisan



Pewaris
: orang yg mati dan
meninggalkan
warisan.
Ahliwaris
: orang yg menggantikan
kedudukan pewaris atas harta
warisan.
Harta warisan : komplek kekayaan yg berupa
aktiva dan pasiva si pewaris
yang berpindah kepada ahliwaris.
Buku II KUH. Perdata

XII
XIII
XIV

XV

XVI
XVII
XVIII




: ttg pewarisan karena kematian
: ttg surat wasiat
: ttg pelaksana wasiat dan pengurusan harta
peninggalan.
: ttg hak memikir dan hak istimewa
untuk mengadakan pendaftaran harta
peninggalan.
: ttg menerima dan menolak suatu warisan.
: ttg pemisahan harta peninggalan
: ttg harta peninggalan yang tak terurus.
Pluralisme Hk Waris




Bagi orang Ind. Asli pd pokoknya berlaku
Hukum Adat.
Bagi orang-orang Ind. yang beragama Islam
diberbagai daerah ada pegaruh yg nyata dari
Peraturan Pewarisan Islam.
Bagi orang-orang Arab pada umumnya berlaku
seluruh Hukum Waris Islam.
Bagi orang Cina dan Eropa (keturunan) berlaku
Hukum Waris dalam KUH. Perdata.
Dua Macam Pewarisan

Pewarisan karena kematian = pewarisan undangundang = pewarisan ab-intestato. Ahliwarisnya
dinamakan ahliwaris undang-undang = ahliwaris
ab-intestaat (a.i).

Pewarisan testamenter = pewarisan berdasar
surat wasiat = pewarisan ad-testamento.
Ahliwarisnya dinamakan ahliwaris testamenter =
ahliwaris surat wasiat.
Pasal 874

Segala harta peninggalan seorang yang
meninggal dunia, adalah kepunyaan
sekalian ahliwaris menurut undang-undang,
sekedar terhadap itu dengan surat wasiat
tidak telah diambilnya sesuatu ketetapan
yang sah.
1. kehendak pewaris dlm wasiat
didahulukan.
2. pewarisan undang2 bersifat mengatur.
3. dibuat dlm bentuk surat wasiat.
Kematian Pewaris




Ps. 830 : Pewarisan hanya berlangsung karena
kematian.
Kematian : kematian alamiah, kematian karena
adanya putusan Hakim tentang pernyataan
kemungkinan meninggal dunia dan kematian
perdata (dicabut dg ps. 3).
Ps. 1334 (2) : orang tdk dpt melepaskan warisan
yang belum terbuka . . .
Ps. 1063 : dlm pjj kawin tidak dpt melepaskan
warisan yg belum terbuka . . .
Penerima Warisan

Penerima warisan dengan alas hak umum =
menerima aktiva dan pasiva = ahliwaris baik
ahliwaris undang-undang atau ahliwaris
testamenter.

Penerima warisan dengan alas hak khusus =
menerima aktiva saja = penerima legaat =
penerima hibah wasiat = legataris.
Harta Warisan




Ps. 879 : undang2 tak memandang akan sifat
atau asal usul harta peninggalan dalam mengatur
masalah pewarisan.
Dasarnya asas Persatuan Harta = dlm satu
keluarga hanya ada satu harta (HP).
UU Perkawinan, Hukum Islam, Hukum Adat
menganut asas Pemisahan Harta.
Dpt disimpangi dengan perjanjian kawin.
Rumus menentukan Warisan


Pewaris tdk kawin : HW = HK
Pewaris kawin :
1. Persatuan harta : HW = 1/2 HP
2. Pemisahan harta: HW = HPr + 1/2 HB
Syarat Menjadi Ahliwaris UU
1.
2.
3.
4.
5.
Ditunjuk menjadi ahliwaris, Ps. 832. (keluarga
sedarah sah atau luar kawin dan suami atau
isteri yang hidup lebih lama).
Telah lahir saat warisan terbuka, Ps. 836
Bukan orang yang tdk patut mewaris =
onwaardigheid, Ps. 838.
Tidak menolak warisan, Ps. 1058.
Tidak dicabut hak warisnya oleh pewaris.
Onwaardigheid (838)
1.
2.
3.
4.
Mereka yang telah dihukum karena dipersalahkan telah
membunuh atau mencoba membunuh pewaris.
Mereka yang dengan putusan hakim pernah
dipersalahkan … membuat pengaduan palsu atas diri
pewaris … tindak pidana dg anc 5 th atau lebih.
Mereka yg dg kekerasan atau perbuatan telah mencegah
pewaris utk membuat atau mencabut surat wasiat.
Mereka yang menggelapkan, merusak atau memalsukan
surat wasiat.
Hak Ahliwaris
1.
2.
UMUM :
a. Hak untuk berfikir (1023).
b. Menerima secara murni.
c. Menerima bersyarat = beneficiaire dg hak
mengadakan pencatatan budel.
d. Menolak warisan.
KHUSUS :
a. Hak Saisine.
b. Hak Hereditatis Petitio.
Hak Berfikir (Ps. 1023)


Semua orang yang memperoleh hak atas suatu
warisan, dan ingin menyelidiki keadaan harta
peninggalan, agar . . . mempunyai hak untuk
memikir, dan ttng itu mereka harus melakukan
suatu pernyataan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri, . . .
Jangka waktu 4 bln, dan dapat diperpanjang
(1024).
Ps. 1025


Selama tenggang waktu tersebut diatas, si waris
yg sedang memikir, tidak dapat dipaksa untuk
berlaku sebagai waris. Tiada suatu penghukuman
oleh Hakim dpt diperoleh terhadap waris
tersebut, sedangkan pelaksanaan putusan2 yg
telah diucapkan untuk kekalahan si meninggal,
ditangguhkan.
Ia diwajibkan, menjaga keselamatan segala benda
yang termasuk harta peninggalan sebagai
seorang bapak rumah yang baik.
Penerimaan Warisan

Suatu warisan dapat diterima secara murni atau
dengan hak istimewa untuk mengadakan
pencatatan harta peninggalan (1044).

Penerimaan murni : menerima apa adanya


warisan, meliputi aktiva dan pasiva.
Tiada seorangpun diwajibkan menerima suatu
warisan yang jatuh padanya (1045).
Penerimaan dapat dilakukan dengan tegas atau
secara diam-diam (1047).



Hak untuk menerima suatu warisan hapus karena
daluwarsa dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun,
terhitung sejak hari terbukanya warisan . . . (1055).
Si waris yang sudah menolak warisannya, masih
juga dapat menerimanya, selama warisan itu belum
diterima oleh mereka yang ditunjuk oleh undang2
atau wasiat, dengan tidak mengurangi hak2 pihak
ketiga, sebagai mana tersebut dalam pasal yang lalu
(1056).
Akibat penerimaan scr murni adl terjadi percampuran harta antara harta pribadi ahliwaris dan harta warisan, shg tgg jwb atas hutang warisan dst . . .


. . . juga membebani harta pribadi ahliwaris.
Ahliwaris yang sudah menerima warisan secara
murni, tidak dapat menerima secara beneficiaire
ataupun menolak warisan.
Penerimaan scr beneficiaire



Penerimaan bersyarat = penerimaan dengan hak
istimewa untuk mengadakan pencatatan budel =
penerimaan beneficiaire.
Ahliwaris menerima pasiva warisan sebesar aktiva
yang ada.
Seorang waris kehilangan hak menerima scr
beneficiaire apabila (1031) :
1. dg sengaja tdk memasukkan sebagian
warisan pd saat pendaftaran warisan.
2. melakukan penggelapan warisan.
Akibat penerimaan scr beneficiaire

Ps. 1032 : Hak istimewa utk mengadakan pencatatan budel mempunyai akibat :
1. si waris tidak dibebani membayar utang waris
an yang melebihi aktiva warisan yang ada.
2. harta pribadi ahliwaris tidak bercampur dngn
harta warisan, dan ia tetap berhak menagih
piutang2nya pribadi dari warisan.

Ahliwaris yang menerima warisan secara benefici
aire masih dapat menerima secara murni, akan
tetapi tidak dapat menyatakan menolak warisan.
Menolak Warisan



Si waris yang menolak warisannya, dianggap
tidak pernah telah menjadi waris (1058).
Penolakan warisan hrs dilakukan dengan tegas
dg membuat pernyataan pd Ketua Panitera PN
(1057).
Semua pemegang piutang terhadap seorang yang
menolak suatu warisan untk kerugian mereka,
dapat meminta dikuasakan oleh Hakim untuk
atas nama si yg berutang itu, sbg pengganti dari
dan untuk orang itu menerimanya.
Hak Saisine





Ps. 833 : sekalian ahliwaris dengan sendirinya
karena hukum memperoleh hak milik atas segala
barang, segala hak dan piutang si yang
meninggal.
Dengan sendirinya : otomatis.
Karena hukum
Menjadi pemilik harta warisan.
Segala barang, hak dan piutang.
Hereditatis Petitio (834)


Tiap2 ahliwaris berhak memajukan gugatan guna
memperjuangkan hak warisnya, terhadap segala
mereka, yg baik atas dsr hak yang sama, baik
tanpa dasar sesuatu hakpun menguasai seluruh
atau sebagian harta peninggalan, sepertipun
terhadap mereka, yang secara licik telah
menghentikan penguasaannya.
Ditujukan kepada : sesama ahliwaris, org yang
menguasai HW tanpa alas hak, orang yang
melepaskan penguasaan secara tidak sah.
Cara Mewaris (berbagi warisan)
1.
2.
Mewaris karena kedudukan sendiri atau karena
haknya sendiri terpanggil menjadi ahliwaris (ps.
832 jo. 874). Pembagian warisannya secara
kepala demi kepala. Mereka adalah para ahliwa
ris derajat 1, derajat terdekat, suami/isteri, anak
luar kawin dan para ahliwaris testamenter.
Mewaris karena penggantian tempat yaitu mewaris karena menggantikan seseorang yang
mestinya mewaris tapi meninggal lebih dulu da
ri pewarisnya. Pembgn pancang dm pancang.
Syarat penggantian tempat
1.
2.
3.
Orang yang digantikan telah mati lebih dulu
dari pewarisnya.
Ahliwaris pengganti adalah keturunan sah dari
orang yang akan digantikan tempatnya.
Memenuhi syarat sebagai ahliwaris.
Bentuk2 penggantian tempat



Diantara ahliwaris golongan I, yaitu diatara anak
dan keturunannya : berlangsung terus tiada akhir
(Ps. 8420.
Diantara ahliwaris golongan II atau keturunan
saudara : berlangsung sampai derajat enam.
Diantara ahliwaris golongan IV atau keturunan
paman dan bibi, dsb : hanya terjadi kalau
dipenuhi syarat dalam Pasal 845
PEWARISAN UNDANG2



Pembagian warisan menurut ketentuan undangundang.
Ahliwarisnya terdiri dari keluarga sedarah, baik
sah atau luar kawin dan suami atau isteri yang
hidup lebih lama (Ps. 832).
Ps. 290 : keluarga sedarah sah adalah pertalian
keluarga karena :
1. yang satu merupakan keturunan yang lain,
2. karena memp. nenek moyang yang sama.
Keluarga sedarah sah dan luar kawin

Sah : pertalian keluarga yang timbul sebagai
akibat perkawinan yang sah.

Luar kawin : pertalian keluarga yang timbul akibat
adanya hubungan di luar perkawinan.




Keluarga sedarah sah dibedakan dalam garis lurus
(ke atas dan ke bawah) dan garis menyimpang
/kesamping.
Jauh dekatnya hubungan kekeluargaan diantara
keluarga sedarah dihitung berdasar jumlah
kelahiran, dan tiap kelahiran disebut derajat.
Prinsip Golongan Ahliwaris :
1. Ada 4 gol. Aw ( Gol. I, II, III, IV).
2. Gol yang lebih dekat menutup gol. yg lbh jauh.
Prinsip Hubungan Perderajatan : diterapkan dalam
golongan, drj yg dekat menutup drj yg lbh jauh.
AW Golongan I





Terdiri dari : anak atau keturunan anak dan
suami atau isteri yang hidup terlama.
P
A
B C D E F G H
Ahliwaris P adalah A, B, C, D, E, F, G dan H
masing-masing 1/8 bagian.
Mewaris kepala demi kepala.






Contoh lain :
P
F
A
B
C D E
G H I
Ahliwaris A adalah : A, B, C, D, E, F, G, H dan I,
masing-masing 1/9 bagian.
Hak waris anak : biar beda jenis kelamin, tingkat
kelahiran, atau dilahirkan dari lain2 perkawinan, hak
nya sama (Ps. 852), mewaris kepala demi kepala.
Hak waris isteri/suami : dipersamakan dengan hak
waris anak sah (Ps. 852 a).

Contoh lain :

P
A
Ahliwaris P adalah A atas seluruh warisan.

P

A
B
C
D
Ahliwaris P adalah A, B, C dan D, masing2 1/4
bagian.

Contoh lain : (mewaris pancang demi pancang)
P
A

B
C
D
E F
G H I
Apabila A, B dan C mati lebih dulu dari P, maka D,
E, F, G, H dan I mewaris berdasar penggantian
tempat, pembagian warisannya : D = 1/3, E = 1/6,
F = 1/6, G = 1/9, H = 1/9, I = 1/9.

Apabila A, B dan C masih hidup akan tetapi semua
nya menolak warisan atau tidak patut mewaris, maka D, E, F, G, H dan I mewaris berdasar kedudukan sendiri, bagian masing-masing adalah 1/6
bagian.
Latihan :
1.
2.
P (pewaris) meninggal dunia meninggalkan
keluarga terdiri dari seorang isteri (A), tiga
orang anak (B, C, D), dua orang cucu anak dari
B (E dan F), dan dua orang tua (G dan H). P
meninggalkan warisan senilai Rp 100 juta,
siapakah ahliwaris P dan hitung hak bagian
para ahliwaris.
P (pewaris) meninggal dunia meninggalkan
keluarga terdiri dari seorang isteri (A), seorang
anak kandung (B), dua orang anak tiri (C, D),
siapakah ahliwaris P dan berapa bagian
ahliwaris apbl harta warisan P senilai Rp 50 jt.
AW Golongan II


Ahliwaris Gol II : Orang tua dan saudara
pewaris, baik saudara kandung mp sdr tiri.
Ps. 854 (1) :
Ps. 854 (2) :
A
(1)
(2)
B
A
P C
P C D dst
A = 1/3, B = 1/3 dan C = 1/3 selebihnya.
A = 1/4, B = 1/4 dan C,D dst bgn slbhnya.
B


Ps. 855 :
A
P



B 1/2
A
C
B 1/3
P
A
C
B 1/4
P C
D
E
F
D
Kesimpulan :
1)
2)
3)
4)
Orang tua dlm hal mewaris dengan saudara sll
diberi bagian warisan terlebih dahulu.
Saudara mendapat bagian selebihnya, sisa dari
bagian orang tua.
Orang tua minimal mendapat 1/4 bgn.
Ps. 854 dan 855 sedang mengatur mengenai
bagian warisan orang tua dlm hal mewaris dg
saudara pewaris.



a)
b)
Ps. 856 : saudara mewaris seluruh warisan kalau
tidak ada orang tua yang hidup.
Ps. 859 : orang tua mewaris seluruh warisan kalau tidak ada saudara yang hidup.
Ps. 857 :
Semua sdr adl saudara kandung berbagi sama;
Ada saudara kandung dan saudara tiri, warisan
dibelah menjadi dua, 1/2 bg utk grs ayah dan 1/2
bg yg lain untuk grs ibu, dg dmkn sdr kandung
mendapat bgn dari dua garis.


Contoh :
A
B
F G
C D E
H I J K
 Pembagian warisan :
 A = 1/4, dan B = 1/4, sisa warisan = 1/2,
 Bagian saudara dibelah menjadi 2, = 1/4 dan 1/4
 Saudara garis ayah : F, G, D, E = @ 1/16
 Saudara garis ibu : D, E, H, I, J, K = @ 1/24
 D dan E saudara kandung : 1/16 + 1/24.



Contoh lagi :
A
B
C D E P F G
H I J
 Harta warisan P = Rp. 240 juta.
 A = 60, B = 60, sisa warisan = 120,
 Sisa warisan dibagi 2, 60 dan 60
 Saudara garis ayah : C, D, E, F, G = @ 12 jt
 Saudara garis ibu : C, D, E, F, G, H, I, J = @ 7,5 jt
 Saudara kandung C, D, E, F, G = 19,5 jt, saudara
tiri H, I, J @ 7,5 jt

Hak waris isteri/suami dlm prkw II





P (pewaris) meninggal dunia meninggalkan dua
orang anak (A,B), dan seorang isteri dalam perka
winan II :
P
C
A B
Bagian C = 1/4, A = 3/8, B = 3/8 bagian.
Bagian isteri/suami dlm prkw II dst, tdk boleh
lebih besar dr bag anak dan max 1/4 (Ps. 852a).
Pemasukan/Inbreng


Pengertian : memperhitungkan hibah yang
diterima ahliwaris dari pewarisnya, ketika
diadakan pembagian warisan pewaris.
1086 : Dengan tidak mengurangi kewajiban
sekalian ahliwaris untuk membayar kepada
kawan2 waris mereka atau memperhitungkan
dengan mereka ini segala utang mereka kepada
harta peninggalan, maka segala hibah yang
diperoleh dari si yang mewariskan di kala
hidupnya orang ini, harus dimasukkan.
Siapa yang wajib inbreng ?
1.
Oleh para waris dalam garis turun ke bawah,
baik sah maupun luar kawin, ………..……..
kecuali apabila pemberian2 itu telah dilakukan
dengan pembebasan secara jelas dari
pemasukan, ataupun apabila para penerima itu
didalam suatu akta otentik atau dalam suatu
wasiat telah dibebaskan dari kewajibannya
untuk memasukkan.
2. Oleh semua waris lainnya, baik waris karena
kematian maupun waris wasiat, namun hanyalah
dalam hal si yang mewariskan maupun si
penghibah dengan tegas telah memerintahkan
atau memperjanjikan dilakukannya pemasukan.








Contoh :
P
A
A 50 W
B C D
B (30 H + 20 W)
30 20
C (20 H + 30 W)
HW : 150
D 50 W
Inbreng : 150 + 30 + 20 = 200
A, B, C, D = @ 50
Tujuan Inbreng
Tercapai perhitungan warisan yang adil.
 Besarnya hibah mengurangi hak aw atas warisan.
 Dalam rangka pembagian warisan pewaris.
 Aw menolak warisan tdk perlu inbreng (1087).
 Untuk keuntungan ahliwaris UU (1091).
 Tidak untuk mengurangi hibah (1088), jo. 924.
 Ahliwaris testamenter tidak menikmati inbreng.

Hibahnya lebih besar

P
A








B C D
80 30
HW = 150
Inbreng 1 : 80+30+150 = 260 x 1/4 = 65
Inbreng 2 : 30+150 = 180, A,C,D @ = 60
Jadi B hanya inbreng sebesar 60
Scr praktis B tdk inbreng dan tdk dpt warisan
Hibah yg hrs di inbreng (1096)





Pemberian untuk memperoleh kedudukan,
Pemberian untuk memperoleh pekerjaan,
Suatu perusahaan,
Membayar utang,
Pesangon kawin.
(pemberian ekstra, di luar kewajiban orang tua).
Hibah yg tdk di inbreng (1097)





Biaya pemeliharaan dan pendidikan,
Tunjangan hidup seperlunya (sewajarnya),
Pengeluaran utk mendapat keahlian dlm perdagangan, kebudayaan, kerajinan atau perusahaan,
Biaya untuk perlengkapan perkawinan.
(kewajiban2 orang tua)
1099 : barang musnah di luar salahnya tidak di
masukkan.