Document 7567693

Download Report

Transcript Document 7567693

LOGIKA INDUKTIF
• Metodologi penelitian dengan pendekatan
Induktif
( Empiris – Rasional ).
• Ciri Pokok Penelitian: Logis.
• Logika induktif : proses penalaran dari
jumlah fenomena menuju kesimpulan
umum
INDUKSI
GENERALISASI
1..Generalisasi sempurna
2..Generalisasi
probabilitas
ANALOGI
1..Analogi
argumentasi
2..Analogi deklaratif
(estimasi)
HIPOTESIS DAN TEORI
SEBAB-AKIBAT
1. .Metode persetujuan
2. .Metode perbedaan
3. .Metode persamaan
variasi
.4. Metode sisasisihan
.5. Metode gabungan
persetujuan dan
perbedaan
3. HUBUNAN SEBAB AKIBAT
Ada dua pengertian :
- Necessary causa.
- Sufficient causa.
Metode induksi menurut filosof John Stuart
Mill dari Inggris.
a. Metode persetujuan.
b. Metode perbedaan.
c. Metode persamaan variasi.
d. Metode sisa – sisihan ( residu ).
Necessary Casue ; Adanya sesuatu tidak harus
terjadi loss (penyakit, kecelakaan, kebakaran)
Sufficient cause adanya sesuatu itu yang
menyebabkan terjadinya loss
NC
Kebakaran
SPBU
Minamata
Desease
BGM Bayi
Bensin
Tidak lulus
Mhs
Hamil
Laki & Wan
meruri
SC
Dampak
Puntung
rokok
Makan ikan Lumpuh
tercemar
Tdk ikut
ujian
Sanggama
Hukum Logika (John Stuart Mill)
Ada empat hukum dasar dalam logika (Aristotoles, ;G.W. Leibniz, 1646-1716;
John Stuart Mill, 1806-1873.
1. Hukum Identitas (Principium Identitatis/Law of Identity) yang menegaskan
bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri. Hukum ini adalah
hukum kesamaan yang artinya bahwa jika a=b dan b=c, maka a=c atau a
terjadi maka c juga terjadi.
2. Hukum Kontradiksi (Principium Contradictionis/Law of Contradiction) atau
hukum perbedaan, yang menyatakan bahwa sesuatu itu pada saat yang sama
tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat
tertentu itu. Jika a tidak sama dengan b, dan b tidak sama dengan c, maka
tidak mungkin a dan c terjadi bersamaan pada waktu yang sama.
3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertii/Law of Excluded
Middle) yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat
tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain.
Jika a diketahui dan b diketahui, maka adanya kejadian tersebut (c) mesti
karena sebab lain.
4. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis/Law of Sufficinet
Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu,
perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Artinya tidak ada
perubahan yang tiba tiba tanpa alsan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional. Hukum ini merupakan hukum pelengkap hukum identitas.
J Stuart Mill
Soto
Ajam
x
x
Es
Bebek
Cendol Goreng
x
x
Sambal Es
degan
x
x
X
x
x
x
x
Tempe
penyet
x
mual2
x
Mual2
X
mual2
x
mual2
Pengetahuan
dengan
keumuman
tinggi
Pengetahuan
khusus/spesifik
Deduksi
Pengetahuan
khusus/spesifik
Pengetahuan
khusus/spesifik
Induksi
TEKNIK LOGIKA INDUKSI
1. GENERALISASI -- mengikat seluruh
fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
Dasar pengujian :
a. Jumlah faktor yang representatif
b. Jumlah variasi fenomena
c. Hal – hal yang menyimpang.
d. Konsistensi dalam penyimpulan.
2. ANALOGI -- bertolak dari satu atau
sejumlah peristiwa menuju kepada
satu peristiwa lain yang sejenis.
Unsur pokok dalam penyimpulan Analogi
a. Peristiwa pokok yang menjadi dasar.
b. Peristiwa prinsipal yg menjadi pengikat
c. Peristiwa yg akan dianalogikan.
Cara menilai analogi:
a. Jumlah peristiwa sejenis.
b. Sedikit aspek yg menjadi dasar
analogi
c. Sifat analogi yg dibuat
d. Mempertimbangkan unsur yg berbeda.
e. Relevan.
4. HIPOTESIS DAN TEORI
Hipotesis  proposisi yg masih perlu diuji
Teori
 proposisi yg telah teruji.
Close Up;
 Semua kucing yang bermata biru adalah tuli
(Darwin dalam ilmu biologi)
 Tidak ada hewan yang bertanduk dan berkuku
telapak adalah pemakan daging
 Anak kecil yang pernah terluka jari-jarinya
karena bermain-main dengan
pisau akan
berhati-hati bila di saat lain dia menggunakan
pisau
 Ilmu ilmu kealaman semuanya disusun
berdasarkan generalisasi tidak sempurna,
demikian pula ilmu sosial