TANAMAN KUBIS

Download Report

Transcript TANAMAN KUBIS

TANAMAN KUBIS
By Rahmawati Arsyad
Keluarga kubis-kubisan
memiliki jenis yang cukup
banyak. Yang lazim
ditanam di Indonesia,
antara lain kubis, kubis
bunga, brokoli, kubis tunas,
kubis rabi, dan kale. Jenis
kubis-kubisan ini diduga
dari kubis liar Brassica
oleracea var. sylvestris,
yang tumbuh di sepanjang
pantai Laut Tengah, pantai
Inggris, Denmark, dan
sebelah Utara Perancis
Barat
• Kubis liar tersebut ada yang
tumbuh sebagai tanaman
biennial dan ada juga yang
perenial. Kubis yang telah
dibudidayakan dibuat menjadi
tanaman annual. Untuk
memperoleh bijinya, kubis
tersebut dibiarkan tumbuh
sebagai tanaman biennial.
Sayuran ini dapat ditanam di
dataran rendah maupun di
dataran tinggi dgn curah hujan
rata-rata 850-900 mm
• Daunnya bulat, oval, sampai
lonjong, membentuk roset akar
yang besar dan tebal, warna daun
bermacam-macam, antara lain
putih (forma alba), hijau, dan merah
keunguan (forma rubra). Awalnya,
daunnya yang berlapis lilin tumbuh
lurus, daun-daun berikutnya
tumbuh membengkok, menutupi
daun-daun muda yang terakhir
tumbuh. Pertumbuhan daun
terhenti ditandai dengan
terbentuknya krop atau telur
(kepala) dan krop samping pada
kubis tunas (Brussel sprouts)
• Selanjutnya, krop akan pecah dan
keluar malai bunga yang bertangkai
panjang, bercabang-cabang, berdaun
kecil-kecil, mahkota tegak, berwarna
kuning. Buahnya buah polong
berbentuk silindris, panjang 5-10 cm,
berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4
mm, berwarna cokelat kelabu. Umur
panennya berbeda-beda, berkisar dari
90 hari sampai 150 hari. Daun kubis
segar rasanya renyah dan garing
sehingga dapat dimakan sebagai lalap
mentah dan matang, campuran salad,
disayur, atau dibuat urap. Kubis dapat
diperbanyak dengan biji atau setek
tunas.
BUDIDAYA TANAMA KUBIS
1. Sebelum Tanam
Varietas
• Pemilihan varietas untuk pertanaman
merupakan langkah awal dalam
pelaksanaan budidaya tanaman
sehingga dalam pemilihan ini benarbenar dilaksanakan dan dipikirkan
apa yang akan ditanam.
Waktu Tanam
• Setiap saat, tetapi untuk musim
kemarau, serangan hama akan lebih
banyak.
• Bibit sudah berumur kira-kira 3
minggu
Persiapan lahan
• 2 hari sebelum tanam, tanah yang
sudah diolah mulai di bedeng-bedeng
dengan ukuran bedengan 1 m. Bagian
yang akan dibuat timbunan ini
berguna untuk menutup pupuk
kandang yang ditaburkan diatas
bedengan.
• Tanah di atas bedengan harus benarbenar gembur. Untuk itu tanah olah
harus dicangkul kembali sehingga
bongkahan (lungko) menjadi lebih
kecil.
• Taburkan pupuk kandang di atas
tanah, kemudian tutup dengan lapisan
tanah setebal 10 cm.
Persemaian
•
•
•
•
•
Buatlah petakan dengan ukuran 1 x 3 m,
setinggi 30 cm.
Campurkan pupukkandang yang benarbenar matang kedalam petakan
tersebut.
Biarkan 3-4 hari supaya tanah terkena
sinar matahari langsung. Bersihkan
gulma yang mulai tumbuh.
Pasang naungan dari daun pisang atau
daun kelapa supaya tanaman tidak
terkena sinar matahari atau hujan
secara langsung.
Pemeliharaan persemaian yang
terpenting adalah penyiraman. Siramlah
persemaian setiap pagi dan sore
dengan menggunakan gembor yang
halus. Atau alirkan air kedalam parit
yang mengelilingi petakan. Jika terlihat
ada serangan jamur, yaitu busuk
pangkal batang, segera buang tanaman
yan terserang.
Waktu Tanam
• Tanamlah bibit kubis yang sudah siap dari persemaian (setelah berumur 34 minggu) dengan jarak tanam 60 x 70 cm, dengan cara memasukkan
benih kubis ke dalam lubang yang sudah dibuat, kemudian tutuplah
dengan tanah.
• Berikan pupuk dasar 5 gram TSP/SP 36 dan 5 gram KCL per tanaman
dengan cara ditugalkan di sebelah lubang tanam.
2. Setelah Tanam
Awal Pertumbuhan (0 – 15 hari)
• Setelah bibit ditanam di lapang, segera disiram dan diberi naungan, bias
dengan batang pisang, bisa juga dengan daun-daunan yang lain supaya
tanaman tidak layu.
• Penyiraman dilakukan setiap sore sampai tanaman benar-benar hidup.
• Tanaman yang mati disulam.
• Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari, 1
gram Urea pertanaman, dengan cara ditunggalkan 5 cm dari tanaman.
• Pengendalian hama secraa mekanis “pithesan”, yaitu mengambil hama
yang ada kemudian dipencet dngan jari.
Fase Pembentukan daun (15 – 35 hari)
• Penyiangan pada saat tanaman berumur 34 hari
• Penambahan 5 g urea/tanaman saat umur 35 hari.
• Pertumbuhan tanaman pada fase ini sangat penting karena akan
mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya.
• Pengendalian hama dengan cara “pithesan”
Fase Pembentukan telur (35 – panen)
• Peka terhadap serangan penyakit dan ulat jantung kubis
• Pengendalian hama dengan cara “pithesan” , yaitu dengan mengambil
hama yang ada kemudian dibunuh.
• Jika telur kubis sudah keras dan masif, siap untuk dipanen.
3. Hama Tanaman Kubis
•
•
•
•
Ulat tritip/ulat daun (Plutella xylostella)
Ulat krop/jantung kubis (Crocidoomia binotalis)
Ulat Grayak (Spodoptera Litura)
Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon)
JENIS-JENIS KUBIS
• Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L) Daunnya membentuk krop
(telur) dan berwarna putih sehingga sering disebut kubis telur atau kubis
putih.
• Kubis Kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C) Daunnya tidak
membentuk krop dan berwarna hijau.
• Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C) Tunas samping dapat
membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat beberapa krop
kecil.
• Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L) Jenis ini bakal bunganya
mengembang, merupakan telur yang berbentuk kerucut dan berwarna putih
kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.
SYARAT TUMBUH
• Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air
(sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
• Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan
tumbuh baik pada ketinggian 1000 – 2000 dpl serta beberapa jenis
misalnya KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.
PENGOLAHAN TANAH
• Pencangkulan tanah dilakukan sebanyak 2 kali, pencangkulan pertama
sedalam 30 cm, kemudian dibiarkan dahulu untuk mendapat sinar
matahari selama 7 – 10 hari. Baru setelah itu dicangkul untuk kedua
kalinya sekaligus diberi pupuk kandang sebanyak 15 – 20 ton /ha dan
dibuatkan bedengan selebar 120 cm, panjang 3 – 5 meter.
PENANAMAN
• Tanaman kubis diperbanyak
dengan biji. Biji harus disemai
terlebih dahulu dengan
ditabur dalam barisan dengan
jarak 5 cm. Kebutuhan benih
150 – 300 gr/ha.
• Bibit kubis yang telah berumur
1 bulan dipindahkan ke
bedengan dengan jarak 50 x 60
cm.
PEMELIHARAAN
Pemupukan:
• Pada waktu berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam diberikan pupuk
buatan urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha.
Gulma:
• Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau dengan
menggunakan herbisida.
H a m a:
• Hama ulat kubis (Plutella maculipennis), dikendalikan dengan Diazinon
atau Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu.
Sedangkan ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil
13 cc/1 air.
Penyakit:
• Penyakit busuk akar yang disebabkan
Rhizoktonia sp dapat dikendalikan dengan
bubur Bordeaux atau fungisida yang
dianjurkan. Sedangkan penyakit penting
lainnya adalah busuk hitam (Xanthomonas
campestris) dan busuk lunak bakteri Erwinia
carotovora dan penyakit pekung Phomalincran
penyakit kaki gajah (Plasmodiophora brassicae)
belum dapat diatasi. Bila ada tanaman yang
terserang segera dicabut lalu dibakar. Pengaruh
Berbagai Macam Pupuk Organik dan Dosis
Pengapuran terhadap Perkembangan Penyakit
Akar Bengkak (Plasmodiophora brassicae
Woronin) pada Tanaman Kubis.
•
Mengatahui pengaruh interaksi antara berbagai macam pupuk organik dan dosis
pengapuran pada budidaya tanaman kubis terhadap perkembangan penyakit
akar bengkak. Pupuk organik yang digunakan adalah kotoran ayam, kotoran
kambing dan bokashi yang kesemuanya dicampur dengan agens antagonis
Trichoderma spp., sedang kapur yang digunakan adalah kapur dolomit dengan
dosis 1, 2 dan 3 ton/ha. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok
pola faktorial dengan 4 ulangan, dilaksanakan di lahan milik UPTD BPP Pakopen,
Dinas Pertanian Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi antara jenis pupuk organik dan dosis pengapuran memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata jumlah daun kubis, insiden
serangan penyakit dan tingkat keparahan penyakit akar bengkak. Namun
diantara perlakuan yang ada, tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam
mempengaruhi insiden serangan penyakit maupun tingkat keparahan penyakit
angkar bengkak. Sedang untuk menghasilkan produksi krop kubis tertinggi maka
perlakuan yang terbaik adalah penggunaan pupuk organik bokashi plus
Trichoderma spp. yang nenghasilkan berat krop rata-rata 0,986 kg/krop dan
perlakuan dosis pengapuran 2 ton/ha yang menghasilkan berat krop rata-rata
0,853 kg/krop.
Sumber informasi : Badan litbang 1986
PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL
• Tanaman kubis dapat dipetik kropnya setelah besar, padat dan umur
berkisar antara 3 – 4 bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat
rata-rata untuk kubis telur 20 – 60 ton/ha dan kubis bunga 10 -15 ton/ha.
Pemungutan hasil jangan sampai terlambat, karena kropnya akan pecah
(retak), kadang-kadang akan menjadi busuk. Sedangkan untuk kubis
bunga, jika terlambat bunganya akan pecah dan keluar tangkai bunga,
hingga mutunya menjadi rendah.
Gambar lahan pertanian dan panen kubis
Wow oke juga hasil panennya bro………………………..
Gambar kubis yang telah di panen
Gambar kubis yang sudah siap panen
Gambar Panen Kubis
TERIMA KASIH
Apakah kamu mau menjadi petani kubis…..?????