perkembangan ilmu hubungan internasional dapat dilacak dari perkembangan paradigma / aliran-aliran pemikiran dalam hubungan internasional itu sendiri a.

Download Report

Transcript perkembangan ilmu hubungan internasional dapat dilacak dari perkembangan paradigma / aliran-aliran pemikiran dalam hubungan internasional itu sendiri a.

perkembangan ilmu hubungan internasional dapat
dilacak dari perkembangan paradigma / aliran-aliran
pemikiran dalam hubungan internasional itu sendiri
a. Paradigma / Aliran Tradisional
- Aliran Idealis
- Aliran Realis
b. Paradigma / Aliran Perilaku
- Aliran perilaku (Behaviouralis)
- Aliran paska-perilaku (Post-Behaviouralis)
6 November 2015
FERY SUJARMAN
1
Pemikiran mengenai tawar
menawar : bahwa konflik
yang dimunculkan oleh reaksi
negara-negara yang bertikai
memiliki sifat tawar menawar
Pemikiran mengenai aksi –
reaksi : studi mengenai polapola aksi dan reaksi antar
negara berdaulat melalui para
elit pemerintah  identik
pada kegiatan diplomatik dan
militer (hubungan kerjasama
dan konflik)
Pemikiran tentang adanya
variabel dalam HI : adanya
variabel-variabel yang turut
menentukan tindakan yang
diambil negara dalam pola
hubungan kerjasama atau
konflik.
Tiga
pemikiran
dasar pada
aliran
tradisional :
6 November 2015
FERY SUJARMAN
2

Aliran Perilaku (Behavioral) atau Scientific :
“Studi Hubungan Internasional terlalu luas dan kompleks untuk bisa
disesuaikan dengan batas-batas ilmu politik atau displin ilmu lainnya.
Dimana titik konsep dan permasalahannya tidak hanya terletak pada ilmu
politik saja…”

Post Behavioralis
“menggunakan metode-metode statisktik dan memunculkan bukti-bukti
untuk memunculkan sebuah hipotesis”
dekade 1976 – 1986  Aliran Interdepedensi dan Aliran Depedensi
6 November 2015
FERY SUJARMAN
3
Cooperation
( kerjasama )
Competition
( kompetisi )
6 November 2015
FERY SUJARMAN
Conflict
( konflik )
4
6 November 2015
FERY SUJARMAN
5
6 November 2015
FERY SUJARMAN
6
6 November 2015
FERY SUJARMAN
7
6 November 2015
FERY SUJARMAN
8
•
Akibat timbulnya kebingungan dalam soalsoal preseden dan protokol pada masa abad
ke-17 di eropa mendorong lahirnya kongres
Wina (1815) dan Aix-la-Chapelle (1818) untuk
menyederhanakan klasifikasi agen-agen
diplomatik serta memformulasikan fungsifungsi diplomatik konferensi Wina (1961)
dibahas mengenai hubungan dan kekebalan
diplomatik, hubungan konsuler dan hukum
perjanjian/traktat.
6 November 2015
FERY SUJARMAN
9
Defenisi Ilmu
Hubungan
Internasional
6 November 2015
Perdebatan
dalam Studi
Hubungan
Internasional
FERY SUJARMAN
Hubungan
Internasional
dalam kehidupan
sehari – hari
Aliran Pemikiran
dalam ilmu
Hubungan
Internasional
10

Nicholas J Spykman (Dougherty & Pfaltzgraff, 1990 : 13) :
“International Relations is interstate relations”
“International Relations are relations between individuals
belongings to different states …”

Dougherty & Pfaltzgraff (1990 : 13) :
“International Relations could encompass many different
activities – international communications, bussiness
transactions, athelitc contest, tourism, scientific conferences,
educational exchange programs, and religious missionary
activities”
6 November 2015
FERY SUJARMAN
11
Hubungan internasional itu sangat kompleks
karena didalamnya terlibat bangsa-bangsa
yang masing-masing berdaulat sehingga
memerlukan mekanisme yang lebih rumit
daripada hubungan antar kelompok
manusia di dalam suatu negara.Ia juga
sangat kompleks karena setiap hubungan itu
melibatkan berbagai segi lain yang
koordinasinya tidak sederhana.
6 November 2015
FERY SUJARMAN
12
Hubungan internasional merupakan sebuah
studi tentang interaksi yang berlangsung
diantara negara berdaulat disamping itu
juga studi tentang pelaku-pelaku non
negara (non-state actors), yang
perilakunya memiliki akibat terhadap
tugas- tugas negara-bangsa
6 November 2015
FERY SUJARMAN
13
Secara umum hubungan internasional bisa
didefenisikan sebagai :
“ sebuah aksi, reaksi dan interaksi antara
aktor-aktor hubungan internasional yang
dilakukan melalui instrumen – instrumen
kebijakan politik luar negeri dan
melintasi batas – batas yuridiksi negara
untuk mencapai kepentingan nasional ”
14
FERY SUJARMAN
6 November 2015
Great Debate
1. debate 1
Realisme Vs. Liberalisme
2. Debate 2
Tradisional Vs. behavioralis
3. Debate 3
Neo realism / Neo Liberalism Vs. Neo Marxism
4. Debate 4 ….. ?
Tradisi yang mapan Vs. pendekatan baru…. ?
•
6 November 2015
FERY SUJARMAN
15
1
Jackson, Robert & Georg Sorensen,
Introduction to International
Relations
6 November 2015
Perdebatan dalam studi Hubungan
Internasional
First Mayor Debate In IR
Utopian Liberalism
1925
Realist Response
1935-1955
Focus
Focus
International Law
International Organization
Interdepedence
Cooperation
Peace
Power Politics
Security
Aggression
Conflict
War
FERY SUJARMAN
16
2
Perdebatan dalam studi Hubungan
Internasional
Jackson, Robert & Georg Sorensen,
Introduction to International Relations
Second Mayor Debate In IR
6 November 2015
Traditional Approach
Focus
Understanding
 Norms and Values
 Judgement
 Historical Knowledge
Theorist Inside
Subject
FERY SUJARMAN
Behavioralist Response
Focus
Explaining
 Hypothesis
 Collection of Data
 Scientific Knowledge
Theorist Outside
subject
17
3
Perdebatan dalam studi Hubungan
Internasional
Third Mayor Debate In IR
Jackson, Robert & Georg
Sorensen, Introduction to
International Relations
6 November 2015
Realism / Neorealism
Neo – Marxism
Liberalism / NeoLiberalism
Focus
 Capitalist world system
 Dependency
 Underdevelopment
FERY SUJARMAN
18
4
Perdebatan dalam studi Hubungan
Internasional
Fourth Mayor Debate In IR
Jackson, Robert & Georg
Sorensen, Introduction to
International Relations
6 November 2015
Established Traditions
New Voices
• Realism / Neorealism
• Liberalism / neoliberalism
• Post Positivist
• International Society
• Methodologist
 International Political
• Post – Positivist Issues
Economy (IPE)
FERY SUJARMAN
19
•
Pendekatan Realis : Politik harus dimainkan dalam
corak realistis  essensi Power, pendekatan ini
bersifat normatif preskriptif yaitu menganjurkan
kepada para pemimpin untuk menggunakan teknikteknik yang berorientasi kepada power, dan hal ini
mengejar kepada kepentingan sebagai sebuah
prioritas
•
Pendekatan idealis : pendekatan ini bersifat normatif
: membuang perilaku yang tidak efektif,
menggantikannya dengan tindakan yang dilandasi
dengan pengetahuan, keadilan, kasih sayang dan
pengekangan diri.
6 November 2015
FERY SUJARMAN
20
•
Pendekatan marxis : Pendekatan ini
menempatkan isu-isu ekonomi sebagai basis
politik dan beranggapan bahwa hubunganhubungan antar manusia dapat dijelaskan
melalui perjuangan antara kaum kapitalis dan
kelas pekerja (working class ) untuk memperoleh
kontrol atas alat-alat produksi.
•
Pendekatan Empiris / scientifict : bahwa politik
itu adalah mengamati dan melaporkan apa yang
terjadi, keobyektifan, dan bersifat deskriftif,
eksplanatori, dan deskriptif.
6 November 2015
FERY SUJARMAN
21