ITS-Undergraduate-14884-chapter1pdf

Download Report

Transcript ITS-Undergraduate-14884-chapter1pdf

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap merupakan salah
satu unit kilang minyak PT pertamina (persero) yang memiliki kapasitas
terbesar dan terlengkap fasilitasnya di tanah air. Kapasitas terpasang kilang
ini sebesar 348.000 barrel/hari. SRU merupakan salah satu kilang di
Pertamina RU IV Cilacap yang terdiri dari 5 unit. Yakni Unit 90, Unit 91,
Unit 92, Unit 93, Unit 94 dan Unit 95. SRU bekerja untuk mengolah gas
sisa dari berbagai unit yang dikeringkan lebih dahulu untuk kemudian
diolah untuk diambil sulphur, LPG dan condensate. Karena bila langsung
dibuang akan mengakibatkan polusi udara yang berbahaya bagi
lingkungan dan menyebabkan hujan asam dikarenakan kadar keasaman
yang tinggi dari polusi tersebut. Demi menjaga mutu lingkungan maka gas
sisa tersebut diolah semaksimal mungkin sehingga kandungan yang
berbahaya bisa seminimal mungkin yang dibuang.
Gas H2S merupakan salah satu bahan baku yang diolah oleh kilang
SRU menjadi Sulfur cair. Sedangkan gas H2S ini merupakan gas yang
sangat berbahaya, Selain selain flammable, gas H2S ini juga bersifat Toxic.
Konsentrasi H2S di udara maksimum yang dizinkan sesuai dengan
Occupational Safety and Health Association (OSHA) selama 8 jam kerja
adalah 10 ppm (part per million) volume. Menurut OSHA, batas exposure
jangka pendek (10 menit) untuk konsentrasi H2S adalah 15 ppm volume.
Konsentrasi H2S yang sangat rendah (<1 ppm) dapat segera terdeteksi oleh
manusia, dengan bau seperti telor busuk. Selanjutnya menghirup H2S
dengan konsentrasi rendah ini dapat menyebabkan tumpulnya indra
penciuman. Ketika konsentrasi gas H2S yang lebih tinggi timbul, maka gas
H2S tidak dapat terdeteksi oleh indra penciuman manusia dan dapat
menyebabkan kematian seketika.
1
Contoh kasus pada 26 Juli 2007,di wilayah Joint Operating Body
(JOB) Pertamina EP dan PetroChina EastJava di Blok Tuban Jawa Timur
sumur 5 meledak. Akibatnya, 12 orang dilarikan kerumah sakit karena
menghirup gas Hidrogen Sulfida (H2S). Tak kurang 2 ribu orang harus
mengungsi. Pada 18 september 2008, ada 11 orang pingsan keracunan
menghirup gas H2S yang bocor (sumber: http:// www. jatam. Org/226/35/)
Di PT. Pertamina (PERSERO) RU IV sudah menerapkan teknik
identifikasi bahaya terhadap SRU dengan menggunakan Formulir
Identifikasi Aspek dan Dampak K3LL Mutu dan Program Manajemen
Terpadu yang dianalisa berdasarkan TKO (Tata Kerja Organisasi) untuk
SRU di seluruh unit. Kelebihan yang dimiliki Formulir Identifikasi Aspek
dan Dampak K3LL Mutu dan Program Manajemen Terpadu ini yaitu
seluruh hazard yang terdapat di SRU sudah tertulis secara sistematis dan
terstruktur. Sehingga para Operator (pekerja) dapat mendapatkan informasi
mengenai bahaya yang terdapat di SRU dan dapat bekerja dengan aman.
Kelemahan dari Formulir Identifikasi Aspek dan Dampak K3LL Mutu dan
Program Manajemen Terpadu ini ialah tidak memberikan informasi secara
detail mengapa hazard bisa muncul.
Dalam hal ini penulis akan mengevaluasi bahaya yang sudah
terdapat dalam Formulir Identifikasi Aspek dan Dampak K3LL Mutu dan
Program Manajemen Terpadu tersebut menggunakan Cause-Concequense
Analysis. Salah satu alasan dipilihnya metode CCA yaitu karena dengan
CCA kita dapat mengetahui penyebab dasar dan konsekuensi dari suatu
bahaya potensial atau kecelakaan, karena CCA dapat menunjukkan
hubungan antara konsekuensi dan penyebab dasarnya.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang timbul untuk Evaluasi Bahaya
Pada Sulfur Recovery Unit (SRU) Menggunakan Cause-Consequense
Analysis di PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap ini ialah:
2
1.
Bagaimana Mengidentifikasi bahaya di Sulfur Recovery Unit yang
terdapat di
Formulir Identifikasi Aspek dan Dampak K3LL
Mutu dan Program Manajemen Terpadu PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU IV Cilacap menggunakan metode CCA (CauseConcequense Analysis)?
2.
Bagaimana mengetahui penyebab dasar timbulnya hazard yang
terdapat di Formulir Identifikasi Aspek dan Dampak K3LL Mutu
dan Program Manajemen Terpadu dengan menggunakan Metode
CCA?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya tugas akhir ini adalah
1.
Menganalisa bahaya di Sulfur Recovery Unit menggunakan metode
CCA (Cause- Concequense Analysis).
2.
Untuk mengetahui penyebab dasar timbulnya hazard dengan
menggunakan Metode CCA.
1.4
Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang akan dilakukan ini akan memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk melaksanakan upayaupaya pengendalian potensi bahaya di Sulfur Recovery Unit (SRU) PT.
PERTAMINA (PERSERO) RU IV sehingga dapat meminimalisir
angka kecelakaan kerja maupun Penyakit Akibat Kerja yang
kemungkinan bisa terjadi.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk Peningkatan mutu
pelaksanaan program-program keselamatan dan kesehatan kerja.
3
c. Dapat dijadikan sebagai suatu koreksi atau saran mengenai kondisi
perusahaan dan penerapan K3 di lapangan.
1.5
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada Tugas Akhir dengan judul Evaluasi Bahaya
Pada Sulfur Recovery Unit (SRU) Menggunakan Cause-Consequense
Analysis di PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap ini ialah
sebagai berikut:
a. Evaluasi bahaya meliputi Unit 91, Unit 92, Unit 93, Unit 94 dan Unit
95. Dimana pemilihan risk value berdasarkan nilai resiko yang
tertinggi untuk setiap Unitnya.
b. Pemilihan Risk Value pada Sulfur Recovery Unit (SRU) hanya Risk
Value yang sudah terdapat di Formulir Identifikasi Aspek dan Dampak
K3LL Mutu dan Program Manajemen Terpadu PT. PERTAMINA
(PERSERO) RU IV Cilacap.
4