EFEKTIVITAS JAMUR Marasmius sp UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH PENGOLAHAN AGAR (Gracilaria sp) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL Disajikan Oleh Rudy Kurniadi Dibawah bimbingan : Dr.
Download ReportTranscript EFEKTIVITAS JAMUR Marasmius sp UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH PENGOLAHAN AGAR (Gracilaria sp) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL Disajikan Oleh Rudy Kurniadi Dibawah bimbingan : Dr.
EFEKTIVITAS JAMUR Marasmius sp UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH PENGOLAHAN AGAR (Gracilaria sp) SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL Disajikan Oleh Rudy Kurniadi 230110080055 Dibawah bimbingan : Dr. Ir. Zahidah Hasan M.S Yeni Mulyani S.Si., M.Si Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak bumi yang ketersediaannya yang terus berkurang Peraturan presiden No. 5 tahun 2005 tentang kebijakan energi nasional Produk alternatif yang berpeluang untuk dikembangkan adalah bioetanol dan biodisel Jamur yang dapat diinokulasikan ke dalam bahan yang berlignoselulosa adalah jamur Marasmius sp Pabrik besar berkapasitas produksi 80 ton menghasilkan limbah sebanyak 56 ton (Ujiani, 2007) Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari makhluk hidup dengan bantuan makhluk hidup (Luthfi, 2008) Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah bagaimana mengelola limbah industi pabrik agar (Gracilaria sp) untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan Penelitian Mengetahui efektivitas dosis inokulum dan lama waktu fermentasi jamur Marasmius sp untuk mengelola limbah industi pabrik agar (Gracilaria sp) sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Manfaat Penelitian 1. Pemanfatan limbah industi pabrik agar (Gracilaria sp) sebagai bahan baku bioetanol dapat dijadikan salah satu upaya untuk pengelolaan limbah. 2. Pemanfaatan limbah industi pabrik agar (Gracilaria sp) untuk bioetanol sebagai renewable energy dapat dijadikan sebagai salah satu solusi terhadap kelangkaan bahan bakar minyak di Indonesia yang masih mengandalkan bahan baku fosil. Kerangka Pemikiran Gracilaria sp merupakan rumput laut Dimanfaatkan penghasil agar-agar, dapat tumbuh dengan Marasmius sp lebih baik pada perairan dangkal serta memiliki intensitas menjadi cahaya tinggi. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 2028 oC serta dapat hidup pada kisaran salinitas yang tinggi (Wiratmaja 2011). Marasmius sp dapat menghasilkan Enzimatik enzim selulase yang dapat memecah Menghasilkan karena biomassa yang ikatan glikosidik (Widjastuti 2007). mengandung lignoselulosa Limbah agar-agar dari ganggang merahModel adalah dapat digunakan sebagai untuk bioproses yang dilakukan produk samping pabrik agar-agar yangkonversisumber glukosa yang murah selulosa menjadi bioetanol jumlahnya sangat melimpah. Lima puluh enam dan mudah didapat untuk yaitu menggunakan model SHF ton dari 80 ton bahan baku dalam pembuatan menggantikan bahan pati dalam (separate hidrolysis and fermentation) agar-agar jelly di pabrik terbuang Kimiawi sebagai proses (Graf dan (Wingren et al. fermentasi 2003) limbah karena pabrik hanya memakai Koehler 2000) ekstraknya saja. (ujiani 2008) Hipotesis Penggunaan Marasmius sp dengan dosis 7,5% lama fermentasi 3 minggu memberikan rendemen glukosa tertinggi. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 28 Mei s/d 3 September 2012. Tempat • Analisis Proksimat telah dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. • Produksi etanol dari limbah agar (Gracilaria sp) telah dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran • Analisis kadar etanol telah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Lingkungan, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran. 3. Peralatan Untuk Penentuan Glukosa 3. Bahan untuk perhitungan glukosa 2. Bahan Peralatan Untuk HidrolisisKadar •1. dan rak Bahanreaksi untuk Analisis • Tabung Larutan glukosa 10tabung gProksimat / 100 ml Wadah Plastik •• Hot plate Aquades Talenan •• Reagensia Nelson Corong kaca •• H2SO4 72% Gunting dan pisau Reagensia Arsenomolibdat • Timbangan Ohaus Alat Detergent •• Neutral Solution oC Oven 100 • Gelas piala 4. Bahan untuk fermentasi alkohol •1. Detergent Solution Proksimat Peralatan Analisis •• Acid Hammer mill Labu takar serevisiae •• Saccaromyces Aseton Alat sentrifugasi Ayakan 80 mesh ••2. Grinder PDA Bahan yang Digunakan Untuk Hidrolisis •• Spektrofotometer Timbangan Ohaus •4. PDB 3000 gram limbah pengolahan Untuk Fermentasi Alkoholagar •• Peralatan Gelas beaker Cawan petri •• Aquades Cawan petri sp •• Marasmius Jarum ose Hot plate ose •• Jarum Kertas tisue PDA Bunsen •• Filter 2-G-3 PDB •• Bunsen Kertas saring Erlenmeyer • Erlenmeyer oC •• Aquades alumunium foil Oven Shaker 100 • Kertas Shaker •• Kertas tisue Hot plate Hot plate ••• Timbangan Ohaus Kertas saring • Autoclave Autoclave Kertas alumunium foil ••• Incubator incubator Alat dan Bahan Penelitian Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen • Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 • faktor pertama adalah dosis inokulum yaitu D1=5%, D2=7,5%, D3=10% • faktor yang kedua adalah lamanya fermentasi yaitu W1= 2 minggu, W2= 3 minggu, W3= 4 minggu • setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan • Menggunakan model percobaan Yijk = µ+αi+βj+(αβ)ij+Eijk Keterangan : Yijk = Nilai pengamatan pengaruh bersama dosis inokulum taraf ke-i dan lama inkubasi ke-j yang terdapat pada ulangan ke-k µ = Nilai rataan umum αi = Pengaruh aditif dari faktor dosis inokulum taraf ke-i βj = Pengaruh dari faktor lama inkubasi ke-j (αβ)ij= Pengaruh interaksi faktor inokulum taraf ke-i dan lama inkubasi taraf ke-j Eijk = Pengaruh galat dari ulangan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan dosis inokulum taraf ke-i dan lama inkubasi taraf ke-j. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yaitu terdiri dari analisis proksimat dan produksi bioetanol yang meliputi proses hidrolisis, penentuan kadar glukosa, fermentasi alkohol, dan penentuan kadar etanol Analisis Proksimat • Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kadar lignoselulosa limbah pengolahan agar yang mengacu pada metode Van Soest (1982). Produksi bioetanol Hidrolisis 1. Persiapan bahan baku limbah pengolahan agar 2. Persiapan kultur Marasmius sp 3. Tepung limbah pengolahan agar sebanyak 41,75 g dimasukan ke dalam erlenmeyer 4. Aquades dimasukan sebanyak 150 ml yang telah dipanaskan sampai suhu 50oC 5. Dosis inokulum Marasmius sp pada kulutr besar dimasukan sebanyak 5 %, 7,5 % dan 10 % dari jumlah substrat. 6. Kemudian diinkubasi selama 2, 3 dan 4 minggu. 7. Adonan kemudian dimasukan kedalam autoclave hingga mencapai tekanan 1,4 bar 8. Adonan kemudian ditentukan kadar glukosa Penentuan kadar glukosa Penentuan kadar glukosa dilakukan untuk mengetahui glukosa yang terbentuk setelah proses hidrolisis. Metode penentuan kadar glukosa pada penelitian ini menggunakan metode Nelson-Somogyi (Apriyantono dkk. 1989 dalam Putra 2011) Fermentasi alkohol • Persiapan kultur Saccharomyces cerevisiae • Kemudian ditambahkan 2% inokulum (10 ml) ragi Saccharomyces cerevisiae pada kultur besar ke dalam adonan yang difermentasi pada suhu 30oC selama 96 jam Penentuan kadar etanol Proses pemurnian bertujuan untuk memisahkan alkohol dan air dengan cara destilasi. Proses pemurnian bioetanol pada penelitian ini menggunakan prosedur yang dilakukan oleh Soerawidjaja dkk. (2007) dalam Putra (2011) Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3. Pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan menggunakan uji-F pada taraf 5 %. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan, maka pengujian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan antara perlakuan (Duncan New Multiple Range Test), sesuai dengan Steel dan Torries (1995) HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Lignoselulosa Limbah Pengolahan Agar Kadar Glukosa Kadar Etanol Kadar lignoselulosa yang diperoleh Kadar Selulosa Berbagai Jenis Rumput Laut Jenis alga Selulosa (%) No Presentasi (%) Komponen Alga Merah Gelidium amansii. 16,8 1 Lignin 3.05 Marocco Gelidium amansii, joju 23 2 Selulosa 17.04 Eucheuma cottoni 7,1 Gracilaria sp 19,732.15 17,04* 3 Hemiselulosa Alga Hijau Codium fragile 10,9 Alga Coklat Undaria pinattinda 2,4 Kadar selulosa ini (sebesar 17,04 %) cukup tinggi bila dibandingkan Laminaria japonica dengan rumput laut jenis yang lain (Kim at al. 2008),6,7 menjadikan limbah ini berpotensi sebagai baku2011 bioetanol. Kim dkk, 2008 dalam bahan Wiratmaja, * adalah data primer Kadar Lignoselulosa Limbah Pengolahan Agar Kadar Glukosa Kadar Etanol Jumlah glukosa yang dihasilkan dari hasil hirolisis tidak selalu dapat Kadar etanol yang dianalisis berasal dari hasil hidrolisis pada dosis merepresentasikan besarnya kadar etanol yang diperoleh dari proses inokulum 7,5 % dan 10 % selama 3 minggu dan kemudian difermentasi fermentasi alkohol. menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan dosis inokulum 2 % dan lama fermentasi 6 hari. Hal ini dapat dijelaskan karena pengaruh beberapa faktor, diantaranya No. Kode Sampel Kadar Etanol (%) Rata-rata adalah performa dari agen fermentasi alkohol dan ketidak khususan 1 produk D2W2 (1)yang dihasilkan 0,8019 akhir (Stanbury and Whitaker 2003). 2 D2W2 (2) 0,6201 0,6871 Saccharomyces cerevisiae tidak hanya merubah glukosa menjadi 3 etanol D2W2 (3) produk akhir. 0,6394 sebagai Produk lain yang dihasilkan yaitu berupa Bioetanol Fermentasi Saccharomyces Hasil asam asetat, asam levulinat, dan gliserol (Iriani dkk. 2009) 4 D3W2 (1) 0,5135 Alkohol Hidrolisis 5 6 cerevisiae D3W2 (2) 0,4309 0,4581 D3W2 (3)Kadar etanol tertinggi < 0,43 pada penelitian ini 0,6871 % Ket : (1),(2),(3) adalah ulangan perlakuan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Limbah pengolahan Gracilaria sp berpotensi sebagai bahan baku bioetanol karena memiliki kandungan selulosa 17,04 %. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa dosis 10 % dengan lama waktu fermentasi 3 minggu merupakan kombinasi terbaik untuk menghasilkan kadar glukosa tertinggi yaitu sebesar 0,072 mg/mL, dan kadar etanol 0,4581 %. Saran • Dosis inokulum jamur Marasmius sp ditingkatkan pada kisaran 10 % sampai dengan 25 %, • Pada tahap persiapan inokulum perlu ditentukan kepadatan / jumlah sel dan umur inokulum, • Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada fermentasi alkohol dengan penambahan dosis inokulum pada rentang 2 % sampai dengan 10 %. Terima Kasih