Etiket Berpakaian dan Berpenampilan Berpakaian kiranya tidak sebatas terkait dengan kesehatan semata, tetapi juga terkait dengan kepribadian, citra diri, dan citra.

Download Report

Transcript Etiket Berpakaian dan Berpenampilan Berpakaian kiranya tidak sebatas terkait dengan kesehatan semata, tetapi juga terkait dengan kepribadian, citra diri, dan citra.

Etiket Berpakaian dan Berpenampilan

Berpakaian kiranya tidak sebatas terkait dengan kesehatan semata, tetapi juga terkait dengan kepribadian, citra diri, dan citra organisasi. Buktinya, kita sering mendengar ungkapan bahwa kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara berpakaian atau berbusana dan penampilannya. Tidak jarang kita mendengar ungkapan-ungkapan berikut ini.

“Ih… mini banget roknya, kayak pemain tenis aja!” “Seksi benar tu orang kayak mau ke pantai aja, padahal ini kan di kantor.” “Wiiihh, dandannya menor amat, kayak badut!” “Ini orang atau toko emas berjalan sih!” “Di kantor kok awut-awutan gitu, nggak sopan!”

Berpakaian dan berpenampilan rapi dan sopan adalah suatu kebiasaan pribadi yang perlu dipupuk dan dipelihara. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan sopan dapat menumbuhkan rasa hormat orang lain terhadap kita. Sebaliknya, hal itu juga memberikan kesan bahwa kita menghormati orang lain yang kita jumpai atau kita temui. Dengan demikian, kita perlu memperhatikan dengan sungguh-sungguh tata karma dalam berbusana maupun penampilan untuk menjaga citra diri maupun citra organisasi kita.

Sehubungan dengan hal itu, berikut beberapa pedoman yang perlu kita perhatikan dalam berpakaian dan berpenampilan.

Kenakan seragam kantor yang telah ditetapkan baik berkaitan dengan bahan, warna, model, maupun waktunya.

Jaga keserasian dalam berbusana. Keserasian dalam berbusana lebih ditentukan oleh pemilihan warna pakaian kita secara tepat, dan sebagai pedoman yang paling mudah kita lakukan adalah memilih dan menentukan warna busana atasan dan bawahan (rok dan blus atau celana dan kemeja) dengan warna yang senada. Andaipun berbeda, kita dapat memadukan warna yang serasi. Keserasian warna ini juga berlaku untuk pemakaian jas, dasi, aksesori, ikat pinggang, sepatu, dan kaos kaki.

Berpakaian dengan mengenakan celana jeans, sandal, dan kaos (T-shirt) sampai saat ini masih dinilai tidak pantas dan tidak sopan bila dikenakan pada saat acara formal, termasuk di kantor. Oleh karena itu, hindari berpakaian demikian pada saat di kantor.

Bagi karyawati, pada saat ini sudah lazim/biasa memakai celana panjang di kantor, karena dinilai lebih bebas bergerak dan enerjik daripada mengenakan rok. Namun demikian, celana panjang yang dikenakan hendaknya bukan celana panjang yang ketat sehingga selain mengganggu gerak, juga menimbulkan kesan”seksi”.

Bagi karyawati hendaknya rok (bawahan) yang dikenakan bukan rok mini, atau apabila mengenakan rok dengan belahan, hendaknya belahannya tidak terlalu tinggi. Demikian pula pemakaian blus atau atasan dengan model kerah “V”, usahakan tidak terlalu turun sehingga tampak belahan dadanya. Usahakan menggunakan blus berlengan saat kerja, bukan bermodel you can see.

Hindari pemakaian busana yang terlalu sempit atau terlalu longgar. Di samping itu, kantung celana atau baju jangan diisi sesuatu sampai menggembung sebab kurang sedap dipandang.

Pakaian harus dijaga supaya tetap bersih, tidak berbau apek, tidak bau keringat, rapi, dan tidak kusut.

Hendaknya make up seorang wanita tidak terlalu mencolok (terlalu tebal) terutama pada saat kerja siang hari. Bila ada kepentingan bisnis pada malam hari atau menghadiri acara tertentu, kita dapat ber-make up lebih terang dibanding siang hari.

Apabila kita mengenakan aksesori, hendaknya disesuaikan dengan warna pakaian yang kita kenakan, tidak berlebihan, dan tetap menjaga kesopanan. Misalnya, karyawati berambut panjang dapat mengikatnya secara rapi dengan tali atau jepitan rambut yang pantas. Jepitan yang dipakai hendaknya bukan jepitan rambut yang biasa digunakan untuk menjepit rambut saat mandi, bila kita memakai anting-anting, hendaknya kita memakai anting-anting yang tidak terlalu besar, bila memakai cincin, usahakan tidak memenuhi jari tangan, apabila karyawan laki-laki ingin mengenakan aksesori, cukup cincin di jari manis dan jam tangan.

Usahakan tas yang dipakai karyawati sesuai dan selaras dengan warna busana yang dikenakan. Usahakan memakai tas yang sesuai untuk ke kantor, yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil seperti tas untuk pesta.

Apabila kita menggunakan parfum, pilih aroma yang soft, bukan yang keras atau tajam karena akan mengganggu orang lain yang sangat peka terhadap bau-bauan.

Untuk karyawan, lengan baju tidak perlu dilipat, baik baju berlengan pendek maupun berlengan panjang.

Hendaknya karyawan selalu bersepatu dan berkaos kaki. Hindari pemakaian sepatu sandal atau sandal saat di kantor. Warna sepatu hendaknya disesuaikan dengan pakaian yang dikenakan. Hal ini juga berlaku untuk pemakaian kaos kaki. Warna kaos kaki hendaknya sesuai dengan warna celana atau sepatu. Sementara untuk karyawati, sepatu yang dikenakan sedapat mungkin berhak. Warna sepatu juga sesuai dengan warna busana yang dikenakan. Bila kesulitan dalam memadu warna sepatu dengan busana, maka dapat memilih warna netral seperti hitam untuk dipadukan dengan warna busana kita. Hal ini juga berlaku untuk karyawan dalam memilih warna sepatu.

Bagi karyawan hendaknya selalu memakai ikat pinggang. Warna, bentuk, dan ukuran ikat pinggang harus sesuai dan selaras dengan pakaian yang dikenakan. Tidak perlu mengenakan ikat pinggang yang “aneh aneh” hanya untuk menarik perhatian.

Karyawan yang berambut gondrong kiranya belum bisa diterima masyarakat karena dinilai kurang pantas dan tidak sopan, bahkan ada kantor yang secara jelas melarangnya. Oleh karena itu, hal ini perlu dihindari.

Apabila karyawan berkumis atau berjenggot hendaknya selalu dijaga kerapiannya.