Peluang dan Tantangan BONUS DEMOGRAFI INDONESIA Konsep Definisi Demografi adalah studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran, perkawinan, kematian dan perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah, persebaran geografis, komposisi.

Download Report

Transcript Peluang dan Tantangan BONUS DEMOGRAFI INDONESIA Konsep Definisi Demografi adalah studi tentang penduduk khususnya mengenai kelahiran, perkawinan, kematian dan perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah, persebaran geografis, komposisi.

Peluang dan Tantangan
BONUS DEMOGRAFI
INDONESIA
Konsep
Definisi
Demografi adalah studi tentang penduduk
khususnya mengenai kelahiran, perkawinan,
kematian dan perpindahan.
Studi ini menyangkut jumlah, persebaran
geografis, komposisi penduduk dan
perubahannya dari waktu ke waktu.
0
China
India
United States
Indonesia
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991
1990
1989
1988
1987
1986
1985
1984
1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
1975
1974
1973
1972
1971
1970
Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)
1600
1200
800
400
Demographic Bonus (Dividend)
Suatu wilayah yang usia produktifnya
lebih banyak dibandingkan dengan
usia non produktif.
Dikatakan bonus karena tidak terjadi
terus menerus melainkan hanya
terjadi sekali dalam beratus-ratus
tahun.
“Sekali dan tidak bertahan lama”
Pengertian Bonus Demografi
Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya
Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas
jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003)
Dampak transisi demografi yang menurunkan proporsi umur
penduduk muda dan meningkatkan proporsi penduduk usia
kerja. Menjelaskan hubungan pertumbuhan penduduk dan
ekonomi (Mason, 2001).
Perubahan Struktur Umur Penduduk
Menurunnya proporsi jumlah anak <15 tahun yang menjadi
beban pemerintah dan orang tua
Dulu banyak bayi lahir tetapi banyak yang meninggal, kini
jumlah yang lahir masih banyak dan hidup terus dampaknya
Ledakan penduduk usia remaja dan usia kerja
pengangguran?
Sisi Positif: Beban tanggungan pekerja menurun, dulu 1971
tiap 100 pekerja menanggung 86 anak-anak, dari Sensus 2000
hanya 54 anak ditanggung oleh 100 pekerja.
Ledakan penduduk usia kerja
Trend in number of children, working-age and older
persons, Indonesia, 1950-2050
250
working-age
150
•Jumlah anak dibawah 15 tahun menurun,
tetapi masih 50 juta tahun 2050
100
children 0-14
50
Year
50
20
40
20
30
20
20
20
10
20
00
20
90
19
80
19
19
60
19
50
70
older persons 65+
0
19
Population in millions
200
•Jumlah penduduk usia kerja meningkat
drastis mencapai 170,9 jt tahun 2015,
mencapai 195,2 tahun 2040 dan menurun
menjadi 191,5 tahun 2050
•Jumlah lansia meningkat pelahan sampai
tahun 2035 lalu meningkat pesat mencapai
49,6 tahun 2050 sama dengan jumlah anak.
RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY RATIO), adalah :
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk usia
nonproduktif (penduduk usia dibawah 15 tahun dan penduduk usia 65 tahun
atau lebih) dengan banyaknya penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64
tahun)
RASIO KETERGANTUNGAN atau RASIO BEBAN TANGGUNGAN yang
dibicarakan dalam study demografi sering disebut AGE DEPENDENCY RATIO
Meskipun tidak akurat secara ekonomi, rasio ketergantungan dapat
menggambarkan banyaknya penduduk yang harus ditanggung penduduk usia
kerja
11
Dependency Ratio
Total Dependency = Youth Dep. + Aged Dep.
 P014
  P65


100  
100
 P1564
  P1564

P014  P65

100
P1564
12
80
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2015*
2020*
2025*
2030*
2035*
Dependency Ratio : Indonesia
100
90
Bonus Demografi
70
60
50
40
30
20
10
0
Angka Ketergantungan
per 100 penduduk usia kerja
1971
2000
2020-2030
>2030
86
54
44
>50
satu (1) orang bekerja
menangung hampir satu
anak
dua (2) orang
bekerja
menangung satu
anak
Tiga (3) orang
bekerja menanggung tanggungan meningkat
karena pesatnya
satu anak
pertambahan lansia
Perbandingan Piramida Populasi 2030
USA
Japan
Golden
opportunity!
Malaysia
Indonesia
Sumberdaya manusia Indonesia akan menjadi modal utama kemajuan bangsa, asal: mereka mendapat pendidikan
yang bermutu dan relevan
Bagaimana ini bisa terjadi di Indonesia?
Kebijakan pengendalian penduduk menyebabkan transisi
demografi
Penurunan fertilitas dari 5.6 tahun 1971 menjadi 2.4 tahun
2000
Penurunan kematian bayi dari 145 tahun 1971 menjadi 41 per
1000 kelahiran tahun 2000.
Penurunan rasio ketergantungan dari 86.8 di thn 1971 menjadi
54.7 per 100 tahun 2000
Peluang
Peluang Bonus Demografi
Jumlah pengangguran berkurang
Meningkatnya daya saing bangsa
Bertumbuhkembangnya karya kreatif dan inovatif oleh
pemuda sebagai kontribusi pembangunan negara
Pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik
Indonesia menjadi negara maju
Bonus Demografi Merupakan Landasan Pertumbuhan
Ekonomi, syaratnya:
a)
Suplai tenaga kerja yang besar meningkatkan pendapatan per
kapita apabila ada kesempatan kerja yang produktif, dan bisa
menabung.
b)
Peranan perempuan: jumlah anak sedikit memungkinkan
perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan
pendapatan
c)
Tabungan rumah tangga yang diinvestasikan secara produktif
d)
Modal manusia yang besar apabila ada investasi untuk itu.
Langkah Tindak Lanjut
Pemerintah Tetapkan 4 Prasyarat Bonus
Demografi
penduduk harus berkualitas
terserap dalam pasar kerja
meningkatnya tabungan di tingkat
rumahtangga
meningkatnya perempuan yang masuk
dalam pasar kerja
A. Peningkatan Pendidikan
LANGKAH TINDAK LANJUT
Human Capital Deepening
(peningkatan kualitas modal manusia)
Semua resources dan upaya dicurahkan untuk
meningkatkan mutu modal manusia baik dari segi
pendidikan, kesehatan, kecukupan gizi, kemampuan
berkomunikasi, menguasai matematika dan teknologi
serta aspek-aspek sosial-budaya lainnya.
Modal manusia: Pendidikan Penduduk Indonesia
Kemajuan perluasan jangkauan pendidikan tetapi perlu waktu
lama utk melihat hasil investasi pendidikan.
Kualitas SDM masih rendah:
◦ Sakernas tahun 2000: 60 persen angkatan kerja hanya
berpendidikan SD; 16% lulus SLTP; 19,4% lulus SMU
Bagaimana kelak dapat memanfaatkan the window of
opportunity?
Tantangan
 Di industri electronic (KBLI 323),
◦ separuh dari pekerja hanya menjadi operator dan perakit  vallue
added hanya 3.1% dari seluruh sub sector di industri manufactur. Tidak
berkontribusi ke peningkatan PDB
 Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan 2002:
◦ 20% diserap dlm general dan special purpose machines
◦ 15% sebagai processor
◦ 15% sebagai casual workers dan janitor
◦ Hanya 0.7% dalam posisi managerial
◦ Hanya 0.6% dalam posisi professional
B. Peningkatan Lapangan Kerja
LANGKAH TINDAK LANJUT
Proyeksi Angkatan kerja Indonesia 2000-2025 (LDFEUI)
Tahun 2005 106,8 juta menjadi 148,5 tahun 2025
Masih didominasi oleh rendahnya tingkat pendidikan
yang terbawa dari tahun 2000 dan sebelumnya
Bagaimana kualitas angkatan kerja baru nanti?
Kualitas Angkatan Kerja menjelang 2025
Tingkat pendidikan rendah A.K akan terbawa seumur hidup
Diganti oleh angkatan kerja baru dengan harapan tingkat
pendidikan yang lebih baik dari generasi kelahiran tahun 19852010
Dilahirkan dari Ibu yang lebih berkualitas karena SD Inpres 1973,
anak sedikit krn. fasilitas KB, terjangkau pelayanan Puskesmas
sejak 1976.
Dibesarkan di era pertumbuhan ekonomi tinggi dan era
elektronika dan IT.
Seluruh tingkat
pendidikan
Pemanfaatan the window of opportunity dapat
terjadi apabila
◦ Ada kelangsungan penurunan angka kelahiran sampai
tahun 2030
◦ Mulai sekarang melaksanakan perluasan jangkauan
pendidikan dan kualitasnya
◦ Memperbaiki iklim investasi yang kondusif untuk
pembukaan kesempatan kerja produktif
Pemanfaatan the window of opportunity
dapat terjadi apabila
◦ Terbentuknya tabungan masyarakat untuk investasi
peningkatan kualitas SDM
◦ Sumber daya pemerintah yang terhindarkan krn
penurunan proporsi anak dialihkan untuk investasi
pendidikan
Implikasi Tidak Berbuat
Implikasi tidak berbuat (1)
Jumlah penduduk akan menjadi 360 juta apabila
tingkat kelahiran tidak dapat diturunkan menjadi 1.8
pada tahun 2050
Perlu tambahan investasi untuk pelayanan sosial
dasar bagi 60 juta penduduk
Perlu tambahan penyediaan kesempatan kerja
sebanyak 30 juta
Implikasi tidak berbuat (2)
Bila kualitas pendidikan SDM tidak meningkat
Bila kecukupan gizi dan kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat tidak meningkat?
Bila kesempatan kerja tidak meningkat?
Bila tidak ada sinergi (concerted action) dalam perencanaan
pembangunan?
 rantai kemiskinan antar generasi berlanjut
Kapan & Dimana
Piramida Penduduk DKI Jakarta
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk DKI Jakarta
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk DKI Jakarta
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk Jawa Timur
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk Jawa Timur
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
“Nusa Tenggara Timur dan Maluku adalah dua
provinsi yang tidak akan mengalami bonus
demografi, .... “
Abidinsyah Siregar
Deputi Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Pusat
Piramida Penduduk NTT
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk NTT
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk Maluku
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Piramida Penduduk Maluku
Sumber : BAPPENAS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035
Apa yang terjadi kalau penurunan TFR tidak
tercapai?
Jumlah penduduk dan jumlah penduduk menurut umur
akan jauh lebih besar dari proyeksi medium
Bonus Demografi tidak akan tercapai
Window of opportunity akan terbuang
Kesempatan untuk memperbaiki keadaan penduduk
Indonesia akan hilang
Terima kasih....