Surveilans AFP (Acut Flaccid Paralysis)

Download Report

Transcript Surveilans AFP (Acut Flaccid Paralysis)

A1
SURVEILANS
CAMPAK
CAMPAK —Penyebab Kematian Utama
Pada Anak-anak (CFR : 1-2/1000) Global
Penyebab kematian
1.6 juta anak karena
PD3I selama tahun
2000
Demam Kuning 2%
Hib
22%
Neonatal
Tetanus
12%
Campak
48%
(777,000 deaths)
Difteri
0.2%
Pertusis
16%
M E A S L E S
2
Masalah Penyakit Campak di Dunia
dan di Asean – Laporan th 2000
GLOBAL: 831,597 kasus
Asean: 61,975 kasus
LAIN2
2%
ASEAN
35%
AFRIKA
45% SRL
THA
7%
BGL
8%
27%
PS.BARAT
10%
EROPA
3%
Source: WHO/V&B/02.20
AMERIKA
2%
MEDITR
5%
IND
36%
NEP
15%
INDO
5%
Masalah kematian campak, di Dunia
dan Asean, Laporan th 2002
GLOBAL: 777,000 kematian
ASEAN
35%
AFRIKA
45%
PAS.BARAT
10%
EROPA
3%
Source: WHO/V&B/02.20
AMERIKA
2%
MEDITR
5%
ASEAN: 202,000 kematian
THA
SRL
0%
NEP0%
BGL
10%
12% BHU
MMR
0%
4%
DPR
0%
INDO
15%
IND
59%
WHO/UNICEF Negara yang menjadi prioritas
untuk menurunkan angka kematian campak
94 % kematian kasus campak berasal dari 45 negara
Alasan terjadinya insiden campak
yang cukup tinggi di Indonesia
Terjadinya KLB
disebabkan tingginya
Akumulasi populasi
rentan
Immune
Susceptible
MEASLES SIA 2005 – 2007
Feb 2005 – Feb 2006
April 2006
August – Sept 2006
Regional Strategic Plan 2006-2009
Goal
Pada tahun 2009, angka kematian
campak dapat diturunkan sebesar
90% dibandingkan tahun 2000
Tujuan Khusus :
• Coverage 1 dosis secara Nasional >90%, dan
>80% di tingkat kabupaten pada tahun 2009
• Semua KLB dilaporkan dan diivestigasi
• Individual record untuk semua kasus campak
apabila catch-up campaigns sudah
dilaksanakan diseluruh wilayah
• Melaksanakan imunisasi campak dosis kedua
Strategy untuk menurunkan
angka kematian campak
1. Imunisasi rutin yg tinggi > 90%
•Reaching Every District strategy
2. Pemberian Imunisasi dosis
kedua
• “Catch-up” campaign hanya satu kali
•“Follow-up” campaigns setiap 3-4 tahun (< 5)
•Campaigns dilaksanakan bersamaan dengan
(Vit A, polio, TT, kelambu, etc.)
• Pemberian dosis kedua secara regular
3. Surveillance
4. Meningkatkan case management
(Vitamin A - antibiotics)
A1
SURVEILANS
MEASLES
Tujuan Surveilans Campak
• Mengetahui perubahan epidemiologi
campak (umur, status iminisasi, tempat,
waktu)  masukan program imunisasi
• Mengidentifikasi populasi resiko tinggi
• Memprediksi dan mencegah terjadinya
KLB campak
• Memantau kemajuan pemberantasan
campak
STRATEGI SURVEILANS CAMPAK
• Integrasi Dengan Surveilans AFP dan TN
– Surveilans Aktif RS (HBS)
– Laporan bulanan puskesmas (form C-1)
• Penyelidikan KLB
– Pemeriksaan Laboratorium
– Peningkatan case management dengan pemberian
vitamin A
• SKD – KLB
– Kasus
– Prakasus
SURVEILANS CAMPAK (1)
A. RUTIN
1. Di PUSKESMAS
Kasus  catat dalam formulir C1, cek di sekitar tempat tinggal
penderita kemungkinan ada kasus lain.(Dapat ditanyakan kepada
keluarga penderita atau nakes terdekat)
2. Di RUMAH SAKIT (Surveilans Aktif)
Kasus yang ditemukan , catat dalam form C-1,disampaikan ke
Puskesmas untuk pengecekan lapangan.
Bila hasil pengecekan lapangan ditemukan ≥ 5 kasus campak
dalam 3 minggu, maka dinyatakan sebagai KLB, selanjutnya
dilakukan pelacakan KLB menggunakan Format C1 KLB.
3. Di KABUPATEN
Setiap bulan laporan C1 Pusk dan RS direkap dlm form integrasi
SURVEILANS CAMPAK (2)
B. KLB
• Definisi : 5 ks campak dlm 3 minggu mengelompok
& punya hubungan epidemiology satu sama lain.
• Setiap KLB campak harus dilakukan PE dan
pemeriksaan laboratorium darah untuk diagnosis
dan urin untuk pemetaan virus
• Setiap KLB campak diberi nomor KLB.
• Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk segera
diambil darah dan urin oleh lab.
Clinical Course of Measles and
Active Case Finding
Incubation Period
Prodrome
Rash
(7-18 days before Rash)
(about 4 days)
(about 4-8 days)
-18 -17 -16 -15 -14 -13 -12 -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
+
0 +1 +2 +3 +4 +5 6
+7 +8
Communicable Period
(Date)
(Date)
(Date)
Rash minus 18
days is earliest
possible
exposure date
Rash minus 4
days is probable
start of
infectiousness
Enter here the
date of the
onset of rash
(Date)
Rash plus 4
days is probable
end of
infectiousness
Antibody Response
to Measles Virus Infection
Virus
10
IgG
Excretion
8
Relative levels
of antibodies
6
4
IgM
2
0
-21
-14
-7
Exposure
0
7
14
21
28
35
Days after rash onset
Rash
Onset
42
KLB CAMPAK
Hasil penyelidikan mengetahui :
Besar masalah
Memprediksi penyebab KLB
Masukan kepada program
(Imunisasi, gizi, Pemda)
Analisa Data
• Di setiap tingkat dilakukan analisa data
minimal :
– Kecendrungan kasus (SKD, evaluasi
program)
– Spot map kasus campak dan KLB
– Map akumulasi populasi rentan
– Distribusi kasus kelompok umur dan
berdasarkan status imunisasi
Evaluasi Pasca Campaign
• Kumpulkan data campak 1-3 thn
sebelum campaign melalui :
– Review Register RS dan Puskesmas 3 thn
sebelum campaign
– Review Laporan KLB 3 tahun sebelum KLB
• Bandingkan data sebelum campaign dan
sesudah campaign
Penguatan Surveilans Campak
Meningkatkan kelengkapan laporan melalui :
– Pertemuan berkala di setiap tingkat
(memanfaatkan semua potensi)
– Umpan balik berjenjang minimal setiap 3 bulan
– Supportive supervisi (manfaatkan semua potensi)
A1
CONTOH ANALISIS
SEDERHANA
CAMPAK
cases
Cases, CFR and Freq.of Measles Outbreak 1990-2006 (Nov)
Campaign
4500
4000
3500
3000
case
CFR
Freq
200
180
160
140
120
2500
100
2000
80
1500
60
1000
40
500
20
0
2002
2003
2004
2005
2006
case
4128
2940
3154
3117
1804
CFR
1.2
0.31
1.4
1.23
0.9
Freq
174
91
128
74
68
0
Jumlah kasus dan cakupan Imunisasi Campak
di Puskesmas….., Tahun (1989 - 2003)
Cases
EPI coverage
Campaign 100
30000
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
25000
20000
15000
10000
5000
0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Jmlh Populasi rentan campak 5 tahun ( 2002 – 2006 )
Kabupaten : Banyuwangi
Distribusi Kasus Campak Tahun 2006, Kabupaten : Banyuwangi
Total kasus campak in 2004 = 29171, 1 titik
= 50 kasus campak
= 1000 balita
= 500 balita
= 100 balita
Distribusi Balita Rentan dan Kasus Campak Per
Kabupaten 2002-2006 Propinsi Kalsel
Δ
Δ
= 500 balita rentan
= 300 balita rentan
= 200 balita rentan
Δ
= KLB Campak
= 50 kasus Campak
Measles Outbreak 2005
Reported Measles Cases* by Provinces
Indonesia, 2004
Total measles cases in 2004 = 29171
1 = 50 measles cases (Dots are randomly placed within province)
*Source : Measles cases reported through routine surveillance (submitted by Indonesia for year 2004)
Update as Feb 2006
500,000 bayi lahir
Cakupan campak = 90%
450,000 di vaksinasi
vaccine efficacy = 90%
50,000 tak divaksinasi
plus
405,000 kebal
45,000 divaksinasi
Tetapi tak kebal
405,000 kebal
95,000 rentan
Population immunity = 81%
Source: de Quadros, C.A., et al. (JAMA-January 17, 1996)
PAHO
Proporsi Kelompok Umur Kasus KLB Campak 1999-2005
100%
90%
80%
70%
Kasus(%)
60%
No Age Distr.
50%
40%
(> 14)
30%
(5 - 14)
20%
10%
(0 - 4)
0%
1999
2001
Tahun
2003
Status Imunisasi Penderita Campak
di Propinsi Kalsel 2003-2006
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
tak tahu
1-2 dosis
0 dosis
2003
2004
2005
2006
Proporsi Kasus Campak Menurut Gol Umur
1999-2004 Data Rutin
Kasus (%)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
>15th
5-14th
1-4th
<1th
1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Measles Insidence per 10.000 popupation by Age
Group Indonesia 1997 - 2004
(Routine Data)
20
16
12
8
4
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Umur < 1 th
8.62
14.9
18.14
11.6
5.3
4.1
6.8
7.1
Umur 1-4 th
5.04
10.82
15.57
8.3
3.6
3.6
5.4
5.3
Umur 5-14 th
2.44
4.56
6.14
4.7
2.1
1.8
2.15
2.1
Distribusi kasus KLB campak menurut
golongan umur dan status imunisasi
Kalsel th 2005
Group of Age
Immunization status
10-14 th
8%
5-9 th
24%
<1 th
5%
1-4 th
63%
Tak tahu
25%
'1-2 dose
12%
0 dose
63%
*do not include missing data
Data as of 01 November 2005
Terimakasih
Surveilans Campak
DI PUSKESMAS (1) :
1. Setiap kasus campak dicatat dlm form W2 dan C1 (Rutin)


Form W2 untuk SKD, dikirim mingguan.
Form C1, individual report, dikirim bulanan.
2. Setiap KLB lakukan :




Segera lapor ke Kabupaten
Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan ambil spesimen urin dan
darah
Semua hasil penyelidikan didokumentasikan
Bila Kabupaten tidak ikut dalam pelacakan, maka hasil penyelidikan
laporkan ke kabupaten.
3. Buat absensi dan dokumentasi pengiriman laporan bulanan dan
laporan KLB ke kabupaten.
Surveilans Campak
DI PUSKESMAS (2)
4. Lakukan Pengolahan data dalam bentuk :





5.
Lakukan Analisa Data




Distribusi kasus perdesa (Spot map)
Kecendrungan kasus setiap minggu (Grafik mingguan)
dan kecendrungan bulanan maupun tahunan
Kelompok umur dan status imunisasi kasus (Grafik
batang, pie )
Spotmap cakupan imunisasi campak
Data kumulatif suceptible (anak yang tidak imunisasi)
Tentukan daerah Resiko tinggi
Informasikan kepada pengelola program imunisasi
Perketat pelaksanaan surveilans di daerah resiko tinggi
Catatan : Di tingkat puskesmas, data campak adalah individual
Surveilans Campak
DI RUMAH SAKIT :
• Kabupaten melaksanakan Surveilans aktif
setiap minggu yg diintegrasikan dengan
Surveilans AFP
• Bila ada kasus campak catat dalam form C-1
Surveilans Campak
KABUPATEN (1) :
1. Laporan C1 puskesmas dan laporan surveilans aktif RS direkap
dalam laporan integrasi (Rutin)
Buat absensi penerimaan laporan W2
Kirim laporan integrasi setiap bulan ke propinsi
2. Setiap KLB lakukan :
•
•
•
•
Segera lapor ke Propinsi
Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan ambil spesimen urin dan
darah
Semua hasil penyelidikan didokumentasikan
Semua KLB direkap dalam formulir PWS KLB, setiap bulan
dilaporkan ke propinsi.
3. Buat umpan balik setiap 3 bulan ke RS dan puskesmas yang
memuat :
•
Absensi penerimaan laporan (W2, C1 dan STP) dan analisis
sederhana tentang isu-isu penting.
Epidemiologi
A1
Campak
•
•
•
•
Kejadiannya di seluruh dunia
Reservoir: manusia, belum diketahui pada binatang
Karier asimtomatis tidak terdokumentasi
Penularan dari orang ke orang melalui
percikan ludah dan transmisi melalui udara
( sampai 2 jam setelah seseorang dengan campak
meninggalkan ruangan ).
• Sangat menular, >90 % diantara kelompok
orang rentan.
Virus Campak
•Pertama kali dikenal abad ke 7
•Sangat mudah menular
•Pada umumnya terjadi pada anak-anak
•Paramyxovirus (RNA), jenis Morbillivirus
•Mudah rusak terhadap panas dan cahaya.
Penularan
• Penularan melalui pernapasan
• Waktu Penularan:
4 hr sebelum dan 4 hr setelah rash
• Penularan maksimum pada 3-4 hr
setelah rash
Gejala CAMPAK
Hari 1-3 :
•Panas makin hari makin
•Mata merah dan sakit
bila kena cahaya.
•Anak batuk/pilek
Hari 3- 4 :
• Panas agak turun
• Timbul bercak-bercak
merah pada kulit dimulai
dibelakang telinga
menjalar ke muka
• Mata bengkak terdapat
cairan kuning kental
• Seluruh tubuh terlihat
bercak-bercak.
Hari 4 – 6 :
• Bercak berubah menjadi
kehitaman dan mulai mengering
• Selanjutnya mengelupas
secara berangsur-angsur
• Akhirnya kulit kembali
seperti semula tanpa
menimbulkan bekas
PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
CAMPAK
Gambaran Laboratorium
 SEROLOGI
 Metode Elisa  Serum dengan IgM capture by CDC
 IgM : respon pertama terhadap imunisasi atau infeksi
virus dan menetap sampai 1-2 bulan.
IgM positif: 3 hr– 28 hr setelah rash.
 IgG : akan terbentuk kemudian dan menetap sampai
beberapa tahun.Bila untuk keperluan diagnosis
dibutuhkan 2 spesimen dengan interval waktu 10 –
30 hr karena berdasarkan peningkatan titer
antibodi
LANJUTAN: LABORATORIUM CAMPAK
 ISOLASI
 Tidak direkomendasikan untuk rutin diagnosis
campak
 Sangat penting untuk mengetahui strain virus asli
suatu wilayah.
 Spesimen: Urin, cairan nasofaring, swab tenggorok
 Pengambilan spesimen tidak boleh lebih dari 7 hr
setelah rash
 Hasil yang positif akan dikirimkan ke Lab. Rujukan
di CDC Atlanta untuk genotyping
(mengidentifikasi strain virus)
Komplikasi Campak
Diare,
Radang Telinga Tengah,
Pneumonia,
Encepalitis,
Meninggal
• Usia
Faktor Risiko
Komplikasi Campak
• Malnutrisi
• Populasi Padat
• Defisiensi Immunitas
• Defisiensi Vitamin A
• Diare
Komplikasi
Sering
• Bronkhopneumonia
Jarang
• Pneumonia
• Malnutrisi
• Otitis media
• Ulkus mucosa mulut
• Komplikasi mata
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Encephalitis
Myocarditis
Pneumothorax
Pneumomediastinum
Appendicitis
Subacute sclerosing
panencephalitis
(SSPE)
Komplikasi Berat
Campak
Defisiensi Vitamin A dan Komplikasi
Campak Berat
Pengobatan
• Simptomatis ( Bila Tidak ada komplikasi )
 Rawat Jalan atau Rumah
• Antibiotika ( Bila ada komplikasi )
 Rumah Sakit
• VITAMIN A:
1. Melindungi mukosa (mencegah
komplikasi)
2. Mencegah komplikasi mata
3. Dosis = usia, 3x: saat ditemukan, 1 hr
kemudian dan 2 minggu kemudian.
MANAJEMEN KASUS CAMPAK
KOMPONEN ESENSIAL:
- Menghilangkan gejala
- Menyediakan Nutrisi (Diet TKTP)
- Menyediakan vitamin A
- Memberikan Pengertian tentang
Penyakit Campak kepada orang
tua(Ibu)
Manajemen Kasus Campak
Penyelidikan KLB Campak
-
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGY :
- Waktu, Tempat, Orang
– PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:
• Darah (IgM : Untuk penetapan diagnosa)
• Urine ( Identifikasi Jenis Virus Campak)
– CASE MANAGEMENT
• Pemberian vit A utk mencegah komplikasi
• Pengobatan komplikasi
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
• Mengetahui epidemiologi campak:
• Data yang dikumpulkan :
– Populasi teresiko (sesuai umur kasus)
– Cakupan imunisasi minimal 5 th terakhir di desa
KLB
– Asesibilitas ke pelayanan kesehatan (rural/urban)
– Chold chain puskesmas
– Kasus (Umur, status imunisasi, status gizi,
alamat, gejala, tgl sakit, dll sesuai form C1)
• Mengetahui penyebab terjadi KLB campak
• Memberikan masukan kepada program
imunisasi
Pemeriksaan Laboratorium
• Tujuan :
– Utk. penegakan diagnosa (IgM +) yang diperiksa
darah vena 5 ml. Minimal 3 hari setelah rash.
– Untuk mengetahui tipe virus campak, yang diperiksa
urin pagi maksimal 7 hari setelah rash.
• Oleh sebab itu, setiap KLB campak segera
dilaporkan karena segera akan diambil darah
dan urin oleh lab Surabaya.
DATA
1. VARIABLE DATA
a. Tempat (Kabupaten/Puskesmas)
b. Golongan Umur dalam tahun (<1) (1-4) (5-9) (10-14) (15 >)
c. Jumlah kasus menurut status Imunisasi: Imunisasi/Tdk
Imunisasi; Tidak jelas imunisasi.
d. Jumlah kasus Mati
2. JENIS DATA
a. Rutin: aggregate
b. KLB: individual, dengan tambahan variable:
Tgl. Mulai sakit, Tgl. Mulai Rash; dan Vit. A.
DATA LANJUTAN
3. SUMBER DATA
Rutin
a. Puskesmas dan Ruang lingkupnya (Pustu, Bides,
Posyandu, Pusling)
b. RS
KLB
4. WAKTU PELAPORAN
a. Mingguan: W2 (bersama dengan penyakit potensial KLB
lainnya).
b. Rutin : Bulanan C-1 (Puskesmas), Integrasi (Kab & Prop)
c. KLB : Bulanan (Propinsi dan Kab/Kota)
Setiap waktu segera setelah investigasi (Puskesmas)
Pasca Campaign Campak
(Melakukan Evaluasi Campaign)
• Kumpulkan data campak 1-3 thn sebelum
campaign melalui :
– Lakukan review register RS dan Puskesmas 1 – 3 thn
sebelum campaign
– Catat di format C-1
• Kumpulkan data campak sesudah campaign
melalui :
– Surveilans aktif RS
– Surveilans puskesmas
• Buat grafik data sebelum campaign dan
sesudah campaign
SKD-KLB Campak
Tujuan SKD-KLB campak :
 Dapat terantisipasi setiap kemungkinan KLB campak
1. SKD Pra-kasus :
 Daerah Cakupan imunisasi campak rendah dan
adanya akumulasi populasi rentan yang
mengelompok.
 Kepadatan penduduk, daerah urban/gizi buruk,
pengungsi.
2.
SKD Kasus : (Waktu,Tempat, Orang)
 Mengamatai adanya kecendrungan peningkatan
kasus.
KLB CAMPAK
• Definisi : 5 kasus campak dalam 3 minggu yg
mengelompok & punya hubungan
epidemiology satu sama lain.
• Setiap KLB campak harus dilakukan
penyelidikan dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk pemetaan virus dan
diagnosis
• Setiap KLB campak diberi nomor KLB.
• Setiap KLB campak segera dilaporkan untuk
segera diambil darah dan urin oleh lab.
MEASLES CASES (ROUTINE REPORT) 2006
Copleteness of report :
Data as of 15 Jan’07
Hosptl : 78,1 %
Hc
: 28,6 %
MEASLES OUTBREAKS 2006
NO
Jatim = 46 KLB ???
PROVINCE
Central
Province
1
KALIMANTAN SELATAN
126
2
SULAWESI SELATAN
320
3
JAWA BARAT
348
399
4
SUMATERA SELATAN
19
671
5
MALUKU UTARA
212
6
BANGKA BELITUNG
93
7
D.I.YOGYAKARTA
1
8
KALIMANTAN BARAT
113
9
DKI JAKARTA
78
10
GORONTALO
106
11
SULAWESI UTARA
24
12
Jateng
322+421
Measles Outbreak 2005
TREN KASUS CAMPAK (KLINIS) DI JATIM TAHUN 2004 – 2011
6000
5530
5000
4000
4807
4434
3518
3000
3370
2871
2000
2612
2437
1988
1000
992
1073
2008
2009
1225
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2010
2011
TREN KASUS CAMPAK PER BULAN DI JAWA TIMUR
TAHUN 2008 s/d 2011
250
Jml
Jmlkasus
kasus
200
150
100
50
2008
2009
2010
2011
de
s
no
p
-50
ok
t
p
se
ag
s
ju
l
ju
n
m
ei
ap
r
m
ar
pe
b
jan
0
TREN KASUS CAMPAK (KLINIS) MENURUT GOL.UMUR
DI JATIM TAHUN 2004-2011
100%
>15 th
90%
80%
10-14
th
70%
60%
5-9 th
50%
40%
1-4 th
30%
20%
10%
<1 th
0%
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
KASUS CAMPAK & CAKUPAN IMUNISASI DI JATIM
TH 2000 – 2011
6000
100
90
5000
80
Kampanye
campak
4000
70
60
Kampanye
campak
3000
50
40
2000
30
20
1000
10
0
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Cases
EPI coverage
KASUS CAMPAK KLINIS MENURUT STATUS IMUNISASI DI JATIM TH. 2008-2011
300
2008
210
250
180
200
150
2009
120
150
90
100
60
50
30
0
0
<1 th
1-4 th
5-9 th
TOTAL
10-14 th
>15 th
< 1 TH
1-4 TH
TOTAL
IMM
210
300
2010
250
5-9 TH
10-14 TH
>15 TH
10-14 TH
>15 TH
IMM
2011
180
150
200
120
150
90
100
60
50
30
0
0
<1 th
1-4 th
TOTAL
5-9 th
10-14 th
IMM
>15 th
< 1 TH
1-4 TH
TOTAL
5-9 TH
IMM
SEBARAN KLB CAMPAK (klinis) DI JAWA TIMUR
2007 – 2011
2008
2008
2009
2010
2011
Hasil Kegiatan CBMS (Case Based Measles Surveillance)
di Jawa Timur Tahun 2011
160
140
120
100
80
JML Spes.
60
40
20
JML Kab.Ko
0
(31.6%)
(31.6%)
JML Campak +
(36%)
JML Rubela +
(18.7%)
MASALAH (1)
1. Masih ada KLB Campak (klinis) yang ternyata “
KONFIRM CAMPAK “
- masih ada ancaman potensi timbulnya KLB lagi
2. Masih ada kasus Campak yg status imunisasinya
“ NEGATIF ”
- masih adanya kelompok rentan
3. Masih adanya kasus campak dengan status imunisasi
“ POSITIF “
- Kualitas Imunisasi ( … ? ), efikasi vaksin (..?)
4. SKD – KLB belum berjalan dengan baik
- Setiap 1 kasus harus dilacak  belum berjalan
MASALAH (2)
5. Sosbud : Campak penyakit biasa  tradisional treatment
- kemungkinan masih ada kasus “TAK TERLAPORKAN “
6. PWS Campak belum optimal
- Pemetaan desa risiko tinggi belum dilakukan.
- Kalaupun sudah dilakukan  belum diaplikasikan
- Belum optimal mengkaitkan Campak vs Cak.imm
7. Cross notifikasi belum optimal ( antar desa, antar PKM &
antar Kab/Kota )
8. “ CBMS “ (Case Based Measles Surveillance) Tahun 2011
belum optimal.
Pelaksanaan Penguatan
Surveilans Campak
• Memanfaatkan semua pertemuan untuk
validasi data minimal 2 x pertahun di
setiap tingkat
• Setiap kegiatan pertemuan, dimanfaatkan
untuk meningkatkan kelengkapan laporan
• Umpan balik berjenjang setiap 3 bulan
RANGKUMAN
Masalah :
• Belum semua kasus campak terlaporkan
• Kelengkapan laporan sangat rendah
• Belum ada kajian campak yang dapat menjadi dasar pelaksanaan
program imunisasi.
• Belum semua KLB campak dilaporkan dan dilakukan penyelidikan
• Penyelidikan yang dilakukan belum sesuai standar
Tindak Lanjut :
• Laporkan semua kasus campak
• Lakukan kajian data, terutama untuk mengetahui daerah resiko tinggi,
gambaran epidemiologi campak pasca campaign
• Laporkan dan Lakukan penyelidikan untuk setiap KLB campak
• Beri umpan balik secara teratur