Created by : Ignasius Warinta 3.2 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam Sejarah.
Download
Report
Transcript Created by : Ignasius Warinta 3.2 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam Sejarah.
Created by : Ignasius Warinta
3.2 Memahami dan menerapkan konsep
berpikir kronologis (diakronik), sinkronik,
ruang dan waktu dalam Sejarah
3.2.1. Menjelaskan pengertian diakronis dan
sinkronis
3.2.2. Menerapkan berpikir diakronis dan
sinkronis, ruang dan waktu dalam memahami
dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari
3.2.3 Membandingkan pengertian praaksara dan
prasejarah
3.2.4 Menjelaskan pengertian praaksara dengan
nirleka
3.2.5 Menjelaskan arti penting zaman praaksara
Setelah selesainya pembelajaran ini siswa
diharapkan mampu:
3.2.1. Menjelaskan pengertian diakronis dan
sinkronis
3.2.2. Menerapkan berpikir diakronis dan
sinkronis, ruang dan waktu dalam
memahami dan merekonstruksi
sejarah yang dipelajari
Setelah selesainya pembelajaran ini siswa
diharapkan mampu:
3.2.3 Membandingkan pengertian praaksara
dan prasejarah
3.2.4 Menjelaskan pengertian praaksara
dengan nerlika
3.2.5 Menjelaskan arti penting zaman
praaksara
Berpikir diakronis secara etimologis berasal dari
kata bahasa Yunani dia berarti melintasi atau
melewati dan kronos artinya perjalanan waktu.
artinya suatu peristiwa berhubungan dengan
peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri
atau muncul begitu saja. Dan sinkronis adalah
peristiwa sejarah berkaitan antara satu peristiwa
dengan peristiwa yang lain.
Sifat diakronis dalam ilmu sejarah, sejarawan
Kuntowijoyo menambahkan bahwa dalam dimensi
waktu dapat terjadi dalam 4 hal :
1. Perkembangan
2. Kesinambungan
3. Pengulangan
4. Perubahan
Zaman Pra-Sejarah dalam Bahasa
Sansekerta adalah Nirleka
Nir berarti tidak ada
Leka berarti tulisan
Jadi Zaman Pra Sejarah
berarti zaman sebelum
mengenal tulisan
Arti penting dari pembelajaran tentang sejarah
kehidupan zaman praaksara pertama-tama adalah
kesadaran akan asal-usul manusia. Tumbuhan
memiliki akar. Semakin tinggi tumbuhan itu, semakin
dalam pula akarnya menghunjam ke bumi hingga
tidak mudah tumbang dari terpaan angin badai atau
bencana alam lainnya. Demikian pula halnya dengan
manusia. Semakin berbudaya seseorang atau
kelompok masyarakat, semakin dalam pula kesadaran
kolektifnya tentang asal usul dan penghargaan
terhadap tradisi.
Sekarang muncul pertanyaan, sejak kapan zaman
praaksara berakhir?
Sudah barang tentu zaman praaksara itu berakhir
setelah kehidupan manusia mulai mengenal
tulisan
Pertanyaan :
Kelompok 1 : Menjelaskan apakah zaman
praaksara termasuk sejarah
Kelompok 2 : Membandingkan Pengertian
Praaksara dan prasejarah
Kelompok 3 : Menganalisis arti penting
zaman pra aksara
Pertanyaan :
Kelompok 4 : Menganalisis berakhirnya
zaman pra aksara
Kelompok 5 : Membedakan cara berfikir
diakronis dan sinkronis dalam
sejarah
Kelompok 6 : Menjelaskan bahwa dalam
dimensi waktu dapat terjadi
dalam 4 hal
Kelompok 7 : Bagaimana cara kita
melakukan penelitian pada
masyarakat pra aksara seperti
suku Anak Dalam secara
metodologis.
Sekian Terima Kasih
Salam
Ignas