Document 9651999

Download Report

Transcript Document 9651999

Matakuliah
Tahun
: S0473 – Teknik Lalu Lintas
: 2009
PRINSIP DASAR ANALISIS SIMPANG BERSINYAL
Pertemuan 8
PRINSIP DASAR ANALISIS SIMPANG BERSINYAL
Pengenalan Simpang Bersinyal
Teori Antrian
Rencana Fase Sinyal
Interval Antar Hijau
Interval Hijau Minimum
Laju Arus Jenuh
Kapasitas Simpang
Laju Arus Rencana
Bina Nusantara University
3
CONTOH SIMPANG
•
Simpang 3 Lengan dan 4 Lengan
2
1
2
1
3
3
4
Simpang 3 Lengan Tidak Bersinyal
Simpang 4 Lengan Bersinyal
Bina Nusantara University
4
ISTILAH
•
Interval Hijau
–
•
Interval Kuning (Amber)
–
•
Adalah perioda setelah interval kuning dimana semua sinyal merah menyala.
Interval Antar Hijau
–
•
Adalah interval hijau ditambah interval kuning. Pada suatu fase adalah waktu dimana
kendaraan berjalan melewati simpang.
Interval Semua Merah
–
•
Bagian dari fase dimana selama waktu tersebut sinyal kuning menyala
Waktu Hijau Efektif
–
•
Periode dari fase dimana sinyal hijau menyala
Adalah interval antara akhir sinyal hijau untuk satu fase dan permulaan sinyal hijau untuk
fase lain, atau dengan kata lain merupakan jumlah Interval Kuning dan Semua Merah.
Interval Pedestrian
–
Adalah perioda dimana sinyal pedestrian menyala, biasanya berkisar sekitar 4 – 7 detik yang
seluruhnya berada dalam interval hijau untuk kendaraan, kecuali di beberapa kota besar.
Bina Nusantara University
5
ILUSTRASI SIMPANG
U
sinyal
Jalur pemisah
B
T
Jalur pedestrian
Konflik Utama
Konflik Kedua
S
6
TEORI ANTRIAN
•
TINJAU ARUS LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN BERSINYAL
Gb 1: Arus Kedatangan Konstan
Bina Nusantara University
Gb 2: Arus Keberangkatan v/s Waktu
Gb 3: Panjang Antrian v/s Waktu
7
TEORI ANTRIAN
•
TINJAU KARAKTERISTIK GRAFIK BERIKUT
Gb 4: Kendaraan v/s Waktu
Bina Nusantara University
Gb 5: Karakteristik Grafik
8
PERENCANAAN WAKTU SINYAL

Tahap Pra – Design (Pengumpulan Data)
1.
Karakteristik Fisik Simpang
–
–
–
–
2.
Karakteristik Lalu Lintas di Simpang
–
–
–
Bina Nusantara University
Jumlah Lajur
Lebar Lajur
Lebar Simpang
Lebar Bahu, dsb.
Komposisi Lalu Lintas (%Bus dan %Truck)
Volume Jam Puncak
Volume 15 menit Puncak
9
PROSES PERENCANAAN
 Tahap Design (Menurut Metoda Webster RRL 1966)
1. Buat Rencana Fase Sinyal
2. Hitung Interval Antar Hijau Tiap Fase
3. Hitung Interval Hijau Minimum Tiap Fase Berdasarkan Waktu Menyeberang
Pedestrian
4. Hitung Laju Arus Jenuh Tiap Pendekat (Lajur)
5. Hitung Laju Arus Rencana Tiap Pendekat (Lajur) Menggunakan Volume Jam
Sibuk dan Faktor Jam Sibuk
6. Tentukan Pergerakan Kritis atau Pendekat Kritis dan Hitung Rasio Arus Kritis
7. Hitung Waktu Siklus Optimum
8. Hitung Interval Hijau Untuk Tiap Pendekat Menggunakan Rasio Arus Kritis (step
6)
9. Hitung Kapasitas Tiap Pendekat (Lajur)
10. Check Rasio Tiap Kapasitas Pendekat/Laju Arus Rencana, dan
Check Rasio Tiap Interval Hijau/Interval Hijau Minimum
11. Sesuaikan Skema Waktu Siklus Bila Diperlukan
Bina Nusantara University
10
1. RENCANA FASE SINYAL
•
Sinyal 2 Fase:
Simpang US & BT
Fase 1 : US
Fase 2 : BT
Fase 2 : US
Fase 3 : BT
U
B
T
S
•
Sinyal 3 Fase:
Fase 1 : US
terlawan
Bina Nusantara University
terlindung
11
TINJAU SIMPANG 4 LENGAN DUA FASE
Skema
U
U
B
T
S
Simpang 4 Lengan Bersinyal
Simpang US & BT
B
U
T
B
T
S
S
Fase 1 : U - S
Fase 2 : B - T
Fase 1 : US
Fase 2 : BT
U
B
T
S
Bina Nusantara University
12
U
U
B
T
U
B
T
S
B
S
T
S
Simpang 4 Lengan Bersinyal
Fase 1 : U - S
Simpang US & BT
Fase 1 : US
Fase 2 : B - T
Fase 2 : BT
U
B
T
S
Interval Antar Hijau
US --> BT
Interval Antar Hijau
BT --> US
Interval Antar Hijau
US --> BT
Interval Kuning
Interval Kuning
Interval Hijau
Interval Hijau
Merah Semua
US --> BT
Merah Semua
BT --> US
Merah Semua
US --> BT
Interval Hijau
Interval Kuning
13
WAKTU SIKLUS
2. INTERVAL ANTAR HIJAU
•
Bila Tanpa Sinyal Pedestrian, interval antar hijau (I) berkaitan dengan:
a.
b.
c.
•
Jarak Henti (SD)
Waktu Pengosongan Simpang (Tk)
Waktu Menyeberang Pedestrian (Tp)
Ambil harga terbesar sbg. I
Zona Dilema
Zona Dilema
•
Untuk menghindari konflik yang menimbulkan tundaan maka diusahakan agar
zona dilema dihilangkan (minimized)
Bina Nusantara University
14
a. JARAK HENTI
•
Jarak Henti dihitung sesuai dengan ketentuan Bina Marga
2
SD 
V
254  f  G 
0
Dimana:
SD
V0
f
G
Bina Nusantara University
= Jarak henti (m = 3.28 ft )
= Kecepatan kendaraan (km/jam)
= Koefisien gesekan
= Koefisien medan simpang
15
b. WAKTU PENGOSONGAN SIMPANG
•
Waktu untuk pengosongan simpang
T
k

SD  l  W
1.47 V 0
Dimana:
Tk
SD
l
W
V0
Bina Nusantara University
= Waktu pengosongan simpang (detik)
= Jarak henti (ft)
= Panjang kendaraan (ft)
= Lebar simpang (ft)
= Kecepatan kendaraan (mph)
16
c. WAKTU MENYEBERANG PEDESTRIAN
•
Waktu menyeberang pedestrian
T
p

W
V
p
Dimana:
Tp
W
Vs
Bina Nusantara University
= Waktu menyeberang (detik)
= Lebar simpang (ft)
= Kecepatan pedestrian (ft/det), biasanya diambil harga 4 ft/det
17
3. INTERVAL HIJAU MINIMUM
•
Interval hijau minimum (gmin) diperoleh dari hubungan:
•
gmin = Z+Tp-I
(detik)
dimana:
gmin = Waktu hijau minimum (detik)
Z
= Interval hijau untuk pedestrian (detik)
Tp
= Waktu menyeberang pedestrian (dari step 2)
I
= Interval antar hijau (dari step 2)
Nilai Z ambil harga yang pantas (5 – 7 det).
Bila nilai gmin yang diperoleh < Z, ambil gmin=Z
gmin
Bina Nusantara University
z
I
Tp
18
4. LAJU ARUS JENUH (s)
•
Jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati simpang selama interval hijau menerus 1
jam dalam kondisi lalu lintas dan jalan yang ada pada suatu group lajur.
•
Nilai s sangat tergantung keadaan lalu lintas dan jalan dan berbeda untuk tiap daerah dan
negara.
•
Untuk suatu nilai headway (h) keadaan jenuh
maka
s = 3600 / h
•
Nilai yang umum dipakai
s = 1900 kendaraan/jam/lajur
dengan headway keadaan jenuh 1.9 detik.
•
Untuk masing-masing daerah terdapat Design Manual yang memberikan faktor penyesuaian
terhadap nilai umum diatas dengan memasukkan parameter lebar lajur, gradien, belok kanankiri, lalu lintas pedestrian, dan komposisi lalu lintas.
•
Laju arus jenuh berkaitan dengan kapasitas.
Bina Nusantara University
19
4. KAPASITAS (c)  untuk check
•
Penyesuaian terhadap laju arus jenuh guna perhitungan waktu sinyal sebenarnya.
•
Adalah jumlah maksimum arus kendaraan tiap jam yang dapat melewati simpang
pada keadaan lalu lintas, jalan, dan sinyal yang ada.
•
Nilai kapasitas:
c = (g / C) s (kend/jam)
dimana:
c = kapasitas
g = Interval hijau efektif (det)
C = Panjang siklus sinyal (det)
s = Laju arus jenuh (kend/jam)
Bina Nusantara University
20
5. LAJU ARUS RENCANA (F)
•
Tinjau hasil pengamatan pada suatu
simpang pada jam sibuk disamping:
–
–
•
Pendekat US  PHF = 0.91
Pendekat BT  PHF = 0.89
Maka Laju Arus Rencana :
–
Pendekat US
Pendekat Utara dan Selatan
Jam Sibuk
Volume (smp)
17.00 – 17.15
120
17.15 – 17.30
135
17.30 – 17.45
150
17.45 – 18.00
140
Volume Jam Sibuk
545
Volume 15 menit puncak
150
PHF
545/(4*150) = 0.91
Fu = Fs = 545/0.91 = 599 smp/jam
–
Pendekat Barat dan Timur
Pendekat BT
Fb = Ft = 570/0.89 = 640 smp/jam
Bina Nusantara University
Jam Sibuk
Volume (smp)
17.00 – 17.15
130
17.15 – 17.30
135
17.30 – 17.45
160
17.45 – 18.00
145
Volume Jam Sibuk
570
Volume 15 menit puncak
160
PHF
570/(4*160) = 0.89
21
MATERI PENDUKUNG

Dokumen dalam:
1. http://www.bts.gov/ntl/subjects/traff-devices.html
2. http://www.dot.ca.gov/dist11/operations/cfeaver.htm

Bab 2, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
DitJen Bina Marga, Departemen PU, Jakarta, 1997.
Bina Nusantara University
22