10-11 Metode persilangan

Download Report

Transcript 10-11 Metode persilangan

TEKNIK PERSILANGAN DALAM
PEMULIAAN TERNAK
Teknik utama persilangan
Persilangan antar individu yang
berkerabat (Inbreeding)
Persilangan antar individu yang
tidak berkerabat (Out Breeding)
Biak Silang (Cross Breeding)
Biak Silang luar (Out Crossing)
Biak Tingkat (Grading Up)
Berkerabat
Tidak berkerabat
Inbreeding (Silang Dalam)
2
Biak dalam (Inbreeding) adalah
perkawinan antara individu yang
mempunyai hubungan kekerabatan
2
Keuntungan Inbreeding
Pejantan A
1. Membuat populasi
seragam
2. Melestarikan sifat-sifat
yang diinginkan
3. Mendeteksi gena-gena
yang tidak diinginkan
4. Mempertahankan
keunggulan individu
ternak dengan line
breeding
3
Betina B
Betina F1
Betina F2
Betina F3
Dan seterusnya
Berapa % kemiripan
antara F3-A??
3
Jika terjadi perkawinan antara
saudara tiri maka keturunannya
akan mempunyai koefisien
inbreeding sebesar 12,5%. Hal ini
akan mempengaruhi produksi susu
karena akan mengalami penurunan
sebesar :
4
Kerugian Inbreeding
Ternak
Sapi
Sifat
Pertumbuhan
Produksi Susu
% Penurunan
5
3
Domba
Berat Sapih
Berat Umur Dewasa
Produksi Wol
4
7
8
Babi
Jumlah Anak sepelahiran
Berat umur 150 hari
5
3
Unggas
Produksi Telur
Daya Tetas
6
6
Menghindari
Inbreeding
•
•
5
Menghindari perkawinan
antara individu yang
mempunyai hubungan
kerabat
Mempertahankan
populasi sebanyak
mungkin (di nukleus sulit
dilaksanakan)
Cara untuk menghindari Inbreeding
pada ternak besar
Ketika mengimport pejantan (atau betina) untuk tujuan
crossbreeding, sangat penting diketahui bahwa ternakternak tersebut tidak berhubungan dengan ternakternak yang telah didatangkan sebelumnya.
Jangan gunakan pejantan yang sama didalam suatu
populasi jika anak-anaknya yang betina mencapai umur
kawin.
Jangan ganti pejantan didalam suatu populasi dengan
anak-anaknya
Jika Inbreeding telah terjadi, usahakan untuk
mengawinkan ternak-ternak tersebut dengan ternak lain
yang tidak berhubungan
6
Teori Hubungan Kekerabatan
dan Inbreeding
adalah Hubungan Aditif (Additive relationship) atau
kemungkinan dua individu atau lebih mempunyai gena
yang sama dari tetuanya.
Derajat kekuatanya diukur dengan Koefisien Inbreeding
yang mempunyai arti kemungkinan suatu individu
menerima gena-gena yang identik dari tetuanya. Individu
hasil inbreeding disebut inbred.
Langsung, tidak langsung
7
Hubungan Kekerabatan Langsung
½
½
½
B
A
Hubungan aditif
 1
a 
 2
C
3
a AD
D
8
n
1
 1
  
 2
8
Hubungan Kolateral
 1
a 
 2
D
9
C
2 1
a CE
 1
 
 2
3 2
a DF
 1
 
 2
n1  n2
½
½
11
a BE
 1
 
 2
½
B
A
½
E
½
F
1

4
1

8

1
32
Koefisien Inbreeding dapat
diartikan kemungkinan suatu
individu menerima gena-gena yang
identik dari tetuanya
Besarnya peluang
individu X bergenotip
A1 A1 atau A2 A2 disebut
Koefisien Inbreeding
X (Fx)
11
1
ax   
 2
C
X
2
1
1
  
4
 2
1
1 1 1
F ( x)  a  x 
2
2 4 8
(A1,A2)
A
B
10
1
F ( x)  a
2
Koefisien Inbreeding Untuk Pedigree Kompleks
I
♂
J
F
C
♀
♀
♀
♂
K
G ♂
H ♀
D ♂
A ♂
E
B
♀
Tetua bersama D adalah individu
‘inbred’ karena mereka (F dan G)
adalah saudara tiri, Demikian juga
individu D dan E adalah saudara
tiri sehingga menghasilkan
individu ‘inbred’ B (salah satu
tetua dari individu X)
♀
X
Jalur
ADB
AD G EB
ADF J GEB
11
n
3
5
7
0,1250
0,0313
0,0078
Inbreeding dari Kontribusi ke Koefisien
tetua bersama
Inbreeding F(x)
0,125
0,1406*
0
0,0313
0
0,0078
F(x)
0.1797
* 0,125 x (1 + 0,125) = 0,1406
Koefisien Silang Dalam (Inbreeding)
1 n1  n2
FX  ( )
(1  Fa )
2
Keterangan :
FX
= koefisien silang dalam (koefisien inbreeding)
n1 dan n2 = jumlah generasi dari bapak atau induk ke moyang bersama
Fa
= koefisien silang dalam moyang bersama
a. Hubungan antara Saudara Tiri dan Saudara Kandung (gambar a)
D1
S
A
D2
B
X
D
C
E
Y
b. Hubungan antara Anak dan Bapak (gambar b)
S
D
F
12
S
Z
Tahapan yang perlu ditempuh untuk menghitung
koefisien silang :
•
•
•
•
•
•
Membuat analisis jalur dari informasi silsilahnya
Mencari moyang bersama, dengan cara menelusuri induknya.
Mencari koefisien silang dalam dari masing-masing moyang bersama (Fa).
Mencari jalur keturunan melalui setiap moyang bersamanya.
Menghitung komponen silang dalam melalui setiap jalur moyang bersamanya.
Menjumlah seluruh komponen silang dalam yang diperolehnya.
Contoh :
Akan dihitung kofisien silang dalam dari individu X.
C
P
X
F
D
I
A
B
C
13
E
A
F
I
D
B
X
A
P
•
•
•
14
E
C
Moyang bersama : A, B, C, dan D
Koefisien silang dalam moyang bersama (Fa) : A, B, dan D tidak tersilang dalam sehingga
FA, FB, dan FD = 0. C adalah hasil perkawinan anak-bapak, jadi FC = 0.25
Jalur-jalur keturunannya adalah :
* Lewat A : I – D – B – A – C – P
(6 generasi)
I–C–A–B–D–P
(6 generasi)
* Lewat B : I – D – B – C – P
(5 generasi)
I–C–B–D–P
(5 generasi)
* Lewat C : I – C – P
(3 generasi)
* Lewat D : I – D – P
(3 generasi)
Jumlahkan komponen silang dalam sebagai berikut :
Moyang
A
Fa
0
B
0
C
D
0.25
0
n
6
6
5
5
3
3
Komponen
(1/2)6
(1/2)6
(1/2)5
(1/2)5
(1/2)3 (1+ 0.25)
(1/2)3
FX
15
= 0.015625
= 0.015625
= 0.03125
= 0.03125
= 0.15625
= 0.125
= 0.375
= 37.5 %
Tujuan persilangan
Penggabungan
beberapa sifat
Pembentukan
bangsa baru
Pemanfaatan
Heterosis
Pembentukan
ternak komersil
Grading Up
Out Breeding dapat dibedakan menjadi :
(1) Biak Silang (Cross Breeding)
(2) Biak Silang luar (Out Crossing)
(3) Biak Tingkat (Grading Up).
Biak silang (Cross-breeding) :
Persilangan antar ternak yang tidak sebangsa. Kegunaannya :
1.Saling substitusi sifat yang
diinginkan.
2.Memanfaatkan keunggulan ternak
dalam keadaan hetrozygot (Hybrid
Vigor)
17
daging
susu
braford
limousin
Santa Gertrudis
Brahman + Shorthorn
Belmont red
Beef Master
brangus
simmental
hereford
shorthorn
25% Hereford, 25% Shorthorn, 50% Brahman
3/8 Brahman 5/8 Angus
Charbray
brahman
anggus
3/16 Brahman, 13/16 Charolais
Out crossing :
Persilangan antara ternak dalam yang satu
bangsa tetapi tidak mempunyai hubungan
kekerabatan.
Tujuan utama : menjaga kemurnian bangsa
ternak tertentu tanpa silang dalam.
Kelompok Pejantan
Bangsa A (Ongole)
Grading up :
Persilangan balik yang terus menerus
yang diarahkan terhadap suatu bangsa
ternak tertentu.
Tujuan utama : memperbaiki ternak
yang produktivitasnya dianggap rendah
Kerugiannya : menyebabkan
kepunahan
19
Kelompok
Betina Bangsa B
Betina F1
Betina F2
Betina F3
Dan seterusnya
(PO)
Efek Heterosis (HybridVigor)
Efek Heterosis atau Hybrid Vigor dapat diartikan
sebagai keunggulan performan hasil persilangan
dibandingkan dengan rataan performan tetuanya
Efek Heterosis cenderung tinggi untuk sifat-sifat yang mempunyai nilai
heritabilitas rendah (sifat reproduksi), dan cenderung rendah untuk sifat-sifat
yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi (pertumbuhan, produksi karkas)
20
Sifat
Bobot lahir
Bobot sapih
ADG pra sapih
ADG post sapih
Bobot 1 tahun
Conception rate
Daya hidup anak
Sifat karkas
Persentase Heterosis
3,2
5,0
5,3
6,6
5,2
2,6
9,8
0
Berat Sapih Breed A
Berat Sapih Breed B
Rata-rata purebred
Rata-rata crossbred
= 228 kg
= 222 kg
= (228 + 222)/2 = 225 kg
= 235 kg
Artinya ?
21
contoh
Diketahui ADG sapi hereford (H) = 0.8 kg/hari, sedangkan
ADG PO = 0.2 kg/hari. Berapakah koefisien heterosis
silangannya jika diketahui pertambahan berat badan
harian sapi silangan (H x PO) = 0.65 kg/hari?
Penyelesaian
ADG sapi Hereford = 0.8 kg/hari
ADG sapi PO = 0.2 kg/hari
Jadi rata-rata ADG = ( 0.8 + 0.2 ) : 2 = 0.5 kg/hari
Besarnya heterosis untuk suatu sifat bergantung pada ratarata derajat dominasi dari semua pasangan gen yang
mempengaruhinya
Pada perkawinan inter se (F1 X F1), (F2 X F2) koefisien
heterosisnya akan turun sebesar 50%
Jika HF2 tidak sebesar ½ HF1
berarti ada pengaruh epistasis
Dasar Genetika pada Heterosis merupakan kebalikan dari
inbreeding. Pada Inbreeding diharapkan homozygote, pada heterosis
diharapkan heterozygote
Istilah-istilah Teknik Perkawinan pada
Ternak
Backcross :
P1
X
P2
F1
X
P1
atau
P2
24
Perkawinan antara
anak (F) hasil dari
suatu persilangan
dengan salah satu
tetuanya
Crisscrossing : Program crossbreeding berkelanjutan
P1
X
P2
Betina F1
X
Jantan P1
Betina F2
X
Jantan P2
Dan seterusnya
25
3-breed Rotational Cross : crossbreeding
berkelanjutan antara tiga bangsa ternak
x
P1
? x
?
26
X
P2
Betina F1
X
Jantan P3
Dan seterusnya
Crossbreeding : persilangan antar ternak yang tidak sebangsa
Genus Cross : perkawinan antara genus yang berbeda
Grading up
: persilangan balik yang terus menerus yang
diarahkan terhadap suatu bangsa ternak tertentu
Inbreeding
: perkawinan antara individu yang mempunyai
hubungan kekerabatan
Inbred
: Individu hasil inbreeding
Incrossing
: perkawinan antara inbred dari line yang berbeda
Line breeding : inbreeding yang diarahkan pada salah satu tetua
unggul
Outbreeding : perkawinan antara ternak yang tidak mempunyai
hubungan kekerabatan
Outcrossing : persilangan antara ternak dalam satu bangsa
tetapi tidak mempunyai hubungan kekerabatan
Species Cross : perkawinan antara individu yang berbeda species
Topcrossing : perkawinan antara individu dari bangsa yang sama
tapi famili berbeda
27
28