1REKOMENDASIx

Download Report

Transcript 1REKOMENDASIx

Busyra Buyung Saidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru Jambi Telp. (0741) 7053525 Fax. (0741) 40413 Email. [email protected]

4 Target Pembangunan Pertanian (2010-2014);

Swasembada berkelanjutan, Deversifikasi pangan, Nilai Tambah, Daya saing dan Ekspor, dan Peningkatan Kesejahteraan Petani Kebijakan dan Strategi: Pencapaian Produksi padi 70,6 jt ton 2011 dan Surplus beras 10 jt ton 2015

Swasembada pangan dan Komoditas Strategis (2015 2017);

Pemerintah menargetkan tahun 2015 Indonesia bisa memproduksi 73,16 ton padi, 20,08 juta ton jagung pada 2016, dan swasembada kedelai 1,26 juta ton pada 2017.

15 sasaran UPSUS mencapai Swasembada pangan:

RJI, Oplah, Benih, SRI, Desa Mandiri Benih, Bantuan pupuk, PAT-PIP kedelai, Alsintan, Ternak (Peningkatan populasi ternak, bibit), KBI dan KBD Tebu, Pengembangan Cabai dan bawang merah, Kakao, PUAP, TTP dan TSP, serta

Dukungan penyuluhan dan Diklat Teknis 24.000 unit

2

Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, Swasembada Padi, jagung dan kedelai, pupuk berperan penting disamping varietas unggul baru, dan air. Rekomendasi pupuk masih bersifat umum, belum berdasarkan status hara tanah dan kebutuhan tanaman, terjadi ketidak seimbangan hara dalam tanah Dengan perluasan areal dan keserempakan tanam maka terjadi kelangkaan pupuk (terganggunga alokasi dan distribusi pupuk) KepmentanNo. 01/Kpts/SR.130/1/2006 tanggal 3 Januari 2006 (Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi). Permentan No.40/Permentan/OT.140/4/2007 tentang penyempurnaan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi.

PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PUPUK DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH

Melalui program Intensifikasi telah berhasil meningkatkan produktivitas padi, secara nasional 5.0 – 5.5 t/ha Tahun 60-an diperkanalkan teknologi varietas padi unggul berproduksi tinggi, umur genjah, responsif terhadap pupuk anorganik Laju penggunaan pupuk terus meningkat. Setelah tahun 1984 kenaikan laju produktivitas sudah mulai melambat. Adanya penurunan efisiensi penggunaan pupuk.

Produksi Padi Tidak Optimal

  

Rekomendasi pemupukan bersifat umum Pemupukan belum berimbang & Irrasional Pemupukan berlebihan atau rendah (in-efisiensi)

Hara dalam tanah tidak seimbang

  

Degradasi sumberdaya lahan ( C-org rendah) Pencemaran SDL dan Lingkungan (Residu agro kimia) Masih terdapat keragaman pemahaman dalam mengimplementasikan konsep “ Pemupukan Berimbang ”

Pemupukan berimbang adalah upaya pemenuhan kebutuhan hara tanaman agar dapat mencapai hasil optimal (tanpa kelebihan/kekurangan hara) melalui pemberian pupuk dengan mempertimbangkan jumlah hara yang telah tersedia di dalam tanah

Pemupukan sesuai dengan

status hara tanah

, kebutuhan tanaman dan target hasil

6

Pemupukan berimbang

spesifik lokasi

Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan penyediaan hara berbeda Tiap jenis dan varietas tanaman memerlukan jumlah hara berbeda Tiap lokasi/unit usahatani mempunyai sejarah pengelolaan berbeda

Penggunanan Pupuk Kurang Rasional (

di lapangan ditemui keragaman tinggi):

N (Urea)

P (TSP)

K (KCl) : 100 – 800 kg/ha : 0 – 250 kg/ha : 0 – 200 kg/ha

 

Produktivitas Rendah, atau :

 

Tidak Optimal & Mubazir

In-effisiensi & Merusak Lingkungan

(Suplai melebihi atau lebih rendah dari demand tanah untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman)

16 Hara esensial bagi tanaman

C, H, O N, P, K S, Mg, Ca Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B,

makro primer

makro sekunder

unsur mikro

Pembatas hara (hukum Liebig’s)

K

Produksi optimum

K

Cukup

N sebagai pembatas pertumbuhan Hukum minimum Liebig

s K sebagai pembatas pertumbuhan

N P K N P K

Jenis Pupuk

Nitrogen (N) Posfor (P) Kalium (K) Belerang (S)

EFISIENSI PENGELOLAAN PUPUK

Mikro (Cu, Zn, Fe) Pupuk hayati Bahan organik

Ditingkat Petani (%)

30-70 15-20 30-40

Hasil Penelitian (%)

Urea Tablet (25%), pemberian secara split, BWD (20-30%) Berdasarkan status hara tanah (penimbunan P) Berdasarkan status hara tanah (penimbukan K) Ketersediaan S banyak faktor (Redok potensial, pH, Bo, miktoba Ketersediaan ditentukan: (bhn. Induk, redok potensial, pH, drainase, aktifitas mikro org) Mikro organisme pelarut P Efisiensi penggunaan pupuk

Illustrasi Kebutuhan hara tanaman Padi/ha

Serapan Hara Pembentukan batang dan daun N 41,2 Gabah kering giling (kg/ha 18,8 Total hara (kg) P K 2,8 27,5 2,4 16,2 133,33 (Urea) 14,44 (SP-36) 72,83 (KCl)

POTENSI SUMBERDAYA LAHAN SAWAH PROVINSI JAMBI

Jenis tanah di Provinsi Jambi No.

1.

Ordo Tanah Histosol 2.

3.

4.

5.

6.

Entisol Inceptisol Ultisol Alfisol Oxisol Jenis Group Troposaprists, Tropohemists, Sulfihemists Sulfaquent, Hidraquent, Tropaquent, Tropopsamments, Kubah gambut, Marin Marin, Aluvial, Dataran, Perbukitan, Volkan Sulfaquepts, Tropaquepts, Dystropepts Marine, Aluvial, perbukitan pegunungan, volkan Haplohumults, Kanhapludults, Kandiudult Datar, Dataran tuf masam, Aluvial, dataran, perbukitan Hapludalfs Hapliperox Kandiudox Hapludox Perbukitan, Pegunungan Dataran, Perbukitan, Dataran tuf masam, perbukitan kecil

Luas lahan sawah Provinsi Jambi (2014)

Lebak 27.989 ha (17%) Irigasi 47.957 ha (29%) P.Surut 49.561 ha (30%) T. Hujan 42.116 ha (24%)

Luas Lahan Sawah di Provinsi Jambi (BPS, 2014) Kabupaten/Kota

Kerinci Sungai Penuh Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjabtim Tanjabbar Tebo Bungo Kota Jambi

Jumlah (ha) Irigasi

19.790

2.301

9.301

3.362

354 3.949

0 1.285

1.003

6.088

524

47.957

T. Hujan

862 1.570

3.625

3.254

6.350

10.808

7.216

50 6.458

771 1.152

42.116

Jenis Pengairan P. Surut

1.290

31,559 16,712 -

49.561

Lebak

2.325

327 606 1.061

11.262

8.573

526 0 3.048

261 0

27.989

Jumlah (ha)

22.977

4.198

13.532

7.677

17.966

24.620

39.301

18.047

10.509

7.120

1.676

167.623

Luas tanam aktual vs Target luas tanam UPSUS 2015 per Kabupaten Kabupaten/Kota Kerinci Sungai Penuh Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjabtim Tanjabbar Tebo Bungo Kota Jambi Jumlah (ha) Luas tanam aktual (ha) 22.977

4.198

13.532

7.677

17.966

24.620

39.301

18.047

10.509

7.120

1.676

167.623

Target UPSUS 2015 26.504

9.304

24.328

17.459

10.540

13.334

29.306

26.724

10.844

11.446

1.465

181.254

Produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Jambi Produktivitas (t/ha) Kabupaten/Kota Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai Kc. Tanah Kerinci 5,74 2,47 4,05 1,09 1,21 Sungai Penuh Merangin Sarolangun 5,74 4,40 4,43 0 3,18 3,15 3,71 4,15 3,82 1,09 1,27 1,24 1,31 1,28 1,24 Batanghari Muaro Jambi Tanjabtim Tanjabbar Tebo Bungo Kota Jambi Rata-rata Target UPSUS 2015 4,87 4,67 3,61 3,77 4,80 4,77 4,27 4,64 4,63 3,08 3,26 2,97 3,50 2,76 3,01 3,04 2,77 3,63 4,02 3,12 2,86 4,01 4,94 3,66 3,82 4,29 1,14 1,18 1,29 1,28 1,28 1,27 1,10 1,37 1,37 1,28 1,23 1,20 1,49 1,53 1,40 1,32

Kebutuhan Pupuk bersubsidi Nasional Tahun Anggaran 2015 menurut sub sektor

Sub Sektor Tan. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan budidaya Jumlah Jambi Jambi (%) Urea SP 36 3,071.382 567.317

Jenis Pupuk (Ton) ZA NPK 713.097

1.857.441

181.378

45.961

677.705 197.985

76.789

92.746

12.888

25.849

61.191

264.473

11.239

165.344

509.338

17.877

4.100.000 850.000

26.000

18.800

0,63 2,21 1.050.000

8.100

0,77 2.550.000

50.000

1,96 Organik 721.512

53.991

134.097

90.401

1.000.000

8.180

0,82

KEBUTUHAN PUPUK PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Sub Sektor Tan. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perik. Budidaya Jumlah Urea 19.477 1.150

4.298 487 588 26.000 Jenis Pupuk (Ton) SP 36 12.548 1.017 4.379 285 572 18.800

ZA 5.501 472 2.040 87 8.100

NPK 36.420 3.242 9.987 351 50.000 Organik 5.902 442 1.097 739 8.180

Status Hara P (%) K (%) Rendah 30.470

(11,52) 19.595

(7,40) Luas (Ha) Sedang 118.180

(44,68) 139.935

(52,90) Tinggi 115.831

(43,79) 104.951

(39,68)

Kebutuhan pupuk SP-36 berdasarkan status hara tanah sawah di Kabupaten Tanjabtim (2012) Status P tanah Luas lahan sawah (ha) Rendah Sedang Tinggi Jumlah Anjuran 100-150 kg/ha/musim Selisih Penghematan 9.941,90 4.837,69 1.508,91 16.288,50 Kebutuhan pupuk SP-36 (ton/musim) 994,19 362,83 75,45 1.432,47 1.628,85 196,38 0,59 M Harga SP-36: Rp. 3.000/kg

PETA STATUS HARA POSFOR PADA LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TANJABTIM

Kebutuhan pupuk KCl berdasarkan status hara tanah sawah di Kabupaten Tanjabtim Status K tanah Rendah Sedang Tinggi Jumlah Luas lahan sawah (ha) 3.763,56 6.847,51 5.677,43 16.288,50 Anjuran 50-75 kg/ha/musim Selisih Penghematan : Kebutuhan pupuk KCl (ton/musim) 376,36 342,38 383,87 1.002,60 1.221,64 209,04 1,254 M Harga KCl: Rp. 6.000/kg

PETA STATUS HARA KALIUM PADA LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TANJABTIM

TOOL PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI (Padi, Jagung dan Kedelai)

Prinsip Kerja PUTS/ PUTR/PUTK

Mengekstrak hara tanah

PUTS mengekstrak hara tanah (N, P, K) yang berada dalam larutan tanah. Hara ini dapat digunakan/diserap langsung oleh tanaman.

Mengukur kadar hara

Pengukuran dilakukan dengan metode pewarnaan (kolorimetri), hasil pengukuran bersifat semi kuantitatif. Digolongkan menjadi kelas Rendah, Sedang, dan Tinggi.

Perbandingan pengukuran dengan PUTS/PUTR/PUTK dan analisa rutin di laboratorium Laboratorium

Prosedur baku/lama Mengekstrak berbagai bentuk hara Berbagai jenis bahan kimia Pengukuran dengan alat canggih : AAS Angka kuantitatif, ketelitian tinggi (ppm, ppb) Rapid Soil Test Kit Prosedur cepat Hanya mengekstrak bentuk hara tersedia Bahan kimia asam/ basa/ garam lemah Pengukuran secara kolorimetri /warna/endapan Angka kualitatif, ketelitian lebih rendah (Rendah,

Sedang, Tinggi)

PERANGKAT UJI TANAH (PUTS/PUTR/PUTK)

Pengambilan contoh tanah Pengelolaan tanah

PUT

Pemupukan

Pemupukan berimbang

Pengelolaan tanaman Prosedur

Hasil penelitian Doberman dan Fairhurst (2000): 1. Pada umumnya petani padi sawah irigasi hanya mencapai produksi padi <60% dari potensi hasil genetis.

2. Faktor iklim menyumbang variasi hasil + 10% dari hasil maksimum pada var. unggul di Asia Selatan dan Tenggara 3. Pada musim kemarau hasil gabah lebih tinggi dari musim hujan (selisih 1-2 t/ha). Penurunan hasil: radiasi matahari lebih rendah dan kelembaban tinggi 4. Capaian produksi gabah di lahan petani hanya 80% dari produksi hasil padi, atau terjadi kehilangan hasil sebesar 20%. 5. Pengelolaan hara yang tidak berimbang akan menurunkan hasil hingga 40%.

6. Apabila pengelolaan tanaman tidak baik, kehilangan hasil mencapai 60% dari potensi hasilnya.

7. Oleh karena itu, faktor pengelolaan hara dan tanaman mendapat perhatian yang seimbang.

Tanaman:

Sensitif Toleran

Aplikasi:

Waktu Cara Dosis

Pemupukan berimbang

Tanah:

Udara Air C-org pH Hara (N,P,K,dll) Racun (Al,Pb,dll) Pemberian pupuk agar semua hara tanah dlm kondisi seimbang. Tidak berarti semua pupuk harus ditambahkan Tambahkan pupuk yang perlu saja (jenis dan jumlah seperlunya)

Prod. tnm optimal

Peranan Perangkat Uji tanah

• Mengatasi kesenjangan penerapan teknologi pemupukan berimbang • Dengan menggunanakan perangkat Uji Tanah dapat membantu petani meningkatkan ketepatan pemberian dosis pupuk N, P dan K untuk padi sawah • Rekomendasi dapat ditetapkan langsung di lapang oleh pengguna/petani • Dosis rekomendasi yang ditetapkan berimbang sesuai status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman

P

ERANGKAT

U

JI

T

ANAH

S

AWAH

Perangkat alat bantu analisis kimia tanah yang dapat dikerjakan dengan cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana untuk penetapan unsur fosfor (P), kalium (K), dan pH tanah sawah di lapang.

35

REKOMENDASI PUPUK

N Bagan Warna Daun (

BWD

) memberikan rekomendasi penggunaan pupuk N berdasarkan tingkat kehijauan warna daun Makin pucat warna daun

skala BWD

makin rendah N tanah rendah

dosis pemupukan N makin tinggi Waktu pemberian pupuk N yang tepat Menghemat 20-30 % pupuk N

36

Penetapan Kecupunan N dengan BWD

Pemupukan dasar atau pemupukan pertama N dengan takaran 50-75 kg urea/ha sebelum tanaman padi berumur 14 HST.

Pengukuran BWD diawali pada umur 25-28 HST, dilanjutkan setiap 7-10 hari sekali sampai fase primordia (hibrida/tipe baru 10% tanaman berbunga Pilih secara acak 10 rumpun tanaman sehat, daun teratas yang telah membuka penuh Hasil pengukuran 10 tanaman diambil nilai rata-rata dan disesuaikan dengan tabel pada BWD

Bagan Warna Daun (BWD)

38

Rekomendasi pemupukan N varietas inbrida sistem tanaman pindah Musim Musim hasil rendah Musim hasil tinggi Sebelum 14 HST (kg urea/ha) 50 – 75 50 - 75 Setelah digunakan BWD (kg urea/ha) 50 -75 75 -100

PENETAPAN P TANAH SAWAH

+ + 0.5 g tanah 3 ml P-1 dan dikocok BAGAN WARNA 1 sendok kecil P2 dikocok merata Rendah Sedang Tinggi

Rekomendasi P Tanah Sawah:

Kelas status hara P tanah Rendah Sedang Kadar hara terekstrak HCl 25% (mg P 2 O 5 /100 g) < 20 20-40 Dosis rekomendasi (Kg SP36/ha) 100 75 Tinggi > 40 50

PENETAPAN K TANAH SAWAH

+ + + 0,5 g tanah 2 ml K1, dikocok merata 1 tetes K2, dan dikocok

Bagan Warna K

1 tetes K3, dan dikocok

Rendah Sedang Tinggi

Rekomendasi K Tanah Sawah:

Status hara K tanah Rendah Sedang Tinggi Dosis rekomendasi (Kg KCl/ha) Dengan Jerami 50 0 0 Tanpa Jerami 100 50 50

*

Diaplikasikan 2 kali (1/3 bagian saat tanam dan 2/3 bagian saat tanaman berumur 2-3 minggu)

PENETAPAN pH TANAH

+ 1 g tanah 4 ml pH-1 dan dikocok sampai merata Bagan Warna pH + 1-2 tetes pH2, digoyang perlahan SM M AM N AB B

Rekomendasi Pengelolaan Lahan/Tanaman Nilai pH <4 4-5 5-6 6-7 7-8 >8 Kategori Sangat masam Masam Agak masam Netral Agak basa Basa Rekomendasi Sistem drainase terputus Kapur 1-2 t/ha Pupuk N dalam bentuk Urea Sistem drainase konvensional Pupuk N dalam bentuk Urea Sistem drainase konvensional Pupuk N dalam bentuk ZA Pupuk N dalam bentuk ZA Pencucian garam

BAGAN WARNA

UJI P, K DAN pH Tanah Sawah

Rekomendasi pemupukan dengan pupuk tunggal atau majemuk Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (kg/ha) Kelas status hara tanah Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk P K Urea SP-36 KCl 15-15-15 Tambahan pupuk tunggal Urea 1) KCl Rendah BWD 100 100 250 40 Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang BWD 100 100 75 75 50 50 100 50 250 250 200 200 50 Tinngi Tinggi Rendah Sedang BWD 75 50 50 50 100 50 200 150 150 60 10 Tinggi 50 50 150 10 1) Pemupukan dasar Urea 75 kg/ha, pemupukan II dan III berdasarkan BWD - Tidak dipupuk 20-10-10 400 400 400 300 300 300 200 200 200 Tambahan pupuk tunggal Urea 1) KCl 30 70 50 -

Cara dan waktu pemupukan berimbang

Jenis pupuk Pupuk Dasar/ Saat tanam Pupuk Susulan I (3-4 MST) Pupuk susulan (6-7 MST) Tunggal Urea 75 kg/ha Tambahan urea berdasarkan BWD Berdasarkan BWD SP-36 KCl Majemuk NPK 15-15-15 Semua dosis SP-36 ½ dosis KCl ½ dosis KCl NPK 20-10-10 Semua dosis NPK 15-15-15 Tambahan urea berdasarkan BWD. Semua KCl tambahan Berdasarkan BWD Semua dosis NPK 20-10-10 Tambahan Urea berdasarkan BWD. Semua KCl tambahan Berdasarkan BWD

Sumber; Adiningsih.

REKOMENDASI PUPUK ORGANIK

Penggunaan pupuk organik sebagai: Pembenah tanah Suplemen pupuk buatan (an-organik) dengan dosis:  Jerami segar 5 ton/ha 

seluruh jerami insitu dikembalikan ke tanah

 Kompos/pupuk kandang 2 ton/ha

Kandungan Hara Pada Bahan/ Pupuk Organik

Jenis Pupuk Organik Jerami padi Kompos/ pupuk kandang Kandungan Hara dalam bahan (%) N P K 0.5

3 0.08

1 1.5

1

Dalan 5 ton jerami/ha  Dalam 2 ton pukan/ha  mengandung hara ≈ 20 kg Urea dan 50 kg KCl mengandung hara ≈ 50 kg Urea, 50 kg SP36, dan 20 kg KCl VUB membutuhkan + 100 kg N/ha ≈ > 15 ton jerami/ha

PEMUPUKAN PADI LAHAN RAWA

PERANGKAT UJI TANAH RAWA (PUTR)

Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) versi 1.0 adalah alat batu penetapan tingkat kemasaman tanah, kebutuhan kapur dan kadar hara tanah

Sulfat Masam Potensial (SMP)

dengan tipe luapan A dan B secara cepat di lapangan.

Pemupukan hara tanah berdasarkan Pemupukan N (BWD) Pemupukan P and K berdasarkan status hara status

Rekomendasi kebutuhan kapur

Bagan pH Tanah (PUTR) pH <3 3-4 4-5 5-6 Rekomendasi Kebutuhan Kapur 6-7 Tanaman Padi > 7 Rekomendasi kebutuhan kapur * (kg/ha) berdasarkan jumlah tetes < 4 4-8 >8 500 1.000

2.000

KK dengan daya netralisasi 100% menggunakan CaCO3. Jika menggunakan sumber kapur lain maka rekomendasi KK dikalikan faktor konversi (100% dibagi daya netralisasi kapur yang digunakan)

Rekomendasi Pemupukan Nitrogen (N)

Unsur hara N

Rendah Sedang Tinggi

Rekomendasi berdasarkan status hara (Urea kg/ha)

300 200 100

Cara pemberian: 1/3 bagian saat awal tanam, 1/3 bagian saat tanaman berumur 2-3 MST, 1/3 bagian saat tanaman berumur 4-5 MST

Rekomendasi Pemupukan Posfor (P)

Unsur hara P

Rendah Sedang Tinggi

Rekomendasi berdasarkan status hara (SP-36 kg/ha)

150 100 50

* Cara pemberian: satu kali pada waktu pemupukan dasar, **= Takaran pupuk SP-36 untuk tanah SMP dengan lapisan piryte FeS2 dengan tipe luapa A dan B

Rekomendasi Pemupukan Kalium (K)

Status Hara Rendah Sedang Tinggi Jerami (2,5 t/ha) Jerami Tanpa Jerami Tanpa Jerami Tanpa Rekomendasi KCl (kg/ha) 125 150 75 100 25 50

Kebutuhan Pupuk S Tanaman Padi

pH tanah > 6,5 6,0 – 6,5 > 6,0 Nilai uji S tanah (ekstraksi 0,5 M CaHPO4) < 10 ppm S > 10 ppm S 10 kg serbuk S/ha atau 50 kg ZA/ha sebagai pupuk dasar, menggantikan pupuk Urea 5 kg serbuk S/ha atau 20 kg ZA/ha, sebagai pupuk dasar pengganti pupuk dasar urea 20 kg ZA/ha, sebagai pupuk dasar menggantikan urea Tidak perlu diberi S Tidak perlu diberi S Tidak perlu diberi S

pH tanah > 6,5 6,0 – 6,5 > 6,0 Kebutuhan pupuk Zn Tanaman Padi Nilai uji Zn tanah (ekstraksi 1 N HCl) < 1 ppm Zn > 1 ppm Zn Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 1% ZnO4 selama 2 menit Tidak perlu diberi Zn 2,5 kg ZnSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 1% ZnO4 selama 2 menit 5 kg ZnSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Tidak perlu diberi Zn

pH tanah > 6,5 6,0 – 6,5 > 6,0

Kebutuhan Cu tanaman padi

Nilai uji Cu tanah (ekstraksi 1 N HCl) < 1 ppm Cu > 1 ppm Cu 2 kg CuSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar 1 kg CuSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Pemberian Cu melalui daun, yaitu 2 kg CuSO4 dilarutkan dalam 250 liter air/ha, lalu disemprotkan ke tanaman padi fase vegetatif akhir Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 5% CuSO4 selama 2 menit Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 5 % CuSO4 selama 2 menit, biasanya disatukan dengan ZnSO4 bila tanah kahat Zn Tidak perlu diberi Cu

REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI GOGO, JAGUNG DAN KEDELAI

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

Perangkat alat bantu analisis kimia tanah yang dapat dikerjakan dengan cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana untuk penetapan unsur fosfor (P), kalium (K), pH, kebutuhan kapur dan C organik tanah kering di lapang.

Penetapan Status P Tanah

sedang rendah tinggi

0.5 g tanah + + 3 ml P-1 dan dikocok 1 sendok kecil P2 dikocok merata

R S T

Bagan warna rekomendasi pemupukan

P Rekomendasi pupuk SP-36 (kg/ha) Bagan Warna Non Andisol Status P Jagung Kedelai Padi Gogo Rendah 250 300 200 Bagan Warna Andisol Sedang Tinggi Status P 175 100 Jagung 200 100 Kedelai 150 100 Padi Gogo Rendah Sedang 250 175 300 200 200 150 Tinggi 100 100 100

Penetapan Status K Tanah 0.5 g tanah

+ +

4 ml K-1 dan diaduk 2 tetes K 2 dan dikocok

+

2 ml K-2 Diamkan 5 menit

Rekomendasi Pemupukan K

Endapan Putih (menyerupai kabut)

Tidak ada

Status

K

Rendah Rekomendasi pupuk KCl (kg/ha) Jagung Kedelai Padi Gogo 100 150 100

Sedikit Ada

Sedang Tinggi 75 50 100 50 75 50

Diberikan 2 kali 1/3 bagian pada saat tanam dan ¾ bagian pada umur tanaman 3-4 MST

Penetapah

PH tanah

+ + 0.5 g tanah 4 ml K-1 dan diaduk 1-2 tetes pH-2 dan dikocok BAGAN WARNA pH TANAH

Bagan Warna Kategori Sangat masam PH <4 pH 4 – 5 Masam pH 5 -6 Agak masam pH 6 – 7 Netral pH 7 – 8 Agak basa pH > 8 Alkali

Penetapan Kebutuhan Kapur

pH terukur agak masam

+

kebutuhan kapur (tetes) dikocok

Rekomendasi Kebutuhan Kapur

Bagan warna Kategori Jumlah tetes Pereaksi Kebutuhan Kapur < 4 4-8 > 8 Netral (pH 6-7) Kebutuhan kapur (kg/ha) Kedelai Jagung 1.000

1.500

2.000

500 750 1.000 – 2.000

Penetapan C-organik Tanah

0.5 g tanah + + 1 ml C-1 dan diaduk 3 tetes C-2 jangan dikocok batas 3 cm

Rekomendasi Kebutuhan Bahan Organik Tinggi busa

< 2 cm > 2 cm

Status C-organik

Rendah Sedang - Tinggi

Rekomendasi (t/ha)

2 1 Jenis bahan organik: kompos jerami, pukan ayam/sapi/kambing

Rekomendasi kebutuhan pupuk Urea

1 2 3

No.

Jenis tanaman

Kedelai Jagung Padi gogo

+ BO Kg Urea/ha Tanpa BO

50 350 200 80 400 250 + diberikan 2 kali: 1/3 bagian pada saat tanam dan 2/3 pada umur tanaman 3-4 MST ** Apabila menggunakan pupuk hayati Rhizobium, maka dosis urea hanya diberikan sebagai starter 25 kg/ha