TUGAS AGAMA ISLAM MACAM-MACAM ALIRAN SESAT  WIWIN SURYANI  SITI SCHINTA SUCIWATI  MUKHLIS HADIANSYAH  INDRI YANI PUSPITA SARI  ETIK TRIMIARSIH  MUHAMMAD.

Download Report

Transcript TUGAS AGAMA ISLAM MACAM-MACAM ALIRAN SESAT  WIWIN SURYANI  SITI SCHINTA SUCIWATI  MUKHLIS HADIANSYAH  INDRI YANI PUSPITA SARI  ETIK TRIMIARSIH  MUHAMMAD.

TUGAS AGAMA ISLAM
MACAM-MACAM ALIRAN SESAT
 WIWIN SURYANI
 SITI SCHINTA SUCIWATI
 MUKHLIS HADIANSYAH
 INDRI YANI PUSPITA SARI
 ETIK TRIMIARSIH
 MUHAMMAD ILHAM
Kelompok 1
11070750
11075115
11075118
11080273
11080683
11080682
Negara Indonesia menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya sesuai
dengan keyakinan. (Pasal 29 ayat 2).
Diantara banyaknya agama di Indonesia, islam
seringkali menjadi sasaran empuk pelecehan dan
penghinaan oleh agama ataupun aliran lain. Sehingga
banyak yang menganggap bahwa islam sebagai
agama yang dianut umat yang mayoritas telah
berbuat semena-mena dan tidak berlaku adil
terhadap kelompok minoritas.
Banyaknya propaganda yang dilakukan oleh suatu aliran
tertentu yang sengaja medistorsi prinsip-prinsip dasar islam
sehingga menciptakan aqidah dan pemahaman baru tentang islam
yang menyebabkan timbul pemikiran bahwa islam menyesatkan.
Definisi suatu agama dikatakan sesat, apabila :
1. Sebuah aliran tidak mewajibkan sesuatu yang berhukum wajib
berdasarkan ijmak ulama, dan telah diketahui secara umum
dari kalangan khusus dan awam.
2. setiap aliran yang tidak menggarapkan sesuatu yang
berhukum haram berdasarkan ijma’ ulama, yang telah
diketahui oleh kalangan khusus maupun awam.
3. setiap aliran yang meniadakan sifat wajib bagi allah swt dan
rasulnya yang telah di ijma’ ulama, dan telah diketahui secara
umum dari kalangan khusus dan awam
Menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia) ada tujuh daftar
aliran yang tergolong sesat, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Islam Jamaah
Ahmadiyah
Ikrar Sunah
Al Qur'an Suci
Sholat Dua Bahasa
Lia Eden
Al Qiyadah
Menurut MUI, ada 10 kriteria aliran sesat, yaitu :
1.
Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci,
Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan
2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji).
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i
(Alquran dan as-sunah).
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah.
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i.
Saat ini banyak muncul aliran sesat. Di antara ciri-ciri
aliran sesat adalah pimpinannya mengaku sebagai Nabi atau
Rasul (biasanya mengaku sebagai Nabi Isa) agar pengikutnya
lebih setia dan membawa ajaran baru yang bertentangan
dengan Al Qur’an dan Hadits. Misalnya ada yang menyatakan
tidak perlu sholat dan puasa atau sholat cukup hanya 1 kali
saja. Ada pula yang berhaji tidak ke Mekkah, tapi di tempat
lain.
Ciri khas dari aliran sesat adalah memisahkan diri dari
jama’ah Islam (mayoritas Islam). Mereka hanya mau berguru
dan mau berimaman hanya dengan kelompok mereka sendiri:
Mereka memiliki masjid sendiri dan tidak mau sholat di masjid
di luar kelompok mereka.
Aliran sesat bukan semata masalah kesesatan berpikir,
tetapi juga maalah psikologis individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Dinamaika kehidupan yang berat, kekacauan
sistem sosial dan ketidakpastian nilai-nilai yang ditawarkan
oleh kapitalisme dan liberalisme menyebabkan orang-orang
dengan kecenderungan psikiatrik menempuh kehidupan yang
sesat dan menyesatkan tanpa disadarinya.
Sementara bagi mereka yang baru terlibat/ terkena/
terjebak/ tertipu oleh aliran (pikiran, pengetahuan, dan
keyakinan) sesat agar diberi kesempatan untuk memperoleh
informasi yang memadai, mendalam dan intensif agar mereka
menyadari kekeliruannya. Kesempatan tersebut disertai sikap
empati, memaklumi, tidak menghakimi, bersifat argumentatif
dan penuh kasih sayang dalam kerangka dakwah.
Terima Kasih