Cognitive and Language Development 2 Pertemuan 4 Matakuliah : E1122 - Psikologi Pendidikan

Download Report

Transcript Cognitive and Language Development 2 Pertemuan 4 Matakuliah : E1122 - Psikologi Pendidikan

Matakuliah
Tahun
: E1122 - Psikologi Pendidikan
: 2007
Cognitive and Language Development 2
Pertemuan 4
Perkembangan Kognitif
• Marianne Moore, seorang pujangga Amerika abad 20
mengatakan bahwa pikiran itu adalah ‘suatu hal yang memikat’. Pikiran itu
demikian
memikatnya sehingga telah menjadi obyek pembahasan banyak psikolog
• Dalam bagian ini kita akan mengemukakan bagaimana perkembangan
kognitif itu menurut dua tokoh yaitu :
–Jean Piaget (1896 – 1980)
–Lev Vygotsky (1896 – 1934)
Bina Nusantara
Teori Jean Piaget
• Dalam mengkonstruksi pemikiran mereka, anak-anak memakai skemaskema
• Menurut Piaget, skema adalah konsep atau kerangka pikir yang ada dalam
individu yang berfungsi dalam mengorganisir atau menginterpretasikan
informasi
• Piaget tertarik pada skema pikiran tersebut yang memampukan anak-anak
mengorganisir pengalaman-pengalaman mereka sehari-hari
• Piaget (1952) mengemukakan bahwa ada dua proses sangat penting dalam
pembentukan skema pikir seorang anak, yaitu ASIMILASI dan
AKOMODASI
Bina Nusantara
• Asimilasi terjadi ketika seorang anak menerima informasi baru dan
menyatukannya dengan pengetahuan yang telah ada. Artinya anakanak mengasimilasi lingkunganya terhadap skema pikirannya
• Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri terhadap informasi
baru. Artinya anak-anak menyesuaikan skema pikirnya dengan
lingkungan
• Jean Piaget yakin bahwa kemampuan kognitif yang memungkinkan
pembentukan pengertian berkembang dalam empat tahapan
Bina Nusantara
• 0-2 tahun
: Tahap sensorimotor
• 2-7 tahun
: Tahap Pra-Operasional
• 7-11 tahun
: Tahap Operasional-Kongkrit
• 11 - …. Tahun
: Tahap Operasional Formal
TAHAP SENSORIMOTOR
• Berlangsung sejak lahir hingga saat anak berusia 2 tahun
• Pada tahap ini, bayi membangun pengertian atas dunianya
dengan mengkoordinir pengalaman-pengalaman sensorimotornya
seperti
– Penglihatan
– Pendengaran
– Menyentuh atau meraih
(atau reaksi motorik lainnya)
– Menyadari dirinya adalah obyek
permanen
Bina Nusantara
TAHAP PRA-OPERASIONAL
• Tahap pra-operasional ini berlangsung dari 2-7 tahun
• Pada tahap ini anak mampu menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik
(tampak pada permainan imajinatif)
• Pada tahp ini juga pemikiran anak lebih egosentris, intuitif daripada logis
serta animisme
• Anak tidak mampu menerima pandangan
dari orang lain dan tidak mampu
memecahkan masalah yang melibatkan
konsep-konsep bilangan
• Banyak sekali mengajukan pertanyaan dengan
kata ‘Mengapa’
Bina Nusantara
TAHAP OPERASIONAL KONKRIT
• Tahap ini berlangsung dari usia 7 – 11 tahun
• Pemikiran pada tahap konkrit operasional ini
telah dapat digunakan untuk perhitungan (operations)
• Penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, tapi hanya dalam
situasi nyata (concrete situations)
• Pada tahap ini, kemampuan klasifikasi sudah mulai muncul tapi masih
kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah abstrak
• Mampu berpikir secara divergen dan seriation serta dapat
mengklasifikasikan benda
Bina Nusantara
TAHAP OPERASIONAL FORMAL
• Tahap operasional formal dimulai pada usia 11 – 15 tahun.
Merupakan tahapan akhir dari perkembangan kognitif
• Pada tahap ini, anak mulai berpikir lebih abstrak, idealis dan lebih
logis – hipotetis deduktif
• Dengan demikian anak tidak hanya memikirkan hal-hal yang
berkaitan dengan pengalaman konkritnya
Bina Nusantara
Teori Vygotsky’s
Asumsi Dasar
• Kognitif dan bahasa anak-anak berkembang dalam konteks sosial
budaya
• Perkembangan kognitif anak-anak berkembang melalui interaksi
sosial dengan orang-orang yang sudah terampil, yang ditanamkan
dalam suatu latar belakang sosial budaya
Bina Nusantara
Zona Perkembangan Proximal
• Zone of Proximal Development adalah istilah Vygotsky untuk tugas-tugas
yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat
dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau
anak-anak yang lebih terampil
• Dengan ZPD ini, Vygotsky yakin pentingnya pengaruh ‘sosial’ dan
‘pengajaran’ terhadap perkembangan ‘kognitif’ seorang anak
• Sasaran pengajaran adalah batas zona yang lebih tinggi, dimana anak
dapat mencapai tujuan itu dengan bantuan instrukturnya
Bina Nusantara
• ZPD adalah suatu ukuran potensi pembelajaran
• Pembelajaran di sini bearti suatu peristiwa sosial yang bersifat
interpersonal dan dinamis yang bergantung pada paling sedikit dua
pikiran, dimana yang satu lebih berilmu atau lebih terlatih dari yang
lain
• Dengan pembelajaran dan praktek berkelanjutan yang memadai,
anak mengorganisasikan dan menguasai urutan-urutan perilaku
yang diperlukan untuk menguasai keterampilan yang ditargetkan
Bina Nusantara
Apa yang bisa anda ajarkan pada anak dan seberapa
cepat anda mengajarinya tergantung pada apa yang
telah dia pelajari sebelumnya, dan seberapa baik dia
mempelajarinya
Dalam proses pembelajaran: instruktur (guru) mentransfer
pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta–didik secara
bertahap melalui penjelasan, petunjuk, dan
pendemonstrasian sampai anak-didik secara memadai dapat
mencapainya sendiri
Sekali sasaran telah tercapai, tujuan tsb dapat menjadi
landasan bagi ZPD yang baru
Bina Nusantara
Vygotsky (1987), Cara Meningkatkan ZPD:
• Misalkan, secara IQ, seorang anak menunjukkan Usia Mental
(UM) 8 tahun.
– Menurut Vygotsky, guru tidak boleh berhenti pada level tersebut
– Untuk itu, guru perlu mencari jalan agar anak itu mencoba
memecahkan masalah untuk UM 9 tahun
– Guru perlu memberikan bantuan, membuat demonstrasi,
pertanyaan pengarah, memperkenalkan hal-hal yang dapat menjadi
pemecah masalah
• Dengan bantuan ini, anak akhirnya dapat memecahkan masalah untuk
anak UM 12 tahun
Bina Nusantara
Scaffolding
• Teknik penyesuaian level support & bimbingan pada kemampuan
anak
• Bila materi pembelajaran adalah hal yang baru bagi anak, maka guru
mungkin lebih banyak memberikan bimbingan
• Sejalan dengan bertambahnya kemampuan anak, bimbingan guru
juga semakin dikurangi
WHAT CHILDREN CAN DO TOGETHER TO DAY, THEY CAN DO
ALONE TOMORROW
(Lev Vygotsky, 1962)
Bina Nusantara
Penemuan dan Kesadaran
Tujuan setiap pengajaran seyogjanya menanamkan
dalam jiwa peserta didik rasa
Penemuan dan kesadaran, bukannya sekadar pendidikan
di permukaan saja
Soalnya, setiap kecakapan yang berhasil dipelajari
merupakan sebuah balok bangunan
Yang akan memperkuat proses pembelajaran berikutnya
Bina Nusantara
1
4
7
2
3