AUDITING, SPAP dan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA • Auditing Nilai tambah bagi laporan keuangan dan merupakan salah satu bentuk atestasi • Atestasi : – Pengertian.

Download Report

Transcript AUDITING, SPAP dan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA • Auditing Nilai tambah bagi laporan keuangan dan merupakan salah satu bentuk atestasi • Atestasi : – Pengertian.

AUDITING, SPAP dan KODE ETIK AKUNTAN
INDONESIA
• Auditing Nilai tambah bagi laporan keuangan dan merupakan
salah satu bentuk atestasi
• Atestasi :
– Pengertian umum : “Suatu komunikasi dari seorang expert mengenai
kesimpulan tentang realibilitas dari penyataan seseorang”
– Pengertian sempit : “Komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu
kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan
tanggungjawab pihak lainnya”
• Akuntan publik (Auditor) memberikan atestasi mengenai
kewajaran laporan keuangan, dan jasa atestasi lain (membuat
laporan internal control dan laporan keuangan prospektif)
• Definisi assurance service (Committee Assurance Services –
AICPA) : “Jasa seorang profesional yang independen yang
meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil
keputusan”
• Hubungan antara assurance service, attestation services dan
auditing (lihat Gambar 1.1)  assurance service mempunyai
ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau atestasi
AUDITING, SPAP dan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
Pengertian Auditing
• Konrath (2002:5)  “suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatakn dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi
tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan”
• Alvin A.Arens, Mark S.Beasley (2003:11)  “Accumulation and evoluation of
evidence about information to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established criteria. Auditing
should be done by a competent, independent person”
• Sukrisno Agoes (2004:3)  “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuanganyang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan pembukuan
dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”
PELAYANAN ASSURANCE (Pelayanan Verifikasi)
 Pelayanan atau jasa profesional independen yang dapat
meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan
• Audit atas Laporan Keuangan Historis
– Jasa atestasi dimana auditor menerbitkan laporan tertulis tentang opini
apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan PABU
• Tinjauan atas Laporan Keuangan Historis
– Jasa tinjauan (review) laporan keuangan dengan keandalan yang menengah dan
bukti tidak terlalu banyak
• Jasa Atestasi Lainnya
– Jasa bagi pengguna informasi keuangan perusahaan untuk mencari
keandalan laporan keuangan historis
JASA ASSURANCE LAINNYA
 Keandalannya adalah tentang dapat dipercayanya dan kesesuaian
informasi tersebut, yang mungkin telah atau belum diasersi oleh pihak
lainnya (contoh, lihat Tabel 1-2)
• Jasa Assurance pada Teknologi Informasi
• Jasa WebTrust Akuntan Publik
• Jasa menilai keterpercayaan sistem informasi (SysTrust)
• Contoh Jasa WebTrust (lihat Tabel 1-1)
• Jasa Assurance pada Jenis Informasi lainnya
• Jasa Non Assurance yang Disediakan oleh
Akuntan Publik
• Hubungan antara jasa assurance dan jasa non assurance,
(lihat Gambar 1-1)
KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING
• Penyebab Resiko Informasi
– Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi
yang tidak dapat dipercaya
•
•
•
•
Jauhnya sumber informasi
Bias dan motif penyedia informasi
Jumlah data yang sangat besar
Transaksi pertukaran yang kompleks
• Pengurangan Resiko Informasi
– Resiko informasi dihadapi dengan membiarkannya tetap
pada tingkat yang relatif tinggi
• Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya
• Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen
• Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia
KARAKTERISTIK AUDITING
• Definisi Auditing
– Pengumpulan serta pengevaluasian bukti atas informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan independen
•
•
•
•
Informasi dan Kriteria yang telah Ditetapkan
Pengumpulan serta Pengevaluasian Bukti
Seseorang yang Kompeten dan Independen
Pelaporan
– Tahap terakhir dari proses audit
– Komunikasi atas temuan auditor kepada para pengguna
informasi
PERBEDAAN antara AUDITING dan
AKUNTANSI
• Akuntansi  Konstruktif
• Auditing  Analitis
JENIS AUDIT
• Audit Operasional
– Tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode
operasional organisasi tertentu
– Tujuan : Mengevaluasi efesiensi serta efektivitas prosedur
serta metode yang digunakan
– Hasil akhir : rekomendasi
• Audit Kepatuhan
– Tujuan : Menentukan apakah klien (auditee) telah mengikuti
prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas
yang lebih tinggi
• Audit atas Laporan Keuangan
– Untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan
(informasi yang diuji) telah sesuai dengan kriteria tertentu
(PSAK)
• Tipe audit (lihat Tabel 1-3)
JENIS AUDITOR
•
Auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP)
–
–
•
•
Auditor di kantor pemerintah (BPK)
Auditor Pajak
–
–
•
Mengaudit PPh WP apakah telah sesuai dengan UU
Merupakan jenis Audit Kepatuhan
Auditor Intern
–
–
–
–
•
•
Bertanggungjawab pada audit atas Laporan Keuangan Historis yang
dipublikasikan di bursa saham
Auditor Eksternal/Auditor Independen
Bekerja pada masing-masing perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen
Harus independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi
Tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan
antara perusahaan dan karyawan
Sertifikasi Auditor Intern
Dampak E-Commerce pada Akuntan Publik
Persyaratan menjadi Akuntan Publik Bersertifikat (lihat Gambar 1-3)