TFT CA PELAPORAN KORPORAT Ikatan Akuntan Indonesia 9 Juni 2015 Agenda Kompetensi dan Kurikulum Metode Pembelajaran Diskusi Permasalahan dalam Pengajaran Materi dan Review Soal.

Download Report

Transcript TFT CA PELAPORAN KORPORAT Ikatan Akuntan Indonesia 9 Juni 2015 Agenda Kompetensi dan Kurikulum Metode Pembelajaran Diskusi Permasalahan dalam Pengajaran Materi dan Review Soal.

TFT CA
PELAPORAN KORPORAT
Ikatan Akuntan Indonesia
9 Juni 2015
Agenda
Kompetensi dan Kurikulum
Metode Pembelajaran
Diskusi Permasalahan dalam Pengajaran
Materi dan Review Soal
2
Kompetensi Umum CA
1. CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam
mengelola sistem pelaporan yang menghasilkan
laporan keuangan dan laporan lainnya yang
bernilai tinggi sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kelola, etika profesional, dan integritas.
2. CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam
pengambilan
keputusan
bisnis
dengan
mempertimbangkan dinamika lingkungan bisnis
3
Kompetensi CA – Pelaporan Korporat
1. Memiliki kemampuan menyusun, menyajikan dan
mengevaluasi laporan keuangan grup entitas dan
laporan perusahaan sesuai dengan standar global
yang berlaku.
9. Mampu berfikir dan bertindak sebagai pemimpin.
10. Memiliki sikap untuk terus melakukan pembelajaran agar dapat
mempertahankan kompetensi profesionalnya.
11. Mampu menyampaikan ide dan hasil pemikiran secara lisan dan
tulisan.
12. Mampu berinteraksi dan berhubungan dengan orang atau fungsi lain
dalam organisasi dan antar organisasi.
4
Metode Belajar Peserta - Silabus
•
Metode pembelajaran adalah berdasarkan active learning, dengan peran
dosen terutama sebagai fasilitator. Perkuliahan di kelas adalah dalam bentuk:
1.
2.
3.
4.
5.
•
•
•
•
Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik pembelajaran.
Diskusi kelas dan membahas kasus: Peserta mendiskusikan kasus yang ditugaskan
dengan dipandu dosen.
Presentasi kelompok: Anggota kelompok menyampaikan hasil tugas mereka untuk
kemudian di disuksikan bersama.
Latihan mengerjakan soal
Pada pertemuan pertama metode pembelajaran adalah ceramah dan diskusi
kelas
Pertemuan lainnya metode pembelajaran adalah dengan kombinasi diskusi
kelas dan membahas kasus yang diawali dengan presentasi kelompok.
Pada bagian akhir setiap pertemuan, akan dilakukan latihan mengerjakan soal.
Bahan bacaan untuk kasus sebagian diberikan oleh Program sedangkan
peserta diharapkan mencari bahan bacaan tambahan yang relevan. Agar diskusi
berjalan dengan efektif maka peserta harus sudah mempelajari bahan bacaan
sebelum perkuliahan.
5
Metode Belajar Peserta - Silabus
•
Metode pembelajaran adalah berdasarkan active learning, dengan peran
dosen terutama sebagai fasilitator. Perkuliahan di kelas adalah dalam bentuk:
1.
2.
3.
4.
5.
•
•
•
•
Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik pembelajaran.
Diskusi kelas dan membahas kasus: Peserta mendiskusikan kasus yang ditugaskan
dengan dipandu dosen.
Presentasi kelompok: Anggota kelompok menyampaikan hasil tugas mereka untuk
kemudian di disuksikan bersama.
Latihan mengerjakan soal
Pada pertemuan pertama metode pembelajaran adalah ceramah dan diskusi
kelas
Pertemuan lainnya metode pembelajaran adalah dengan kombinasi diskusi
kelas dan membahas kasus yang diawali dengan presentasi kelompok.
Pada bagian akhir setiap pertemuan, akan dilakukan latihan mengerjakan soal.
Bahan bacaan untuk kasus sebagian diberikan oleh Program sedangkan
peserta diharapkan mencari bahan bacaan tambahan yang relevan. Agar diskusi
berjalan dengan efektif maka peserta harus sudah mempelajari bahan bacaan
sebelum perkuliahan.
6
Silabus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Overview atas conceptual framework dalam pelaporan keuangan entitas
komersial, entitas publik/pemerintah, ETAP, dan entitas berlandaskan
syariah , Perbedaan di antara conceptual framework tersebut
Studi kasus atas penggunaan conceptual framework dalam pelaporan
keuangan : Pelaporan keuangan ETAP dan nirlaba , Perbedaan standar
akuntansi untuk ETAP dengan IFRS , Penerapan standar akuntansi untuk
ETAP
Transaksi berbasis syariah dan pelaporan keuangan syariah: Jenis-jenis akad
, Konsep keuntungan dalam syariah , Transaksi yang dilarang .
Kerangka pelaporan syariah, Pelaporan keuangan syariah , Instrumen
keuangan syariah ,
Kombinasi bisnis dan konsolidasi: Investasi pada entitas lain, entitas
asosiasi, ventura bersama, dan entitas anak, Kombinasi bisnis , Kombinasi
bisnis entitas sepengendali , Laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan tersendiri
Pengaruh perubahan kurs valuta asing
Properti investasi, sewa, dan penurunan nilai aset
7
Silabus
8. Properti investasi, sewa, dan penurunan nilai aset
9. Imbalan kerja
10. Pendapatan, kebijakan dan estimasi akuntansi dan
kesalahan, dan pajak penghasilan
11. Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran,
Penyajian, Pengungkapan
12. Analisis laporan keuangan, kinerja, dan kepatuhan atas
entitas komersial, nirlaba, dan ETAP
13. Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
14. Pelaporan berkelanjutan dan pelaporan terintegrasi
8
DISKUSI
Waktu tidak
Cukup
Kasus yang
Tepat
UJIAN TIDAK
LULUS
Latihan
Soal
9
Pengalamaman
• Fokus mengajar masih menggunakan active lecturing dengan
tujuan agar materi pokok dalam tersampaikan dengan baik.
• Kasus – peserta diminta untuk melakukan analisis laporan
keuangan yang terkait dengan topik bahasan. Misal dengan
membandingkan ketaatan penyajian, cara penyajian yang
berbeda. Jika dimungkinkan ada kasus dalam penyajian
suatu item yang terkait dengan topik.
• Latihan soal dengan Multiple choice sebagai review materi
dan memberikan kisi-kisi soal ujian dapat berupa soal apa.
10
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN & PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN (KDP2LK)
PSAK
Tujuan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LK
Kerangka konseptual menurut PSAK
terdiri dari:
Kerangka Konseptual Ditujukan untuk:
 Penyusun
standar
akuntansi
keuangan
dalam
pelaksanaan
tugasnya.
 Penyusun laporan keuangan untuk
menanggulangi masalah akuntansi
yang belum diatur dalam standar
akuntansi keuangan.
 Auditor dalam memberikan pendapat
mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.
 Para pemakai dalam menafsirkan
informasi yang disajikan dalam
Laporan Keuangan.





Pengguna laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan
Asumsi dasar
Karakteristik kualitatif
Konsep pengakuan dan pengukuran
unsur laporan keuangan
 Konsep pemeliharaan modal
12
Kerangka Dasar
Penyusunan dan
Penyajian Laporan
Keuangan PSAK
13
KDP2LK - Asumsi
PSAK
Basis akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat terjadinya (bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan).
Kelangsungan usaha, mengasumsikan bahwa entitas akan
melanjutkan usahanya di masa depan.
IFRS baru
•
•
•
•
•
Accrual
Going Concern
Entity
Monetary Unit
Periodicity
PSAK
• Accrual
• Going concern
US GAAP
•
•
•
•
Going Concern
Entity
Monetary Unit
Periodicity
14
KDP2LK – Karakteristik Kualitatif
Dapat dipahami, Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai
agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Dapat dibandingkan, untuk dapat menganalisis trend kinerja
entitas dan melihat posisi entitas dalam lingkungan usaha,
pemakai perlu memperbandingkan laporan keuangan entitas
antar periode dan membandingkannya dengan entitas lain
Relevan, informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai sehingga dengan membantu mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi di masa lalu
Materialitas, Relevansi informasi berhubungan dengan
materialitas
15
KDP2LK – Karakteristik Kualitatif
Keandalan, Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian
yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan
•
•
•
•
•
•
Penyajian Jujur, Agar dapat diandalkan informasi hars menyajikan
dengan jujur dan wajar transaksi dan peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan
Substansi Mengungguli Bentuk, Transaksi dan peristiwa lain seharusnya
disajika sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukumnya
Netralitas, Informasi digunakan untuk kebutuhan umum pemakai, dan
tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu
Pertimbangan Sehat, Pertimbangan sehat mengandung unsur kehatihatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian,
sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah
Kelengkapan, materialitas dan mempertimbangkan biaya penyusunan
Penyajian Wajar, menggambarkan atau menyajikan dengan wajar, posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
16
KDP2LK – Konstrain
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
•
Tepat Waktu
•
Keseimbangan Biaya dan Manfaat, Manfaat yang dihasilkan informasi
harus melebihi biaya penyusunannya
•
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif, untuk mencapai
suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai karakteristik untuk
memenuhi tujuan laporan keuangan
17
Unsur Laporan Keuangan
Unsur Laporan Keuangan
Posisi Keuangan
Aset,
Liabilitas,
Ekuitas,
sumber daya yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan
hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya
perusahaan yang
mengandung manfaat
ekonomi
hak residual atas aktiva
perusahaan setelah
dikurangi semua
kewajiban
18
Unsur Laporan Keuangan
Unsur Laporan Keuangan
Kinerja
Penghasilan (income) adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal
Beban (expenses) adalah penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam
modal
19
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
Presently, the Conceptual Framework is comprises of the following.
• Chapter 1: The Objective of General Purpose Financial Reporting
•
Chapter 2: The Reporting Entity (not yet issued)
•
Chapter 3: Qualitative Characteristics of Useful Financial
Information
•
Chapter 4: The Framework, comprised of the following:
1.
Underlying assumption—the going concern assumption;
2.
The elements of financial statements;
3.
Recognition of the elements of financial statements;
4.
Measurement of the elements of financial statements; and
5.
Concepts of capital and capital maintenance.
LO 2
ASSUMPTIONS
1. Economic entity
2. Going concern
3. Monetary unit
4. Periodicity
5. Accrual
1.
2.
3.
4.
PRINCIPLES
Measurement
Revenue recognition
Expense recognition
Full disclosure
QUALITATIVE
CHARACTERISTICS
1. Fundamental
qualities
2. Enhancing
qualities
CONSTRAINTS
1. Cost
Third level
The "how"—
implementation
ELEMENTS
1.
2.
3.
4.
5.
Assets
Liabilities
Equity
Income
Expenses
OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential
equity investors,
lenders, and other
creditors in their
capacity as capital
providers.
Second level
Bridge between
levels 1 and 3
First level
The "why"—purpose
of accounting
SECOND LEVEL: FUNDAMENTAL CONCEPTS
ILLUSTRATION 2-2
Hierarchy of Accounting
Qualities
LO 4
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.
23
KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL
1. Tujuan Kerangka Konseptual
2. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
3. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para
Pengguna
4. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
5. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan serta
Komponen Laporan Keuangan
6. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif, Prinsipprinsip serta Kendala Informasi Akuntansi
7. Unsur Laporan Keuangan, Pengakuan dan
pengukurannya
25
LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan
 Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaaan
 Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan
antar pemerintahan
 adanya pengaruh proses poltik
 Hub. Antara pembayar pajak dgn pelayanan pemerintahan.
b. Ciri keuangan pemerintah
 Anggaran sbg pernyatan publik, target fiskal dan sebagai alat
pengendalian
 Investasi aset tidak langsung menghasilkan pendapatan
 Kemungkinan Penggunaan akuntansi dana
26
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
NO
INDIKATOR
ENTITAS AKUNTANSI
ENTITAS PELAPORAN
1
Definisi
Unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh
karenanya wajib menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas
pelaporan
Unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi
atau entitas pelaporan yang
menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan
2
Komponen
1. KPA-K/L yang mempunyai dokumen
anggaran tersendiri
2. Bendahara Umum Daerah (BUD)
3. Kuasa Pengguna Anggaran di
lingkungan Pemda bila mempunyai
dokumen pelaksanaan anggaran yang
terpisah
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Kementerian Negara/lembaga
di lingkungan Pemerintah Pusat
4. Satuan organisasi di lingkungan
pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan
perundang-undangan satuan
organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan
27
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
Akuntabilitas
• mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam
mencapai tujuan
Manajemen
• memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana
pemerintah
Transparansi
• memberikan informasi keuangan yang terbuka,
jujur, menyeluruh kepada stakeholders
Evaluasi Kinerja
• mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama
dalam menggunakan sumber daya ekonomi untuk
mencapai kinerja Transparansi
Keseimbangan
Antargenerasi
• memberikan informasi mengenai kecukupan
penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut
28
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
TUJUAN
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial
maupun politik.
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
1.
2.
3.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(Laporan Perubahan SAL)
Neraca
4.
Laporan Operasional (LO)
5.
Laporan Arus Kas (LAK)
6.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
29
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Asumsi

Asumsi kemandirian entitas

Asumsi kesinambungan entitas

Asumsi keterukuran dalam satuan
uang (monetary measurement)
Karakteristik Kualitatif

Relevan;

Andal;

Dapat dibandingkan; dan

Dapat dipahami
Prinsip Akuntansi
 Basis akuntansi;
 Prinsip nilai historis;
 Prinsip realisasi;
 Prinsip substansi mengungguli
bentuk formal;
 Prinsip periodisitas;
 Prinsip konsistensi;
 Prinsip pengungkapan lengkap;
dan
 Prinsip penyajian wajar.
Konstrain
 Materialitas
 Pertimbangan Biaya dan
Manfaat
 Kesimbangan antar Karakteristik
Kualitatif
30
PRINSIP AKUNTANSI – BASIS AKUNTANSI
 Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah entitas adalah Basis Akrual
 Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO,
beban, aset, kewajiban dan ekuitas
 Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan
berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan
basis kas
PRINSIP AKUNTANSI
NILAI HISTORIS
 Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset
tersebut pada saat perolehan.
 Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang.
 Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi.
REALISASI
 Pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah selama suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membiayai
utang dan belanja yang terjadi dalam periode tersebut.
 Prinsip penandingan pendapatan-belanja tidak mendapat penekanan seperti
dalam akuntansi komersial.
32
PRINSIP AKUNTANSI
SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL
• Peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, bukan hanya mengikuti aspek formalitas.
KONSISTENSI
 Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi
internal).
 Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode
yang baru diterapkan menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode
yang lama.
 Pengaruh atas perubahan penerapan metode harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
PRINSIP AKUNTANSI
PERIODISITAS
• Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan
PENGUNGKAPAN LENGKAP
• Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna.
• Informasi tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka laporan keuangan
atau catatan atas laporan keuangan.
PENYAJIAN WAJAR
• Dalam penyajian dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu entitas, diperlukan pertimbangan sehat yang mengandung
unsur-unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah
34
PENGAKUAN ASET DAN KEWAJIBAN

Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh
dan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal;

Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak klaim untuk
mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya
dari entitas lainnya telah atau tetap masih terpenuhi,dan nilai
klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi

Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah titik
pengakuannya memerlukan pengaturan yang lebih rinci

Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada
saat kewajiban timbul
35
PENGAKUAN PENDAPATAN & BEBAN

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya
ekonomi

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas
Umum Negara/Daerah

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi
atau potensi jasa

Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
36
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN



Pengukuran adalah proses penetapan nilai mata uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan menggunakan nilai perolehan historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran/ penggunaan sumber daya
ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut
Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi
yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban
yang bersangkutan
37
KONSEP PERVASIVE
SAK ETAP
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
•
•
•
Konsep dan Prinsip Pervasif
Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan
Pengukuran LK) untuk ETAP
Tujuan Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
–
•
•
•
•
•
•
Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli bentuk,
pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan
antara biaya dan manfaat
Komponen Laporan Keuangan:
– Posisi keuangan: aset, kewajiban, ekuitas,
– Kinerja keuangan: pendapatan dan beban
Pengakuan : probabilitas manfaat ekonomi masa depan dan keandalan pengukuran
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar
Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak
ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki.
Dasar akrual
Saling hapus tidak diperkenankan
39
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Laporan keuangan untuk tujuan umum
• Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
keuangan, misalnya:
− pemegang saham,
− kreditor,
− pekerja,
− masyarakat dalam arti luas
40
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDP2LKS)
TUJUAN KERANGKA DASAR
Untuk Penyusun Standar
AK.Syar
Akuntan Syariah
42
• Membantu penyusunan standar
• Pedoman menyusun LK Syariah
• Problem solving masalah ak.syar yang
belum ada standarnya
Auditor
• Memberikan pendapat apakah LK sudah
sesuai dengan PASBU
Pemakai LK
• Menafsirkan informasi dalam LK Syariah
PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH
Al-Falah
(Kesejahteraan Hakiki secara material dan spiritual)
Sarana
Pencapaian
Amanah
Alam semesta
43
Akuntabilitas
manusia:
Syariah dan
akhlaq sebagai
indikator
baik/buruk –
benar/salah
suatu usaha

Terbentuk
integritas ->
GCG & Market
Discipline
ASAS TRANSAKSI SYARIAH
Asas Transaksi
Syariah
Persaudaraan
(ukhuwah)
Ta’aruf, Tafahum,
Ta’awun, Takaful.
Tahaluf
44
Keadilan (‘adalah)
Bebas riba, gharar,
maysir, dzalim,
haram
Kemaslahatan
(maslahah)
Pemenuhan
Maqashid al-shariah
Keseimbangan
(tawazun)
Universalisme
(syumuliyah)
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
Transaksi hanya dilakukan
berdasarkan prinsip saling
paham dan saling ridha
Prinsip kebebasan bertransaksi
diakui sepanjang objeknya halal
dan baik (thayib)
45
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
46
Semua aktifitas bisnis terkait dengan
barang dan jasa yang diharamkan Allah
Riba
Penipuan
Perjudian
Gharar
Penimbunan Barang/Ihtikar
Monopoli
Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)
Suap (Risywah)
Ta’alluq
Bai’ al inah
Talaqqi al-Rukban
Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum
47
Sumber : Wiroso
ACUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
• Peraturan Bank Indonesia
• SAK
– KDPPLKS
– PSAK Syariah
– KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan dengan prinsip
syariah)
• Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic
Financial Institutions—AAOIFI
• IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah
• Peraturan perundang-undangan yang relevan
• Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak bertentangan
dengan prinsip syariah
48
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
•
•
•
•
Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan
Menilai prospek arus kas
Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap prinsip
syariah
• Memberikan informasi mengenai zakat
• Memberikan informasi pemenuhan fungsi sosial LKS
49
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Asumsi Dasar
• Dasar Akrual
• kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha
Karakateristik Kualitatif
• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan
50
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Mencerminkan
Kegiatan
Komersial
Mencerminkan
Kegiatan Sosial
• Lap Posisi Keuangan
(Neraca)
• Laporan Laba Rugi
Komprehensif
• Laporan Perubahan
Ekuitas
• Laporan Arus Kas

Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana ZIS

Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana
Qardh
LKS:
Investor
Manajer Inv.
LKS:
Pengemban
Fungsi Sosial
Catatan atas Laporan Keuangan
Perbankan: Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
51
Soal 1
Manakah yang merupakan asumsi dalam kerangka konseptual
PSAK ?
A. Substansi mengungguli bentuk
B. Akrual
C. Relevansi
D. Unit Moneter
B. Jawaban Benar merupakan asumsi. A dan
C karakteristik kualitatif
D asumsi dalam US GAAP dan IFRS yang baru
52
Soal 2
Entitas mendepresiasikan aset tetap yang dimiliki dengan
estimasi masa manfaat 10 tahun, sehingga beban depresiasi
akan diakui selama 10 tahun penggunaan aset. Asumsi dasar apa
yang mendasari kebijakan akuntansi tersebut ?
A. Monetary unit
B. periodicity
C. Going concern
D. Entitas ekonomi
C. Jawaban Benar depresiasi dengan masa
manfaat 10 tahun menunjukkan bahwa
perusahaan berasumsi 10 tahun yang akan
datang perusahaan masih berdiri
53
Soal 3
Entitas mengklasifikasikan suatu sewa yang memenuhi kriteria
sebagai
sewa
pembiayaan.
Pihak
penyewa
akan
mendepresiasikan
aset tersebut sepanjang masa sewa.
Karakteristik kualitatif apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Substance over form
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance
A. Jawaban Benar karena dasar perlakukan
akutnansi sewa pembiayaan adalah substansi
mengungguli bentuk. Walaupun secara bentuk
hukum merupakan aset lessor namun secara
substansi merupakan aset pihak penyewa
54
Soal 4
Entitas mengakui pembelian kalkultor seharga 500 ribu sebagai
biaya administrasi walpuan kalkulator tersebut memiliki manfaat
lebih dari satu tahun. Pertimbangan apa yang mendasari
perlakuan akuntansi tersebut ?
A. Materiality
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance
A
55
Soal 5
Entitas pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi
melakukan eliminasi transaksi yang terjadi antara anak dan induk
perusahaan. Asumsi apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Akrual
B. Periodicity
C. Going concern
D. Entity
D
56
Soal 6
Manakah pernyataan berikut yang tepat?
A. IFRS menggunakan nilai wajar dalam semua penilaian aset
dan liabilitasnya
B. Dalam US GAAP tidak ada penilaian aset yang menggunakan
nilai wajar
C. IFRS lebih banyak menggunakan penilaian dengan nilai wajar
dibandingkan US GAAP
D. Dalam IFRS penilaian dengan menggunakan nilai historis
tidak diperkenankan
C
57
Soal 7
Manakah pernyataan berikut yang tepat?
A. Konseptual framework merupakan standar akuntansi.
B. Konseptual framework digunakan jika ada transaksi yang
belum ada standarnya
C. Konseptual framework digunakan sebagai dasar dalam
mengakui suatu transaksi
D. Konseptual framework sebagai dasar standar memiliki
kekuatan hukum lebih tinggi dibandingkan PSAK.
B
58
Soal 8
Konsep yang menjadi dasar dalam kerangka dasar penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan adalah....
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Keandalan informasi (reliability)
D. Keterbandingan informasi (comparability)
A
59
Soal 9
Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah menurut SAP lebih
mengutamakan aspek...
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Penilaian (valuation)
D. Pertanggungjawaban (accountability)
D
60
Soal 10
Berikut ini merupakan bukan merupakan prinsip dasar dalam
transaksi syariah
A. Transaksi didasarkan pada prinsip saling paham dan saling
ridho
B. Transaksi kebebasan transaksi sepanjang halal dan thoyib
C. Transaksi didasarkan prinsip mudharabah
D. Transaksi dibolehkan sepanjang tidak haram dan dilarang
C
61
CA REVIEW
PKP Pertemuan 2
Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK
METODE PEMBELAJARAN
• Analsisi atas laporan keuangan Jamsostek 2013 dan 2014
– Laporan keuangan penutupan dan pembukaan
– Jenis-jenis laporan keuangan yang dihasilkan
• Analisis laporan keuangan rumah sakit BLU/BLUD
– Isi laporan keuangan
– Standar yan g digunakan dalam menyusun laporan keuangan
• Dosen memberikan overview perubahan laporan keuangan
Jamsostek dan Laporan keuangan BLUD.
• Latihan soal terkait dengan pelaporan keuangan Jamsostek
63
JAMSOSTEK SEBAGAI BPJS
• BUMN menjadi Badan Hukum Publik dan bertanggung jawab kepada
Presiden
• Cakupan bersifat wajib menjadi lebih luas:
– BPJS Kesehatan seluruh Penduduk
– BPJS Ketenagakerjaan selusuh Pekeerja
• Perubahan Sistem Penyelenggaraan
– Perusahaan melakukan administrasi dua BPJS (BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan)
– Tenaga kerja dilayani oleh dua BPJS
• Perubahan Program Manfaat
– Jaminan Pensiun untuk Tenaga Kerja Swasta dan Informal
– Jaminan Kesehatan untuk seluruh Penduduk
• Perubahan Keuangan
– Pemisahan Aset
– Perubahan Pelaporan Keuangan
64
BPJS
•
•
•
•
•
PMK 83 tahun 2013  Modal Awal untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS)
Dana Operasional BPJS berasal dari 10% penerimaan iuran JKK dan JKM serta
0.1125% dari rerata bulanan akumulasi iuran dan hasil pengembangan JHT.
Pengesahan Neraca Penutup dan Neraca Awal 1 Januari 2014
Neraca Penutup menggunakan PSAK 1
Neraca Pembuka menggunakan
– PSAK 18 untuk Program JHT
– PSAK 45 untuk Program JKK dan JKM;
– PSAK 1 untuk BPJS
•
Perubahan yang dilakukan:
– Klasifikasi aset investasi pada neraca penutup: FVTPL, AFS dan HTM sedangkan pada
neraca pembuka hanya fair value dan HTM.
– Penyertaan Modal Pemerintah perbedaan akuntansi neraca penutup dan pembuka.
– Peningkatan aset Program JHT karena revaluasi aset properti
– Peningkatan Aset Pemerintah karena penyertaan modal pemerintah dan pengalihan aset
JPK yang akan dititipkan pada BPJS Kesehatan.
65
Laporan Auditor LK BPJS 2013
• Ruang Lingkup: PT. Jamsostek (persero dan Entitas Anak) dan
Entitas Bertujuan Khusus Program Dana Peningkatan
Kesejahteraan Peserta
• Penekanan suatu hal
– PT. Jamsostek dibubarkan tanpa likuidasi menjadi BPJS
Ketenagakerjaan
– Pemisahan Aset BPJS Kesehatan
• Auditor juga melakukan pengujian atas kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan.
66
Laporan Keuangan 2013
• PT. JAMSOSTEK per dan periode yang berakhir 31 Desember
2013
– Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
– Laporan Laba Rugi Kompprehensif Konsolidasian (penyajian dalam dua
laporan)
– Laporan Perubahan Ekuitas
– Laporan Arus Kas
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Keuangan Konsolidasian Penutup pada 31 Desember
– Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Penutup
– Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Penutup
67
Laporan Keuangan 2013
• Laporan Keuangan Konsolidasian Pembuka Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan, Entitas Anak dan Entitas Bertujuan Khusus, per 1
Januari 2014
– Laporan Posisi Keuangan Kosolidasian Pembuka
– Catatan atas Laporan Keuangan
• Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Program Jaminan Hari Tua (JHT), per
1 Januari 2014
– Laporan Aset Neto
– Catatan atas Laporan Keuangan Pembuka
• Dana Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM) per 1 Januari 2014
– Laporan Posisi Keuangan Pembuka
– Catatan atas Laporan Keuangan Pembuka
68
Karakteristik Industri Kesehatan
• Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
diantaranya berupa jasa
• pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa pelayanan laboratorium,
dan farmasi.
• Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (Rumah Sakit) selain
berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi
kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya,
pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis, dan
kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang dapat
diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh
manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
• Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya
berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan jasa
dokter.
Bapepam
69
Karakteristik BLU Rumah Sakit
• BLU rumah sakit bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat ddengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip efisiensi dan
produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang etis dan sehat,
serta tidak semata-mata mencari keuntungan.
• BLU rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis Kementerian
Kesehatan yang diberi tugas dan wewenang untuk
menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, penelitian,
dan pengembangan serta usaha lain dalam bidang kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Kemenkes
70
Kepemilikan dan Bentuk Rumah Sakit
• Perusahaan terbuka  dimiliki oleh investor. PT.
Siloam International Hospital Tbk.; PT. Sarana
Meditama Metropolitan Tbk (RS Omni).
• Perusahaan  PT. Rumah Sakit Pelni. PT.
Pertamedika (RS Pertamina)
• Rumah sakit milik pemerintah pusat  RSCM
(BLU)
• Rumah sakit milik pemerintah daerah  RSUD
(BLUD)
71
Akuntansi Rumah Sakit
STANDAR MANA
YANG DIGUNAKAN ??
PSAK
PSAK &
PSAK 45
SAK
ETAP
SAK
ETAP &
PSAK 45
PSAP
 Akuntabilitas publik signifikan atau tidak
 Orientasi bisnis atau layanan umum
72
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit – BLU&D
• BLU laporan keuangannya dikonsolidasian dengan Laporan Keuangan
Pemerintah dengan menggunakan SAP, sehingga menggunakan SAP untuk
tujuan konsolidasi.
• BLU menyusun LK dengan SAK dan SAP
• Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1981/MENKES/SK/2010 – Pedoman
Akutansi Badan Layanan Umum Rumah Sakit.
– Acuan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah PSAK dan
pelaporan menggunakan PSAK 45.
– Menggunakan acuan PSAK sebelum PSAK 2010 dan tidak ada ketentuan yang
menyatakan jika ada standar baru mengikuti ketentuan yang standar baru
– Menimbulkan kesulitan auditor antara menaati Keputusan Menteri atau
Standar Akuntansi
• Untuk beberapa BLUD tidak menyebutkan secara jelas, namun ada yang
mengarahkan menggunakan ETAP atau SAP, namun tetap menggunakan
PSAK 45 untuk pelaporan.
73
Soal 1
Mengapa Jamsostek sebagai perusahaan harus dilikuidasi ?
A. Memenuhi ketentuan regulasi
B. Memenuhi keinginan pemegang saham
C. Perubahan lingkungan bisnis
D. Dalam rangka menghadapi persaingan
A. Jawaban Benar, alasan utama
pembubaran karena peran Jamsostek yang
telah beruhan
74
Soal 2
Berikut ini adalah laporan keuangan pembuka yang disajikan
oleh Jamsostek per 1 Januari 2014, kecuali:
A. Laporan Posisi Keuangan JKK
B. Laporan Posisi Keuangan JKM
C. Laporan Posisi Keuangan JHT
D. Laporan Posisi Keuangan BPJS
C. Jawaban Benar, untuk JHT bukan laporan
posisi keuangan namun Aset Bersih
75
Soal 3
Laporan posisi keuangan entitas berikut ini disusun berdasarkan
PSAK 1 Penyajian laporan keuangan, adalah:
A. Dana Jaminan Hari tua
B. Dana Jaminan Kecelakaan Kerja
C. Dana Jaminan Kematian
D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
D. Jawaban Benar, dana jaminan pekerja
disusun dengan menggunakan PSAK 45, hari
tua tidak menyusun laporan posisi keuangan
76
Soal 4
Jika berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah, rumah sakit BLU
akan menyusun laporan keuangan berdasarkan:
A. PSAK
B. SAK ETAP
C. Pedoman Akuntansi Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
D. PSAK dan SAP sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan
C. Jawaban Benar, karena merujuk
ketentuan pemerintah maka rumah sakit BLU
akan menggunakan ketentuan KM Kesehatan
77
Soal 5
Standar mana yang diacu dalam ketentuan pelaporan keuangan
Rumah Sakit BLU ?
A. PSAK 1 Penyajian Lapora Keuangan
B. SAK ETAP – Penyajian Laporan Keuangan
C. PSAP 1 Penyajian Laporan Keuangan
D. PSAK 45 Organisasi Nirlaba
D. Jawaban Benar, karena misi
sosial yang
besar dari entitas Rumah Sakit BLU, maka
pelaporan akuntansi yang tepat adalah PSAK
45
78
Soal 6
Berikut ini komponen laporan keuangan Rumah Sakit BLU
kecuali :
A. Laporan Neraca (posisi keuangan)
B. Laporan Laba rugi
C. Laporan Arus Kas
D. Catatan atas Laporan Keuangan
B. Jawaban Benar, karena dalam PSAK 45
tidak dikenal laporan laba namun digunakan
laporan aktivitas
79
Soal 7
Sesuai ketentuan BLU dan ketentuan industri standar yang akan
digunakan sebagai rujukan dalam menyusun laporan keuangan
BLU adalah :
A. PSAK atau SAK ETAP; PSAK 45 dan PSAP
B. PSAK 45 dan PSAP
C. PSAK, SAK ETAP dan PSAK 45
D. PSAK dan SAK ETAP; PSAK 45 dan PSAP
A. Jawaban Benar, karena PSA dan SAK
pilihan, ketentuan pelaporan dengan PSAK 45
dan PSAP digunakan untuk menyusun laporan
keuangan untuk tujuan konsolidasi laporan
keuangan pemerintah
80
PKP Pertemuan 3
STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN (SAK ETAP)
SAK – ETAP: Why?
• PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang
tidak murah.
• PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50
dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun
implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50
(revisi).
• PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak professional judgement.
• PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
• SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)
PPL - IAPI
82
Manfaat SAK ETAP
• Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil,
menengah, mampu untuk
– menyusun laporan keuangannya sendiri,
– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga
lebih mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan.
83
SAK ETAP



Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di
Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK – IFRS.
Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK
lama: contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari
IFRS/IAS.
 IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS
–
–
–
–
Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali
“borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.
• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone)
84
ISI SAK ETAP
BAB
ISI
BAB
ISI
1
Ruang Lingkup
16
Aset Tidak Berwujud
2
Konsep dan Prinsip Pervasive
17
Sewa
3
Penyajian Laporan Keuangan
18
Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4
Neraca
19
Ekuitas
5
Laporan Laba Rugi
20
Pendapatan
6
Laporan Perubahan Ekuitas
21
Biaya Pinjaman
7
Laporan Arus Kas
22
Penurunan Nilai Aset
8
Catatan atas Laporan Keuangan
23
Imbalan Kerja
9
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan
Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
24
Pajak Penghasilan
10
Investasi pada Efek Tertentu
25
Mata Uang Pelaporam
11
Persediaan
26
Transaksi dalam Mata Uang Asing
12
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
27
Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan
13
Investasi pada Joint Venture
28
Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
14
Properti Investasi
29
Ketentuan Transisi
15
Aset Tetap
30
Tanggal Efektif
Daftar Istilah
85
Ruang lingkup
•
•
•
PPL - IAPI
SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
86
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP
• SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
• SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus
kas.
• SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
• SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya
atau model reavaluasi.
• Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha,
derivatif, hedging
PPL - IAPI
87
Rerangka konseptual
KDPPLK
SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan
Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Sama
Unsur-unsur laporan keuangan
Sama – nama berbeda
Konsep pengakuan
Sama
Konsep pengukuran:
 biaya historis
 biaya kini
 nilai realisasi bersih
 nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal
Konsep pengukuran:
 biaya historis
 nilai wajar
Tidak ada
88
Penyajian Laporan Keuangan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kepatuhan terhadap SAK
Pengungkapan atas PSAK “misleading”
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan:
 Lap posisi keuangan/neraca
 Lap laba rugi komprehensif
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan:
 Neraca
 Lap laba rugi
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas lapkeu
Tidak ada
Dasar akrual & kelangsungan usaha
Sama
PPL - IAPI
89
Penyajian Laporan Keuangan (2)
SAK UMUM
Neraca
• Pos minimal yang disajikan banyak
• Urutan penyajian
• Pengungkapan banyak
SAK ETAP
Neraca
• Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
• Sama
• Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif
Laporan laba rugi
• Laba rugi dan pendapatan komprehensif • Laba rugi
lain
• Pos minimal
• Pos minimal lebih sedikit
PPL - IAPI
90
Penyajian Laporan Keuangan (3)
SAK UMUM
SAK ETAP
Laporan perubahan ekuitas
 Pos minimal
 Pengungkapan distribusi dividen dan
dividen per saham
 Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas
 Pos minimal lebih sedikit
 Tidak ada
Laporan arus kas
 Arus kas operasi disajikan dengan metode
langsung atau tidak langsung
 Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak,
ventura bersama & entitas asosiasi,
perubahan kepemilikan, dan transaksi
nonkas
 Kas yang dibatasi
Laporan arus kas
 Arus kas operasi disajikan dengan
metode tidak langsung
 Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, dan transaksi nonkas
 Laporan perubahan ekuitas dan saldo
laba dapat menggantikan lap laba rugi
dan lap perubahan ekuitas
 Tidak ada
91
Penyajian Laporan Keuangan (4)
SAK UMUM
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
 Modal
 Dividen dan informasi umum
entitas
PPL - IAPI
SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
92
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK UMUM
Laporan keuangan konsolidasian
SAK ETAP
Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran
dari laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
PPL - IAPI
93
Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 PSAK serupa
 Conceptual framework
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku
Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 Bagian SAK serupa
 Conceptual framework
 SAK umum
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Tidak ada
Estimasi akuntansi
Sama
Kesalahan
Sama
94
Instrumen Keuangan
SAK UMUM
Instrumen keuangan
 Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Maksud dan kemampuan
PPL - IAPI
SAK ETAP
Efek yang diperdagangkan (marketable
securities)
 Diperdagangkan
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo
Maksud
95
Persediaan
SAK UMUM
SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi
neto (mana lebih rendah)
Sama
FIFO dan rata-rata tertimbang
Sama
Persediaan pialang-pedagang komoditi Tidak ada
menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa
PPL - IAPI
Sama
96
Investasi pada Entitas Asosiasi
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengaruh signifikan
•Faktor kuantitatif dan kualitatif
•Hak suara potensial
Pengaruh signifikan
•Faktor kuantitatif
•Tidak ada
Metode ekuitas
Metode biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang
tersedia untuk dijual
Tidak ada
97
Investasi pada Joint Venture
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
• Metode ekuitas atau proporsional
konsolidasi
Pengendalian bersama entitas
• Metode biaya
98
Investasi pada Entitas Anak
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengendalian, termasuk entitas
bertujuan khusus
Pengendalian, tidak mengatur entitas
bertujuan khusus
Metode ekuitas dan harus
dikonsolidasikan
Metode ekuitas dan tidak
dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi Tidak ada
tidak menyebabkan hilangnya
pengendalian (transaksi ekuitas)
PPL - IAPI
99
Properti Investasi dan Aset Tetap
SAK UMUM
SAK ETAP
Properti investasi
• Model biaya
• Model nilai wajar
Properti investasi
• Model biaya
Aset tetap
• Model biaya
• Model revaluasi
Aset tetap
• Model biaya (revaluasi harus ada izin
pemerintah)
100
Aset Tidak Berwujud
SAK UMUM
SAK ETAP
Berasal dari internal dan eksternal
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak
terbatas
Umur manfaat terbatas
Goodwill
Tidak ada
Model biaya dan model revaluasi
Model biaya
PPL - IAPI
101
Sewa
SAK UMUM
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa
SAK ETAP
Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak
memerlukan judgment.
perlu judgment:
Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan  pengalihan aset
 opsi beli
manfaat.
 min 75% umur ekonomis
 min 90% nilai wajar
 aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)
PPL - IAPI
Tidak ada
102
Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan
Pendapatan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kewajiban diestimasi (provisi), aset
kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Sama
Ekuitas
Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa
Sama
Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan
Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.
103
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
SAK UMUM
Biaya pinjaman dikapitalisasi
Penurunan nilai
 Instrumen keuangan: incurred loss
SAK ETAP
Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang: expected loss (aging
schedule)
 Goodwill dan aset tidak berwujud
 Diamortisasi
dengan umur manfaat tidak terbatas
 Persediaan
 Selisih nilai buku dan nilai realisasi
bersih
 Aset lain
 Selisih nilai buku dan nilai jual
dikurangi dengan biaya menjual
PPL - IAPI
104
Imbalan Kerja
SAK UMUM
SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja
Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Pesangong pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham
Tidak ada
PPL - IAPI
105
Pajak Penghasilan
SAK UMUM
SAK ETAP
Konsep pajak tangguhan (deferred tax Konsep pajak terutang (tax liability
concept)
concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi
Laba fiskal
Aset dan liabilitas pajak tangguhan
Utang pajak
PPL - IAPI
106
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas
SAK UMUM
SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau
mata uang asing
Mata uang pelaporan: rupiah atau
mata uang asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi
Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan
(mingguan)
PPL - IAPI
107
Soal 1
Standar akuntansi apa yang akan digunakan oleh Bank
Perkreditan Rakyat Sejahtera dalam menyusun laporan
keuangan?
A. PSAK
B. SAK ETAP
C. PSAK Syariah
D. IFRS
B
108
Soal 2
Karakteristik kualitatif “diandalkan” dalam SAK ETAP berarti:
A. bebas dari salah saji material dan penyajian secara wajar
substansi ekonomi
B. sangat tepat – tidak terdapat ketidakpastian dalam
pengukuran
C. nilai wajar
D. biaya historis
A
Soal 3
Dalam SAK ETAP beban pajak penghasilan yang akan disajikan
dalam laporan keuangan adalah....
A. Pajak menurut perhitungan fiskal
B. Pajak tangguhan
C. Pajak kini dan pajak tangguhan
D. Utang pajak yang dihitung akhir periode
A
Soal 4
PT. Mutiara menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan
keuangan. Pada 20X3-20X4 perusahaan membangun gedung
yang didanai dengan utang bank. Pernyataan berikut yang benar
adalah....
A. Beban bunga atas utang bunga semuanya boleh dikapitalisasi
B. Beban bunga yang dapat dihindari dapat dikapitalisasi
sisanya akan menjadi beban bunga
C. Semua beban bunga atas utang bank dibebankan pada
c
periode pembangunan
D. Termasuk dalam harga perolehan gedung adalah beban
bunga
Soal 5
PT. Menurut menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan
keuangan. Metode yang digunakan untuk menyusun laporan
arus kas adalah....
A. Boleh memilih metode langsung atau tidak langsung
B. Metode tidak langsung
C. Metode langsung
D. Tidak ada jawaban yang benar
B
Soal 6
PT. Kelud menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan
keuangan. Entitas menyewa Mesin dari perusahaan lain selama
8 tahun. Masa manfaat mesin tersebut 10 tahun. Bagaimana
sewa tersebut akan dicatat oleh perusahaan?
A. Diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
B. Diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
C. Perusahaan harus mengumpulkan tambahan informasi lain
sebelum menentukan.
D. Perusahaan akan menggunakan metode sesuai dengan
kebijakan manajemen.
A
Soal 7
Koperasi Kantil menggunakan SAK ETAP dalam menyusun
laporan keuangan. Pernyataan berikut yang tepat dalam
menentukan basis pencatatan.
A. Dalam mengakui pendapatan dan beban koperasi
B
menggunakan basis mencatat kas
B. Dalam mengakui pendapatan dan beban koperasi
menggunakan basis mencatat akrual
C. Dalam mengakui pendapatan dan beban koperasi boleh
memilih basis mencatat kas atau akrual
D. Koperasi akan menggunakan basis mencatat sesuai dengan
ketentuan dalam AD/ART.
Soal 8
CV. Mulia menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan
keuangan. Pada 20X3 entitas merubah estimasi masa manfaat
bangunan. Bagaimana perubahan tersebut dicatat dalam
akuntansi?
A. Perubahan tersebut akan diberlakukan secara prospektif
B. Perubahan tersebut akan diberlakukan secara retroaktif
C. Entita dapat memilih menggunakan prospektif atau retroaktif
D. Perubahan akan dicatat sesuai dengan ketentuan dalam
pedoman akuntansi perusahaan.
A
Soal 9
PT. Melati memiliki anak perusaan PT. Kenanga dengan
kepemilikan sebesar 55%. PT. Melati menggunakan SAK ETAP
dalam menyusun laporan keuangannya. Metode apa yang
digunakan oleh Melati dalam mencatat investasi di PT. Kenanga?
A. Metode ekuitas
B. Laporan keuangan dikonsolidasikan
C. Metode biaya
D. Metode nilai wajar
A
Soal 10
PT. Dahlia memiliki investasi sebesar 40% di PT. Anggrek yang
dibeli pada 2 Januari 20X3 dengan harga 200milyar. Selama
tahun 20X3 PT. Anggrek melaporkan laba 40 milyar dan
membagikan dividen sebesar 25 milyar. PT. Dahlia menggunakan
SAK ETAP. Pernyataan berikut yang benar adalah.
A. Pendapatan investasi yang diakui 25 milyar
B. Pendapatan investasi yang diakui 40 milyar
C. Pendapatan investasi yang diakui 16 milyar
D. Pendapatan investasi yang diakui 10 milyar
D
CA REVIEW
PKP Pertemuan 4
AKUNTANSI BERBASIS SYARIAH
Karakteristik Transaksi Syariah
• transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan
saling ridha;
• prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal
dan baik (thayib);
• uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas;
• tidak mengandung unsur riba; kezaliman; maysir; gharar; haram;
• tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
– karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan
risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip alghunmu bil ghurmi (no gain without accompanying risk);
•
transaksi dilakukan berdasarkan :
–
–
–
–
suatu perjanjian yang jelas dan benar;
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain
tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad
tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq)
dalam satu akad;
PSAK Syariah
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
PSAK 101 (Penyajian Laporan Keuangan Syariah)
PSAK 102 (Akuntansi Murabahah) Revisi 2013
PSAK 103 (Akuntansi Salam)
PSAK 104 (Akuntansi Istishna)
PSAK 105 (Akuntansi Mudharabah)
PSAK 106 (Akuntansi Musyarakah)
PSAK 107 (Akuntansi Ijarah)
PSAK 108 (Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah)
PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh
PSAK 110 Akuntansi Sukuk
Laporan Posisi Keuangan
PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan
• Laporan Keuangan Syariah adalah suatu laporan
keuangan yang dibuat oleh entitas syariah untuk
digunakan sebagai pembanding baik dengan laporan
keuangan sebelumnya atau laporan keuangan lainnya.
• Komponen laporan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Neraca
Laporan Laba Rugi
Lapaoran Arus Kas
Laporan Perubahan Equitas
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Catatan Atas Laporan Keuangan
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
• Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati antara penjual dan pembeli.
• Perbedaan murabahah dengan penjualan yang biasa kita
kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada
pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa
besar keuntungan yang diinginkannya.
TRANSAKSI MURABAHAH
Bank Syariah
Pembeli
1
3
Pemasok
2
4
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
•
Karakterstik
– Proses pengadaan barang murabahah (aktiva murabahah) harus dilakukan oleh penjual
– Jika penjual hendak mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang dari
pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang menjadi milik
penjual
– Cara Pembayaran dapat dilakukan tunai atau tangguh
– Murabahah tangguh, pembayaran dilakukan secara tangguh.
– Jika pembeli melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari periode yang telah ditetapkan,
maka penjual boleh memberikan potongan. Tetapi, besarnya potongan ini tidak boleh
diperjanjikan diawal akad.
– Apabila pembeli tidak dapat membayar utangnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan,
pembeli tidak boleh didenda atas keterlambatan Kecuali pembeli tersebut tidak
membayar karena lalai.
– Apabila pembeli mengalami kesulitan keuangan, maka penjual hendaknya memberi
keringanan
– Sebaiknya, penjualan tidak tunai (tangguh) dibuatkan kontrak/perjanjiannya
secara tertulis dan dihadiri saksi-saksi.
– Untuk menghindari resiko, penjual dapat meminta jaminan.
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
• Jenis
1.Murabahah dengan pesanan;
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan
dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli
barang yang dipesannya. Kalau bersifat mengikat berarti pembeli
harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan
pesanannya.
2. Murabahah tanpa pesanan;
murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan pembeli dapat
membatalkan akad pembelian.
• Rukun jual beli
– Pelaku terdiri dari pembeli dan penjual
– Obyek jual beli berupa barang yang diperjualbelikan
– Ijab kabul /serah terima
Mudharabah
• Secara bahasa:
dharaba yang berarti bepergian untuk berusaha
• Secara istilah
Akad kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha,
dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan kedua belah pihak;
sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik
dana kecuali disebabkan oleh kelalaian pengelola dana
127
Akad Mudharabah Dasar
128
Definisi Mudharabah
129
Mudharabah pada Bank
130
Jenis Mudharabah
Mudharabah
Mutlaqah
Mudharabah
Mudqayyadah
Mudharabah
Musytarakah
• Mudharabah bebas
• Mudharib dibebaskan mengelola
modal mudharabah
• Mudharabah terikat
• Mudharib diberi batasan2 dalam
mengelola modal mudharabah
• Pengelola dana turut menyertakan
modal atau dananya dalam kerjasama
investasi.
131
Ketentuan Nisbah Mudharabah
Sumber: Ascarya (2005)
132
Definisi Musyarakah
• Secara bahasa: syirkah “‫”شرك‬
Berarti: serikat/partnership
• Secara istilah
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberi kontribusi dana dan kerja
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
133
Skema Akad Musyarakah
Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan,
kerugian dibagi berdasarkan kontribusi modal
134
Jenis Musyarakah
Musyarakah
Permanen
• Kontribusi dana setiap mitra
tetap hingga akhir akad
Musyarakah
Menurun
• Dana salah satu mitra
dialihkan secara bertahap
sehingga diakhir akad mitra
lain menjadi pemilik penuh
usaha musyarakah
Prinsip Akuntansi Musyarakah
•
•
•
•
•
•
•
•
Pembiayaan/Investasi Musyarakah diakui pada saat penyerahan kas atau aset nonkas
untuk usaha musyarakah oleh mitra.
Biaya pra akad tidak dapat dianggap sebagai bagian investasi musyarakah kecuali jika
ada persetujuan dari seluruh mitra.
Modal dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah yang diserahkan
Setoran Modal dalam bentuk Aset Non Kas dinilai sebesar nilai wajar
Jika Nilai Wajar > Nilai buku aset non kas
Untuk mitra aktif
diakui sebagai selisih penilaian asset
musyarakah
disajikan di sisi ekuitas
Untuk mitra pasif
diakui sebagai keuntungan tangguhan
disajikan sebagai kontra akun investasi musyarakah
Baik selisih penilaian asset maupun keuntungan tangguhan diamortisasi selama masa
akad
Jika Nilai wajar < Nilai buku
Baik Mitra Aktif maupun Mitra Pasif mengakui sebagai kerugian pada saat
penyerahan aset nonkas
Prinsip Akuntansi Musyarakah
• Setoran Modal dalam bentuk Aset Non Kas dinilai sebesar nilai wajar
• Jika Nilai Wajar > Nilai buku aset non kas
Untuk mitra aktif
diakui sebagai selisih penilaian asset
disajikan di sisi ekuitas
musyarakah
• Untuk mitra pasif
diakui sebagai keuntungan tangguhan
disajikan sebagai kontra akun investasi
musyarakah
• Baik selisih penilaian asset maupun keuntungan tangguhan diamortisasi
selama masa akad
• Jika Nilai wajar < Nilai buku
Baik Mitra Aktif maupun Mitra Pasif mengakui sebagai kerugian pada saat
penyerahan aset nonkas
Akad Salam
• Salam
Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari
oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al
muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
 Salam Paralel
Salam paralel, artinya melaksanakan dua transaksi bai’ salam yaitu antara pemesan
dan penjual dan antara penjual dengan pemasok (supplier) atau pihak ketiga
lainnya secara simultan.
 Beberapa ulama kontemporer melarang transaksi salam paralel terutama jika
perdagangan dan transaksi semacam itu dilakukan secara terus menerus.
 Hal demikian dapat menjurus kepada riba. Paralel salam dibolehkan asalkan eksekusi
kontrak salam kedua tidak tergantung pada eksekusi kontrak yang pertama.
Karakteristik Akad Salam
Pembayaran
Pembayaran
• Harus dalam bentuk kas dan
tidak boleh berupa
penghapusan utang penjual
 Harus dalam bentuk kas
• Harus tunai diserahkan saat
kontrak disepakati
 Harus tunai diserahkan
saat kontrak disepakati
– Maliki: Boleh dalam bentuk
benefit
– Jumhur: Tidak boleh dalam
bentuk penghapusan utang
milik penjual
– Maliki: Memperbolehkan
adanya penundaan
pembayaran sebentar
Ilustrasi Salam
1
2
Pembeli
Penjual
Ilustrasi Salam Paralel
1
Penjual
2
3
Bank sebagai
Pembeli &
Penjual
4
Pembeli
Perbandingan Murabahah, Salam, Istishna
Sumber: Ascarya (2005)
Pengertian Istishna’
• akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual
(pembuat, shani’).
• Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan
sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).
• kriteria:
–
–
–
memerlukan proses pembu atan setelah akad disepakati;
sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk
massal; dan
harus diketahui karakteristik nya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
Jenis Akad Istishna’
 Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual
(pembuat, shani’).
 Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’
antara penjual dan pemesan, dimana untuk
memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual
melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub
kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan
pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak
bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual
tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama
konstruksi.
Skema istishna’
Definisi Ijarah
• Secara bahasa:
al Ajru yang berarti al ‘Iwadhu : (ganti/kompensasi)
• Secara istilah
akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau
jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa
(ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri
146
Definisi Ijarah
Pembayaran Sewa
Pemilik Aset
AKAD IJARAH
Penyewa
Barang
147
Jenis Ijarah
Ijarah
Ijarah
Muntahiyah Bit
Tamlik
Jual dan Ijarah
• Ijarah biasa
• Ada Pemilik Aset dan Penyewa
• Ada Ujrah
• Ijarah dengan Wa’ad bahwa akan ada
Penyerahan pada waktu Tertentu
• Ada Pemilik dan Penyewa
• Ada Ujrah
•
•
•
•
Transaksi Jual diikuti dengan Ijarah
Kedua Transaksi dilakukan Terpisah
Ada Pemilik Aset dan Penyewa
Ada Ujrah
148
Soal 1
Menurut PSAK 101, bagi hasil untuk pemilik dana akan disajikan
dalam laporan keuangan, .…
A. Laporan Posisi Keuangan
B. Laporan Laba Rugi
C. Laporan Arus Kas
D. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
B
Soal 2
Pembiayaan yang dilakukan bank syariah disajikan sebagai…
A. Aset dalam Laporan posisi keuangan
B. Liabilitas dalam Laporan posisi keuangan
C. Aset dalam Laporan Laba Rugi
D. Beban dalam Laporan Laba Rugi
A
Soal 3
Menurut PSAK 102: Akuntansi Murabahah, diskon atas
pembelian barang yang diterima setelah akad murabahah
disepakati akan diperlakukan sesuai dengan kesepakatan
dalam akad tersebut. Namun, jika akad tidak mengatur maka
diskon tersebut akan menjadi…..............
A. Hak penjual
B. Hak pembeli
C. Hak penjual dan pembeli
A
D. Tidak ada jawaban yang benar
Soal 4
Pada tanggal 1 Mei 2011, Ibu Mila memesan kepada bank syariah untuk membeli
rumah. Bank membeli rumah secara tunai tanggal 3 Mei 2011. Tanggal 5 Mei Ibu Mila
dan Bank Syariah mengadakan akad murabahah dengan kesepakatan sebagai berikut:
– Harga perolehan rumah : Rp 200.000.000
– Margin keuntungan yang disepakati : 20% dari harga beli
– Periode waktu murabahah : 10 tahun
– Pembayaran cicilan setiap bulan
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi penjualan murabahah oleh Bank Syariah
ketika akad dilakukan (5 Mei) adalah…
A.
B.
C.
D.
Dr. piutang murabahah
Cr. penjualan
Dr. piutang murabahah
Cr. asset murabahah
Cr. Keuntungan murabahah
Dr. piutang murabahah
Cr. asset murabahah
Cr. keuntungan murabahah ditangguhkan
Dr. piutang murabahah
Cr. Penjualan
Cr. keuntungan murabahah ditangguhkan
Rp 240.000.000
Rp 240.000.000
Rp 240.000.000
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
Rp 240.000.000
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
Rp 240.000.000
Rp 200.000.000
Rp 40.000.000
C
Soal 5
Pernyataan:
1) Akad salam sering digunakan untuk produk pertanian, sedangkan istisna
untuk konstruksi
2) Pembayaran salam harus secara tunai di awal akad, sedangkan istisna
dapat dilakukan secara cicilan
3) Penyerahan barang salam di awal akad, sedangkan istisna di kemudian
hari.
4) Salam merupakan akad jual beli, istisna merupakan akad bagi hasil.
Manakah dari pernyataan yang benar mengenai perbedaan salam dan
istisna…
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
A
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
Soal 6
Bp. Joko (pembeli) mengadakan akad salam dengan Bp. Indra
(penjual) untuk mengirimkan 10 ton jagung 3 bulan
mendatang. Harga yang disepakati adalah Rp 3500/kg. Pada
saat akad ditandatangani, bagaimana pencatatan jurnal yang
dibuat Bp. Joko...
A. Dr. Piutang salam Rp 35.000.000
Cr. Kas
Rp 35.000.000
B. Dr. Kas
Rp 35.000.000
Cr. Utang salam
Rp 35.000.000
C. Tidak ada jurnal karena barang belum dikirimkan
D. Tidak ada jawaban yang benar
A
154
Soal 7
Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan perbedaan
akad mudharabah dan musyarakah…
A. Pemilik dana mudharabah tidak boleh ikut campur dalam
pengelolaan usaha, sedangkan dalam musyarakah pemilik
dana juga terlibat dalam pengelolaan usaha
B. Dalam mudhrabah dana hanya berasal dari pemilik dana,
sedangkan dalam musyarakah dana berasal dari para mitra
yang bekerjasama
C. Jika terjadi rugi, pemilik dana mudharabah yang menanggung
kerugian, sedangkan pada musyarakah rugi didistribusikan
pada para mitra sesuai porsi modal
D. Semua benar
A
155
Soal 8
Berikut ini merupakan karakteristik akad ijarah
1) Tidak ada perpindahan kepemilikan barang pada jenis ijarah
biasa
2) Barang yang habis dikonsumsi dapat diijarahkan
3) Ada perpindahan kepemilikan barang pada jenis ijarah biasa
4) Barang yang habis dikonsumsi tidak dapat diijarahkan
Dari pernyataan di atas, manakah yang merupakan pernyataan
yang benar.......
A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
B
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
156
Soal 9
Berdasarkan PSAK 107: Akuntansi Ijarah, beban penyusutan aset
ijarah akan dicatat oleh..
A. Pihak yang menyewakan
B. Penyewa
C. Sesuai kesepakatan
D. Tidak ada jawaban yang benar
A
157
Soal 10
Jika entitas asuransi syariah menggunakan akad mudharabah
atau musyarakah, maka pembayaran dari peserta asuransi
sebagai investasi akan diakui entitas syariah sebagai….
A. piutang asuransi
B. dana tabaru
C. dana syirkah temporer
D. Pendapatan asuransi
C
158
CA REVIEW
PKP Pertemuan 5
KOMBINASI BISNIS, KONSOLIDASI DAN
PENGATURAN BERSAMA
PSAK – 22 :
Kombinasi Bisnis
IFRS 3- Business Combination
5
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
PSAK 22 1994
PSAK 22 2010
•
•
•
•
•
•
•
•
Kecuali
• Under common
control
• Ventura bersama
Purchase dan Polling of
interest
Komponen harga
perolehan
Panduan tersendiri
untuk nilai wajar
Diukur dengan nilai
wajar saat perolehan
tidak ada penilaian
kembali
Berdasarkan nilai
tercatat netto
Goodwill  parent
• Diamortisasi
• Neg goodwiil diakui
Ruang Lingkup
Metode Pencatatan
•
Biaya akuisisi
•
Pengukuran aset dan liab
•
•
Akuisisi bertahap
•
Non Pengendali
•
Goodwill
161
Kecuali
• UCC
• Ventura bersama
• Akuisisi aset
Metode Akuisisi
Dibebankan periode
berjalan
Mengikuti SAK lain
Diukur kembali, selisih
diakui laba/rugi
Berdasarkan nilai wajar
/ porsi aset identifikasi
Goodwill  entity
• impairment
• Neg goodwiil –
laba/rugi
Teori konsolidasi
•
•
Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas
tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas
induk
Atribut
Entity Theory
Parent Theory
Perbedaan fair value dari
aset dan liabilitas
terindentifikasi pada saat
akuisisi
Diakui penuh,
mencerminkan hak untuk
induk dan non pengendali.
Hanya diakui sebesar hak
induk
Penyajian pihak non
pengendali / NCI
Sebagai bagian dari ekuitas
Tidak sebagai equity
atau utang (sebelum
ekuitas)
Goodwill
Goodwill merupakan aset
entitas yang diakui penuh
pada tanggal akuisis
Goodwill hanya milik
induk
162
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3
Pendekatan dua kolom
Elemen yang
dikeluarkan
Goodwill
Imbalan diberikan
Kepemilikan yang
dimiliki sebelumnya
Kepentingan non
pengenlai
Aset diidentifikasi
dan liabilitas yang
dialihkan (entitas
yang diakuisisi)
Identifikasi Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain
dimana pihak pengakuisisi memperoleh “pengendalian”
atas satu atau lebih bisnis.
“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)”
Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset yang mampu
diadakan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk
dividen, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara
langsung kepada investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya.
164
Pengendalian – PSAK 4
• Pengendalian  ketika entitas induk:
– memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
kekuasaan suara suatu entitas, kecuali
– dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan
pengendalian.
Akuisisi
Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi, yaitu
tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas
pihak yang diakuisisi.
Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, secara
terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi yang diperoleh,
liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali
pihak yang diakuisisi. (par 10-11)
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar
pada tanggal akuisisi.
166
Goodwill (32)
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur
sebagai selisih lebih (a) atas (b) :
a) nilai agregat dari:
i. Imbalan yang dialihkan  nilai wajar tanggal akuisisi (37);
ii. Kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi; dan
iii. untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap (41 dan 42),
nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya
dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.
b) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih pada tanggal akuisisi
 Jika jumlah b melebihi jumlah a,  pihak pengakuisisi mengakui
keuntungan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.
 Terjadi karena pembelian terpaksa atau karena pengecualian (22-31)
 Sebelum diakui, pihak pengakuisisi menilai kembali apakah telah
mendidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas
yang dialihkan serta aset/kewajiban lain
167
Kepemilikan sebelumnya – akuisisi bertahap
 Pihak pengakuisisi mengukur kepentingan ekutitas yang
dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai
wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan dan
kerugian yang dihasilkan.
 Jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain
diakui dengan dasar yang sama sebagaimana
dipersyaratkan jika pengakuisisi telah melepas secara
langsung kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya.
168
Pengungkapan
• Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi
bisnis yang terjadi:
– selama periode pelaporan berjalan; atau
– setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum
tanggalpenyelesaian laporan keuangan. (lebih lanjut B64-B66)
• Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan
dari penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang
berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode
tersebut atau periode pelaporan sebelumnya. (B67)
169
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada
(1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan
nilai wajar 300.000  untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk
Aset lancar
3.200.000
Aset tidak lancar
5.000.000
8.200.000
Induk
Aset lancar
2.000.000
Aset tidak lancar
5.000.000
Investasi di anak
1.200.000
8.200.000
Anak
Induk
500.000 Liabilitas
Anak
2.200.000
1.000.000
1.500.000 Ekuitas
6.000.000
1.000.000
2.000.000
8.200.000
2.000.000
Anak
500.000 Liabilitas
Induk
Anak
2.200.000
1.000.000
1.500.000 Ekuitas
6.000.000
1.000.000
2.000.000
8.200.000
2.000.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
•
•
•
•
•
•
Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000  goodwill untuk parent
Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000
Aset
Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000
menjadi
Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000
lebih besar
•
•
•
•
Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)
PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000
Induk
Anak FV
500.000 Liabilitas
Induk
Anak FV
2.200.000
1.000.000
Aset lancar
3.200.000
Aset tidak lancar
5.000.000
1.800.000 Ekuitas
6.000.000
1.300.000
8.200.000
2.300.000
8.200.000
2.300.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
Induk
Aset lancar
2.000.000
Aset tidak lancar
5.000.000
Investasi di anak
1.200.000
Anak FV
Induk
Anak FV
2.200.000
1.000.000
1.800.000 Ekuitas
6.000.000
1.300.000
2.300.000
8.200.000
2.300.000
500.000 Liabilitas
8.200.000
Konsolidasi
Konsolidasi
Aset lancar
2.500.000 Liabilitas
3.200.000
Aset tidak lancar
6.800.000 Ekuitas
6.000.000
Goodwill
160.000 Non pengendali
9.460.000
Knsl
2.500 L
3.200
ATL
6.740 E
6.000
160 NP
9.400
172
Knsl
AL
2.500 L
3.200
260.000
ATL
6.800 E
6.000
9.460.000
GW
200 NP
9.500
Knsl
AL
GW
Knsl
Goowill parent
200
9.400
PSAK LAMA
Goowill parent & NCI
Aset menjadi lebih besar:
Fakto r: Jml akuisisi,
Perbedaan BV, FV, HP
300
9.500
Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap
•
•
•
•
•
•
•
•
Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.
Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.
Nilai wajar yang baru  60% = 1.200 maka 100% = 2.000
Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga
• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40
• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.
Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada
keuntungan 400-320 = 80.
Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600
Jurnal
• Investasi
1.200
•
Kas
1.200
• Investasi
80
•
Keuntungan investasi
80
PSAK 65
PSAK – 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
IFRS 10: Consolidated financial statements
Pengendalian – PSAK 65
• Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau
memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas investee.
• Investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki
seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (lihat paragraf 10–14);
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee (lihat paragraf 15 dan 16); dan
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi
Eksposure
atas hasil
Kekuasaan
Kemampuan
Pengendalian
Komponen Pengendalian
Hak
Substantif
Aktivitas
Relevan
• Tergantung pada sifat kegiatan, struktur hukum, dan
pengambilan keputusan
• Hak suara, hak suara potensial, hak kontraktual
• Hak protektif diabaikan
• Mengevaluasi dampak dari berbagai hak dan interaksi mereka
• Kemampuan praktis untuk melaksanakan hak
• Kemampuan saat ini untuk aktivitas relevan langsung
• Tidak perlu semua hak dilaksanakan secara aktif (pemilik
mayoritas yang pasti memiliki semua kekuasaan)
• Aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil
investee
• Contoh: pembelian/penjualan, manajemen aset keuangan,
pembiayaan
• Keputusan dalam aktivitas relevan: anggaran,
perekrutan/kompensasi dari manajemen, keputusan investasi
Contoh
•
•
•
•
A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak
yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak
suara)
A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)
C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain
(masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang
masingmasing memegang 1%.
C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan.
Contoh
•
•
•
•
E memiliki 45% hak suara F; sisa 55% hak suara F dimiliki secara tersebar oleh 11
pemegang saham yang masing-masing memiliki 5%.
Ukuran kepemilikan hak suara E dan penyebaran hak suara lain tidak secara
konklusif menentukan apakah E memiliki kekuasaan atas F. Fakta dan keadaan
lain harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah E memiliki kekuasaan
atas F
C memiliki 40% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh G sebesar 15%
dana pesiun perusahaan dan lainnya pihak lain yang masingmasing memegang <
1%.
C memiliki kekuasaan atas D, karena dana pernsiun tidak mungkin memiliki
kepututasn yang berbeda dengan perusahaan, sehingga secara defacto entitas C
mengendalikan D
Persyaratan Akuntansi
• Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
• Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investorkehilangan
pengendalian atas investee.
• Paragraf PP109–PP116 menetapkan pedoman penyusunan laporan
keuangan konsolidasian.
Kehilangan Pengendalian
•
Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka
entitas induk:
– menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan
posisi keuangan konsolidasian;
– mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa
investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak
terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai)
biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau
ventura bersama;
– mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian
yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Nilai investasi
tercatat
Reklasifikasi ke
Saldo Laba
SELISIH
Keuntungan/ Kerugian
dlm LR
Saham / Aset
diterima (pembayaran)
Nilai wajar investasi
tersisa
Contoh Kehilangan Pengendalian
• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
Investasi pada Barata (aset keuangan)
130
Kas dan setara kas
750
Investasi pada Barata (entitas anak)
Keuntungan
Keuntungan =
85% 
750 - 85% x 500 = 325
15% 
130 – 15%x 500 = 55
Total
380
182
500
380
Hubungan Keagenan
Haruskah manajer
investasi mengkonsolidasi
reksa dana yang
dikelolanya?
• manajer investasi/ aset
bertindak sebagai prinsipal –
mengkonsolidasi
• manajer investasi/ aset
bertindak sebagai agen –
tidak mengkonsolidasi
Hal- hal yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah manajer investasi/aset adalah agen:
a) ruang lingkup wewenang pengambilan keputusannya atas investee.
b) hak yang dimiliki pihak lain.
c) remunerasi yang menjadi haknya sesuai dengan perjanjian remunerasi.
d) eksposur pengambil keputusan terhadap variabilitas imbal hasil yang berasal dari
kepentingan lain yang dimilikinya dalam investee.
Pembobotan berbeda diterapkan untuk setiap faktor berdasarkan fakta dan keadaan tertentu.
Pengeculian Konsolidasi
• Entitas investasi dikecualikan dari konsolidasi
• Entitas investasi adalah entitas yang:
a) memperoleh dana dengan tujuan jasa manajemen investasi;
b) tujuan bisnisnya untuk menginvestasikan dana yang semata-mata
untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal,
penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c) mengukur dan mengevaluasi pada nilai wajar.
Karakteristik khusus entitas yang harus dipertimbangkan entitas dalam menaksir apakah
dirinya merupakan entitas investasi atau bukan, yaitu:
a) Memiliki lebih dari satu investasi;
b) Memiliki lebih dari satu investor ;
c) Memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari entitas; dan
d) Memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk ekuitas atau kepentingan serupa.
Eliminasi
• Investasi
– Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
– Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul
kepentingan non pengendali.
– Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
– Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
• Akun
– Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
• Transaksi
– Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga,
transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Eliminasi transaksi
• Persediaan
– Penjualan dan harga pokok penjualan
– Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang telah
diakui.
• Aset tetap
– Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian
dari transaksi tersebut
– Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
– Nilai penyusutan akan disesuaikan
• Obligasi
– Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
– Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
Laba yang belum direalisasikan
• Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok
usaha yang diakui dalam aset: persediaan, aset tetap,
obligasi harus dieliminasi.
– Pengaruh ke nilai aset dan kewajiban
– Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan  COGS, biaya bunga,
depresiasi
• Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba induk.
• Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba /kepentingan non pengendali,
karena laba ada di anak perusahaan.
Prosedur – Tanggal
• LK yang digunakan untuk menyusun LK konsolidasian
disusun dengan tanggal yang sama.
• Jika tidak sama menyusun LK dengan tanggal yang sama
kecuali tidak praktis
• Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas dampak
transaksi / peristiwa yang signifikan (tidak lebih bulan)
• Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode,
sama dari periode ke periode
Prosedur
• LK konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang
serupa. (jika tidak sama penyesuaian)
• Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada
entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik). kepantingan non pengendali disesuaikan nilainya
jika terpengaruh.
PSAK 15
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN
VENTURA BERSAMA
Perubahan
• PSAK 15 diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan
investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee.
• PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan diterapkan untuk sebagian investasi
pada ventura bersama dan entitas asosiasi.
• Pengaturan dalam ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas:
Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer dimasukkan dalam PSAK
15 dengan modifikasi tertentu.
191
Pengaruh signifikan
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam
keputusan kebijakan keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi,
tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan
tersebut
• Indikasi kuantitatif
– Hak suara ≥20% dianggap
memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya
– Hak suara <20% dianggap
tidak memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya
• Indikasi kualitatif
– Keterwakilan dalam dewan direksi dan
komisaris atau organ setara
– Partisipasi proses pembuatan kebijakan,
termasuk dividen dan distribusi lain
– Transaksi material investor dengan
investee
– Pertukaran personel manajerial
– Penyediaan informasi teknis pokok
Mempertimbangkan hak suara potensial
192
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas
investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode
ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat
pengecualian penerapan metode ekuitas
• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak
langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian
dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi 
dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58
193
Metode Ekuitas
• Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana
investasi pada awalnya diakui sebesar biaya
perolehan.
– Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau
rugi investee setelah tanggal perolehan.
– Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui
sebagai pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi
pada pembukuan investor
– Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.
• Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian
laba investor.
194
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55.
Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar
pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55,
entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan
dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode
ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.
195
Prosedur Metode Ekuitas
• Penyesuaian atas bagian laba dan penghasilan komprehensif
lain.
• Keuntungan atas transaksi hulu dan hilir harus dieliminasi.
Hulu dieliminasi penuh, hilir dieliminasi sebesar bagiannya.
• Selisih antara harga perolehan dan nilai wajar aset neto 
goodwill
• Selisih lebih harga nilai wajar terhadap biaya perolehan
investasi  penghasilan dalam menentukan bagian entitas
atas laba rugi pada periode investasi diperoleh.
• Penyesuaian nilai entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau
ventura bersama setalah perolehan dilakukan untuk untuk
rugi penurunan nilai yang diakui entitas aosiasi
196
Laporan keuangan investee
• Laporan keuangan perusahaan asosiasi dan ventura bersama
yang tersedia digunakan untuk menerapkan metode ekuitas.
• Jika berbeda maka dibuat LK dengan periode yang sama,
kecuali tidak praktis
• Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka penyesuaian
dilakukan terhadap transaksi dan peristiwa yang signifikan
yang terjadi antara lap investee dan investor. Perbedaan tidak
boleh lebih 3 bulan. Panjang periode pelaporan adalah sama.
• Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa
dalam keadaan serupa.
197
Investee merugi
• Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama
atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi
dilaporkan nihil
• Kerugian dicadangkan dan kewajiban diakui apabila investor
memiliki kewajiban konstruktif atau hukum untuk melakukan
pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya
• Jika entitas asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui
penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai
bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui
198
Rugi Penurunan Nilai
• Indikasi penurunan nilai menggunakan ketentuan
dalam instrumen keuangan (PSAK 55)
• Penurunan nilai investasi (termasuk didalamnya
goowill) diuji berdasarkan PSAK 48, sebagai aset
tunggal.
– Rugi penurunan adalah selisih nilai tercatat dan nilai yang
dapat dipulihkan.
– Nilai dipulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai).
199
Contoh
• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT
Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
Tahun
Laba (rugi)
PT Serbaneka
Porsi laba (rugi) utk
PT. Aneka
Nilai tercatat
2012
(10.00)
(3.000)
1.000
2013
(8.000)
(2.400)
(1.400)
2014
4.000
1.200
(200)
1.800
1.600
2015
6.000
• Nilai
tercatat investasi:
– Tahun 2010 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2011 Rp 0
– Tahun 2012 Rp 0
– Tahun 2013 Rp 1.600
200
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%
kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan
adanya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
Jan.1
Investasi jangka panjang
500.000
Kas
Des.31 Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
Penghasila komprehensif lain
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas
37.500
Investasi Jangka Panjang
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)
500.000
50.000
10.000
37.500
201
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan
dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo
investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan
komprehensif terkait dengan investasi ini 500
31 Des Kas
Investasi jangka panjang
Keuntungan penjualan investasi
Penghasilan komprehensif lain
Penghasilan dari investasi
4.000
1.000
3.000
500
500
Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000
Investasi tersis akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000
202
PSAK 4
LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Ruang Lingkup dan Definisi
• Standar diterapkan untuk entitas induk yang menyajikan LK
tersendiri dalam mencatat investasi anak, ventura bersama
dan entitas asosiasi.
• LK tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh
entitas induk (investor yang memiliki pengendalian atas
entitas anak) yang mencantat investasi pada entitas anak,
entitas asosiasi dan ventura bersama berdasarkan biaya
perolehan atau sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
• LK Tersendiri, minimal terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas
dan laporan arus kas (tidak perlu catatan atas laporan
keuangan)
204
Penyusunan LK Tersendiri
• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku
kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas
asosiasi pada (Par 10):
– Biaya perolehan atau
– Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi.
• Jika investasi akan dijual  PSAK 58: Aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual dan operasi dihentikan.
• Pengukuran investasi yang dicatat sesuai PSAK 55 tidak berubah.
• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura
bersama, atau entitas asosiasi pada laba rugi dalam laporan
keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
205
PSAK 66
PENGATURAN BERSAMA
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
207
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
208
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak
memiliki pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:


Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau
lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika
keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan
dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :


operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
Ventura bersama  investasi, metode ekuitas
209
Soal 1
Dalam transaksi penggabungan usaha, metode yang digunakan
dalam mencatat transaksi tesebut adalah...
A. Metode biaya
B. Metode ekuitas
C. Metode penyatuan kepentingan
D. Metode pembelian / akuisisi
D
Soal 2
PT Soka membayar Rp 60 milyar untuk mengakuisisi seluruh net
aset PT Timas. PT Timas melaporkan nilai buku aset bersih
sebesar 45 milyar. Berdasarkan hasil penilaian oleh apraisal nilai
wajar aset sebesar Rp 71 milyar dan nilai wajar liabilitas sebesar
Rp 20 milyar pada tanggal akuisisi. PT Soka juga membayar
appraisal fee Rp 4 milyar. Nilai goodwill yang harus dilaporkan PT
Soka pada saat akuisisi adalah…
A. Rp 15 milyar
B. Rp 13 milyar
C. Rp 11 milyar
D
D. Rp 9 milyar
Soal 3
PT Ferina mengakuisisi seluruh saham milik PT Debby dengan
menerbitkan 100.000 saham biasa pada nilai par 2.000. Saham
PT Ferina dijual pada 8.000/saham pada tanggal akuisisi. Biaya
yang dikeluarkan terkait akuisisi 15.000.000 dan biaya
penerbitan saham yang dikeluarkan PT Ferina adalah
20.000.000. Berapakah nilai investasi akan diakui PT Ferina…
A. 765.000.000
B. 780.000.000
C. 785.000.000
D. 800.000.000
D
Soal 4
PT. Intan membeli 80% kepemilikan PT. Berlian dengan harga
140milyar. Pada saat akuisisi pt. Berlian memiliki nilai buku aset
bersih sebesar 100milyar dan nilai wajar aset bersih sebesar
150milyar. PT. Intan hanya mengakui goodwill untuk kepentingan
pengendali. Nilai kepemilikan non pengendali sebesar...
A. 20 milyar
B. 28 milyar
C. 30 milyar
D. 35 milyar
C
Soal 5
PT. Cahaya memilik 60% kepemilikan PT. Sinar. Selama tahun
20X3 PT. Cahaya menjual barang kepada PT. Sinar sebanyak
100juta dengan harga pokok sebesar 80 juta. Barang tersebut
50%nya telah terjual sedangkan sisanya masih tersisa di
persediaan akhir PT. Sinar.
Pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi penjualan PT.
Cahaya 1.000 juta dan PT. Sinar 800 juta.
Berapakah nilai penjualan dalam laporan keuangan konsolidasi?
A. 1.000
B. 1.800
C
C. 1.700
D. 1.600
Soal 6
PT. Cahaya memilik 60% kepemilikan PT. Sinar. Selama tahun
20X3 PT. Cahaya menjual barang kepada PT. Sinar sebanyak
100juta dengan harga pokok sebesar 80 juta. Barang tersebut
50%nya telah terjual sedangkan sisanya masih tersisa di
persediaan akhir PT. Sinar.
Pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi persediaan
PT. Cahaya 400 juta dan PT. Sinar 200 juta.
Berapakah nilai persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi?
A. 490
B. 600
D
C. 500
D. 590
Soal 7
Dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, bagaimana entitas
menyajikan kepentingan non pengendali ?
A. Disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang
B. Disajikan sebagai bagian dari ekuitas
C. Disajikan setelah liabilitas jangka panjang
D. Disajikan sebagai pengurang ekuitas pengendali
B
Soal 8
PT. Ciremai menggunakan PSAK dalam mencatat investasi pada
perusahaan asosiasi. PT. Ciremai memiliki 40% saham di PT. Pada
saat akuisisi tidak ada goodwill yang diakui. Pengrango dibeli
dengan harga 800milyar pada 1 Januari 20X3. Selama tahun 20X3
PT. Pangrango melaporkan laba sebesar 100 milyar dan
membagikan dividen sebesar 60 milyar. Berapakah nilai investasi
akan disajikan dalam laporan posisi keuangan 31 Desember 20X3
oleh PT. Ciremai?
A. 800
B. 860
C. 824
D
D. 816
Soal 9
PT. Slamet memiliki 100% investasi di anak perusahaan PT.
Sumbing. Untuk tujuan tender perusahaan menyusun laporan
keuangan tersendiri. Metode apa yang digunakan dalam
mencatat investasi pada Anak Perusahaan dalam laporan
keuangan tersendiri?
A. Metode ekuitas
B. Metode biaya
C. Metode akuisisi
D. Metode konsolidasi
B
Soal 10
PT. Sindoro memiliki 60% investasi pada joint venture pada
Sindoro-Sumbing JVC. Dalam joint venture tersebut kedudukan
pemilik sama kuat dan membagi laba sesuai dengan kontraktual
yang disepakati. Metode apa yang digunakan dalam mencatat
investasi pada Anak Perusahaan dalam laporan keuangan
tersendiri?
A. Metode ekuitas
B. Metode biaya
C. Metode kosolidasi proporsional
B
D. Metode konsolidasi
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 6
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
Definisi
Kurs
rasio pertukaran dua mata uang
Kurs Penutup
Kurs spot
pelaporan
Kurs Spot
kurs untuk realisasi segera
Mata Uang
Asing
mata uang selain mata
fungsional suatu entitas
pada
akhir
periode
uang
221
Definisi
Mata uang
penyajian
mata uang yang digunakan
penyajian laporan keuangan
Pos-pos
Moneter
unit mata uang yang dimiliki serta aset
atau liabilitas yang akan diterima atau
dibayarkan dalam jumlah unit mata uang
yang tetap atau dapat ditentukan
Selisih kurs
selisih yang dihasilkan dari penjabaran
sejumlah tertentu satu mata uang ke
dalam mata uang lain pada kurs yang
berbeda
dalam
222
Pertimbangan MU Fungsional
Mata Uang
Fungsional
mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi
Mata uang fungsional
paling mempengaruhi harga jual (seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk
barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar
menentukan harga jual dari barang dan jasanya
mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari pengadaan barang
atau jasa (biaya didenominasikan dan diselesaikan
mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen
utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan
mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan
223
Pos Moneter
Fitur utama pos
moneter
hak untuk menerima (atau kewajiban
untuk menyerahkan) suatu jumlah
unit mata uang yang tetap atau
dapat ditentukan
• pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas
• kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,
dan
• dividen kas yang diakui sebagai kewajiban.
• Kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) jumlah
variabel instrumen ekuitas/ jumlah variabel dari aset yang
nilai wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara
dengan suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan  pos moneter.
224
Pos Non Moneter
Fitur utama pos
non moneter
Uang muka
Aset tak
berwujud
tidak adanya hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah
unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan.
goodwill
Aset tetap
kewajiban diestimasi
yang harus
diselesaikan dengan
penyerahan aset
nonmoneter
225
Pengakuan Awal
transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian
dalam suatu mata uang asing
membeli atau menjual barang atau jasa
yang harganya didenominasikan dalam
suatu mata uang asing
meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah
yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan
dalam suatu mata uang asing; atau
memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan
atau menyelesaikan kewajiban yang didenominasikan
dalam suatu mata uang asing
226
Penerapan Pengakuan Awal
• Suatu transaksi mata uang
Pencatatan asing harus dicatat dalam
mata uang fungsional
• Dihitung ke dalam mata uang
fungsional dengan kurs spot
Jumlah yang
antara mata uang fungsional
dihitung
dan mata uang asing pada
tanggal transaks
Tanggal transaksi tanggal memenuhi kriteria pengakuan
227
Penerapan pada Tanggal Pelaporan
pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs
penutup
pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam mata
uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi
pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang
asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai
wajar ditentukan
228
Penerapan - Aset Tetap
Nilai wajar
Aset tetap
diukur dengan:
Biaya
historis
jika jumlahnya
ditentukan
dalam mata
uang asing
Kurs di mana arus kas masa
depan diselesaikan jika arus
kas tersebut telah terjadi pada
tanggal pengukuran
dijabarkan
kedalam
mata uang
fusional
Ketika beberapa
nilai tukar tersedia
229
Selisih Kurs
Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
proses penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs
pada saat pos moneter tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal
selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya,
diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya,
kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32.
Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam
pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari
keuntungan atau kerugian itu diakui dalam pendapatan komprehensif
lain
Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui
dalam laba atau rugi, maka setiap komponen keuntungan atau
kerugian tersebut diakui dalam laba atau rugi
230
Penjabaran Mata Uang Pelaporan
Prosedur penjabaran hasil dan posisi keuangan entitas yang mata
uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi
hiperinflasi ke dalam mata uang pelaporan yang berbeda
aset dan liabilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang
disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan
kurs penutup
pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau
laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif)
harus dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi
semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan
komprehensif lain
231
Soal 1
PT. Melati menjalankan usahanya di Indonesia. Perusahaan
bergerak di bidang perdagangan dengan mengimport barang dari
Singapura dalam USD dan menjualnya untuk pasar di Indonesia.
Penjualan menggunakan rupiah dan karyawan sebagian besar
dari Indonesia yang dibayar dengan rupiah. Perusahaan
mendapatkan pendanaan dari Eropa dengan mata uang Euro.
Mata uang fungsional perusahaan adalah:
A. Rupiah
B. USD
C. Euro
A
D. Tidak dapat ditentukan
Soal 2
Sebuah Entitas memiliki mata uang fungsional USD. Entitas
memiliki anak A beroperasi di Indonesia yang aktivitas
dominannya menggunakan mata uang Rupiah. Pernyataan
berikut yang benar adalah:
A. Mata uang entitas anak Rupiah karena aktivitasnya dengan
Rupiah
B. Mata uang entitas anak Rupiah karena aktivitasnya di
A
Indonesia
C. Mata uang entitas anak USD agar konsisten dengan mata
uang fungsional induknya.
D. Mata uang entitas anak USD agar mempermudah
mengkonsolidasikan laporan keuangan.
Soal 3
PT Kenanga pada 1 Nopember 20X4 membeli barang dagang secara
kredit sebesar USD100.000 dengan kurs pada tanggal tersebut
Rp12.800. Pada 31 Desember kurs Rp 12.600/$. Utang dagang dilunasi
pada 1 Maret 20X5 saat kurs Rp12.900. Pernyataan berikut yang benar
adalah:
A. Perusahaan mengakui kerugian selisih kurs 20X5 Rp 1.000.000
B. Perusahaan mengakui kerugian selisih kurs 20X4 Rp 1.000.000
C
C. Perusahaan mengakui keuntungan selisih 20X4 kurs Rp 2.000.000
D. Perusahaan mengakui keuntungan selisih 20X5 kurs Rp 3.000.000
Soal 4
PT. Mawar mata uang fungsionalnya rupiah. Perusahaan pada 1
Desember 20X4 membeli persediaan secara kredit dengan term FOB
shipping point sebesar USD10.000. Barang diterima perusahaan pada
tanggal 3 Desember 20X4. Utang dagang dari pembelian tersebut
dilunasi pada 1 Februari 20X5. Kurs pada 1 Des Rp 12.500, 3 Des Rp
12.600, 31 Des 20X4 Rp 12.800 dan 1 Feb 20X5 Rp 13.100. Nilai
persediaan akan disajikan di Neraca pada 31 Desember 20X5 sebesar:
A. Rp 125.000.000
B. Rp 126.000.000
C. Rp 128.000.000
A
D. Rp 131.000.000
Soal 5
PT. Melati mata uang fungsionalnya rupiah. Perusahaan pada 5
Desember 20X4 membeli persediaan secara kredit dengan term FOB
shipping point sebesar USD20.000. Barang diterima perusahaan pada
tanggal 10 Desember 20X4. Utang dagang dari pembelian tersebut
dilunasi pada 5 Februari 20X5. Kurs pada 5 Des Rp 12.900, 3 Des Rp
13.000, 31 Des 20X4 Rp 13.200 dan 5 Feb 20X5 Rp 13.100. Nilai utang
dagang akan disajikan di Neraca pada 31 Desember 20X5 sebesar:
A. Rp 258.000.000
B. Rp 260.000.000
C
C. Rp 264.000.000
D. Rp 262.000.000
Soal 6
PT Roka memiliki anak perusahaan di Argentina. Anak perusahaan tidak memiliki
banyak hutang karena beban bunga yang tinggi akibat tingginya tingkat inflasi
(>100%). Hampir seluruh transaksi penjualan dan biaya didenominasi dalam peso.
Meskipun anak perusahaan memiliki gudang di Argentina, persediaan utama berasal
dari PT Roka. Pemerintah Argentina mengharuskan seluruh perusahaan di Argentina
untuk melaporkan laporan keuangannya sesuai sistem Argentina. Tentukan mata
uang pelaporan, mata uang fungsional, dan proses restatement yang dilakukan anak
perusahaan ke dalam dolar.
Mata uang
pelaporan
a. Peso
Mata uang
fungsional
US Dollar
Proses
Restatement
Remeasurement
b. US Dollar
Peso
Remeasurement
c. Peso
US Dollar
Translation
d. US Dollar
Peso
Translation
A
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 7
Properti Investasi, Sewa dan
Penurunan Nilai
Properti Investasi
• Properti Investasi adalah:
– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—
atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee
melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
239
Pengakuan
• Kriteria Pengakuan sama dengan PSAK 16
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi
termasuk dalam pengukuran awal tersebut.
• Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa
pembiayaan seperti diatur paragraf16 daiam PSAK 30. Sewa,dalam hal ini harus
diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari
Pemb ayaran sewa minimum. Jumlah.yang setara harus diakui sebagai kewajiban
sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama.
• Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana
aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara:
– Nilai wajar properti, dan
– Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
240
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi
yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi
Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset
tertentu termasuk properti investasi
Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
hanya fair value model
Pilih salah satu model
untuk semua properti
Tidak ada pilihan,
hanya cost model
241
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.
242
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
Revaluation model (PSAK 16)
• Menggunakan nilai wajar
• Menggunakan nilai wajar
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi atau ekuitas.
• Tidak ada penyusutan.
• Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya mengharuskan
secara reguler.
243
Transfer
Transfer ke, atau dari properti invetasi dapat dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan:
Perubahan Penggunaan
Transfer dari properti investasi
a) Dimulainya penggunaan oleh
pemilik
b) Dimulainya pengembangan untuk
dijual
Properti yang dimiliki
sendiri
Perubahan Penggunaan
Transfer ke properti investasi
a) Berakhirnya pemakaian oleh
pemilik
b) Dimulainya sewa operasi ke pihak
lain
c) Berakhirnya pembangunan atau
pengembangan
Properti yang dimiliki
sendiri
Pengukuran saat transfer?
Properti Investasi
Persediaan
Persediaan
Properti Investasi
Akhir masa konstruksi
Tergantung model yang digunakan ……
244
Pelepasan
• Properti investasi harus dihentikan pengakuannya
(dikeluarkan dari neraca) pada saat:
1. Pelepasan atau
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan
tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan
properti investasi ditentukan dari selisih antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat aset,
dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam
priode terjadinya.
245
Penurunan nilai
• Penurunan nilai atau rugi, pembayaran kompensasi,
pembelian adalah peristiwa ekonomi terpisah dan dicatat
secara terpisah:
– penurunan nilai properti investasi diakui sesuai PSAK 48
– penghentian atau pelepasan properti investasi diakui sebagai
pelepasan menurut PSAK ini
– kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, hilang atau diserah
diakui dalam laporan laba rugi ketika kompensasi tersebut telah
menjadi piutang; dan
– biaya dari aset yang direnovasi, dibeli atau dibangun sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan ketentuan perolehan awal
dalam PSAK ini.
246
SEWA PSAK 30
3
Akuntansi Sewa PSAK 30
• PSAK 30 (Revisi 2011)
Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan
suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
• Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal
antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan
komitmen terhadap ketentuan pokok sewa.
• Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal
saat lessee mulai berhak menggunakan aset sewaan.
Klasifikasi Sewa
 Lease = Sewa
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada
akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
 Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8)
Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi
didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada
bentuk kontraknya.
Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)
a)
b)
c)
d)
e)
Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir
masa sewa
Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai
dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan
bahwa opsi memang akan dilaksanakan
Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset
meskipun hak milik tidak dialihkan
Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan
Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material
Indikator Tambahan
• Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang
terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee
• Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan
kepada lessee
• Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial
lebih rendah dari nilai rental pasar
Indikator – indikator di atas
tidak selalu harus konklusif.
PSAK 48
PENURUNAN NILAI
IAS 36: Impairment eff 2014
48
Pengertian Penurunan Nilai (Impairment)
Penurunan nilai dari aset terjadi jika:
Nilai tercatat aset > jumlah terpulihkan
Reviu dilakukan secara periodik  ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai (test of impairment)
Jika terdapat indikasi, maka perusahaan harus menaksir
recoverable amount dari aset tersebut
Bila ada indikasi penurunan nilai setelah dilakukan pengujian 
perusahaan akan mengakui adanya rugi penurunan nilai (Impairment
Loss) ketika:
carrying amount > recoverable amount.
selisih lebih: rugi penurunan nilai
253
Pendekatan Umum Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Nilai Aset
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Pelepasan
Nilai Pakai
Akumulasi
Penyusutan
dan Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Recovered through
sale
Recovered through
use
254
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset
Informasi minimum yang dipertimbangkan
•
•
•
•
Informasi dari sumber-sumber
eksternal
Perubahan signifikan nilai pasar
Perubahan signifikan teknologi,
pasar, ekonomi dan lingkup
hukum
Perubahan suku bunga
Jumlah tercatat aset neto
enttitas melebihi kapitalisasi
pasarnya
PSAK 48 par 12
Informasi dari sumber-sumber
internal
• Bukti keusangan atau kerusakan
fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan
masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.
255
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
• PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah
yang lebih tinggi antara:
Fair Value Less Costs to Sell
adalah jumlah yang dapat dihasilkan
dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.
dan
Nilai pakai (Value in Use)
adalah nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau
unit penghasil kas.
256
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (Fair Value Less Costs to Sell)
 Bukti Terbaik
 harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen, disesuaikan dengan
biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara langsung dengan pelepasan aset.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif
 Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
 Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada pasar
aktif untuk aset
 Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah
yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan
aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
257
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit
penghasil kas
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari
b)
c)
d)
e)
aset;
ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut;
nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku;
harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset tersebut.
258
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48
Par 31
mengestimasi arus kas masuk dan arus kas
keluar di masa depan dari pemakaian aset
tersebut dan pelepasannya pada akhirnya
menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas
arus kas masa depan tersebut
259
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Hambatan proyeksi arus kas:
Basis untuk mengestimasi arus
kas masa depan
1. Didasarkan pada asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori.
2. Didasarkan pada anggaran keuangan yang terbaru dan telah disahkan oleh
manajemen.
3. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan yang berasal dari
restrukturisasi.
4. Pendasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5 tahun, kecuali jika periode
yang lebih lama dapat dijustifikasi.
5. Periode setelah anggaran hanya dapat menggunakan tingkat yang tetap atau
menurun, kecuali jika tingkat yang naik dapat dijustifikasi.
6. Tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam proyeksi ekstrapolasi tidak dapat
melebihi rata-rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau negara
tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset tersebut digunakan, kecuali jika
tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
260
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian
diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.
 diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset
yang sama
 rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
mengurangi surplus revaluasi untuk aset
tersebut
261
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang
dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta
Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Rp 360 juta
Rp 410 juta
262
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Dr. Kerugian Penurunan Nilai
Rp 40 juta
Cr. Akulumasi Depresiasi Peralatan Rp 40 juta
Illustration 11-15
Rp 400 juta
Rp 360 juta
Rp 360 juta
Rp 350 juta
263
Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill
10
Properti
20
Pabrik dan Peralatan
30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.
Goodwill
Nilai buku
Penurunan Nilai
Nilai setelah penurunan nilai
Properti
Pabrik &
Peralatan
Total
10
20
30
60
(10)
(2)
(3)
(15)
0
(18)
27
45
264
Kasus: Penurunan Nilai
Contoh
Perusahaan Melody melakukan reviu penurunan nilai dari beberapa aset
yang dimilikinya pada tahun 2010. Sebidang tanah yang bebas digunakan
dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50 juta, asetaset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi akumulasi depresiasi atau
amortisasi.
Haril dari reviu sebagai berikut:
Tanah (nilai wajar)
Bangunan, setelah
didepresiasi
Mesin, setelah
didepresiasikan
Fair value less
costs to sell
Rp 312 juta
Rp 852 juta
Value in use
Rp 320 juta
Rp 890 juta
Carrying
amount
Rp 380 juta
Rp 860 juta
Rp21 juta
Rp 18 juta
Rp 27 juta
Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?
265
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Solusi Contoh
Berdasarkan informasi yang tersedia, aset yang mengalami kerugian penurunan nilai adalah:
Tanah, pada nilai wajar
Aset Tak Berwujud, pada biaya
teramortisasi
Mesin, setelah didepresiasikan
Recoverable
amount
Rp 320 juta
Rp 890 juta
Carrying
amount Impairment loss
Rp 60 juta
Rp 380 juta
Rp 860 juta
Rp 21 juta
Rp 27 juta
Rp 6 juta
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.
Then, the journal entries for the recognition of impairment losses should be:
Dr
Surplus revaluasi
Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta)
Cr
Tanah
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Rp 50 juta
10 juta
Dr
Kerugian penurunan nilai
Cr
Mesin
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin
Rp 6 juta
Rp 60 juta
Rp 6 juta
266
Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Example
• PT Melati melakukan reviu penurunan nilai dari UPK X pada tahun 2011,
berikut ini aset yang dimiliki oleh PT Melati:
Nilai Tercatat
Goodwill
Rp100 juta
PPE, setelah didepresiasi
300 juta
Aset Tak Berwujud, pada nilai amortisasinya
200 juta
Properti Investasi, setelah didepresiasi
250 juta
Aset Keuangan, pada nilai wajar
107 juta
Persediaan, at cost
50 juta
Piutang Dagang
130 juta
Total
Rp 1137 juta
• Setelah reviu penurunan nilai, PT Melati menemukan fakta bahwa nilai yang
dapat dipulihkan atas UPK X senilai Rp800 juta termasuk properti investasi
senilai Rp200 juta.
• Hitunglah kerugian penurunan dan alokasikan ke masing-masing aset.
267
Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Example
Goodwill
Property, plant and equipment
Aset Tak Berwujud
Properti Investasi (250 jt-50 jt)
Aset Keuangan
Persediaan
Piutang Dagang
Total
Carrying
amount after
impairment loss
Allocated
impairment loss
Carrying
amount after
impairment loss
Rp 100 juta
300 juta
200 juta
200 juta
107 juta
50 juta
130 juta
Rp (100 juta)
(112.2 juta)
(74.8 juta)
-
Rp
0
187.8 juta
125.2 juta
200 juta
107 juta
50 juta
130 juta
1087 juta
(287 juta)
800 juta
Pertama, rugi penurunan nilai mengurangi seluruh goodwill
Kemudian, sisa kerugian dialokasikan pada aset tidak lancar pro rata
terhadap nilai tercatat dari aset tidak lancar tersebut.
268
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
• Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan
nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk
aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah
menurun, entitas mempertimbangkan, indikasi berikut ini:
– Infomasi yang bersumber dari luar
– Informasi yang bersumber dari dalam
•
•
•
PSAK 48
Par 106
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode
sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya
jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan
jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai
terakhir diakui.
jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian)
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai
269
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 8
IMBALAN KERJA
Ruang Lingkup
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja
Jangka Pendek
ImbalanJangka
Pendek
Absen
Imbalan Paska
Kerja
Pesangon
Bagi hasil
atau
Bonus
Kontribusi
Pasti
Diterapkan oleh pemberi kerja dalam
pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang
diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi
Berbasis Saham.
Imbalan Kerja
Jangka Panjang
Lainnya
Manfaat
Pasti
Past service
cost
Current
Service Cost
Kewajiban
• Kewajiban hukum  didasarkan pada suatu
ketentuan hukum :
– kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan
– Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003
 hukum yang mengikat perusahaan dan karyawan
• Kewajiban konstruktif :
– berdasarkan praktik baku masa lalu, dan
– menimbulkan ekspektasi kuat bahwa entitas
akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
272
Imbalan Kerja Jangka Pendek
• Jatuh tempo ≤ 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat
pekerja memberikan jasa.
• Jenis:
Upah, gaji,
jaminan
Uang bagi laba/
utang bonus
Cuti berimbalan
jangka pendek
Imbalan non
moneter
Tidak ada asumsi aktuaria,
jangka pendek sehingga tidak
didiskontokan.
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek
Diakui saat
pekerja telah
memberi jasa
Liabilitas jangka pendek sebagai:
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Beban atau pernyataan lain
membolehkan sbg biaya perolehan
Cuti berimbalan
jangka pendek
Boleh diakumulasi  diakui pada saat
pekerja memberikan jasa
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
Ilustrasi
• PT. A memiliki 5 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 100.000 untuk 5 hari kerja. Selama tahun
2012, karyawan yang cuti 5 hari 1 orang sedangkan
sisanya cuti 3 hari kerja.
• JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas
1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
1.700.000
• JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan
Kas
Beban cuti berimbalan
Utang gaji
1.700.000 (5+(4x3)x100.000)
1.700.000
800.000 (4x2)x100.000)
800.000
275
Program Bagi Laba dan Bonus
Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus
Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
Dapat diestimasi secara andal
Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak
mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.
Pengungkapan
Imbalan kerja jangka pendek untuk manajemen
kunci sesuai dengan PSAK 7
Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah gaji
yang diterima oleh manajemen kunci  direksi dan
komisaris
Imbalan Pascakerja
Tunjangan
purnakarya
Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja
lain
Iuran pasti
Program imbalan
pascakerja
Imbalan pasti
bergantung pada
substansi
ekonomis dari
setiap program
Imbalan Paska Kerja
EMPLOYER
Defined
Contribution
Plans
CONTRIBUTIONS
PENSION FUND
DEFINED
BENEFIT
EMPLOYEE
VOLATILE
RISK LIMIT
Defined
Benefit Plans
VOLATILE
DEFINED
RISK LIMIT
279
Jenis Program
Program Iuran Pasti
Risiko aktuaria ditanggung peserta
Kewajiban hukum terbatas pada jumlah
yang disepakati sebagai iuran yang terpisah.
Program Manfaat Pasti
Perusahaan wajib menyediakan imbalan
yang dijanjikan kepada pekerja maupun
mantan pekerja.
Resiko investasi dan aktuaria menjadi
tanggungan perusahaan
Bentuk Program
 Program Multipemberi
kerja
 Program Jaminan Sosial
 Program imbalan pasti
yang Membagi Risiko
antara Entitas
Sepengendali
 Imbalan yang dijamin
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran
Diakui sebagai beban
Diakui liabilitas (beban terakru)
setelah dikurangi dengan iuran
telah dibayar atau aset
(pembayaran dimuka jika terdapat
kelebihan).
Jika iuran tidak jatuh tempo
seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto
Pengungkapan
• jumlah yang diakui
sebagai beban
untuk program
iuran pasti.
• Informasi program
iuran pasti untuk
personel
manajemen kunci
Program Imbalan Pasti
Entitas menghitung kewajiban hukum dan konstruktif
Kewajiban konstruktif  entitas tidak memiliki pilihan
realistis selain membayar imbalan kerja
Contoh  ketika perubahan dalam kebiasaan entitas
menyebabkan memburuknya hubungan kerja antara entitas
dan para pekerjanya
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja
pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi
demografi dan keuangan.
• Dana diakumulasikan dalam Aset Program
• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari
yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari
yang diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
283
Program Manfaat Pasti
• Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti dengan
keteraturan yang memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan tidak berbeda secara material dengan jumlah yang akan
ditentukan pada akhir periode pelaporan
Laporan posisi keuangan
•
•
Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi
keuangan
Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas
mengukur aset imbalan pasti pada jumlah yang lebih rendah antara:
a) surplus program imbalan pasti; dan
b) batas atas aset, yang ditentukan dengan menggunakan tingkat diskonto
284
Program Manfaat Pasti
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu
• Keuntungan (kerugian) atas
Penyelesaiaan
Nilai Kini Kewajiban
Imbalan Pasti (NKKIP)
• Biaya Bunga
• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga
• Iuran atau Penarikan
• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)
Nilai Wajar Aset Program
(NWAP)
Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung
Ekuitas (di Neraca)
+/-
Penghasilan komprehensif lain  pendapatan
atau kerugian
Pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Diakui sebagai beban atau penghasilan
• Biaya jasa kini
• Biaya jasa lalu
• Bunga netto
• Keuntungan kerugian penyelesaian – Penghasilan
komprehensif lain
Pengungkapan
menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang
terkait (par 139);
mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program
imbalan pasti dalam laporan keuangan (par 140–144); dan
menjelaskan bagaimana program imbalan pasti dapat berdampak
terhadap jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas entitas di masa
depan (par145–147).
Jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan
Program multipemberi kerja
Program imbalan pasti yang membagi risiko antara entitas sepengendali
Persyaratan pengungkapan dalam SAK – PSAK 7, PSAK 57
288
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
Cuti berimbalan jangka panjang
Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka
panjang lain
Imbalan cacat permanen
Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan
setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya
Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan
sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa diberikan
289
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
Diakui sebagai liabilitas
total nilai neto dari jumlah:
• Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir
periode pelaporan
• Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program
pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain
kewajiban yang harus dilunasi secara langsung
290
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya
entitas harus mengakui total nilai neto dari jumlah berikut
ini sebagai beban atau pendapatan:
• biaya jasa kini
• Biaya bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
• Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto
291
Pesangon
Syarat mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban
pada tanggal yang lebih awal di antara :
Entitas tidak dapat menarik lagi tawaran atas imbalan
tersebut; dan
Entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang
berada dalam ruang lingkup PSAK 57 dan
melibatkan pembayaran pesangon
292
Pesangon
Pengukuran
Entitas harus mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan harus mengukur
dan mengakui perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan
ketentuan bahwa jika pesangon merupakan sebuah peningkatan pada imbalan
pasca kerja, entitas menerapkan persyaratan imbalan pasca kerja. Sebaliknya
a) jika pesangon diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas
bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan di mana pesangon diakui,
entitas harus menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja jangka pendek.
b) jika pesangon tidak diharapkan untuk dapat diselesaikan seluruhnya sebelum
dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan, entitas harus
menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Pengungkapan
Imbalan kerja manajemen kunci
293
Ilustrasi 1
• Imbalan kerja perusahaan:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0
200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0
200.000
Biaya Jasa Kini
Tingkat Diskonto
30.000
10%
Iuran
24.000
Imbalan
16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0
250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0
222.000
294
Ilustrasi 1
JURNAL UMUM
Beban
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Rugi Aktuaria Liabiilitas
Rugi Aktuaria – Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan
Saldo Akhir
Kas
30.000
20.000
MEMO
Pend
Nilai Kini
Komprehensif Liabilitas Kewajiban
(200.000)
(30.000)
(20.000)
(20.000)
(24.000)
16.000
(16.000)
16.000
6.000
30.000 (24.000)
22.000
Aset
200.000
20.000
24.000
(16.000)
(6.000)
(28.000)
(250.000)
222.000
22.000
Kerugian
295
Jurnal
Beban pensiun
Pendapatan Komprehensif Lain
Kas
Liabilitas
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain - kerugian
30.000
22.000
24.000
28.000
(250.000)
222.000
(28.000)
22.000
296
Ilustrasi 2
• Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1
Biaya Jasa Kini
Tingkat Diskonto
Iuran
Imbalan
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1
Nilai wajar aset – Akhir 20X1
250.000
222.000
22.000
34.000
10%
26.000
20.000
279.500
276.600
297
Ilustrasi 2
Beban
JURNAL UMUM
Pendapatan
Kas Komprehensif Liabilitas
Saldo awal
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan bunga
Iuran
Imbalan
Penurunan (kenaikan) kewajiban
Selisih aktuaria Aset Program
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
22.000
(28.000)
MEMO
Keweajiban
Aset
Program
Program
(250.000)
34.000
(34.000)
25.000
(22.200)
(25.000)
222.000
22.200
(26.000)
20.000
9.500
(9.500)
(26.400)
36.800 (26.000)
(35.900)
(14.900)
26.000
(20.000)
26.400
25.100
(2.900)
(279.500)
276.600
298
Jurnal
Beban pensiun
36.800
Liabilitas manfaat pensiun
25.100
Kas
Pendapatan Komprehensif Lain
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban
Aset Program
Net Liabilitas manfaat pensiun
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain
26.000
35.900
(279.500)
276.600
(2.900)
14.900
299
Soal 1
Di antara kejadian-kejadian berikut ini yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada kewajiban manfaat pasti adalah...
A. Perubahan tingkat kematian atau proporsi pegawai
mengambil pensiun dini.
B. Perubahan estimasi gaji atau manfaat yang akan diterima di
masa depan.
C. Perubahan pada estimasi pergantian pegawai.
D. Semua benar.
D
300
Soal 2
Program iuran pasti adalah program dimana jumlah yang dibayarkan sebagai
manfaat purnakarya ditetapkan berdasarkan...
A. perhitungan formula tertentu yang biasanya didasarkan pada
penghasilan karyawan dan/atau masa kerja.
B. iuran ke suatu dana bersama pendapatan investasi selanjutnya.
C. kewajiban pemberian pesangon, perjanjian kompensasi yang
ditangguhkan (deferred compensation arrangements), tunjangan
cuti jangka panjang,pensiun dini tertentu atau program pemutusan
kontrak kerja.
D. nilai kini pembayaran yang diekspektasikan oleh program manfaat
purnakarya kepada karyawan masih bekerja dan yang sudah tidak
bekerja, dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.
B
301
Soal 3
Menurut PSAK 24 Revisi 2013, pendekatan yang digunakan
dalam menentukan liabilitas pensiun program manfaat pasti
adalah dengan menggunakan metode:
A. Pendekatan koridor
B. Pendekatan penghasilan komprehensif lain
C. Pendekatan laba tahun berjalan
D. Tidak ada jawaban yang benar
B
302
Soal 4
Beban pensiun dalam bentuk program manfaat pasti ditentukan
berdasarkan:
A. Iuran yang dibayarkan kepada dana pensiun
B. Bunga netto dan beban jasa kini
C. Beban jasa kini hasil perhitungan akuaris
D. Pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun
B
303
Soal 5
Berikut ini informasi terkait imbalan kerja PT Kenta tahun 2015:
Nilai kini kewajiban imbalan pasti (1 Januari 2015)
520.000.000
Nilai wajar aset program (1 Januari 2015)
500.000.000
Imbalan yang dibayarkan
40.000.000
Iuran yang disetorkan
95.000.000
Tingkat diskonto
10%
Biaya jasa kini
60.000.000
Jumlah beban pensiun yang dilaporkan PT Kenta pada akhir tahun
2015 adalah...
A.
B.
C.
D.
Rp 40.000.000
Rp 60.000.000
Rp 62.000.000
Rp 22.000.000
C
304
Soal 6
Berikut data program imbalan pasti:
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti
Nilai Wajar Aset Program
Penghasilan komprehensif lain (kredit)
1 Januari 2015
200.000.000
170.000.000
80.000.000
31 Desember 2015
230.000.000
210.000.000
95.000.000
Berapakah nilai liabilitas yang akan muncul dalam laporan posisi
keuangan 31 Desember 2015?
A. 30.000.000
B. 20.000.000
C. 15.000.000
B
D. 10.000.000
305
Soal 7
Pengungkapan yang diharuskan atas iuran pasti antara lain:
A. Rincian iuran pasti yang diberikan pada setiap level pekerja
B. Iuran pasti kepada manajemen kunci
C. Iuran pasti untuk tiap tingkat pendidikan pekerja
D. Iuran pasti untuk tiap unit organisasi dalam Perusahaan
B
306
Soal 8
Berikut ini imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24 kecuali
A. Imbalan berbasis saham
B. Imbalan paska kerja
C. Imbalan jangka panjang
D. pesangon
A
307
Soal 9
Manakah dari berikut ini yang mempengaruhi nilai aset program
imbalan (plan asset), kecuali
A. Biaya jasa kini
B. Iuran
C. Keuntungan / kerugian aktuaria
D. Imbalan / pensiun yang dibayarkan
A
308
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 9
Pendapatan, kebijakan dan estimasi
akuntansi dan kesalahan, dan pajak
penghasilan
PSAK 23 (R 2009): Pendapatan
IAS 18: Revenue
Definisi
Pendapatan
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi pemilik.
Hanya arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang
Pendapatan meliputi
diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri
Nilai wajar
jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar.
311
Pengukuran
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dan
dikurangi diskon atau rabat.
• Jika pendapatan ditangguhkan, nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan
arus kas yang akan diterima dengan tingkat bunga tersirat (imputed).
• Perbedaan antara nilai wajar dengan nilai nominal dari barang/ jasa yang
diberikan merupakan pendapatan bunga
• Pertukaran barang serupa tidak dianggap transaksi yang menghasilkan
pendapatan.
• Pertukaran tidak serupa dianggap transaksi yang menghasilkan pendapatan.
312
Penjualan Barang
Jika memenuhi seluruh kondisi:
Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan
barang secara signifikan kepada pembeli
Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya
terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang yang dijual
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur secara andal
313
Penjualan Barang
Contoh
Barang dikirimkan dengan syarat:
a) Instalasi dan inspeksi
Umumnya, pendapatan diakui ketika
pembeli menerima barang dan
instalasi serta inspeksi telah selesai
dilakukan.
Contoh – Instalasi televisi yang
hanya menyambungkan dengan
listrik dan antena
Contoh – Pengangkutan gula atau
kacang kedelai
Namun, pendapatan boleh langsung
diakui ketika pembeli menerima
barang jika:
I. Proses instalasi tidak rumit, atau
II.
Inspeksi yang dilakukan hanya
bertujuan untuk mengetahui nilai
kontrak.
314
Penjualan Barang
Contoh
Barang
dikirimkan
dengan
syarat:
b) Jika pembeli memiliki hak
untuk mengembalikan barang
c) Penjualan konsinyasi dimana
penerima
barang
(pembeli)
menjual barang atas nama
pengirim (penjual)
 Jika ada ketidakpastian mengenai
kemungkinan pengembalian barang
oleh pembeli, suatu entitas mengakui
pendapatan ketika:
 Pengiriman barang telah sampai
kepada pelanggan
 Barang telah dikirmkan dan
periode pengembalian barang
telah berlalu.
 Suatu entitas mengakui pendapatan
ketika barang terjual kepada pihak
ketiga
315
Penjualan Barang
Contoh
Entitas menahan risiko kepemilikan namun tidak signifikan
Seorang penjualan menahan hak milik sah atas auatu barang
untuk melindungi kolektibilitas dari nilai jatuh tempo:
– Pada kasus ini, ketika suatu entitas telah mengalihkan
risiko dan manfaat signifikan dari kepemilikan, transaksi
merupakan penjualan dan pendapatan diakui.
316
Penjualan Barang
Contoh
Pada penjualan "Bill and hold" (“parkir”), pengiriman ditunda atas
permintaan pembeli namun pembeli menerima hak kepemilikan
dan tagihan atas suatu barang.
Pendapatan diakui ketika pembeli menerima hak milik, dimana:
a) Terdapat kemungkinan yang besar bahwa pengiriman akan
dilakukan;
b) Barang tersedia, telah diidentifikasi, dan siap dikirimkan
kepada pembeli saat penjualan diakui;
c) Pembeli secara khusus menyatakan perintah penundaan
pengiriman; dan
d) Pembayaran dilakukan dengan syarat pembayaran yang biasa
dilakukan.
Pendapatan tidak diakui ketika terdapat intensi untuk memperoleh
atau membuat barang pada saat pengiriman.
317
Penjualan Barang
Contoh
Kemungkinan aliran masuk manfaat ekonomi pada masa
depan kecil
Pendapatan tidak diakui jika kemungkinan aliran manfaat kecil
 Suatu entitas mengakui pendapatan hanya jika ada kemungkinan yang
besar bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada entitas.
 Pada beberapa kasus, kemungkinannya kecil
 Hingga barang diterima atau
 Hingga tidak ada ketidakpastian.
Contoh, terdapat ketdakpastian bahwa pemerintah akan mengizinkan
penjual untuk mengirimkan barang atas transaksi penjualan di luar
negeri.
– Ketika perizinan telah dijamin oleh pemerintah, ketidakpastian
menjadi hilang dan pendapatan diakui.
318
Penjualan Barang
Contoh
 “Lay away sales” dimana barang dikirimkan hanya ketika pembeli
melakukan pelunasan atas cicilan.
Pendaoatan dari penjualan yang demikian ini diakui ketika barang
dikirimkan.
Namun, jika pengalaman menunjukkan bahwa penjualan yang
demikian ini dipergunakan
– Pendapatan diakui ketika deposit signifikan telah diterima.
Barang tersedia, telah diidentifikasi, dan siap dikirimkan
kepada pembeli.
319
Penjualan Jasa
Hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal 
penjualan diakui dengan acuan tingkat penyelesaian transaksi pada
akhir periode pelaporan.
Dapat diestimasi dengan andal jika memenuhi kriteria berikut:
 Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;
 Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir
periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
 Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara
andal
320
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi secara andal maka
pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah
diakui yang dapat dipulihkan.
Estimasi andal dapat dibuat jika
ada persetujuan:
•Hak masing-masing pihak dapat
dipaksakan
Pembayaran berkali dan
uang
muka
tidak
mencerminkan
jasa
yang dilakukan
•Imbalan yang dipertukarkan
•Cara dan syarat penyelesaian
321
Penjualan Jasa
Metode estimasi:
a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
b)Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai prosentase
dari total jasa yang dilakukan;
c) Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi
total biaya.
•
Hanya biaya yang telah terjadi terkait jasa tersebut
•
Hanya biaya yang mencerminkan total biaya jasa tersebut
322
Penjualan Jasa
Hasil pemberian jasa tidak dapat diperkirakan secara andal
Pendapatan diakui atas beban yang diakui
dapat yang dapat dipulihkan
Pada tahap awal transaksi, terdapat kemungkinan hasil dari
transaksi tidak dapat diperkirakan secara andal. Namun
mungkin saja entitas akan menutup biaya transaksi yang terjadi.
 Sehingga pendapatan diakui hanya jika biaya yang terjadi
dapat dipulihkan.
 Tidak ada laba yang diakui karena hasil transaksi tidak dapat
diperkirakan secara andal.
323
Bunga, Royalti dan Dividen
• Jika manfaat ekonomi akan mengalir pada
entitas; dan
• Dapat diukur dengan andal
Suku bunga efektif
dasar akrual
perjanjian
sesuai
dengan
substansi
jika hak pemegang saham untuk menerima
pembayaran ditetapkan
324
Pengungkapan
Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan termasuk metode yang digunakan menentukan
penyelesaian transaksi penjualan jasa
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut termasuk pendapatan yang berasl dari
Penjualan barang, penjualan jasa dan bunga, royalti dan dividen
Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau
jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari
pendapatan
325
PSAK – 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
IAS – 18
Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error
Ruang Lingkup
Penerapan PSAK 25:
1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.
Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan
penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
Kebijakan Akuntansi
Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
 Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, pada laporan
keuangan.
Penetapan Kebijakan Akuntansi
PSAK SPESIFIK
TIDAK ADA
PSAK SPESIFIK
Ketika suatu SAK secara spesifik
berlaku untuk suatu transaksi 
kebijakan akuntansi yang diterapkan
untuk pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.
Tidak ada SAK yang secara spesifik
 manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan
suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan
& andal (menyajikan jujur,
mencerminkan subtansi
ekonomi,netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Pertimbangan dalam Penerapan
Sumber acuan manajemen dalam membuat
pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Manajemen juga menggunakan:
• standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun
standar lain yang menacu pada KDPPLK yang sama
• Literatur akuntansi
• Praktik akuntansi industri yang berlaku
• Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika
perubahan tersebut:
– Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
– Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas entitas.
• Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan
Bukan Kebijakan Akuntansi
 Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang
terjadi sebelumnya; dan
2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.
 Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset
Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau
PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
Penerapan Perubahan
Kebijakan
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:
1.
2.
Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi
dalam PSAK tersebut, jika ada;
Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan
secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.


Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru
adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan
secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:
1
Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode sajian paling awal.
2
Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap
periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Retrospektif Tidak Praktis
Ketika tidak praktis untuk menentukan:
Dampak periode-spesifik akibat
perubahan kebijakan akuntansi
dalam informasi komparatif,
maka entitas
 Menerapkan kebijakan akuntansi baru
untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas
pada awal periode paling awal dimana
penerapan retrospektif adalah praktis,
mungkin periode berjalan, dan
 Membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode itu.
Dampak kumulatif dari, pada
awal periode berjalan,
penerapan kebijakan akuntansi
baru untuk seluruh periode
lalu, maka entitas
 Menyesuaikan informasi komparatif
untuk menerapkan kebijakan akuntansi
baru secara prospektif sejak tanggal
praktis paling awal
PSAK baru belum Efektif
Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang
telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas
mengungkapkan:
1
Fakta tersebut.
2
Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat
diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan
PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal
penerapannya.
Estimasi Akuntansi
 Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat
mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.
√ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi
terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.
√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.
√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam
penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi
 Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan andal.
“Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika
terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman …”
 Perubahan estimasi akuntansi adalah:
 Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
 Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
 Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Perubahan Estimasi Akuntansi
 Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi
secara prospektif sebagai berikut:
1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset
dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Kesalahan
 Laporan keuangan tidak sesuai dengan
PSAK jika mengandung:
Koreksi Kesalahan
Periode Lalu
Koreksi kesalahan material periode lalu:
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif
pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
ditemukannya dengan:
a)
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian
dimana kesalahan terjadi; atau
b)
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
PSAK 46
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
REVISI 2014
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
Tujuan PSAK 46
• Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
• Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak :
– pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa
depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
– transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini
yang diakui pada laporan keuangan entitas.
• Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal
dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.
• Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : SKP, penambahan
kesesuaian dengan peraturan perpajakan untuk definisi
aset pajak tangguhan
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI344
Definisi
• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa
depan sebagai akibat adanya:
Laba Pajak >
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
Laba Akuntansi
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan terutang pada periode masa depan
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena
pajak.
345
Laba Akuntansi >
Laba pajak
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
346
Pajak kini
• Pajak kini = semua pajak terutang atas
penghasilan yang diakui perusahaan pada peride
tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas
laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan
347
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak  ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada
laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan
dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di
masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas
348
Penyajian
• Saling hapus
– Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
• Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang
diakui; dan
• Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
– Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan jika dan hanya jika:
• entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
• aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak
yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan
secara bersama
Beban Pajak – Laba Rugi Aktivitas Normal
• Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari
aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi
komprehensif.
• Jika entitas menyajikan pendapatan komprehensif lain, maka
pajaknya dilaporkan terpisah dari laba rugi dari aktivitas
normal.
350
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan Keuangan
2011
2012
2013
Total
Pendapatan
260.000
260.000
260.000
780.000
Beban
120.000
120.000
120.000
360.000
Laba sebelum pajak
140.000
140.000
140.000
420.000
35.000
35.000
35.000
105.000
Pajak Penghasilan (25%)
Laporan Pajak
2011
2012
2013
Total
Penghasilan
200.000
300.000
280.000
780.000
Beban yang boleh dikurangkan
120.000
120.000
120.000
360.000
Penghasilan kena pajak
80.000
180.000
160.000
420.000
Pajak terutang (25%)
20.000
45.000
40.000
105.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Perbandingan
2011
2012
2013
Total
Laporan Keuangan (PSAK)
35.000
35.000
35.000
105.000
Pajak Terutang (Fiskal)
20.000
45.000
40.000
105.000
Difference
15.000
(10.000)
(5.000)
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun
Laporan yang diperlkan
2011
Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000
2013
Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000
Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000
0
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar
3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut pajak.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013
Laba sebelum pajak (PSAK)
Perbedaan depresiasi
Perbedaan pendapatan sewa
Perbedaan sumbangan
Total penghasilan kena pajak
Pajak terutang (fiskal)
Pajak tangguhan
Jurnal
Beban Pajak penghasilan
Aset pajak tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan
Utang pajak penghasilan
3.000.000
(800.000)
1.000.000
400.000
3.600.000
900.000
Aset Pajak
Tangguhan
Liabilitas Pajak
Tangguhan
800.000
1.000.000
250.000
200.000
850.000
250.000
200.000
900.000
Beban pajak kini = 3.600.000 x 25% = 900.000 TOTAL beban pajak 900.000 – 50.000
Beban pajak tangguhan = 200.000 – 250.000 = (50.000)
ILUSTRASI – nilai sisa
• Entitas A membeli mesin senilai 12.000 pada 2/1/X1. Mesin
menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, dengan
nilai sisa 2000.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1
didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi
selain depresiasi 2.000.
• Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan pada awal
20X7 dijual dengan harga 3000
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat
dilihat dalam slide berikut ini.
356
ILUSTRASI – nilai sisa
 Depresiasi menurut akuntansi (12.000-2000)/5=2.000
AKUNTANSI
Pendapatan
20X1
20X2
20X3
20X4
20X5
20X6
20X7
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
Keuntungan mesin
1.000
Bbn Operasi
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
Bbn Penyusutan
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
Total Beban
4.000
4.000
4.000
4.000
Laba sblm pajak
3.000
3.000
3.000
750
750
2.250
2.250
Beban Pajak (akt)
Laba setelah pajak
357
2.000
2.000
4.000
2.000
2.000
3.000
3.000
5.000
6.000
750
750
750
1.250
1.500
2.250
2.250
2.250
3.750
4.500
ILUSTRASI – nilai sisa
 Depresiasi menurut pajak 12.000/4=3.000
PAJAK
Pendapatan
20X1
20X2
20X3
20X4
20X5
20X6
20X7
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
Keuntungan mesin
3.000
Bbn Operasi
2.000
2.000
2.000
2.000
Bbn Penyusutan
3.000
3.000
3.000
3.000
Total Beban
5.000
5.000
5.000
Penghasilan kena pajak
2.000
2.000
500
1.500
Pajak terutang
Penghasilan stlh pajak
2.000
2.000
2.000
5.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
5.000
5.000
8.000
500
500
500
1.250
1.250
2.000
1.500
1.500
1.500
3.750
3.750
6.000
358
ILUSTRASI – nilai sisa
AKUNTANSI
Laba sblm pajak
Beban Pajak (akt)
PAJAK
Penghasilan kena pajak
Pajak terutang
Perbedaan
Perbedaan laba
Perbedaan pajak
Kewajiban pajak tangguhan
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini
Beban pajak tangguhan
Total beban pajak
20X1
20X2
20X3
20X4
20X5
20X6
20X7
3.000
750
3.000
750
3.000
750
3.000
750
3.000
750
5.000
1.250
6.000
1.500
2.000
500
2.000
500
2.000
500
2.000
500
5.000
1.250
5.000
1.250
8.000
2.000
1.000
250
250
1.000
250
500
1.000
250
750
1.000 -2.000
250
-500
1.000
500
500
250
750
500
250
750
500
250
750
359
500
250
750
1.250
-500
750
0 -2.000
0
-500
500
0
1.250
0
1.250
2.000
-500
1.500
ILUSTRASI
 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan
250
250
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan
Beban pajak tangguhan
500
500
 Jurnal yang dibuat pada 20X7
Liabilitas pajak tangguhan
Beban pajak tangguhan
500
500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar
1000.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan
direaliasasi 500, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500
 Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun
2007. Pajak mengakui keuntungan 3.000 akuntansi 1.000
360
ILUSTRASI – kerugian fiskal
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
Laba akuntansi
Beban pajak kini
Beban (manfaat) pajak
tangguhan
Total beban pajak
Laba setelah pajak
20X1
(8.000)
(2.000)
20X2
2.000
500
20X3
3.000
750
20X4
5.000
500
750
(2.000)
(6.000)
500
1.500
750
2.250
1.250
3.750
361
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun
20X1
Jurnal
Aset pajak tangguhan
2.000
Manfaat pajak tangguhan (beban pajak)
20X2
Beban pajak tangguhan
2.000
500
Aset pajak tangguhan
20X3
500
Beban pajak tangguhan
750
Aset pajak tangguhan
20X4
750
Beban pajak tangguhan
750
Aset pajak tangguhan
750
Beban pajak kini
500
Utang pajak kini
500
362
Soal 1
Pada tanggal 1 Juli 2011, perusahaan menyediakan pelayanan sistem
komputer kepada pelanggannya. Kontraknya menyebutkan bahwa
perusahaan berkewajiban menyediakan sistem dan memberikan
pelayanan purna jual selama 12 bulan dengan total nilai kontrak
sebesar 1.600,000. Oleng memperkirakan biaya penyediaan layanan
purna jual senilai 240,000 dengan keuntungan sebesar 50%.
Berdasarkan PSAK 23, berapakah pendapatan yang diakui pada laporan
laba rugi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011?
A.
B.
C.
D.
1.240,000
1.600,000
1.420,000
Nol
C
363
Soal 2
Perusahaan memiliki kontrak penyediaan jasa dengan pelanggannya
untuk merawat sistem elektriknya. Pada tanggal 1 Oktober 2015
Perusahaan menyepakati kontrak berjangka waktu 4 tahun senilai
8.000.000 dengan pelanggan utamanya. Biaya yang terjadi selama
kontrak diperkirakan senilai 4.000.000.
Berdasarkan PSAK 23, berapakah pendapatan yang diakui oleh
perusahaan dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2011?
A.
B.
C.
D.
4.000.000
500.000
250.000
8.000.000
C
364
Soal 3
Perusahaan A menjual barang kepada pihak ketiga melalui agen. Selama
tahun 2015, Perusahaan A menawarkan barang kepada agen dengan harga
jual 4.000.000.
Agen tersebut menerima komisi sebesar 15%.
Berdasarkan PSAK 23, berapakah pendapatan yang diakui pada laporan laba
rugi tahun 2015?
A.
B.
C.
D.
Pantang Mundur: 3.400.000; Agen: 504.000
Pantang Mundur: 4.000.000; Agen: 504.000
Pantang Mundur: 3.400.000; Agen: 600.000
Pantang Mundur: 4.000.000; Agen: 600.000
D
Soal 4
PT Hanum membeli komputer seharga Rp 10 juta. Menurut akuntansi,
komputer disusutkan 5 tahun tanpa nilai sisa sedangkan menurut pajak
termasuk kelompok 1 dan didepresiasikan selama 4 tahun. Jika pendapatan
perusahaan pada tahun tersebut sebesar Rp 17 juta, beban operasi selain
depresiasi Rp 5 juta, dan tarif pajak adalah 25%, maka beban/manfaat pajak
tangguhan yang diakui perusahaan pada akhir tahun pertama adalah
sebesar...
A. Rp 500.000 sebagai beban pajak tangguhan
B. Rp 125.000 sebagai beban pajak tangguhan
C. Rp 500.000 sebagai manfaat pajak tangguhan
D. Rp 125.000 sebagai manfaat pajak tangguhan
B
Soal 5
PT Shofi menjual mesin dengan masa garansi 3 tahun. Diestimasikan liabilitas
garansi adalah sebesar Rp 1.050.000. Tarif pajak yang berlaku adalah 25%.
Pernyataan di bawah ini adalah benar adalah...
A. Beban garansi untuk tujuan pajak tidak boleh dibebankan
B. PT Shofi mengakui aset pajak tangguhan sebesar Rp 262.500
C. Beban pajak tangguhan yang diakui sebesar Rp 1.050.000
D. PT. Shofi mengakui liabilitas pajak tangguhan Rp 262.500
B
Soal 6
Pernyataan berikut yang tepat untuk barang konsinyasi adalah:
A. Pendapatan diakui pada saat barang dikirimkan kepada
consignee.
B. Barang tersebut merupakan persediaan consignee
C. Consignor akan mengakui pendapatan sebesar penjualan
dikurangi dengan fee consignee
D. Consignee akan mencatat pendapatan sebesar fee yang
diterima
D
Soal 7
Terjadinya aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan
disebabkan oleh adanya…
A. Perbedaan permanen
B. Perbedaan temporer
C. Pajak penghasilan final
D. Beberapa objek yang tidak dikenakan pajak
B
Soal 8
Berikut merupakan kejadian yang dapat menimbulkan pajak
tangguhan, kecuali :
A. Depresiasi aset yang berbeda antara akuntansi dan pajak
B. Penggunaan nilai sisa (residu) dalam depresiasi mernutut
akuntansi.
C. Denda pajak yang harus dibayarkan perusahaan
D. Beban pensiun program manfaat pasti
C
Soal 9
Review atas pengakuan pajak tangguhan akan dilakukan atas
A. Aset pajak tangguhan
B. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
C. Liabilitas pajak tangguhan
D. Beban pajak tangguhan
A
Soal 10
Jika sebuah perusahaan pad 2015 menderita rugi fiskal sebesar 300.000.000.
Pada tahun 2016 memperoleh laba fiskal sebesar 50.000.000 dan tahun 2017
laba fiskal 100.000.000. Pernyataan berikut yang benar jika tarif pajak 25%
adalah:
A. Tidak ada pengakuan aset pajak tangguhan karena termasuk perbedaan
permanen
B. Aset pajak tangguhan akan diakui sebesar 300.000.000 pada LK tahun
2015.
C. Aset pajak tangguhan akan disajikan pada 31 Desember 2016 sebesar
25.000.000
D. Aset pajak tangguhan akan disajikan pada 31 Desember 2017 sebesar
37.500.000
A
Soal 11
Ketika perusahaan merubah metode depresiasi akan dianggap
sebagai melakukan perubaha:
A. Kebijakan akuntansi
B. Koreksi kesalah
C. Perubahan estimasi
D. Tidak ada jawaban yang tepat
C
Soal 12
Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan oleh standar
adalah:
A. Perubahan kebijakan akuntansi yang diharuskan oleh
standar
B. Kebijakan akuntansi dari yang tidak sesuai dengan standar ke
kebijakan akuntansi lain yang diperkenankan oleh standar
C. Perubahan kebijakan apapun yang menyebabkan laporan
keuangan lebih andal
D. Perubahan diantara pilihan kebijakan akuntansi yang
diperkenankan oleh standar
C
Soal 13
Berikut ini yang merupakan perubahan kebijakan akuntansi
adalah:
A. Perubahan dari metode angsuran ke metode biaya
terpulihkan
B. Perubahan nilai residu aset tetap
C. Perubahan metode depresiasi manfaat aset tetap
D. Perubahan metode penyisihan piutang
A
Soal 14
Berikut ini adalah contoh kejadian yang harus diterapkan
secara prospektif:
A. Entitas merubah metode persediaan dari FIFO ke rata-rata
B. Entitas mengubah masa manfaat mesin dari 10 tahun
menjadi 12 tahun.
C. Entitas salah mencatat depresiasi tiga tahun lalu karena
kesalahan dalam mencatat harga perolehan aset.
D. Entitas tidak menilai persediaan dengan metode nilai
terendah antara harga perolehan dan nilai pasar
B
Soal 15
Perubahan akuntansi berikut mana yang
mempengaruhi periode sekarang dan masa
depan?
A.
B.
C.
D.
Perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan pelaporan entitas
Perubahan estimasi akuntansi
Koreksi kesalahan
C
Soal 16
Peralatan dibeli tahun awal 2011 seharga 204.000.000, diestimasi masa
manfaat 6 tahun dan nilai residu 24.000.000 dengan metode garis lurus. Pada
awal 2014, estimasi masa manfaat direvisi sehingga total menjadi 8 tahun,
nilai sisa menjadi 15.000.000. Beban depresiasi tahun 2014 sebesar:
A. 12.375.000
B. 19.800.000
C. 22.800.000
D. 23.625.000
B
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 11 & 12
Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
•
•
•
•
•
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Definisi dan klasifikasi
Pemisahan liabilitas keuangan
dan ekuitas
Akuntansi untuk instrumen
keuangan majemuk.
Akuntansi untuk penarikan
saham dan saham treasury
Saling hapus atas aset dan
liablitas
•
•
•
•
Definisi, klasifikasi dan
reklasifikasi
Pengakuan dan
penghapusan
Pengukuran setelah
pengakuan awal
Akuntansi untuk derivarif
untuk diperdagangkan dan
hedging.
 Pengungkapan
instrumen keuangan
dan risiko
380
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas
entitas lain
Hak
kontraktual
Kontrak diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Kewajiban kontraktual
kontrak yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas entitas
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
381
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan
 Kas
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset
keuangan lainnya dari entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi berpotensi untung;
atau
 Kontrak yang akan diselesaikan
dengan penerbitan instrumen ekuitas
entitas
• nonderivatif
• derivatif
►Kewajiban Keuangan
 Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain;
atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan atau kewajiban keuangan
dengan entitas lain dengan kondisi
yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
 kontrak yang akan atau mungkin
diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau
• derivatif
382
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset
Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada
nilai wajar
melalui laporan
laba rugi
Investas dimiliki
hingga jatuh
tempo
Pinjaman
diberikan dan
Piutang
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual
Liabilitas
Keuangan
Liabilitas
Keuangan yang
diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi
Instrumen
Ekuitas
Instrumen
Derivatif
Instrumen
Lindung Nilai
Instrumen
Ekuitas Biasa
Derivatif
Biasa
Atas Nilai Wajar
Instrumen
Ekuitas
Majemuk
Derivatif
Melekat
Atas Arus Kas
Kewajiban
Lainnya
Instrumen
Ekuitas
Sinstesis
Atas Investasi
Neto pada
Operasi Luar
Negeri
383
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk instrumen
yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.
► Penghapusan (derecognition) aset keuangan didasarkan atas
kombinasi “risk and reward” dan pendekatan pengendalian. Evaluasi
atas risk and reward diakukan sebelum evaluasi atas transfer
pengendalian
► Pengakuan gain/loss atas penghapusan (extinguishment) liabilitas
keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)
yang berbeda dengan utang lama.
► Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial
term dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas
baru.
384
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
385
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
► Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan
penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
► Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
► Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.
► Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
386
Instrumen Keuangan
•
Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung:

•
•
•
•
Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
Pengukuran aset keuangan
•
Nilai wajar
•
•
Biaya diamortisasi
Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen
keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi
atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of
control.
387
Instrumen Keuangan
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen
•
•
•
•
•
keuangan, utang ditentukan lebih dahulu.
Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to Profit and Loss)
Penggunaan metode bunga untuk amortisasi
Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan
Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan ekuitas
sehingga tidak ada gain/loss diakui.
Pengakuan gain/loss dari penarikan intrument keuangan utang ketika utang
baru memiliki term yang berbeda dengan utang lama.
388
Pengukuran Awal
Aset dan Kewajiban Keuangan
Diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi
Tidak diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi
Nilai wajar
Nilai wajar ditambah Biaya
Transaksi
(biaya transaksi expense)
(biaya transaksi dikapitalisasi)
389
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
FVTPL
HTM
Pinjaman
Diberikan dan
Piutang
Neraca
Biaya
Transaksi
Keuntung Bunga Penuruna Pembalika
an atau
dan
n Nilai
n
Kerugian Dividen
Penuruna
Nilai
n Nilai
Wajar
Dibebankan Laba atau rugi Laba atau
rugi
By default
By default
Biaya
Diamortisasi
Dikapitalisasi
Biaya
diamortisasi
Dikapitalisasi
Nilai wajar
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
-
Laba rugi
Laba rugi
Laba rugi
Pengukuran Selanjutnya
Klasifikasi
Laporan Keuntungan
Posisi
atau
Keuangan
Kerugian
Nilai Wajar
Bunga
dan
Dividen
Utang/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Laba Rugi
Ekuitas/
Dikapitalisasi
Nilai wajar
Pendapatan
komprehensif
lain*
Laba Rugi
Laba Rugi
Pendapatan
komprehensif
lain
Ekuitas:
Tidak dapat
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
Harga
perolehan
-
Laba Rugi
Laba Rugi
-
Jenis / Biaya
Transaksi
AFS
Penurunan Pemulihan
Nilai
Penurunan
Nilai
* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai
Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receivable
HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE
FVTPL
AFS
Suku bunga efektif
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset
dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa
mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga
yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon
393
Pinjaman dan Piutang
Biaya Transaksi dan provisi
• biaya transaksi / provisi merupakan biaya yang dikeluarkan terkait
dengan suatu kredit kredit yang diberikan
• pinjaman yang diberikan kepada peminjam sebesar nilai nominal
pinjaman, namun yang dicatat oleh pemberi pinjaman adalah :
– pokok pinjaman
– Ditambah biaya yang secara langsung dikeluarkan peminjam
– Dikurangi dengan provisi (biaya yang ditanggung oleh penerima kredit)
394
Ilustrasi Provisi
Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan.
Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun
dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A
membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang
diberikan
Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000
dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 576.000
395
Ilustrasi Provisi 1
Tidak ada provisi
Pembayaran
8% 1
48,000
2
48,000
3
48,000
3
600,000
600,000
PV
44,444
41,152
38,104
476,299
600,000
Dengan provisi 4%
9.59708%
1
2
3
3
576,000
Pembayaran
48,000
48,000
48,000
600,000
PV
43,797
39,962
36,462
455,779
576,000
• Tingkat suku bunga efektif
lebih besar karena nilai
uang yang diberikan lebih
kecil.
• Perusahaan tetap akan
memperoleh pembayaran
bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif
dihitung sebesar
9,59708%.
396
Ilustrasi Provisi… Lanjutan
Piutang
576.000
Kas
576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi
biaya transaksi
Kas
48.000
Pinjaman yang diberikan
7.279
Pendapatan bunga
55.279
Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif
397
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat
bukti objektif penurunan nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
398
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Kesulitan keuangan signifikan pihak peminjam
Pelanggaran kontrak seperti
pembayaran bunga maupun pokok
terjadi
penundaan
Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat
kesulitan keuangan yang dialami peminjam
Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan
Memburuknya kondisi ekonomi
kemampuan membayar turun
yang
menyebabkan
399
Penurunan Nilai – Konsep Umum
terdapat bukti objektif
kerugian diukur berdasarkan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan
dengan nilai kini estimasi arus kas
masa depan
Tingkat diskonto  suku bunga
efektif yang berlaku pada saat
pengakuan awal dari aset
tersebut
Kerugian diakui dalam
laporan laba rugi
Nilai tercatat aset keuangan
dikurangi:
langsung/pencadangan
400
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)
401
Pengungkapan dalam Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
Pos penghasilan, Beban dan Penghasilan Komprehensif lain
• Keuntungan dan kerugian neto atas semua klasifikasi instrumen
keuangan
• Total penghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku
bunga efektif
• Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali
amanah
• Penghasilan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai
yang diakru
• Jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan
Pengungkapan Lain
Kebijakan akuntansi
• Kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan
untuk memahami laporan keuangan
Akuntansi Lindung Nilai
• Deskripsi setiap jenis lindung nilai
• Deskripsi instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen
lindung nilai dan nilai wajarnya
• Jenis risiko yang dilindung nilai
Nilai wajar
• Untuk setiap kelas aset keangan dan liabilitas keuangan entitas
mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset dan liabilias keuangan
tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan
dengan jumlah tercatatnya.
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 12
Analisis Laporan Keuangan
Financial Statement Analysis
Financial Statement Analysis = analisis yang dilakukan guna
menguji keterkaitan angka-angka akuntansi dan trend angka
tersebut dalam periode waktu tertentu.
Mengapa dilakukan?
1. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
masa lalu, masa sekarang, dan prediksi yang akan datang
2. Menilai kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan
405
FRAMEWORK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Component Processes of
Business Analysis
Business
Environment &
Strategy Analysis
Industry
Analysis
Strategy
Analysis
Financial
Analysis
Accounting
Analysis
Analysis
of cash flows
Profitability
Risk
Analysis
Analysis
Cost of Capital Estimate
Prospective
Analysis
Intrinsic Value
Sumber Distorsi Akuntansi
 Accounting Standards
 Proses penyusunan standar dipengaruhi oleh unsur polik (tarik
menarik kepentingan)
 Asumsi dalam prinsip akuntansi
 Konservatism
 Estimation Errors – estimasi harus dilakukan dalam akuntansi
berbasir akrual, padahal estimasi sangat subyektif
 Reliability vs Relevance – penekanan pada satu aspek dapat
mengorbankan aspek yang lain.
 Earnings Management – window dressing laporan keuangan untuk
tujuan khusus perusahaan atau manajemen.
Window Dressing

Window Dressing adalah praktik untuk menggunakan celahcelah akuntansi untuk tujuan tertentu.

Window Dressing sering juga disebut sebagai praktik earning
management.

Tujuan Window Dressing dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

Efisiensi

Opportunistik
Proses Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi meliputi rangkaian proses yang dapat
dikelompokkan menjadi:
Evaluasi Kualitas Laba –
Identifikasi dan peroleh kebijakan akuntansi yang penting
Evaluasi fleksibilitas akuntansi yang dapat dilakukan
Tentukan strategi pelaporan keuangan perusahaan
Identifikasikan dan peroleh ‘red flags’
Menyesuaikan laporan keuangan Mengidentifikasi,mengukur dan membuat penyesuaian
atas laporan keuangan sehingga analisis dapat
memperoleh data untuk tujuan
Melakukan Analisis Laporan Keuangan
JENIS ANALISIS
• Analisis Horisontal
• Analisis Vertikal
• Analisis Common Size
• Analisis Ratio
• Analisis Du-Pont
410
ANALISIS HORISONTAL
•
•
•
•
•
•
•
Analisis yang membandingkan suatu pos dalam suatu laporan keuangan
dengan pos yang sama tapi periodenya berbeda
Analisis horisontal dalam jangka panjang akan membentuk analisis tren
Dalam analisis horisontal harus memperhatikan kondisi perekonomian
yang terjadi pada tahun analisis tersebut dilakukan
Digunakan untuk mengevaluasi pola perkembangan (trend) akun laporan
keuangan dalam beberapa periode akuntansi.
Dilakukan dengan melihat perubahannya dari satu periode dengan periode
sebelumnya baik untuk Neraca maupun Laba Rugi.
Perubahan tersebut dapat dinyatakan dalam nilai atau dinyatakan dalam %
Dengan melihat % perubahan maka dapat dilihat bagaimana trend
perubahan dari tahun ke tahun
411
ANALISIS VERTIKAL
• Analisis yang membandingkan suatu pos dalam
suatu laporan keuangan dengan pos yang lain
yang dijadikan tolok ukur
• Untuk laporan laba rugi menggunakan penjualan
bersih sebagai tolok ukur, untuk laporan neraca
menggunakan total asset sebagai tolok ukur
412
ANALISIS COMMON SIZE :
•
Laporan keuangan distandarkan dengan menggunakan
ukuran pembagi tertentu (Total Aktiva atau penjualan)
•
Semua jumlah dinyatan dengan prosentase dari ukuran
pembagi tersebut.
•
Analisis vertikal, dalam prosentase, yang membandingkan
suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau
dengan angka rata-rata industrinya
413
Analisis Rasio
Analisa yang dilakukan dengan membandingkan
antara satu angka / pos dalam laporan
keuangan dengan pos lain dalam laporan
keuangan sehingga memiliki makna atau arti.
Tujuan Analisis Rasio
• Ratio Analysis: Anlisis laporan keuangan perusahaan dengan
cara membandingkan ratio dan membandingkannya dengan
trend dan rata-rata industri.
• Tujuan Analisis Ratio :
–
–
–
–
Menstandarkan informasi keuangan untuk tujuan perbandingan
Evaluasi hasil usaha dan risiko usaha
Membandingkan kinerja sekarang dengan tahun sebelumnya
Membandingkan kinerja perusahaan dgn perusahaan lain atau
standard industri
415
Logika dibalik Ratio Analysis
• Perusahaan memiliki sumber ekonomi
• Perusahaan mengubah sumber ekonomi menjadi laba melalui
– Produksi barang/penyediaan jada
– Penjualan barang/pemberian jasa
• Ratios
– Mengukur hubungan antara sumber ekonomi dengan aliran keuangan
– Menunjukkan cara-cara yang digunakan perusahaan jika dibandingkan
dengan cara yang digunakan
• Tahun sebelumnya
• Perusahaan lain
• Industri
• Semua Perusahaan
416
Jenis Analisis Rasio
•
•
•
•
•
•
Analisis likuiditas
Analisis aktivitas / pemanfaatan aktiva
Analisis tingkat hutang (leverage / solvabilitas)
Analisis profitabilitas / rentabilitas
Dupont
Analisis pasar
418
419
Analisis Likuiditas
• Melihat kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek
• Kreditor memperhatikan hal ini karena terkait dengan
kembali tidaknya utang yang diberikan.
• Jika suatu entitas tidak mampu memenuhi kewajiban
jangka pendek maka secara alamiah tidak akan
mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas berfokus pada hubungan antara
aktiva lancar dengan utang lancar.
Dua aktiva yang sangat mempengaruhi likuiditas dan
profitabiltas adalah piutang dan persediaan.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas melihat seberapa efektif dan efisien
perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio
ini berfokus pada perputaran aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan. Semakin cepat perputaran
maka akan semakin tinggi penjualan
Secara alami perputaran berbanding terbalik dengan
profitabilitas. Perusahaan yang memiliki perputaran tinggi
cenderung memiliki profit margin yang rendah.
Rasio Solvabilitas / Leverage
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar utangnya baik pokok maupun
bunganya
Rasio profitabilitas
Merupakan ukuran utama kinerja dan
kesuksesan sebuah perusahaan secara
keseluruhan. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba
Rasio pasar
Rasio pasar menghubungkan harga pasar saham dengan
indikator keuangan perusahaan yang ada dalam laporan
keuangan.
Rasio lainnya
Analis keuangan sering menghitung rasio lain untuk
membantu mengevaluasi dan membandingkan beberapa
alternatif investasi yang ada.
SISTEM DUPONT
• Sistem Du Pont adalah teknik yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis dengan menggunakan kinerja
manajemen tradisional.
• Model DuPont mengintegrasika elemen dalan Laba Rugi dan
Neraca.
• Manajemen perusahaan bisa memakai sistem Du Pont untuk
menganalisis cara-cara untuk memperbaiki kinerja
perusahaan
The DuPont Model
• Model DuPont dikembangkan oleh Du Pont company.
• Merupakan elaborasi dari ROE menjadi komponen :
– Profitability
– Efficiency
– Leverage
• Merupakan elaborasi dari ROI menjadi komponen :
– Profitability
– Efficiency
The DuPont Model
• Dengan elaborasi tersebut perusahaan dapat mencapai suatu
target ROE jika memiliki tiga komponen tersebut.
• Untuk bisa mencapai tingkat pengembalian yang tinggi bagi
pemegang saham maka perusahaan harus melakukan
kegiatan yang :
– Efisien : pemanfaatan aktiva dan investasi yang dimiliki (investasi)
– Profitable : mengelola operasi yang menguntungkan (operasional)
– Leverage : mampu melakukan kebijakan pendanaan yang tepat.
The DuPont System
ROE
ROA
Profit Margin
ROE
Equity Multiplier
Total Asset Turnover
 ROA  Equity Multipler
Net Income
Total Assets


Total Assets Common Equity
430
The DuPont System
ROE
ROA
Profit Margin
Equity Multiplier
Total Asset Turnover
ROA  Profit Margin  Total Asset Turnover
Net Income
Sales


Sales
Total Assets
431
The DuPont System
ROE
ROA
Profit Margin
Equity Multiplier
Total Asset Turnover
ROE  Profit Margin  Total Asset Turnover  Equity Multiplier
Net Income
Sales
Total Assets



Sales
Total Assets Common Equity
432
Extended DuPont
EBIT
1.
 Operating Profit Margin
Sales
Sales
2.
 Total Asset Turnover
Total Assets
Interest Expense
3.
 Interest Expense Rate
Total Assets
Total Assets
4.
 Financial Leverage Multiplier
Common Equity
Income Taxes 

5. 100% 
  Tax Retention Rate
Net Before Tax 

Operating Profitability Ratios
EBIT
Sales
EBIT


Sales Total Assets Total Assets
EBIT
Interest Expense Net Before Tax


Total Assets
Total Assets
Total Assets
Net Before Tax (NBT)
Total Assets
Net Before Tax (NBT)


Total Assets
Common Equity
Common Equity
Net Before Tax 
Income Taxes 
Net Income
 100% 

Common Equity 
Net Before Tax  Common Equity
Keterbatasan Analisis Ratio
• Katagori industri seringkali sulit untuk diidentifikasi
• Rata-rata industri yang dipublikasikan hanya sekedar
pedoman
• Praktik akuntansi cenderung berbeda antar perusahaan
• Seringkali sulit untuk menginterpretasikan
penyimpangan/variasi dalam rasio
• Rasio industri mungkin bukan target yang diinginkan
• Kondisi musiman sering mempengaruhi ratio
435
Keterbatasan
•
•
•
•
•
Penggunaan rasio dipengaruhi oleh kualitas laporan keuangan.
Besarnya angka-angka dalam laporan keuangan dipengaruhi oleh
metode dan estimasi yang digunakan dalam menyusun laporan
keuangan.
Tidak ada perusahaan yang sama sehingga sulit untuk menilai
secara mutlak baik tidaknya sebuah perusahaan.
Analisis akan sulit dilakukan untuk perusahaan konglomerat
Analisis dilakukan atas L/K yang merupakan informasi masa lalu,
sehingga tidak memperhitungkan masa depan.
Ratios
• Activity ratios indicate how well a firm uses its assets. They
include :
–
–
–
–
–
–
–
receivables turnover = sales / average receivables
days of sales outstanding = 365 / receivables turnover
inventory turnover = COGS / average inventory
days of inventory on hand = 365 / inventory turnover
payables turnover = purchase/average trade payable
payables payment period = 365/payable turnover
total assets, fixed assets, and working capital turnover.
Ratios
• Liquidity ratios indicate a firm's ability to meet its
short-term obligations. They include :
–
–
–
–
the current ratio = current asset / curent liabilities (CL)
quick ratio = (cash + maketable sec + receivable)/ CL
cash ratios = (cash + maketable sec)/ CL
defensive interval = (cash + maketable sec + receivable)/
average daily expenditure
– cash conversion cycle = days sales + days inventory - days
payable)
Ratios
• Solvency ratios indicate a firm's ability to meet its long-term
obligations. They include :
–
–
–
–
–
–
debt-to-equity = total debt / total stockholder equity
debt-to-capital = total debt / (total debt + equity)
debt-to-assets = total debt / total assets
financial leverage = average total assets / average total equity
interest coverage = EBIT / interest payment
fixed charge coverage ratios = (EBIT + lease payment) / (interest
payment + lease payment)
Ratios
• Profitability ratios indicate how well a firm generates operating income and
net income. They include :
– Net profit margins = net income / revenue
– gross profit margins = gross profit / revenue
– operating profit margins = operating income / revenue
– pretax margin = EBT / revenue
– return on assets = net income / average total assets
– operating return on assets = operating income / average total assets
– return on total capital = EBIT / average total capital
– return on total equity = net income / average total equity
– return on common equity = (net income – preferred dividend) / average
common equity
Latihan soal
• Below are selected ratios for three companies which operate in three
different industries: Discount Retail Store, Drug, Utility.
Industry
COGS/Sales
R&D/ Sales
Advertising/Sales
Interest/Sales
Net Income/Sales
Return on Assets
Inventory Turnover
Accounts Receivable Turnover
Long-term Debt/Equity
n/a = not applicable
A
80%
0%
not defined
0.9%
2.5%
8.5%
5.5
100
60%
B
58%
7%
3%
1%
10%
10.6%
4
6
50%
C
n/a
0.1%
0.1%
6%
10%
7.2%
n/a
9
92%
Latihan
You have been provided the following information about High Inc.
(in thousands of dollars)
2004
2005
Current Assets
$ 158
$ 163
Long Term Assets
$ 453
$ 502
Current Liabilities
$ 102
$ 143
Long Term Liabilities
$ 302
$ 348
Net Income
$ 32
$ 42
Working Capital for 2004 is:
A)
$56,000.
B)
$20,000
C)
$151,000
D)
$207,000
Latihan
You have been provided the following information about High Inc.
(in thousands of dollars)
2004
2005
Current Assets
$ 158
$ 163
Long Term Assets
$ 453
$ 502
Current Liabilities
$ 102
$ 143
Long Term Liabilities
$ 302
$ 348
Net Income
$ 32
$ 42
Owner’s Equity for 2005 is:
A)
$20,000
B)
$154,000
C)
$174,000.
D)
$207,000
Latihan
You have been provided the following information about High Inc.
(in thousands of dollars)
2004
2005
Current Assets
$ 158
$ 163
Long Term Assets
$ 453
$ 502
Current Liabilities
$ 102
$ 143
Long Term Liabilities
$ 302
$ 348
Net Income
$ 32
$ 42
Current Ratio for 2004 is:
A)
1.55.
B)
1.51
C)
1.50
D)
1.14
Latihan
You have been provided the following information about High Inc.
(in thousands of dollars)
2004
2005
Current Assets
$ 158
$ 163
Long Term Assets
$ 453
$ 502
Current Liabilities
$ 102
$ 143
Long Term Liabilities
$ 302
$ 348
Net Income
$ 32
$ 42
Return on Common Equity for 2005 is:
A)
15.46%
B)
24.14%
C)
16.79%
D)
22.04%.
Latihan
Two otherwise equal companies have significantly different
dividend payout ratios. Which of the following statements is most
likely to be correct? The company with higher the dividend
payout ratio:
A)
will have a higher inventory turnover ratio
B)
will have a lower inventory turnover ratio
C)
will have higher earnings growth
D)
will have lower earnings growth.
Latihan
Which of the following ratios would be considered useful in
assessing operating profitability?
A)
Debt/Equity ratio
B)
Acid test ratio
C)
Return on assets.
D)
Return on equity
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 12
Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah
Analisis Laporan Keuangan Pemerintah
• Analisis dilakukan untuk membaca dan memberikan makna
informasi dalam LK Pemerintahan sehingga menjadi informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan.
• Analisis dapat dilakukan dengan beberapa teknik:
–
–
–
–
–
Perbandingan antar tahun
Perbandingan antar entitas
Analisis trend
Analisis common size
Analisis Rasio
449
Laporan Keuangan Pemerintah
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL)
3.
4.
5.
6.
7.
Neraca
Laporan Arus Kas
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan atas Laporan Keuangan
450
Komponen LK Daerah
1. Pendapatan Daerah.
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a) Pajak Daerah
b) Retribusi
c) Lain-lain PAD yang sah
b. Dana Perimbangan
a) Bagi Hasil Pajak
b) Bagi Hasil Bukan Pajak
c) Dana Alokasi Umum
d) Dana Alokasi Khusus
e) Dana Darurat
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
2. Belanja / Beban  Pegawai, barang, transfer, modal, subsidi, bansos,
bunga
Analisis LK
–
Analisis Rasio LK Pemda tidak dapat disamakan dengan rasio
LK Perusahaan karena komponen dan jenis laporan berbeda.
– Beberapa rasio yang menganalisis Neraca seperti likuiditas,
solvabilitas dapat dilakukan namun seringkali rasio ini kurang
memberikan makna bagi Pemerintah karena pengeluaran
Pemerintah didasarkan pada Anggaran.
– Rasio yang dilakukan secara detil atas Laporan Realisasi
Anggaran lebih banyak digunakan karena kinerja
Pemerintahan lebih banyak difokuskan pada anggaran.
Analisis LK
a) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Rasio Kemandirian =
Bantuan Pemerintah Pusat/ Provinsi dan
pinjaman
b) Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Penerimaan PAD
Rasio Efektifitas =
Target Penerimaan PAD Yang Ditetapkan
Berdasarkan Potensi Riil Daerah
lanjutan
c) Rasio Aktifitas : Debt Service Coverage Ratio
(PAD+DAU) - BW)
DSCR
=
x 100%
Total
(pokok angsuran+bunga+ biaya pinjaman)
d) Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
RPPAD Xn – RPPADX n-1
Rasio Pertumbuhan =
x 100%
RPPAD X n-1
e) Rasio Kontribusi
Jumlah pajak dan retribusi daerah
Rasio kontribusi =
Jumlah PAD (tahun yang sama)
Soal 1
Dalam analisis laporan keuangan pemerintahan daerah,
kemandirian atau tingkat otonomi merupakan hal yang perlu
dilihat diperhatikan. Ukuran yang memperlihatkan
kemandirian adalah:
A. Rasio belanja pegawai terhadap total belanja
B. Rasio belanja modal terhadap total belanja
C. Rasio pendapatan asli daerah dibandingkan total
pendapatan transfer
D. Rasio pendapatan asli transfer dibandingkan total
pendapatan
C
Soal 2
Berikut termasuk prinsip akuntansi dalam pelaporan
keuangan pemerintahan, kecuali:
a. Nilai historis
b. Realisasi
c. Konsistensi
d. Dapat dibandingkan
D
Soal 3
Basis yang dianut dalam penyajian Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) adalah basis kas, akan
tetapi Laporan Arus Kas (LAK) berbeda dengan
LRA dalam hal:
a. penyajian transaksi non anggaran
b. penyajian belanja
c. penyajian pendapatan
d. penyajian pembiayaan.
A
Soal 4
Pemda yang memiliki fleksibilitas dalam melakukan
belanja akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Ukuran yang tepat untuk melihat fleksibilitas adalah:
A. Jumlah total belanja
B. Belanja gaji dan belanja barang dibandingkan total
belanja
C. Belanja modal dibandingkan dengan total belanja
D. Belanja barang dan belanja modal dibandingkan
dengan total belanja
D
Soal 5
Berikut ini merupakan peristiwa yang
memerlukan koreksi kecuali:
a. kesalahan pencatatan aset
b. kelebihan pembayaran belanja
c. kesalahan pencatatan utang jangka panjang
d. kesalahan berulang
D
Soal 6
Pemkot Makassar lebih membayar honor seorang pegawai
terlalu besar pada bulan Desember tahun 2010 sebesar Rp
500.000. Kepada yang bersangkutan diminta mengembalikan
pada bulan Januari 2011, tetapi sampai laporan keuangan tahun
2010 selesai disusun belum ada dikembalikan tersebut, karena
pegawai yang bersangkutan sedang tugas belajar.
a. Dicatat sebagai pengurang belanja
b. Dicatat sebagai pendapatan lain-lain
c. Dicatat sebagai piutang lain-lain
d. Tidak dicatat, karena belum dibayar
D
Soal 7
Pemprov DKI memberikan restitusi pajak daerah
kepada Hotel Aryaduta sebesar Rp 26.000.000,
terhadap kejadian tersebut akan dicatat dengan:
a. Menambah belanja barang
b. Mengurangi piutang pajak
c. pengurang pendapatan pajak daerah
d. menambah subsidi
C
Soal 8
Laporan Keuangan Konsolidasian dilakukan oleh:
a. Entitas Akuntansi
b. Entitas Pelaporan
c. Entitas Akuntansi dan Pelaporan
d. Entitas Badan Layanan Umum
B
Soal 9
Komponen Laporan Keuangan Konsolidasian terdiri
dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
b. Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
c. Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
d. Neraca BLU, Neraca BUMN, Laparan Realisai Anggaran BLU
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
C
Soal 10
Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum dalam
Laporan Keuangan Konsolidasian dilakukan dengan cara:
a. Disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan
keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan periode
sebelumnya.
b. Disajikan secara terpisah dari laporan keuangan entitas pelaporan dan
berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.
c. Disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan
keuangan entitas pelaporan dan sudah tergabung dalam laporan keuangan
konsolidasian yang berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.
d. Semua salah
C
CA REVIEW
Pelaporan Korporat Pertemuan 14
Sustainability & Integrated Reporting
Pendekatan Mengajar
• Mahasiswa diminta untuk menganalisis satu laporan
keberlanjutan yang lengkap misal PT. ANTAM, ASTRA, TELKOM
• Mahasiswa diminta untuk menganalisis satu laporan
terintegrasi
C
Why report on Sustainability?
• Increasing pressure on Corporates for
– Greater responsibility towards the
society and the environment
– Greater transparency in reporting
financials and non-financials
– Sustainable performance in economical,
social, environmental and governance
aspects
• Establishing a sustainability reporting
process would
Help in setting goals
Measure performance
Manage change
Communicate the positive impact
made by organization
Develop a sustainable global
economy
Improve Economic, Social and
Governance Performance
November 7, 2015
Guidelines on reporting sustainability
•
•
•
•
•
•
The guidelines for reporting sustainability are set by Global Reporting Initiative
(GRI)
Global Reporting Initiative (GRI) is a non-profit organization that promotes
economic, environmental and social sustainability
The Guidelines are updated regularly by GRI
The current guideline is G3.1 – a third generation of GRI’s sustainability guidelines
G4 - the fourth generation of guidelines is under development and to be released
in May, 2013
G3 sustainable Performance Indicators are organized as
Economic
November 7, 2015
Environme
ntal
Social
Global Reporting Initiative
• GRI is a multi-stakeholder, network-based organization
• Strategic partnerships with
–
–
–
–
United Nations Environment Programme
the UN Global Compact
the Organisation for Economic Co-operation and Development
International Organization for Standardization
• The development of guideline follows GRI’s due process
–
–
–
–
Setting priorities for revision of the Guidelines
Developing proposals for revision
Public comment period
Approval by the governance bodies
November 7, 2015
Principle for Responsible Investment
• The Principles of Responsible Investment (PRI) is a
reporting framework for investment managers
• It takes environmental, social and corporate governance
(ESG) issues into account within the investment process
• The framework has three goals
– to improve the accountability of the PRI
– enable investors to report their approach to responsible
investment in a transparent and globally-comparable way and
– to assess the progress of signatories towards implementing the
Principles of PRI
November 7, 2015
Sustainability reporting in India
• On July 2011, the Ministry of Corporate Affairs
launched National Voluntary Guidelines
• SEBI has mandated from Nov 2011 that the 100
top listed entities must submit Business
Responsibility Reports
• As per SEBI’s requirement under clause 49 of the
listing agreement all public equities are required
to comply with disclosure norms related to
corporate governance
November 7, 2015
Principles of NVG
The national voluntary guidelines consist of 9 core principles, namely:
• Principle 1: Businesses should conduct and govern themselves with Ethics, Transparency and
Accountability
• Principle 2: Businesses should provide goods and services that are safe and contribute to
sustainability throughout their life cycle
• Principle 3: Businesses should promote the well-being of all employees
• Principle 4: Businesses should respect the interests of, and be responsive towards all stakeholders,
especially those who are disadvantaged, vulnerable and marginalized
• Principle 5: Businesses should respect and promote human rights
• Principle 6: Business should respect, protect, and make efforts to restore the environment
• Principle 7: Businesses, when engaged in influencing public and regulatory policy, should do so in a
responsible manner
• Principle 8: Businesses should support inclusive growth and equitable development
• Principle 9: Businesses should engage with and provide value to their customers and consumers in
a responsible manner
November 7, 2015
Problems in reporting Sustainability
• Limited tools to report on Sustainability parameters
• Challenge in finding the right data and assess its
credibility
• Tough for companies to prioritize environment
management over business objectives
– Would you rather preserve the rainforest or maximize
growth and profitability?
– Stockholders or Stakeholders?
• Easy to take decisions towards sustainability but
practical application of those decisions is way difficult
November 7, 2015
Integrated Reporting
• The IIRC's long term vision is a world in which integrated
thinking is embedded within mainstream business practice in
the public and private sectors, facilitated by Integrated
Reporting (<IR>) as the corporate reporting norm.
• The cycle of integrated thinking and reporting, resulting in
efficient and productive capital allocation, will act as a force
for financial stability and sustainability.
Objective Integrated Reporting
• To improve the quality of information available to providers of
financial capital to enable a more efficient and productive allocation
of capital
• Provide a more cohesive and efficient approach to corporate
reporting that draws on different reporting strands and
communicates the full range of factors that materially affect the
ability of an organisation to create value over time
• Enhance accountability and stewardship for the broad base of
capitals (financial, manufactured, intellectual, human, social and
relationship, and natural) and promote understanding of their
interdependencies
• Support integrated thinking, decision-making and actions that focus
on the creation of value over the short, medium and long term.
Three Fundamental Concept
• Value creation for the organisation and for others. An organisation’s
activities, its interactions and relationships, its outputs and the outcomes
for the various capitals it uses and affects influence its ability to continue
to draw on these capitals in a continuous cycle.
• The capitals. The capitals are the resources and the relationships used and
affected by the organisation, which are identified in the <IR> Framework
as financial, manufactured, intellectual, human, social and relationship,
and natural capital. However, these categories of capital are not required
to be adopted in preparing an entity’s integrated report , and an
integrated report may not cover all capitals – the focus is on capitals that
are relevant to the entity
• The value creation process. At the core of the value creation process is an
entity’s business model, which draws on various capitals and inputs, and
by using the entity’s business activities, creates outputs (products,
services, by-products, waste) and outcomes (internal and external
consequences for the capitals).
Primary Purpose
• The primary purpose of an integrated report is to explain to providers of
financial capital how an organization creates value over time. An
integrated report benefits all stakeholders interested in an organization’s
ability to create value over time, including employees, customers,
suppliers, business partners, local communities, legislators, regulators,
and policy-makers.
Building Blocks
• Guiding principles – these underpin the preparation of an integrated
report, informing the content of the report and how information is
presented
• Content elements – the key categories of information required to be
included in an integrated report under the Framework, presented as a
series of questions rather than a prescriptive list of disclosures.
Guiding Principles
•
•
•
•
•
•
•
Strategic focus and future orientation – insight into the organisation's strategy
Connectivity of information – showing a holistic picture of the combination,
inter-relatedness and dependencies between the factors that affect the
organisation's ability to create value over time
Stakeholder relationships – insight into the nature and quality of the
organisation's relationships with its key stakeholders
Materiality – disclosing information about matters that substantively affect the
organisation's ability to create value over the short, medium and long term
Conciseness – sufficient context to understand the organisation's strategy,
governance and prospects without being burdened by less relevant
information
Reliability and completeness – including all material matters, both positive and
negative, in a balanced way and without material error
Consistency and comparability – ensuring consistency over time and enabling
comparisons with other organisations to the extent material to the
organisation's own ability to create value.
Content Elements
•
•
•
•
•
•
•
•
Organisational overview and external environment – What does the
organisation do and what are the circumstances under which it operates?
Governance – How does an organisation’s governance structure support its
ability to create value in the short, medium and long term?
Business model – What is the organisation’s business model?
Risks and opportunities – What are the specific risk and opportunities that
affect the organisation’s ability to create value over the short, medium and
long term, and how is the organisation dealing with them?
Strategy and resource allocation – Where does the organisation want to go
and how does it intend to get there?
Performance – To what extent has the organisation achieved its strategic
objectives for the period and what are its outcomes in terms of effects on the
capitals?
Outlook – What challenges and uncertainties is the organisation likely to
encounter in pursuing its strategy, and what are the potential implications for
its business model and future performance?
Basis of preparation and presentation - How does the organisation determine
what matters to include in the integrated report and how are such matters
quantified or evaluated?
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/