PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Download Report

Transcript PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Dalam wacana ilmu pengetahuan, banyak orang yang memandang bahwa
filsafat adalah merupakan bidang ilmu yang rumit, kompleks dan sulit dipahami
secara definitif. Namun demikian sebenarnya tidak seorangpun dapat
menghindar dari kegiatan berfilsafat. Dengan perkataan lain, setiap orang
dalam hidupnya senantiasa berfilsafat, sehingga berdasarkan kenyataan
tersebut maka sebenarnya filsafat itu sangat mudak dipahami.

Definisi Filsafat

Secara etimologi : berasal dari bahasa yunani Pilen yang artinya Cinta dan
Sophos/sophia yang artinya hikmah, kebijaksanaan, wisdom/kebenaran.
Sehingga filsafat dari segi etimologi adalah cinta kepada kebijaksanaan.
Contohnya : fils. Politik, sosial,hukum, agama dll.

Secara Terminologi : Filsafat adalah daya upaya pemikiran manusia untuk
mencari kebenaranatau kebijaksanaan, dan tujuan filsafat adalah tidak
memiliki kebenaran tersebut.
Arti Filsafat yang mencakup Pengertian
Sebagai jenis pengetahuan,ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran para filsuf yang
lazimnya merupakan suatu sistem tertentu.
Sebagai suatu problema yang dihadapi manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
manusia yang bersumber dari akal manusia.
Arti Filsafat sebagai suatu proses
Aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan metode tertentu, dengan obyek tertentu, yang bersifat
dinamis, dan bukan sekedar dogma yang hanya ditekuni dan dipahami
sebagai nilai tertentu
Arti Filsafat dalam arti Praktis
Sebagai alam berfikir, berfikir secara mendalam, berfikir sampai keakarakarnya dan dengan sungguh-sungguh tentang hakekat sesuatu.
Filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan.
Definisi Filsafat Menurut beberapa Ahli :
Plato : filsafat adalah Ilmu Pengetahuan yang berminat mencari kebenaran
asli
 Aris Toteles : Filsafat adalah Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu metafisika, logika, retorika,etika, ekonomi, politik
dan estetika.
 Al- Farabi : Filsafat adalah Ilmu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana
hakikat yang sebenarnya.
 Immanuel Kant : Filsafat adalah Ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya mencakup persoalan :
- Apakah yang anda ketahui, jawabannya adalah metafisika
- Apa yang seharusnya kita kerjakan, dijawab oleh etika
- Sampai dimanakah harapah kita, dijawab oleh Agama
- Apakah yang dinamakan manusia, dijawab oleh Antropologi
o Prof. H. Yamin Muhammad Yamin, S.H : Filsafat adalah pemusatan pemikiran,
sehingga manusia menemui kepribadiannya sesungguhnya
Manusia adalah makhluk Tuhan, meskipun manusia itu tinggi derajatnya,
mempunyai dignity, akan tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu kebenaran
yang dicapai manusia bersifat relatif atau nisbi artinya kebenarannya tidak
mutlak.

Cabang-cabang Filsafat






Metafisika : membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik
fisis, yang meliputi analogi,kosmologi dan antropologi
Epistemologi : membahas tentang yang berkaitan dengan
persoalan hakikat pengetahuan.
Metodologi : yaitu membahas yang berkaitan dengan persoalan
hakikat metode dalam ilmu pengetahuan
Logika : yaitu membahas yang berkaitan dengan persoalan
filsafat berfikir yaitu : rumus dan dalil-dalil yang benar.
Etika : Membahas yang berkaitan dengan moralitas atau tingkah
laku manusia
Estetika : yaitu yang membahas yang berkaitan dengan
persoalan hakikat keindahan
Pancasila sebagai filsafat
Filsafat dalam kehidupan tidak dapat dipisahkan, bukan saja karena sejarahnya
yang panjang kebelakang zaman dalam catatan yang ada, namun juga karena
ajaran filsafat bahkan telah menjangkau masa kini bahkan telah menjangkau
masa depan dalam bentuk ideologi.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang dasar yang diberu
nama UUD 1945, sekaligus dalam pembukaan UUD 1945, sila-sila pancasila
ditetapkan.
Jadi pancasila sebagai filsafat bangsa indonesia ditetapkan bersamaan dengan
ditetapkannya UUD 1945 dan menjadi idiologi bangsa indonesia
Fungsi Filsafat Pancasila
 Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam
kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
harus dapat dikembangkan oleh filsafat
 Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau
tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kestuan yang utuh, tidak
terpisahkan)
 Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan
terlihat jelas kalau negara itu sudahterbentuk keteraturan kehidupan bernegara).
Pandangan Integralistik dalam filsafat pancasila bertolak dari pidato Prof. Mr.
R. Soepomo dalam rapat BPUPKI 31 Mei 1945. dalam hal ini ada 3 teori :

Teori Individualistik :Tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, Jean
Jacques Rosseau, Herbert Spencer dan Harold Joseph laski. Menurut teori
ini bahwa negara adalah masyarakat umum yang disusun atas kontrak
antara seluruh perorangan dalam masyarakat itu, misalnya teori ini
diterapkan dinegara Eropa dan Amerika.

Teori Golongan / Teori Kelas : Tokohnya : karl Mark, Friederich Engels dan
Lenin. Teori ini menganggap bahwa negara adalah alat dari suatu
golongan/kelas untuk menindas kelas lain dengan kata lain kelas borjuis
menindas para kelas proletar.

Teori Integralistik : yaitu yang mengajaarkan bahwan negara adalah suatu
susunan masyarakat yang integral segala golongan, segala bagian, segala
anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan kesatuan
masyarakat yang organis.
Hubungan Teori Integralistik dengan Pancasila

Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari
sila-silanya. Masing- masing sila tidak dapat dipahami dan
diberi arti secara tersendiri terpisah dari keseluruhan silasilanya. Ini menggambarkan adanyab paham kesatuan atau
pandangan Integralistik

Sila persatuan mencerminkan perwujudan Integralistik dalam
kenegaraan kita, hal ini tercermin dalam pembukaan UUD
1945 “ Negara” melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.