Alergi – Imunologi Klinik

Download Report

Transcript Alergi – Imunologi Klinik

NUTRISI, IMUNITAS
DAN PENYAKIT AUTO
IMUN
Ns. HENDRI BUDI, S.Kep
Nutrisi dan Imunitas
Defisiensi
– Kalori  mudah terkena infeksi
– Protein  me  fagositosis (dengan zat
bakteriolisin)
– Vitamin dan mineral  thd sel T, B, makrofag,
neutrofil
Nutrisi yang berlebihan
– Mudah terkena infeksi
Gizi seimbang  imunitas baik
•
•
•
•
ZAT-ZAT NUTRISI ?
BASAL METABOLISME RATE (BMR)
KEBUTUHAN KALORI /ZAT NUTRISI ?
KEP ? KEKURANGAN ENERGI
PROTEIN
• MARAMUS/ KWARSIOKOR
JENIS-JENIS LEUKOSIT
(HITUNG JENIS LEUKOSIT)
•
•
•
•
•
•
NETROFIL
BASOFIL
EUSINOFIL
LIMFOSIT
MONOSIT
INFEKSI -- LEUKOSITOSIS (n ; 6000
S.D 10.000/MM3
Pengaruh defisiensi vitamin dan mineral
terhadap imunitas
Vitamin
A
Thiamin
Riboflavin
B6
B12
Biotin
Asam pantotenat
Asam folat
C
D
E
Niasin dan triptofan
Sel T
Sel B
+++
+++
++
++
+++
+
+++
+++
+++
+++
++
++
Makrofag
Neutrofil
++
+
++
++
++
++
++
++
++
++
Pengaruh defisiensi vitamin dan mineral
terhadap imunitas
Mineral
Seng
Besi
Tembaga
Magnesium
Selenium
Sel T
Sel B
+++
+++
+
Makrofag
Neutrofil
++
+++
++
++
++
++
• BERAT BADAN IDEAL
(TB – 100) – (10% (TB – 100) )
• BERAT BADAN NORMAL ?
10 % BBI ------ < BBI >------ 10 % BBI
Pengaruh pemberian nutrisi
berlebihan terhadap imunitas
Status gizi
Imunitas
Obesitas
Hiperkolesterolemia
Peningkatan asam lemak tidak jenuh
Menurunkan kemampuan imunitas seluler.
Menurunkan fungsi limfosit.
Menurunkan kemampuan rejeksi graf.
Menekan hipersensitivitas tipe lambat.
Menurunkan respon transformasi blast sel T.
Menurunkan kemampuan fagositosis.
Hiperlipoproteinemia
Hiperglikemia
Masalah Gizi
Perawat
Pasien
Keluarga
Masyarakat
Permasalahan
- Gizi kurang
- Gizi lebih
- Therapeutic Nutrition
Perilaku yang Tidak Sehat
1. Merokok
2. Minum alkohol
3. Makan makanan yang mengandung lemak
tinggi
4. Hubungan seks yang tidak aman
5. Dan lain-lain
Penyakit dan Imunitas
Beberapa penyakit menurunkan imunitas
1. Infeksi Virus


Sementara: influenza, herpes, morbili, CMV
Lama dan progresif: HIV
2. Kanker

Keadaan lanjut  menjadi lebih nyata
3. Penyakit Kronik

DM, sirosis hati, GGK, TB, lepra
Pathmakanthan S., Hawkey CJ. Story process in gastrointestinal tract. 2000
Pathmakanthan S., Hawkey CJ. Story process in gastrointestinal tract. 2000
Schematic representation of Three Main
Components of Mucosal Immune Defense
Miller K., Nicklin S. Immunology of the Gastrointestinal Tract Vol 1. 1987
Status Imun pada Usia Lanjut
Produksi mucus menurun
Antibodi pada airmata menurun
Mekanisme batuk menjadi tak efektif
Gangguan pengaturan suhu
Perubahan Fungsi sel Limfosit T
Produksi IL-2 menurun
Respons imun humoral menurun
Kadar antibody serum menurun
Peningkatan produksi otoantibodi
Peningkatan Faktor Rematoid
Peningkatan antibody antinuclear
Peningkatan kompleks imun
AUTOIMUN DISEASE
:
Reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri.
Kehilangan toleransi diri (self tolerance) menyebabkan
sel-sel sistem imun mengenal antigen tubuh sendiri
sebagai asing.
A. Penyakit autoimun organ
B. Penyakit Autoimun Sistemik.
AUTOIMUN DISEASE
A. Penyakit autoimun organ
1. Autoimune hemolytic anemia (AHA)
2. Tyroiditis Hashimoto.
3. Penyakit Grave
4. SINDROM SJOGREN.
5. Polimiositis / dermatomiositis
B. Penyakit Autoimun Sistemik.
AUTOIMUN DISEASE
Penyakit autoimun organ.
1. Autoimune hemolytic anemia (AHA)
: ok destruksi oleh antibodi terhadap antigen pada
permukaan erythrosit (autoantibodi antierytrosit)
2. Tyroiditis Hashimoto.
- Sebagian besar eutiroid, tetapi dapat juga hipotiroid /
hipertiroid.
- Dijumpai :
• Autoantibodi anti tiroglobulin.
• Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam
kelenjar  membentuk folikel limfoid
3. Penyakit Grave
: Toxic goiter /exopthalmic goiter
- dijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator : LATS /
TSAb = Thyroid Stimulating AB) terhadap reseptor (TSH)
pada permukaan tiroid  merangsang kelenjar tiroid. = T3 dan
T4 >>>.
4. SINDROM SJOGREN.
- ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia
(mulut kering)
- 40 % : bentuk primer
60 % berhubungan : RA, SLE, skleroderma, (darah = RF,
ANA).
- PA : infiltrasi sel B, sel T periductal lacrimal + hiperplasi ep +
obstruksi lumen  atrofi asiner, fibrosis dan perlemakan
5. Polimiositis / dermatomiositis
- Poliomisitis : peradangan otot skelet diperantarai kel.
Imunologik.
- Klinik : kelemahan otot bil. Simetrik (kas : prox > dulu)
- Ok kerusakan serabut otot oleh sel T sitotoxic yang memasuki
dan mengitari serabut otot.
II. Penyakit Autoimun Sistemik
1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
- Penyakit demam sistemik, kronik, berulang, dengan gejala
berhubungan dengan semua jaringan (terutama sendi, kulit,
membran serosa)
- Perjalanan klinis bervariasi
• Kadang gejala minimal  sembuh tanpa pengobatan.
• Sebagian besar : kambuh berulang  remisi : dapat
dipertahankan dengan imunosupresan.
• Ketahanan hidup 10 tahun = + 70 %
Imunopatogenesis, Penatalaksanaan
dan Asuhan Keperawatan
Definisi
SLE adalah penyakit peradangan kronik
multisistem yg dihubungkan dg
ketidaknormalan sistem imun. SLE
berpengaruh pd kulit, persendian &
membran serosa (pleura, perikardium),
jantung, ginjal, sistem hematologi &
neurologi (Lewis et al, 2004)
Lupus eritematosus sistemik (LES)
Penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ
dengan manifestasi klinis yang bervariasi dari yang
ringan sampai berat . Pada keadaan awal, sering
sekali sukar dikenal sebagai LES, karena
manifestasinya sering tidak terjadi bersamaan.
Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui ada
dugaan faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut
berperan pada patofisiologi LES
Penyakit Autoimun/hilangnya toleransi
Reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan sendiri
Antigen tersebut disebut autoantigen sedang
antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi
Lupus eritematosus sistemik (LES)
Penyakit autoimun yang melibatkan
berbagai organ dengan manifestasi klinis
yang bervariasi
Ringan
Berat
Spektrum
penyakit autoimun
Organ Spesifik
Non Organ Spesifik
Tiroiditis Hashimoto
Miksedem primer
Tirotoksikosis
Anemia pernisiosa
Gastritis atrofi autoimun
Penyakit Addison
Menopause prematur
Diabetes juvenil
Sindrom Goodpasture
Miastenia gravis
Infetrilitas pada pria
Pempigus vulgaris
Pempigoid
Oftalmia simpatis
Uveitis phacogenic
Multipel sklerosis (?)
Anemia hemolitik autoimun
Purpora trombositopenik idiopatik
Leukopenia idiopatik
Sirosis biliar primer
Hepatitis kronis aktif dengan HBsAg negatif
Srosis kreptogenik
Kolitis ilseratif
Sindrom sjoren
Artritis reumatoid
Dermatomiositis
Skleroderma
LE diskoid
Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Perbadaan antara penyakit
autoimun organ spesifik - non organ spesifik
Non-organ Spesifik
Antigen
Tersebar di seluruh tubuh
Kerusakan
Penimbunan komplek sistemik
terutama dalam ginjal, sendi dan
kulit
Tumpang tindih
Dengan antibodi nonorgan
spesifik dan
penyakit lain
Organ Spesifik
Terdapat didalam alat
tubuh tertentu
Antigen dalam alat tubuh
Dengan antibodi organ
spesifik dan penyakit lain
Wanita > laki-laki
Autoantibodies noted in SLE and their clinical relevance
Antigen
Side
Nucleus
ds-DNA
ss-DNA
U1-RNP
Sm
Histones
SSB/La
SSA/Ro
PCNA
Ribosomal P-protein
Cytoplasm
Cell membranes Red cells
White celts
Platelets
Phospholipid
Clinical features
Characteristic of SLE/nephritis
Non-specific
Present in a variety of connective tissue
disease including SLE, mixed connective
tissue disease and overlap syndromes
(myositis, sclerodactyly, Raynaud's)
Characteristic of SLE
Present in drug-related lupus
Presence associated with decreased
nephritis
Present in a number disorders, including
SLE, Sjogrens syndrome, congenital heart
block, neonatal lupus
Presence characteristic of SLE
Psychosis, depression
Coomb's positive haemolytic anemia
Lymphopenia
Thrombocytopenia- •
Thrombosis, recurrent abortions
Gambaran klinis LES
Limphadenopati
12-50%
SSP
20%
Kelelahan
90%
Hepotomepali/
Splenomegali
20%
Panas lama
80-82%
BB turun
60%
Artritis/Artralgia
90%
Kulit
50-58%
LES
Sal cerna
18%
Paru
38%
Hematologi
50%
Jantung
48%
Vaskulitis
Ginjal
50%
LES dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :
Kelompok ringan
Termasuk pada kelompok ini ialah : panas , artritis, perikarditis
ringan, efusi pleura / perikard ringan, kelelahan dan sakit kepala.
Kelompok berat
Termasuk pada kelompok ini ialah : efusi pleura dan perikard
masif, penyakit ginjal, anemia hemolitik, trombositopenia, lupus
serebral, vaskulitis akut, miokarditis, lupus pneumonitis dan
perdarahan paru.
Keuntungan pembagian ini ialah untuk menentukan dosis steroid
atau obat lainnya.
Faktor pencetus/eksaserbasi
Procainamid
Hidralazin
Obat : Metildopa
CPZ
Keguguran
Kehamilan
Sinar UV
(320-400 nm)
LES
Infeksi
Tindakan
pembedahan
Tanda dan Gejala
• Keluhan umum adalah demam, penurunan
BB, arthralgia, kelemahan yang berlebihan.
• Dermatologi
• Lesi pembuluh darah di kulit dapat timbul
di semua lokasi, namun paling sering di
area kulit yang terpapar sinar matahari.
Reaksi kulit yang berat dapat terjadi pada
orang yang fotosensitif
• Tanda rash kupu2 didaerah pipi, melewati area
hidung dialami oleh 50% pasien dg SLE
• Ulser pada mulut atau membran nasopharing tjd
lebih dari ½ pasien dg SLE.
• Umum terjadi: gatal pd kulit kepala & rambut
rontok, kebotakan (alopesia) dengan atau tanpa
lesi pada kulit kepala.
• Rambut dapat tumbuh kembali selama masa
penyembuhan, tapi kehilangan rambut dapat
menjadi permanen di sekitar lesi.
• Kulit kepala menjadi kering, bersisik & atrofi.
Gambar.: Rash berbentuk seperti
kupu-kupu pada penderita SLE
Oral Ulcers
Photosensitivity
Discoid Lupus
Discoid Lupus
Small Vessel
Vasculitis
Erythematous Rash
Muskuloskeletal
• Polyarthralgia dengan kekakuan di pagi hari
merupakan keluhan pertama klien.
• Arthritis dialami oleh >90% pasien dg SLE.
• Lupus yg dihubungkan dengan arthritis
umumnya tidak erosif tapi dapat
menyebabkan deformitas seperti terlihat
bentuk leher angsa pada jari2 &
penyimpangan ulnar.
Cardiopulmonal
• Takipnea & batuk pada pasien dengan SLE
menandakan adanya gangguan pada paru.
• SLE dapat mempercepat terjadinya CAD &
risiko perkembangan CAD juga meningkat.
Ginjal
• Lupus Nefritis (LN) terjadi pada sekitar
50% pasien SLE.
• Manifestasi LN bervariasi dari proteinuria
ringan sampai berat, glomerulonefritis yang
terus berkembang.
• Hampir semua pasien SLE menunjukkan
ketidaknormalan jaringan renal pada hasil
biopsi renal atau hasil otopsi.
Sistem Syaraf
• Dapat terjadi neuropati perifer yang mengarah
kepada defisit sensori & motorik bahkan
sindrom otak organik akibat dari endapan
komplek imun diantara jaringan otak, yg
dikarakteristikkan dengan gangguan proses
pikir, disorientasi, defisit memori & gejala
psikiatrik seperti depresi berat & psikosis →
susah membedakan neuro psikiatrik akibat SLE
dr masalah neurologik yg disebabkan oleh non
SLE/penyebab lain.
• Stroke atau meningitis aseptik terjadi
Hematologi
• Pembentukan antibodi dalam melawan sel2
darah seperti eritrosit, leukosit, trombosit &
faktor2 pembekuan merupakan ciri2 dari
SLE anemia, leukopenia ringan,
thrombositopenia muncul pd klien dengan
SLE.
Infeksi
• Pasien dengan SLE memiliki kerentanan yg
tinggi terhadap infeksi, kemungkinan b.d
kerusakan pada kemampuannya
memfagositosis serbuan bakteri.
• Infeksi yang paling umum terjadi adalah
pneumonia disertai dengan inflamasi
penyebab utama kematian.
• Demam hal serius yang merupakan awal
gejala infeksi.
Pemeriksaan Diagnostik
•
•
•
•
•
•
•
•
Antibodi anti-DNA
Antibodi anti-Sm
Antibodi antinuklear (ANA)
Jumlah sel darah lengkap
Urinalysis
X-ray pada persendian yang terpengaruh
X-ray dada
Pemeriksaan ECG untuk menetapkan keterlibatan
ekstraartikuler
Pengkajian Keperawatan
• Data subyektif
• Informasi kesehatan yang penting
– Riwayat kesehatan yang lalu: paparan terhadap
radiasi ultra violet, obat-obatan, bahan-bahan
kimia, infeksi virus; stres fisik atau psikologis;
adanya pernyataan peningkatan aktifitas estrogen,
meliputi lebih awalnya periode menstruasi,
kehamilan dan periode post partum; pola
penyembuhan dari penyakit dan serangan penyakit.
Riwayat Pengobatan
Penggunaan obat kontrasepsi oral,
Procainamide (Pronestyl), Hydralazie
(Apresoline), Isoniazid (INH), obatobat anti serangan, antibiotik-antibiotik
(ada kemungkinan mempercepat
timbulnya gejala SLE); Kortikosteroid,
NSAID.
Pola kesehatan fungsional
– Persepsi kesehatan – manajemen kesehatan:
riwayat keluarga yang menderita penyakitpenyakit autoimun; seringnya mengalami
infeksi; kelemahan.
– Nutrisi – metabolik: penurunan berat badan,
ulser pada mulut dan hidung; mual dan
muntah; xerostomia (kekeringan kelenjar
saliva), disfagia; fotosensitif disertai timbulnya
rash; seringnya mengalami infeksi.
– Eliminasi: penurunan output urine; diare atau
konstipasi.
– Aktifitas latihan: kekakuan di pagi hari;
pembengkakan sendi dan deformitas; nafas
pendek, dyspnea; kelelahan yang berlebihan.
– Istirahat – tidur: insomnia.
– Persepsi – kognitif : gangguan penglihatan;
vertigo; sakit kepala; polyarthralgia; nyeri
dada (perikardial, pleuritik); nyeri abdomen;
nyeri persendian; nyeri, berdebar, rasa dingin
pada jari-jari disertai dengan mati rasa dan
rasa geli (tingling).
– Seksual – reproduksi: amenorhea,
periode menstruasi yang tidak teratur.
– Mekanisme koping – toleransi stres:
depresi, menarik diri.
Data obyektif
• Umum: demam, limpadenopati, edema pada
periorbital
• Integumen: alopesia; kering, kulit kepala
bersisik; keratokonjunctivitis, ruam
berbentuk seperti kupu-kupu pada wajah;
eritema pada telapak tangan, urtikaria,
periungual eritema, purura atau petekiae;
ulser pada kaki.
• Pernafasan: pleural friction rub, penurunan
suara nafas.
• Kardiovaskuler: vaskulitis; pericardial
friction rub; hipertensi, edema, aritmia,
murmur, pucat dan sianosis bilateral dan
simetris didaerah jari-jari (fenomena
Raynaud’s).
• Pencernaan: ulser pada mulut dan faring;
splenomegali.
• Persarafan: kelemahan wajah, neuropati
perifer, edema pada papil, disartria,
bingung, halusinasi, disorientasi, psikosis,
timbulnya serangan, afasia, hemiparese.
• Muskuloskeletal: miopati, miositis, artritis.
• Perkemihan: proteinuria.
• Kemungkinan-kemungkinan ditemukan:
anti-DNA, Sm dan antibodi antinuklear
(ANA); anemia, leukopenia,
trombositopenia; peningkatan nilai endapan
eritrosit (ESR); sel LE prep positif;
peningkatan serum kreatinin; mikroskopik
hematuria, adanya cetakan sel dalam urine;
hasil pemeriksaan x-ray dada terdapat
perikarditis atau efusi pleura.
Diagnosa Keperawatan yang
mungkin muncul
• Kelemahan berhubungan dengan proses penyakit
yang dimanifestasikan oleh kekurangan energi,
ketidakmampuan mempertahankan aktifitas
sehari-hari
• Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
dan ketidakadekuatan ukuran rasa nyaman yang
dimanifestasikan dengan keluhan nyeri pada
persendian
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
fotosensitif, rash pada kulit dan alopesia
• Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
arthralgia, kelemahan dan kelelahan
• Ketidakefektifan
manajemen/penatalaksanaan regimen
terapeutik berhubungan dengan kurang
pengetahuan dari pengobatan penyakit
jangka panjang.
Penatalaksanaan Lupus eritematosus sistemik,
yang akan dibagi dua kelompok yaitu :
Penatalaksanaan umum
Pengobatan farmakologis
Kelelahan
Sinar matahari
Diet
Cuaca
Penatalaksanaan
Umum
Merokok
Kontrasepsi oral
Stres dan
trauma fisik
Penatalaksanaan umum.
Kelelahan
- 50 % mengeluh lelah
- Harus dibedakan apakah derajat sakit atau
penyerta penyakit lain
Penglepasan sitokin karena proses inflamasi
Cukup istirahat
Batasi aktivitas
Merubah gaya hidup
Merokok
Wanita lebih banyak dari laki-laki 6:1
Umumnya tidak merokok
Bila merokok akan mengurangi oksigenisasi
karena pengecilan pembuluh darah
Hindari rokok/merokok
Cuaca
 di Indonesia 2 musim
sering sekali cuara mempengaruhi keluhan artritis
oleh karena aktivitas inflamasi yang berlebih
Hindari perubahan cuaca
yang mendadak
Stres dan trauma fisik
 perubahan emosi dan trauma fisik dapat
mempengaruhi sistem imun engan cara :
Penurunan mitigen limposit
Menurunkan fungsi sitotoksit limposit
Menaikan aktifitas sel NK
Trauma fisik dan stress dihindari
untuk meningkatkan ketahanan
tubuh
Diet
Minyak ikan (fish oil) yang mengandung
eicosapentanoic acid dan docosahexanoid acid dan
dapat menghambat
Agresi trombosit
Leukotrin
5 - lipoxygenase
Sel monosit
Polimorphonuklear
Sinar matahari(Sinar Ultra Violet)
 Sinar ultra violet mempunyai 3 gelombang
 2 dari 3 gelombang yaitu 320 – 400 nm
berperan dalam proses phototoksik
 Paling banyak pada jam 10 pagi sd 3 sore
Hindari pemaparan langsung jam
tersebut
Kontrasepsi oral
 Semua obat dengan estrogen tinggi memperberat
lupus
 Bila sangat diperlukan harus diberikan dengan kadar
ekstrogen yang rendah
Hindari kontrasepsi oral
Pilihan IUD
Pengobatan LES
Kortikosteroid
Prednison
Metilprednosolon
Imunosupresif
Azathioprin
Methotrexat
Siklophospamid
Plasmapheresis
Imunoterapi
Pengobatan farmakologis
Steroid sistemik
• Pemilihan steroid harus dipilih oleh karena
akan dipakai jangka panjang
•Perlu diketahui derajat sakitnya
Dosis : 1- 1,5 mg /kg berat badan dalam dosis terbagi
Beberapa kerusakan organ yang sering
ditemukan :
Anemia hemolitik autoimun
Trombositopenia otoimun
Vaskulis sistemik akut
Perikarditis
Miokarditis
Efusi pleura
Lupus pneumonitis
Lupus serebral
TERIMA KASIH
TUGAS
•
•
•
•
•
•
•
FUNGSI HORMON TIROKSIN
HIPERTIROID
HIPOTIROID
T3 T4, BERAPA NILAI NORMAL ?
ZAT-ZAT NUTRISI ?
BASAL METABOLISME RATE (BMR)
KEBUTUHAN KALORI /ZAT NUTRISI ?
• KEP ? KEKURANGAN ENERGI PROTEIN
• MARAMUS/ KWARSIOKOR