Pemahaman Agama: Antropologis, Psikologis & Feminis Dra. Rita Christina Maukar, M.Div Pendekatan Antropologi Antropologi (Inggris = anthropology, dari kata Yunani antrophos (manusia) dan logos (wacana, ilmu) Antroplogi mempelajari asal-usul.

Download Report

Transcript Pemahaman Agama: Antropologis, Psikologis & Feminis Dra. Rita Christina Maukar, M.Div Pendekatan Antropologi Antropologi (Inggris = anthropology, dari kata Yunani antrophos (manusia) dan logos (wacana, ilmu) Antroplogi mempelajari asal-usul.

Pemahaman Agama:
Antropologis,
Psikologis
&
Feminis
Dra. Rita Christina Maukar, M.Div
Pendekatan Antropologi
Antropologi (Inggris = anthropology, dari
kata Yunani antrophos (manusia) dan
logos (wacana, ilmu)
Antroplogi mempelajari asal-usul dan
perkembangan manusia, bahasa, dan
aneka ragam budaya.
Antropologi melihat agama sebagai yang
dipengaruhi dan mempengaruhi
kebudayaan dan pola hidup / sistem
masyarakat. (Asal-usul Agama)
Fokusnya: Dimensi kultural dari fenomen
agama
Agama dalam Pandangan Antropolog
Ilmu
Pengetahuan:
Penjelasan Menyeluruh
Agama:
J Frazer
Upaya Menjelaskan
Gejala-gejala alam
Mengemukan teori
tentang
Praktek Magi:
perkembangan
Upaya memahami
Lingkungan
rasionalitas manusia
Agama dalam Pandangan Antropolog
MALIONOWSKI
Agama
merupakan
sumber kekuatan
dalam
menghadapi krisis
Kehidupan Keagamaan Suku Trobian
yang hidup di pulau-pulau tenggara
Papua New Gunea
Jika mereka tidak bisa menghadapi dan
mengontrol cuaca buruk, angin kencang,
ikan buas dst, maka baru mereka beralih
ke agama.
Pendekatan Psikologi
Psikologi (Inggris = psychology), dari bahasa
Yunani psykhe (jiwa) dan logos (wacana,
ilmu)
Secara harafiah: ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan jiwa. (Psikologi
mempelajari tingkah laku dan pengalaman).
Psikologi agama adalah studi tentang aspek
psikologis dari agama, baik secara individual
maupun kelompok sosial.
Psikologi memahami agama sebagai suatu
bentuk pengalaman psikhis yang unik
Agama dalam Pandangan Psikolog
Sigmund Freud
Agama sebagai
gejala psikis
(neurosis) yang
tidak sehat
Tuhan
merupakan
proyeksi OrtuSuper
Impian manusia yang mendalam
adalah menjadi mahakuasa (libido)
Kenyataannya dunia penuh
penyakit dan maut. Ini
mendatangkan frustasi karena
ketidakberdayaan manusia.
Orang dewasa mulai bersikap
seperti anak kecil yang berupaya
mempengaruhi orang tuanya
(dengan senyum, tangis, bujukan,
rengekan, protes, memohon…)
Manusia membayangkan ortu
Super (Tuhan, dewata dll) yang
dapat memelihara, melindungi,
mengampuni, membantu (bila perlu
dengan mujizat)
Agama dalam Pandangan Psikolog
Carl Gustav Jung
Agama
Penyembuh
orang yang
neurosis
Manusia pada umumnya
menderita neurosis karena
kebingungan menemukan makna
hidup, terutama berhadapan
dengan kematian.
Pertanyaan yang penting itu tidak
bisa dijawab oleh ilmu
pengetahuan, tetapi oleh agama.
Jung memasukkan unsur agama
dalam terapinya.
Perkembangan Iman
Iman yang universal:
Pemberian makna
kehidupan
Iman yang Konjungtif:
Hasil renungan dalam
Interaksi dengan orang lain
Refleksif Individuatif:
Iman “milik sendiri”
Iman yang logis
James Fowler
Iman (agama)
bersifat aktif
dan dinamis
Sintetis Konvensional:
Ada Perhatian pada
Hubungan antar pribadi
Mitis Literal:
Dongeng dan cerita
Sebagai makna
Proyektif Intuitif:
Ortu sbg proyeksi
Perkembangan Moral
Pra-Konvensional Hukuman dan Kepatuhan
Relativis - Instrumental
(anak-anak)
Konvensional Kesepakatan (anak manis)
Hukum dan Ketertiban
(Remaja)
Lawrence Kholberg
Pasca-Konvensional
(Dewasa)
Kontrak Sosial Legalistis
Prinsip Etika Universal
Perkembangan Moral tidak selalu berjalan seiring
Pertambahan usia
Pendekatan Feminis:
Feminisme merupakan gerakan emansipasi yang
memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita
Dari gerakan kemudian muncul teori feminis,
yang menggunakan gender sebagai kategori
analisis utama
Tiga Unsur Pokok Feminisme
Gender
Konstuksi sosial
Konsep
Patriarkhi
Dominasi Pria
Pengalaman
Perempuan
Keterlibatan
Perempuan
Analisis Terhadap Agama:
Ada Ketidak-adilan gender
dalam agama
Ketidakadilan gender
terjadi karena budaya
tempat agama itu
berkembang
Menafsirkan kembali teksteks keagamaan secara
baru sehingga muncul
teologi (yang) feminis.