Handout Penologi Part 1-3

Download Report

Transcript Handout Penologi Part 1-3

Pengertian Penologi ?
Penologi diambil dari asal kata
“Penal”yang artinya Hukuman/pidana
dan “Logos” yang artinya Ilmu
pengetahuan, jadi Penologi berarti Ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang
perkembangan pidana/pemidanaan atau
penghukuman.
Sutharland
memperluas pengertian penology ini mencakup
juga tentang kebijakan penalisasi serta usahausaha pengendalian kejahatan baik represif
maupun prefentif.
OBYEK STUDI PENOLOGI.
Obyek studi Penologi meliputi:
 Jenis pidana; (peraturan/kebijakan)
 Tujuan pemidanaan; (pelaku)
 Efektifitas pemidanaan; (masyarakat)
 Dampak pemidanaan;(pelaku)
Hukum Pidana
Apa ?
Siapa ?
Bagaimana ?
Perbuatan Apa yang dikatakan Tindak
pidana
Siapa Yang dapat dikatakan
sebagai Pelaku
Bagaimana Cara
Memproses pelaku
jika terjadi tindak
pidana
Hukum Pidana
Materiil
Hukum Pidana
Formil
Posisi Penologi dalam Hukum
Pidana.
Penologi
Masuk Rumpun
Hukum Pidana
Hukum Pidana
Penologi
Rumpun
Hukum Pidana
Victimologi
Kriminologi
Kriminologi
Mengapa ?
Bagaimana ?
Kriminologi
Mengapa manusia Melakukan
Kejahatan/Tindak pidana
Bagaimana Cara
Menanggulanginya Melalui
Kebijakan Kriminal
(Criminal Policy)
IP yang mempelajari tentang seluk beluk
kejahatan dan upaya
penanggulangannya
Viktimologi
Siapa
korban?
Mengapa Korban
Perlu di Lindungi
Bagaimana Caranya
Melindungi Korban
Victimologi= IP yangmempelajari tentang
korban
Penologi
Apa Tindakan yang tepat Untuk
memperlakukan pelaku
Bagaimana Tindakan perlakuan terhadap korban
itu dapat berlaku Efektif
IP Tentang Perkembangan
Pemidanaan dan kebijakan
pemidanaan
POSISI PENOLOGI DALAM PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
Social Welfare
Policy
Posisi
Penologi
dan
Victimologi
Social Policy
Posisi
Kriminologi
Social
Defence
Policy
Goal
SW/SD
Formulasi
Penal
Criminal
Policy
Aplikasi
Eksekutif
Non Penal
POSISI PENOLOGI DALAM HUKUM PIDANA
SANGAT STRATEGIS, KARENA PENOLOGI
SANGAT MENENTUKAN BERHASILNYA
PEMBERIAN SANKSI KEPADA PELAKU.
SANKSI APA YANG TEPAT UNTUK PELAKU ?
SERTA BAGAIMANA PELAKSANAANNYA
DALAM HUKUM PIDANA MENJADI SASARAN
ILMU PENOLOGY.
RESTORATIF JUSTICE MODEL
RETRIBUTIF JUSTICE
MODEL
1.Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seseorang
terhadap orang lain, dan diakui sebagai konflik.
Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran terhadap
Negara, hakekat konflik dari kejahatan dikaburkan dan
ditekan.
1.Titik perhatian pada pemecahan masalah
pertanggungjawaban dan kewajiban pada masa depan.
Perhatian diarahkan pada penentuan kesalahan pada masa
lalu (sesuatu yang sudah terjadi)
1.sifat normative dibangun atas dasar dialog negosiasi.
Hubungan Para pihak bersifat perlawanan, melalui proses
yang teratur dan bersifat normative.
1.Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak,
rekonsiliasi dan restorasi sebagai tujuan utam.
Penerapan penderitaan untuk penjeraan dan pencegahan
1.keadilan dirumuskan sebagai hibungan hak, dinilai atas
dasar hasil.
Keadilan dirumuskan dengan kesengajaan dan dengan
proses.
1.Sasaran perhatian pada perbaikan kerugian social
Kerugian social yang satu digantikan oleh yang lain
1.masyarakat merupakan fasilitator didalam proses
restorative.
Masyarakat berada pada garis samping dan ditampilkan
secara abstrak oleh Negara
1.Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik
dalam masalah maupun penyelesaian hak-hak dan
kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk
bertanggungjawab.
Aksi diarahkan dari Negara pada pelaku tindak pidana,
korban harus pasif
1.Pertanggungjawaban sipelaku dirumuskan sebagai
dampak pemahaman terhadap perbuatan dan untuk
membantu memutuskan yang terbaik.
Pertanggungjawaban sipelaku tindak pidana dirumuskan
dalam rangka pemidanaan.
1.Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh,
moral, social dan ekonomis
Tindak pidana dirumuskan dalam terminology hukum yang
bersifat teoritis dan murni tanpa dimensi moral, social dan
ekonomi.
1.stigma dapat dihapus melalui tindakan restoratif
Stigma kejahatan tak dapat dihilangkan