Angiontensin II reseptor blockers(ARBs)

Download Report

Transcript Angiontensin II reseptor blockers(ARBs)

BQ Nurul Fitiana
Destiningsih Dini Safitri
Diana Silvia
Dwi Novianingrum
Dwi Rahayu Apriani
Erin Rizkiana
 Angiotensin receptor blocker (ARB) merupakan salah satu obat
antihipertensi yang bekerja dengan cara menurunkan tekanan
darah melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron. ARB
mampu
menghambat
angiotensin
II
berikatan
dengan
reseptornya, sehingga secara langsung akan menyebabkan
vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi
sekresi aldosteron. Ketiga efek ini secara bersama-sama akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
 Angiotensin
Receptor
Blocker
(ARB)
merupakan
kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara
menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya,
yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Semua kelompok
ARB memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan
ribu kali lebih kuat dibanding angiotensin II dalam
berikatan dengan reseptor AT1.
Akibat penghambatan ini, maka angiotensin II tidak
dapat bekerja pada reseptor AT1, yang secara
langsung memberikan efek vasodilatasi, penurunan
vasopressin, dan penurunan aldosteron, selain itu,
penghambatan tersebut juga berefek pada penurunan
retensi air dan Na dan penurunan aktivitas seluler
yang merugikan (misalnya hipertrofi).
Secara umum dan melalui berbagai penelitian,
ARB relatif aman dan jarang sekali
menimbulkan komplikasi fatal.
Tetapi beberapa keluhan yang pernah dilaporkan,
antara lain pusing, sakit kepala, dan
hiperkalemia. ARB juga dapat menimbulkan
hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia,
abnormalitas fungsi liver, kram otot, mialgia,
nyeri punggung, insomnia, penurunan level
hemoglobin, dan kongesti nasal.
Valsartan
Valsartan merupakan prototipe ARB dan keberadaannya
cukup mewakili seluruh ARB. Valsartan bekerja pada
reseptor AT1 secara selektif, sehingga diindikasikan untuk
mengatasi hipertensi.. Bioavailabilitas valsartan adalah
sebesar 25% dengan 95% terikat protein. Waktu paruh
valsartan adalah 6 jam, dan kemudian diekskresikan 30%
melalui ginjal dan 70% melalui bilier.
 Sediaan
DIOVAN 160 MG TABLET
 Brand: :Novartis Indonesia
 Product Code::G
 Komposisi:Valsartan
 Indikasi: Pengobatan hipertensi, terapi gagal jantung pada pasien
yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. Pasca infark miokard.
 Dosis: Untuk hipertensi : 80 mg 1 kali/hari dapat ditingkatkan sampai
160 mg/hari atau dapat ditambah diuretik jika TD belum dapat
terkontrol. Untuk gagal jantung : awal 40 mg 2 kali/hari. Maksimal :
320 mg/hari dalam dosis terbagi. Untuk pasca infark miokard : awal
20 mg 2 kali/hari.
 Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra
Indikasi: Hamil, laktasi, kerusakan hati yang berat, sirosis, obstruksi
bilier.
Perhatian:
Pasien dengan deplesi Na atau vol cairan tubuh, stenosis arteri ginjal unilateral atau
bilateral, gangguan ginjal dan hati, obstruksi saluran empedu. Pada gagal jantung tidak
dianjurkan penggunaan bersama valsartan, ACA inhibitor, dan β-bloker. Hati-hati untuk
memulai terapi pada pasien gagal jantaung atau pasca infark miokard.
Efek Samping:
Sakit kepala, diare, infeksi saluran panas, pusing, lemah, batuk, mual, sinusitis, infeksi
virus, nyeri perut, rinitis, sakit pinggang, faringitis, artralgia.
Interaksi Obat: Suplemen K, diuretik hemat K.
Kemasan: Tablet salut selaput 160 mg x 2 x 14
 Telmisartan merupakan salah satu ARB yang digunakan
sebagai antihipertensi. Telmisartan dipasarkan dengan nama
dagang Micardis (Boehringer Ingelheim), Pritor or Kinzal
(Bayer Schering Pharma), Telma (Glenmark Pharma) dan
Teleact D by (Ranbaxy). Bioavailabilitas telmisartan adalah
sebesar 42% hingga 100% dengan lebih dari 99,5% berikatan
dengan protein. Waktu paruh telmisartan adalah 24 jam, dan
kemudian diekskresikan hampir seluruhnya melalui feses. .
Afinitas telmisartan terhadap reseptor AT1 cukup tinggi dan
merupakan yang tertinggi di kelompoknya
 Indikasi : hipertensi essensial
Kombinasi dengan HCT : untuk pasien hipertensi dimana tekanan
darahnya tidak dapat terkontrol fdengan telmisartan atau HCT
tunggal
 Peringatan : gangguan fungsi hati hindarkan jika berat,
gangguan fungsi ginjal.
 Kontraindikasi: hipersensitif,koleastasis dan gangguan karena
obtreksi empedu trimester II dan TM III kehamilan dan
menyusui.
Efek samping : ganguan saluran cerna,gejala mirip influenza,termasuk
faringitis dan sinusitis, nyeri sendi, otot dan punggung, kram kaki, lebih
jarang mulut kering,perut kembung, gejala mirip tendonitis, pandangan tidak
normal, berkeringa, gangguan darah, insomnia, peningkatan asam urat,
gatal-gatal.
Dosis : lazimnya 40mg sekali sehari (20mg mungkin cukup),tingkatkan jika
perlu setelah sedikitnya 4 minggu,hingga 80 mg sekali sehari.
Kombinasi Telmisartan 40 mg/HCT
12,5 mg digunakan pada pasien
hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan
Telmisartan 40 mg.
Kombinasi Telmisartan 80 mg/HCT
12,5 mg digunakan pada pasien
hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Irbesartan
80 mg atau Telmisartan 40 mg / HCT 12,5.
 Losartan merupakan salah satu ARB yang diindikasikan
untuk
hipertensi.
memperlambat
Selain
itu,
progresivitas
losartan
nefropati
juga
diabetik
dapat
dan
kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus tipe II,
hipertensi, dan mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau
proteinuria (> 900 mg.hari).
Metabolisme losartan terjadi di hepar dengan bantuan
enzim sitokrom . Waktu paruh telmisartan adalah 1,5
hingga 2 jam, tetapi memiliki metabolit aktif asam 5karboksilat yang dapat bekerja dalam 6 hingga 8 jam.
Losartan kemudian diekskresikan 13% - 25%
melalui ginjal dan 50% - 60% melalui bilier.
Brand: :
Fahrenheit
Product Code::
G
Komposisi:
Losartan K
Indikasi:
Hipertensi
Dosis:
Awal 50 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai 100 mg/hari. Diberikan 1-2 kali/hari. Untuk
gangguan fungsi ginjal (bersikan kreatinin < 20 mL/menit atau pasien dialisis) : awal 25 mg 1 kali/hari.
Pemberian Obat:
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Perhatian:
Hamil, neonatus, laktasi, deplesi volume intravaskuler.
Efek Samping:
Sakit kepala,edema, astenia, lelah, nyeri perut, nyeri dada, faringitis, angina pektoris, blok AV derajat 2,
serangan KV, hipotensi, infark miokard, gangguan fungsi hati.
Interaksi Obat:
Efek aditif dengan antihipertensi lain.
Kemasan:
Tablet 50 mg x 3 x 10
 ACETENSA 50 MG TABLET
Irbesartan
 Nama dagang Aprovel, Karvea, dan Avapro.
 Irbesartan digunakan terutama untuk menangani hipertensi.Bioavailabilitas
irbesartan adalah sebesar 60% hingga 80%. Waktu paruh irbesartan adalah
11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan sisanya
melalui feses.
 Selain
sebagai antihipertensi, irbesartan juga mampu menghambat
progresivitas nefropati diabetik, mikroalbuminuria, atau proteinuria pada
penderita diabetes melitus
Kombinasi ini tersedia dalam berbagai nama dagang,
seperti CoAprovel, Karvezide, Avalide, dan Avapro HCT.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin
terjadi pada penggunaan Irbesartan sebagai antihipertensi :
Hiperkalemia (19%), hipotensi (5%), fatigue (4%), lelah
(10%),
diare (3%), infeksi saluran
nafas bagian atas (9%), batuk (2,8%)
Sediaan
Brand: :
Sanofi Aventis
Product Code::
G
Komposisi:
Irbesartan
Indikasi:
Hipertensi esensial.
Dosis:
Dosis awal dan pemeliharaan : 150 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 300 mg. Untuk usia lanjut :
awal 75 mg.
Pemberian Obat:
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Hamil dan laktasi.
Perhatian:
Deplesi vol intravaskular, hipertensi renovaskular, gangguan ginjal, kerusakan ginjal, transplantasi
ginjal, diabetes tipe 2, hiperkalemia, stenosis aorta atau mitral, kardiomiopati hipertrofi obstruksif,
aldosteronisme primer, kelainan yang mendasari penyakit ginjal termasuk stenosis arteri ginjal.
Efek Samping:
Sakit kepala, wajah kemerahan, trauma muskuloskeletal.
Interaksi Obat:
Suplemen K, diuretik hemat K, litium, AINS.
Kemasan:
Tablet 150 mg x 28
Sediaan
 Olmesartan bekerja dengan memblokade ikatan angiotensin II
dengan reseptor AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos
vaskular. Dengan blokade tersebut, olmesartan akan menghambat
feedback negatif terhadap sekresi renin.
 Bioavailabilitas
metabolisme
Olmisartan
terjadi
di
adalah
hepar
dan
sebesar
26%
dengan
tidak
hilang
dengan
hemodialisis. Waktu paruh Olmisartan adalah 13 jam, dan
kemudian diekskresikan 40% melalui ginjal dan 60% melalui
bilier.
 Olmesartan tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 20 mg, dan
40 mg.
 Dosis normal yang dianjurkan untuk dewasa (termasuk
lanjut usia dan kerusakan hepar dan ginjal ringan) adalah
20 mg/hari dosis tunggal. Selanjutnya dosis dapat
ditingkatkan menjadi 40 mg per hari setelah 2 minggu,
bila tekanan darah tetap tidak mencapai target.
Brand: :
Pfizer
Product Code::
G
Komposisi:
Olmesartan medoxomil.
Indikasi:
Hipertensi essensial.
Dosis:
Dewasa : awal 10 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai maksimal 40 mg/hari atau
ditambahkan dengan hidrochlorotiazid.
Pemberian Obat:
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Hamil trimester 2 dan 3, laktasi, obstruksi saluran empedu.
Perhatian:
Deplesi vol intravaskular, gangguan ginjal, transplantasi ginjal, hiperkalemia, stenosis aorta atau
mitral, kardiomiopati hipertrofi obstruksif, aldosteronisme primer, gangguan fungsi hati,
perbedaan etnis, hipotensi simtomatik, kondisi dengan stimulasi sistem renin-angiotensinaldosteron, hipertensi renovaskular.
Efek Samping:
Nyeri perut, diare, dispepsia, gastritis, pusing, nyeri punggung, gejala yang menyerupai
influenza, bronkitis, faringitis, ISK, batuk, rinitis, mual, nyeri dada, rasa lelah, edema perifer,
nyeri.
Interaksi Obat:
Suplemen K, diuretik hemat K, AINS, antasida yang mengandung Al dan Mg, litium.
Kemasan:
Tablet salut selaput 40 mg x 3 x 10
Sediaan
Candesartan
 Candesartan merupakan salah satu ARB yang digunakan
sebagai antihipertensi.
 Prodrug candesartan dipasarkan dalam bentuk candesartan
cileksil, dengan nama Blopress, Atacand, Amias, dan Ratacand.
 Bioavailabilitas candesartan adalah sebesar 15% hingga 40%
dengan metabolisme terjadi di dinding intestinal untuk
candesartan sileksil, dan dihepar untuk candesartan yang
dikatalisasi enzim sitokrom.
Waktu paruh candesartan adalah 5,1 sampai 10,5 jam,
dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan
67% melalui feses.
diindikasikan untuk pasien dengan gagal jantung
kongestif, candesartan juga dapat dikombinasikan
dengan ACE inhibitor untuk memperbaiki morbiditas
dan
mortalitas
penderita
gagal
jantung.
 BLOPRESS 16 MG TABLET
Brand: :
Takeda
Product Code::
G
Komposisi:
Candesartan cilexetil
Indikasi:
Hipertensi dan gagal jantung
Dosis:
Awal 4 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai 16 mg 1 kali/hari.
Pemberian Obat:
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Hamil.
Perhatian:
Hamil dan laktasi. Stenosis arteri renalis. Pengurangan intravaskular.
Efek Samping:
Sakit kepala, pusing, infeksi saluran nafas atas, nyeri.
Interaksi Obat:
Diuretik hemat K
Kemasan:
Tablet 16 mg x 14
 Eprosartan dipasarkan dengan nama Teveten HCT dan Teveten
plus.
 Obat ini juga menghambat produksi norepinefrin simpatetik
sehingga juga menurunkan tekanan darah.
 Bioavailabilitas
eprosartan
adalah
sebesar
15%
tanpa
dimetabolisme. Waktu paruh eprosartan adalah 5 hingga 9 jam,
dan kemudian diekskresikan 10% melalui ginjal dan 90%
melalui bilier.
Indikasi
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Efek Samping:
1. Basanya ringan dan sementara: Efek CNS (kepeningan), Efek CV (hipotensi
orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang bisa terjadi khususnya pada
pasien yang mengalami penipisan isi); kerusakan ginjal.
2. Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, dan kenaikan tes fungsi
hati (LFTs); myalgia.
Instruksi Khusus:
1. Pasien dengan penipisan isi (misalnya terapi diuretik dengan dosis
tinggi) bisa mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.
2. Gunakan dengan hati-hati pada penderita stenosis arteri ginjal,
kerusakan ginjal, atau kerusakan hati.
3. Serum K harus diawasi, khususnya pada pasien yang lebih tua, pasien
dengan kerusakan ginjal dan diuretik penghematan kalsium (K) harus
dihindari.
Dosis :
1. 600 mg melalui mulut(per oral), 1 kali sehari dipagi hari.
2. Dosis maksimum: 800 mg/hari.
Farmakokinetik AHT
target dari terapi hipertensi adalah normal blood pressure,yaitu systole 130-139 dan
diastole 80-89. dan perlu diingat,bahwa penuruna BP pada nilai normal mampu
menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit cardiovaskuler.
beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penurunan BP adalah adanya
comorbid
seperti
DM,
dan
CKD.
jadi,pemberian
antihipertensi
harus
mempertimbangkan beberapa hal,yaitu :
-potensi obat antihipertensi tersebut (derajat penurunan tekanan darah)
-DOA : duration of Action ( terkait target dalam BP dalam 24 jam), dan waktu
evaluasi/cek BP.
untuk mengetahui kombinasi antihipertensi apa yang mampu memberikan efek
penurunan dan mempertahankan BP dalam nilai normal selama 24 jam ,maka kita
harus mengetahui farmakokinetik antihipertensi (selama dibangku kuliah belum
diajarkan farmakokinetik untuk antihipertensi).
a. Linear dose respon
Peningkatan dosis ekuivalen dengan peningkatan potensi antihipertensi dan
penurunan BP, serta ekuivalen dengan efek samping AHT.
contoh antihipertensi dengan linear drug respon ; golongan CCB (ca channel
blocker), furosemid, HCT, beta-blocer, alfa-1 antagonis.
b. nonlinear drug respon
Derajat penurunan BP tidak dipengaruhi oleh tinggi/rendahnya dosis AHT
(penurunan BP yang sama diperoleh pada dosis tinggi/rendah). akan tetapi pada
dosis yang lebih tinggi kadar obat yang berada pada rentang Css (konsentrasi steady
state) akan lebih lama,sehingga DOA obat juga meningkat dan mampu
mempertahankan BP pada rentang normal lebih lama.
contoh antihipertensi dengan nonlinear drug respon : golongan ACEI
c. Antihipertensi yang memiliki efek penurunan BP dengan
kurva flat dalam waktu 24 jam, dan peak yang lebih dari 24
jam. sehingga pemeriksaan BP harus dilakukan juga pada saat kadar
puncak obta antihipertensi.
contoh antihipertensi yang termasuk dalam golongan ini adalah
ARB, namun hal ini juga masih diperdebatkan apakah ARB
termasuk antihipertensi dengan linear drug respon atau tidak.
Farmakodinamik
Farmakodinamik ialah cabang ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat
serta mekanisme kerjanya. (2) Sifat kerja obat tersebut menentukan kelompok tempat obat
tersebut digolongkan dan sering kali mempunyai peran
penting untuk memutuskan apakah kelompok tersebut adalah terapi yang tepat untuk gejala
atau penyakit tertentu.
Mekanisme Kerja Obat
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme.
Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat merupakan komponen
makromolekul fungsional yang kencakup dua fungsi penting. Pertama, bahwa obat dapat
mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu
fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.
Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai
reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya
menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa
yang tidak mempunyai aktivitas intrinsic tetapi menghambat secara
kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (agonit binding
site ) disebut antagonis (Ganiswara.et.al.,1995).
interaksi antara molekul dengan suatu reseptor pada sel organ tubuh
diikuti dengan terjadinya reaksi rantai biokimiawi yang akhirnya
menimbulkan perubahan fungsi organ tertentu.
Perubahan yang terlihat atau terasa disebut efek obat.
Daftar Pusataka
Pupitorini, Myra.2009.Hipertensi Cara Mudah Mengatasi
Hipertensi. Jogjakarta : Image
Umar,Sukiman Said, dkk.2008.Informatorium Obat Nasional
Indonesia .Jakarta :Koperkom dan CV Sagung Seto