PENGANTAR Pengartian : LIMA DASAR ATAU LIMA ASAS Pendekatan • Pendekatan Sejarah » » » » Pergulatan Pemikiran pada masa lalu Ditelaah Kembali Pemaknaan sesuai dgn sikon Pedoman pokok kebersamaan • Pendekatan.

Download Report

Transcript PENGANTAR Pengartian : LIMA DASAR ATAU LIMA ASAS Pendekatan • Pendekatan Sejarah » » » » Pergulatan Pemikiran pada masa lalu Ditelaah Kembali Pemaknaan sesuai dgn sikon Pedoman pokok kebersamaan • Pendekatan.

PENGANTAR
Pengartian :
LIMA DASAR ATAU LIMA ASAS
Pendekatan
• Pendekatan Sejarah
»
»
»
»
Pergulatan Pemikiran pada masa lalu
Ditelaah Kembali
Pemaknaan sesuai dgn sikon
Pedoman pokok kebersamaan
• Pendekatan Ketatanegaraan
» Sebagai Legitimasi
» Melaksanakanya
lanjutan
• Pendekatan Pedagogis
»
»
»
»
Pendidikan nilai
Intepretasi yg bertanggungjawab
Pengembang Kepribadian
Paqndangan Hidup
• Nilai Praksis
» Nilai yang sesungguhnya
» Pelaksanaan/operasional
Nilai Pancasila dapat dibagi menjadi tiga :
» Nilai Dasar
» Nilai Instrumental
» Nilai Praksis
Pancasila sebagai sistem nilai
•
•
•
•
•
•
Nilai dasar yang bersifat normatif
Mengandung nilai-nilai dan prinsip dasar
Nilai-nilai tersebut memberi inspirasi
Sebagai tuntatn/kritik bagi kebijakan
Pendidikan politik
Pendidikan politik dan budi pekerti
Interelasi Antar Nilai
• Sila pertama : Relasi Tuhan dan Manusia,
relasi vertikal ini juga mempengaruhi relasi
horizontal
• Sila kedua : Sebagai manusia yang
berakhlak dan beradad
• Pengakuan dan aplikasi HAM
• Sila Ketiga : Cinta pada bangsa sendiri
» Menerima perbedaan apa adanya
» Dimulai dari keluarga, kesukuan, religi lalu
penghayatan sebagai bangsa. Penghayatan inilah
yang menjadi ciri bangsa kita
Interelasi
• Sila I
: Relasi antara Tuhan dengan
Manusia
• Sila II : Relasi antar sesama
• Sila III : Konsekuensi menerima
perbedaan yang ada
• Sila IV : Sistem Demokrasi
• Sila V : Demokrasi Ekonomi
BAB II
• BPUPK : Panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia
» Realisasi Jepang, imbalan karena Indonesia turut
membantu melawan sekutu.
» Bertugas menyelidiki dan mengumpulkan bahanbahan secara terperinci mengenai layak tidaknya
Indonesia merdeka
» Sarana dan wahana perjuangan politik oleh
pemimpin bangsa Indonesia
» Dipimpin oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dan
Soeroso, Icibannse Yosio
Sidang BPUPK
• Sidang 1 : Dasar Negara
•
•
•
•
Penting, jelas, dasar dan tujuannya
Tidak meniru dari negara lain
Memiliki dimensi yang realitas
Realita kemajemukan
» Argumentasi antar Islam dan kebangsaan
» Panitia kecil
- Piagam Jakarta 22 Juni 1945
SIDANG LANJUTAN
• Sidang II : Rumusan Pancasial versi Paiagam
jakarta masih tetap menjadi perdebatan, dan
kenyataannya rumusan ini bertahan sampai
pada tanggal 17 Agustus 1945, dan pada sore
harinya ada keberatan yang sangat dari “pihak
lain” yang tidak beragama Islam, karena
dianggap tidak tepat dalam suatu pernyataan
pokok mengenai seluruh bangsa ditempatkan
suatu penetapan yang hanya berkenaan dengan
sebagai saja rakyat Indonesia, sekalipun bagian
ini adalah bagian yang terbesar.
PPKI ( Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia)
• PPKI kemudian membahas keberatan
tersebut. Ada dua alternatif :
» Berpegang pada kompromi nasional yang telah
tercapai dengan bahaya mengasingkan sebagai
bangsa Indonesia yang sejak awal mendukung
negara Proklamasi
» Atau menciptakan suatu negara yang dapat diterima
oleh semua masyarakat/semua warganya
» Akhirnya disepakati pencoretan anak akalimat
“dengan ……….., bagi pemeluk-pemeluknya
PROKLAMASI
• Merupakan titik kulminasi
• Konsekuensi ke dalam, bangsa Indonesia
merdeka, setara kedudukannya dengan
bangsa lain
• Konsekuensi ke luar, menyebarluaskan
pemberitaan tentang
kedaulatan/kemerdekaan kepada bangsa
lain
Hubungan/Keterkaitan
• Proklamasi, sebagai pernyataan
kemerdekaan, sebagai sumber hukum
• Pembukaan UUD 1945 sebagai deklarasi
kemerdekaan, merupakan pedoman dasar
dan peraturan pokok yang akan dijadikan
pegangan dalam mengisi kemerdekaan
BAB III
NILAI FILOSOFIS SILA I
• Kehidupan keagaaman bukan saja
persoalan individu karena di dalamnya
terdapat pula kegiatan di bidang sosial,
• Menggali kembali makna mendasar dari
sila I
• Menyangkut moralitas, perilaku sehari-hari
• Menuntut perhatian, keprihatinan dan
perilaku kita secara nyata.
Pengertian Sila 1
• Artinya, Tuhan, Allah pencipta segala yang
ada dan semua makhluk
• Sempurna
• Tidak dapat disamai oleh siapapun
• Sumber pokok nilai-nilai kehidupan
Bangsa Indonesia
Pengamalan Sila 1
•
•
•
•
Kebudayaan Indonesia Asli
Pengaruh budaya Hindu
Masuknya Agama Islam
Masuknya bangsa-bangsa Eropa,
berkembanglah agama Nasrani
• Semuanya berkembang dan hidup dalam
keharmonisan
PAHAM KETUHANAN
• Secara Implisit, manusia dan
lingkungannya memiliki sifat terbatas/fana
• Secara implisit, Tuhan memiliki sifat
adikodrati (sempurna), dan pengetahuan
yang benar dan sempurna tentang Tuhan
itu bersumber/datangnya dari Tuhan
sebagai anugrah.
PAHAM KETUHANAN
• Secara Eksplisit, pengetahuan tentang
Tuhan juga timbul dari pengaruh agamaagama besar yang telah ada sejak ratusan
tahun, yang menyebarkan pemahaman
dan penghayatan bahwa selain fenomena
alami ada pula tokoh Adikuasa yang
mewahyukan diri dan menguasai alam
semesta.
ARTI RELIGI
• MENGIKAT
• IKATAN BUKAN SEBAGAI
PENGHALANG
• SEBAGAI SUMBER KEBEBASAN DAN
KEBAHAGIAAN MANUSIA
• TOTAL DAN TIDAK DAPAT DIPAKSAKAN
OLEH SIAPAPUN.
HUBUNGAN RELIGI DAN
NEGARA
• Negara RI negara yang ber Tuhan dan
terbuka bagi semua kalangan
• Hak warga negara yang berakar pada
kemerdekaan dlam memilih keyakinan dan
mengekspresikan keyakinan agama
• Negara mengakui eksistensi dan esensi
agama dalam diri setiap warganya.
NAS. RELIGIUS v.s NAS.
SEKULER
• Nasionalisme Religius, Pelaksanaan
norma agam dalam proses politik atau
proses bernegara itu menjadi satu/identik.
• Nasionalisme Sekuler, peran agama perlu
dibatasi sedemikian rupa, karena dalam
modernitas sudah terjadi deferensiasi atau
spesialisasi bidang kehidupan.