Tugas Rangkuman kelompok 8

Download Report

Transcript Tugas Rangkuman kelompok 8

UNIVERSITAS DARWAN ALI
FAKULTAS EKONOMI
SEMESTER 5 B MALAM
~ KELOMPOK 8 ~
1. SYARIFUDDIN
2. ADANG
3.SEPTIAN WAHYUDHIANTO
4. AULIA RAHMAH
5. M. DAVID TEGUH
BAB 1
PERSEKUTUAN
PEMBENTUKAN DAN
USAHANYA
PERSEKUTUAN
PEMBENTUKAN DAN USAHANYA
Persekutuan (Partnership) adalah
suatu penggabungan di antara dua
orang (badan) atau lebih untuk
memiliki bersama-sama dan
menjalankan suatu perusahaan
guna mendapatkan keuntungan
atau laba.
KARAKTERISTIK PERSUKUTUAN
1. Berusaha bersama-sama (Mutual Agency).
2. Jangka Waktu terbatas (Limited Life).
3. Tanggung Jawab yang tidak terbatas
(Unlimited Liability).
4. Memiliki suatu bagian/hak di dalam
persekutuan (ownership of an interest in a
partnership).
5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan.
Akuntansi Terhadap Penyertaan Modal dalam
Persekutuan
Hak-hak dari para anggota diikhtisarkan di dalam
rekening modal masing-masing yang terdiri dari
penanaman mula-mula, penanaman tambahan
dan prive, serta bagian dari keuntungan atau
kerugian usaha. Para anggota boleh membuat
persetujuan dalam membagi keuntungan atau
kerugian dalam berbagai macam cara yang
sesuai dengan hak penyertaan mereka. Apabila
tidak ada suatu persetujuan tertentu, maka
keuntungan atau kerugian harus dibagi sama di
antara para anggota.
Macam-Macam Bentuk Persekutuan
(Partnership)
1. Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam:
 Persekutuan perdagangan (trading partnership)
 Persekutuan jasa-jasa (non trading partnership)
2.



Persekutuan dapat pula dibedakan antara :
Persekutuan umum (general partnership)
Persekutuan terbatas (limited partnership)
Join-stock companies
CONTOH KASUS
Tuan A, B dan C mendirikan suatu persekutuan dengan
investasi masing-masing Rp 75.000,00; Rp 25.000,00
dan Rp 50.000,00. Mereka setuju untuk membagi
keuntungan atau kerugian dengan perbandingan yang
sama. Apabila persekutuan mendapat laba Rp
90.000,00, maka rekening modal untuk masing-masing
anggota menjadi sebagai berikut :
Apabila persekutuan tersebut pada nomor 1,
menderita kerugian sebanyak Rp 90.000,00
maka rekening modal untuk masing-masing
anggota akan menjadi sebagai berikut :
Kekayaan
Bersih
Investasi
mula-mula
Modal A
Modal B
Modal C
Rp. 150.000,00
Rp. 75.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 50.000,00
(Rp. 90.000,00)
(Rp. 30.000,00)
(Rp.30.000,00)
(Rp.30.000,00)
Rp. 60.000,00
Rp. 45.000,00
(Rp. 5.000,00)
Rp. 20.000,00
Kerugian
Jumlah
Pembentukan persekutuan di antara dua orang atau lebih yang
masing-masing hanya menyerahkan setoran modalnya dalam bentuk
uang atau barang kepada persekutuan yang membuat pembukuan
tersendiri, tidak banyak mengalami kesulitan. Tetapi apabila
persekutuan didirikan dengan menggabungkan beberapa perusahaan
yang sudah berjalan, maka biasanya timbul beberapa persoalan,
antara lain :
1. Apabila persekutuan akan mempergunakan catatan pembukuan
dengan melanjutkan catatan pembukuan dari salah satu perusahaan
terdahulu atau membentuk pembukuan tersendiri yang baru.
2. Apakah perubahan atau pernilaian tertentu terhadap posisi aktiva,
hutang dan modal dari masing-masing perusahaan yang akan
digabungkan perlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Sebagai gambaran dapat dilihat dari contoh berikut ini :
CONTOH KASUS
Tuan D dan Tuan E masing-masing bersepakat untuk
membentuk sebuah persekutuan. Tuan D telah memiliki
sebuah perusahaan yang sudah berjalan. Tuan E
bermaksud
menanamkan
modalnya
dalam
persekutuan sebanyak Rp 100.000,00.
Adapun neraca perusahaan Tuan
bergabung adalah sebagai berikut :
D
sebelum
Tuan D
Neraca per 31 Desember 1979
Kas
Piutang Dagang
Cadangan
Kerugian Piutang
Rp. 64.800.00
Rp. 80.000.00
Rp.
Rp. 96.000.00
Rp. 161.600.00
4.800.00
Persediaan Barang Dagangan
Supplies Kantor
Meubel & alat
Alat kantor
Akumulasi
Penyusutan
Hutang Dagang
Modal Tuan D
Rp. 75.200.00
Rp. 85.600.00
Rp. 6.400.00
Rp. 48.000.00
Rp. 22.400.00
Rp. 25.600.00
Rp. 257.600.00
Rp. 257.600.00
Tuan D dan E bersepaka bahwa dalam pembentukan pelsekutuan ini, Tuan D
meminta beberapa syarat untuk merubah posisi keuangan yang dilaporkan
pada Neraca per 3l Desember 1979, sebagai berikut :
a. Uang Kas yang ada di ambil seluruhnya oleh Tuan D
b. Piutang Dagang
Piutang sebesar Rp 4.000,00 dianggap tidak tertagih dan harus dihapus.
cadangan kerugian piutang ditetapkan 4% dari saldo piutang yang baru.
c. Persediaun Barang dogangon
Barang-barang yang telah dinilai atas dasar "Harga pokok", yang dihitung
dengan metode LIFO dinilai kembali berdasar harga pasar sehingga nilainya
menjadi : Rp 106.400,00.
d. Meubel & Alat-alat Kantor
Nilai pengganti sebesar Rp 60.000,00 terhadap aktiva ini telah disusut sebesar
50%, dan di catat berdasar nilai sehat sebesar Rp. 30.000,00
e. Goodwill
Kepada Tuan D diberikan goodwill atas reputasi perusahaannya yang dinilai
sebesar
Rp. 40.000,00
Prosedur pembukuan dalam Persekutuan D & E yang baru dibentuk dapat
dipakai salah satu dari kedua cara berikut ini :
1. Persekutuan yang baru dibentuk melaniutkan buku-buku perusahaan
terdahulu (Tuan D)
(a) Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva perusahaan Tuan D,
sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama.
Cadangan Kerugian Piutang
Rp. 1.760.00
Persediaan Barang Dagangan
Rp. 20.800.00
Akumulasi Penyusutan meubel & Alat-alat Kantor Rp. 22.400.00
Goodwill
Rp. 40.000.00
Piutang Dagang
Rp. 4.000.00
Meubel & Alat-alat Kantor
Rp. 18.000.00
Modal Tuan D
Rp. 62.960.00
(b) Mencatat setoran modal Tuan E
Kas
Rp. 100.000.00
Modal Tuan E
Rp. 100.000.00
(c) Mencatat Pengambilan uang kas oleh Tuan D
Modal Tuan D
Kas
Rp. 64.800.00
Rp. 64.800.00
2. Persekutuan yang baru dibentuk membuka buku-buku baru
tersendiri.
(a) Mencatat kekayaan bersih perusahaan Tuan D, sebagai setoran modal
kepada persekutuan
Piutang Dagang
Rp. 76.000.00
Persediaan Barang Dagangan
Rp.106.400.00
Supplies Kantor
Rp. 6.400.00
Meubel & Alat-alat kantor
Rp. 30.000.00
Goodwill
Rp. 40.000.00
Cadangan kerugian
Rp. 3.040.00
Hutang Dagang
Rp. 96.000.00
Modal Tuan D
Rp.159.760.00
(b) Mencatat Setoran Modal Tuan E
Kas
Rp.100.000.00
Modal Tuan E
Rp.100.000.00
“Persekutuan D & E”
Neraca Pembukaan, per 2 Januari 1980
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Piutang Dagang
Cadangan
Kerugian Piutang
HUTANG & MODAL
Rp. 100.000.00
Rp.
Jumlah Hutang Lancar
Rp. 96.000.00
96.000.00
Rp. 76.000.00
Rp.
3.040.00
Persediaan Barang Dagangan
Supplies Kantor
Jumlah Aktiva Lancar
Rp. 72.960.00
Rp. 106.400.00
Rp. 6.400.00
Rp. 285.760.00
Aktiva Tetap
Meubel & alat Alat kantor
GoodWill
Rp. 30.000.00
Rp. 40.000.00
Jumlah Aktiva
Hutang Lancar
Hutang Dagang
Rp. 355.760.00
Modal :
Modal Tuan D
Modal Tuan E
Rp. 159.760.00
Rp. 100.000.00
Jumlah Hutang & Modal
Rp. 355.760.00
BAB 2
PERSEKUTUAN
PEMBUBARAN KARENA
PERUBAHAN PEMILIK
Suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan
apabila perjanjian bersama-sama semula
diadakan untuk menjalankan usaha
bersama-sama telah berakhir
Keadaan – keadaan yang menyebabkan
terjadinya pembubaran persekutuan
•
•
•
Pembubaran
atas
dasar
perjanjian
persekutuan ( act of the parties )
Pembubaran atas bekerjanya undang –
undang
Pembubaran
atas
dasar
keputusan
pengadilan
Masuknya seorang anggota atau lebih anggota
baru
•
•
Seseorang yang akan masuk ke dalam persekutuan dapat
memasukkan modal dengan cara :
Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal
seorang atau lebih anggota lama (tidak ada kekayaan
baru yang diterima oleh persekutuan)
Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga
kekayaan persekutuan bertambah.
Pembelian Sebagian Hak Penyertaan dari
anggota Persekutuan
Contoh Soal I
Tuan A dan B adalah anggota – anggota persekutuan yang
membagi laba ( rugi ) dengan perbandingan yang sama. Berikut
ini neraca persekutuan A dan B pada akhir tahun buku 1979.
Persekutuan A & B
Neraca per 31 Desember 1979
Pada saat itu C ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan
membeli ¼ bagian hak penyertaan A & B dengan membayar
sebesar Rp 250.000
Jawab
Modal A
Rp 150.000
Modal B
Rp 100.000
Modal C
Rp 250.000
Suatu Penyertaan ( Investasi ) dengan memberikan bonus &
atau goodwill kepada anggota pemilik yang lama
Pemberian bonus kepada anggota pemilik lama
•Bagian penyertaan daripada anggota baru narus dikurngi dengan jumlah
tertentu sebagai bonus kepada anggota pemilik lama
•Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai penambahan
modal anggota-anggota pemilik lama
Contoh Soal II
Tuan L, M dan N adalah anggota – anggota
persekutuan dengan modal dan laba ( rugi )
masing – masing sbb :
Pada saat itu Tuan O, ingin masuk dalam keanggotaan
persekutuan dan diterima oleh anggota – anggota pemilik
lama. Untuk itu tuan O menyerahkan uang sebesar Rp
40.000 untuk penyertaan modal sebanyak 25% dari modal
persekutuan yang baru.
Penyelesaian :
Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O :
Kas
Rp 40.000
Modal L
Rp 2.250,00
Modal M
Rp 1.750,00
Modal N
Rp 1.000,00
Modal O
Rp 35.000,00
Pembentukan Goodwill untuk anggota Pemilik lama :
Contoh Soal III
Tuan L, M dan N tersebut setuju untuk memasukkan Tuan O dengan ketentuan
bahwa : Tuan O menyetorkan uangnya sebesar Rp 40.000 untuk ¼ bagian dari
modal persekutuan yang baru.
•
Penyelesaian :
= 100 x Rp 40.000
= Rp 160.000
25%
Jumlah modal persekutuan lama
Rp 100.000
Setoran modal tuan O
Rp 40.000
Modal persekutuan yang riel
Rp 140.000
Goodwill yang harus dibentuk
Rp 20.000
•
Perhitungan pembagian goodwill sesuai dengan pembagian laba ( rugi ) sbb :
Tuan L : 45% x 20.000
= Rp 9.000
Tuan M : 35% x 20.000
= Rp 7.000
Tuan N : 20% x 20.000
= Rp 4.000
Jumlah
= Rp 20.000
•
Jurnal untuk mencatat Setoran Modal Tuan O
Kas
Rp 40.000
Modal Tuan O
Rp 40.000
•
Jurnal pembentukan goodwill
Goodwill
Rp 20.000
Modal Tuan L
Modal Tuan M
Modal Tuan N
Rp 9.000
Rp 7.000
Rp 4.000
Evaluasi terhadap sistem bonus dan sistem
goodwill
Sistem bonus atau goodwill mempunyai akibat yang berbeda
kepada saldo modal para anggota secara individual.
Berdasarkan contoh soal II & III dapat dilihat pengaruh dari
masing - masing sistem pada tabel dibawah ini :
Suatu penyertaan ( investasi ) dengan memberikan bonus atau goodwill
kepada anggota yang baru
Bonus atau goodwill diberikan kepada anggota yang baru timbul karena persekutuan yang ada mungkin
mengharapkan adanya keuntungan yang lebih besar apabila calon anggota tertentu masuk kedalam
persekutuan.
Dalam hal ini akan terjadi kemungkinan – kemungkinan sbb :
•
Bagian modal anggota pemilik lama dikurangi dan diberikan sebagai bonus kepada anggota yang baru,
•
Goodwill harus dibentuk dan dikredit pada rekening modal anggota yang baru.
Pemberian Bonus kepada anggota yang baru
Contoh Soal
Persekutuan Tuan L, M dan N, satuju Tuan O masuk ke dalam persekutuan. Tuan menyerahkan uang sebesar
Rp 40.000 untuk penyertaan 40% dari modal persekutuan yang baru.
Penyelesaian :
Jurnal untuk mencatat masuknya Tuan O :
Kas
Rp 40.000
Modal L
Rp 7.200
Modal M
Rp 5.600
Modal N
Rp 3.200
Modal O
Rp 56.000
Perhitungan :
Saldo Modal Sekutu lama
Rp 100.000
Setoran modal Tuan O
Jumlah
Rp 40.000
Rp 140.000
Hak penyertaan tuan O, dihitung 40% dari :
Saldo modal yang baru : 40% x Rp 140.000
Rp 56.000
Setoran modal tuan O
Rp 40.000
Bonus kepada tuan O
Rp 16.000
-
Bonus sebesar Rp 16.000 dikurangkan dari saldo modal anggota pemilik lama :
Tuan L : 45% x 16.000
Rp 7.200
Tuan M : 35% x 16.000
Rp 5.600
Tuan N : 20% x 16.000
Rp 3.200
Jumlah
Rp 16.000
Pembentukan Goodwill untuk anggota yang baru
Contoh Soal

Persekutuan Tuan L, M dan N setuju tuan O masuk kedalam persekutuan dg ketentuan
bahwa : Tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000. Karena Tuan L,M dan N tidak
bersedia dikurangi modalnya, maka jumlah modal Tuan L, M dan N yang jumlahnya
sebesar Rp 100.000 itu akan merupakan 621/2% dari modal persekutuan yang baru,
sedang bagian modal Tuan O adalah 371/2%.
Penyelesaian :

Jumlah modal persekutuan yang baru adalah
100 x Rp 100.000 = Rp 160.000
62,5%

Modal Tuan O sebagai penyertaan terhadap 371/2% dari modal persekutuan yang baru
adalah :
371/2% x Rp 160.000
Rp 60.000
Setoran modal
Rp 40.000
Goodwill
Rp 20.000

Jurnal untuk mencatat masuknya Tuan O :
Kas
Rp 40.000
Goodwill
Rp 20.000
Modal Tuan O
Rp 60.000
PENENTUAN ADANYA BONUS DAN GOODWILL APABILA TIDAK ADA SATU
PERNYATAAN TERTENTU
Apabila setoran modal anggota yang baru >, berarti terdapat
goodwill atau bonus kepada anggota yang baru
•Apabila setoran modal anggota yang baru =, berarti tidak ada
goodwill yang dibentuk atau bonus yang diberikan
•Apabila setoran modal anggota yang baru <, berarti terdapat
goodwill atau bonus kepada anggota pemilik lama
•
Penyelesaian pengunduran diri seorang anggota
Pembayaran
kepada
anggota
mengundurkan diri dengan jumlah
melampaui saldo modalnya
yang
yang
Hal ini dapat terjadi apabila penilaian kembali
kekayaan perusahaan ternyata lebih tinggi dari apa
yang tercatat dalam buku. Dengan demikian anggota
yang akan meneruskan usaha berani memberikan bonus
atau goodwill kepada anggota yang mengundurkan diri.
Apabila buku – buku persekutuan tetap dipertahankan, maka
pencatatan hendaknya menunujukkan adanya :
•Perubahan nilai aktiva, hutang dan bagian penyertaan
masing – masing anggota sebelumnya kepada bentuk
perseroan.
•Perubahan di dalam bentuk pemilikan.
Apabila membuka buku – buku baru maka pencatatan yang
pertama – tama harus diadakan adalah penyesuaian aktiva
dan bagian penyertaan para anggota, kemudian diikuti
dengan pencatatan – pencatatan :
•Pemindahan aktiva dan hutang kedalam perseroan.
•Penerimaan saham – saham sebagai pembayaran tehadap
kekayaan bersih yang dipindahkan dan
•Pembagian saham kepada para anggota pemilik.
BAB 3
LIKUIDASI
PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah suatu keadaan di mana baik
persekutuan maupun usaha perusahaannya dibubarkan
semua.
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu :
1.Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash),
yang disebut proses realisasi.
2.Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan
pembayaran kembali sisa modal kepada para anggota, yang disebut juga
proses likuidasi.
Prosedur dalam likuidasi
1.Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba
dan rugi bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening
modal masing-masing, sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk
dilikuidasi.
2.Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash), apabila
ada perbedaan antara nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan
keuntungan atau kerugian harus dibagi di antara anggota sesuai dengan
perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal selanjutnya dipakai
sebagai dasar penyelesaian.
3.
4.
Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang
anggota mempunyai saldo debit di dalam rekening
modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang
kepada persekutuan, maka piutang kepada
persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit
rekening modal yang bersangkutan. Di samping itu
pada prinsipnya apabila seorang anggota
mengalami defisit maka anggota yang lain
berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi,
maka pertama-tama harus dibayarkan terlebih
dahulu kepada para kreditur extern, baru sesudah
itu dibayarkan saldo-saldo modal masing-masing
anggota.
Likuidasi
berlangsung
setelah
proses
realisasi
berakhir
Misalnya Persekutuan Tuan A, B, C dan D dinyatakan akan
dilikuidasi. Pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan diatur
dengan perbandingan sebagai berikut : 30 %, 30 %, 20 % dan
20%. Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sesaat sebelum
likuidasi
menunjukkan
saldo-saldo
sebagai
berikut
:
a.
b.
Jika Realisasi aktiva lain sebesar Rp
140.000. Kerugian dalam realisasi aktiva
lain-lain dibebankan kepada rekening modal
masing-masing anggota dengan jumlah
yang masih cukup ditutup oleh saldo modal.
Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp
120.000. Pembebanan kerugian
melampaui saldo rekening modal beberapa
anggota sehingga harus ditutup dengan
saldo piutangnya kepada persekutuan.
Contoh a. :
Nilai buku aktiva lain
180.000
Direalisasikan dlm kas
140.000
Rugi dalam realisasi
40.000
Kerugian tersebut dibagi di antara anggota masing-masing A, B, C dan
D dengan perbandingan: 30 %, 30 %, 20 % dan 20%. Pembebanan
kerugian realisasi kepada rekening modal masing-masing.
A=30%x40.000=12.000
B=30%x40.000=12.000
C=20%x40.000=8.000
D=20%x40.000=8.000
Pembebanan kerugian tersebut masih cukup ditutup dengan saldo modal dari
masing-masing anggota.
Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencarat penjualan aktiva lain dan
pembebanan rugi penjualan kepada masing-masing anggota serta proses
likuidasinya adalah sebagai berikut :
a.
Kas
140.000
Modal A
12.000
Modal B
12.000
Modal C
8.000
Modal D
8.000
Aktiva lain-Lain
180.000
b. Hutang Dagang
75.000
Kas
75.000
c.
Hutang kpd B
6.000
Hutang kpd D
5.000
Modal A
30.000
Modal B
19.000
Modal C
12.000
Modal D
2.000
Kas
75.000
Persekutuan A,B,C,D
IKHTISAR LAPORAN LIKUIDASI
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat realisasi tersebut:
Kas
120.000
Modal, A
18.000
Modal, B
18.000
Modal, C
12.000
Modal. D
12.000
Aktiva lain2
Hutang Dagang
180.000
75.000
Kas
Hutang kepada D
75.000
2.000
Modal, D
2.000
Hutang kpd B
6.000
Hutang kpd D
3.000
Modal A
24.000
Modal B
13.500
Modal C
2.000
Kas
55.000
BAB 4
LIKUDASI BERANGSUR
DALAM PERSEKUTUAN
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak
lama, maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang
tersedia. Pembayaran kembali hak penyertaan para anggota
dilakukan sesudah semua kewajiban persekutuan dibayar lunas.
Proses likuidasi demikian disebut likuidasi berangsur.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara
bertahap, dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi
tangggungan mereka. Untuk menjamin agar penyelesaian dapat
dilakukan sesuai dengan hak-hak para anggota, pembayaran
bertahap
harus
diatur
sbb
:
“pembayaran hanya dilakukan kepada para anggota yang
mempunyai saldo kredit atas rekening modalnya setelah
mempertimbangkan seluruh jumlah kemungkinan rugi yang akan
terjadi. Pembayaran demikian tidak boleh melampaui saldo kredit
atas rekening modal anggota yang bersangkutan”.
Dengan ketentuan demikian berarti ada dua
kemungkinan rugi yang maksimum harus ditanggung oleh
setiap anggota perlu diperhitungkan dengan saldo modal
masing-masing sebelum pembayaran kepada anggota
dilakukan, yaitu :
1.Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat
direalisasikannya aktiva (non kas) yang ada.
2.Kemungkina adanya anggota yang mengalami defisit
modalnya, sehingga tidak mampu menyelesaikan kewajibankewajibannya kepada persekutuan.
Ada dua metode yang dapat dipaki untuk menentukan
besarnya setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan
anggota agar dapat dijamin penerimaan masaing-masing
anggota sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan
sebagai berikut :
a. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan
ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat
direalisasikan (dijual).
b. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada
anggota sebelum proses likuidasi berlangsung.
Sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai
dengan jumlah uang yang tersedia.
Iktisar jurnal yang diperlukan untuk mengikuti
berlangsungnya proses likuidasi persekutuan,
sebagai berikut ;
a) Mencatat realisasi aktiva lain-lain dan
pembebanan rugi kepada masing-masing
anggota.
Kas
X
Modal, A
X
Modal, B
X
Modal, C
X
Aktiva lain-lain
X
b) Mencatat pelunasan hutang kepada kreditur.
Hutang dagang
X
Kas
X
c)
Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota tahap
pertama, keduaa, ketiga.
Modal, A
X
Modal, B
X
Modal, C
X
Kas
X
d)
Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi pada
tahap kedua.
Kas
X
Modal, A
X
Modal, B
X
Modal, C
X
Aktiva lain-lain
X
e)
Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan
rugi tahap ketiga.
Kas
X
Modal, A
X
Modal, B
X
Modal, C
X
Aktiva lain-lain
X
Masalah Hutang Kepada Anggota Persekutuan
Dalam keadaan “going concern” hak-hak para anggota yang
berupa “penyertaan modal dalam persekutuan” dan “piutang
kepada persekutuan” harus diadministrasi secara terpisah dan
dipertahankan integritasnya. Akan tetapi dalam keadaan
perusahaan dilikuidasi hak-hak para anggota demikian itu harus
dianggap dan diperlakukan mempunyai kedudukan yang sama.
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan
modal didalam persekutuan adalah merupakan jumlah
yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan
resiko yang terjadi pada perusahaannya. Apabila jumlah
itu tidak cukup baru kemudian piutangnya kepada
persekutuan dan akhirnya kekayaan pribadi anggota diluar
persekutuan.
Penerimaan Prioritas Pembayaran Kepada
Anggota
Disamping perlakuan yang sama antara piutang
kepada persekutuan dan penyertaan modalnya,
penentuan pembayaran kepada anggota, juga perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
“apabila pembebanan kemungkinan rugi
maksimum atas nilai buku aktiva lain-lain
mengakibatkan defisitnya saldo modal dan
piutangkepada persekutuan dari salah satu atau lebih
anggota, maka prioritas pembayaran diatur sbb :
•
•
•
Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya,
tidak memperoleh hak pembayaran lebih dulu.
Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran
lebih dahulu, sebesar saldo haknya di dalam
persekutuan sebelum diadakan pembayaran
kembali dikurangi dengan alokasi kemungkinan rugi
tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan
alokasi defisit modalnya anggota tertentu yang
harus ditanggung bersama sesuai dengan ratio
pembagian laba (rugi) yang ada.
Defisit modal anggota tertentu itu dialokasikan
kepada anggota lainnya sampai dengan jumlah
uang yang tersedia sama dengan jumlah saldo
kredit hak-hak para anggota.
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada
anggota dilakukan melalui tiga tahap,yaitu :
•
•
•
Menentukan jumlah kerugian maksimum yang dapat
dibebankan kepada saldo hak-hak penyertaan dari
masing-masing anggota.
Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran di antara
anggota-anggota persekutuan.
Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah
ditentukan dalam tahap kedua, kemudian disusun suatu
skedul pembayarannya.
BAB 5
JOINT VENTURE
Bentuk venture ada 2 macam yaitu:
•Single venture, dan
•Joint venture
SINGLE VENTURE adalah pengusahaan suatu proyek tertentu
yang di lakukan oleh satu unit tertentu.
JOINT VENTURE adalah kerjasama di antara dua orang/badan
usaha atau lebih untuk mengusahakan usaha tertentu.
1.Akuntansi untuk joint venture pada prinsipnya ada 2 metode
yaitu;
Buku-buku di selenggarakan terpisah dari pembukuan masingmasing anggota.
2.Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture
dan di catat di dalam buku masing-masing anggota (tidak di
selenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktivitas
joint venture).
Contoh:
Tuan A, B ,dan C bersepakat mengadakan suatu kerjasama
dalam suatu usaha ( joint venture) penjualan buku-buku novel
selama masa liburan panas, sedangkan ketentuan sebagai
berikut:
Investasi; Tuan A dan C menyerahkan barang dagang sebagai
penyerahan seharga Rp. 3.000,00 dan Rp. 4.500,00. Tuan B
menyerahkan uang tunai sebesar Rp.2.500,00.
Aktivitas; Tuan C di tunjuk sebagai pimpinan ( managing
partner), ia setuju untuk menjadi pedagang keliling dan
menyampaikan laporan-laporan yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi atas nama joint venture.
Pembagian laba; Tuan C di beri komisi 10% dari penjualan,
modal di berikan kepada masing-masing anggota sebesar 8%
dari laba usaha dan selebihnya di bagi sama.
Joint venture di mulai pada tanggal 1 oktober
dan berakhir 31 desember 19A. Pembukuan untuk
joint venture dan pembukuan yang di selenggarakan
oeleh masing-masing anggota dapat di lihat pada
halaman 103.
Penjelasan:
Transaksi No: 3) bunga wesel ( promes) yang di
tarik dengan bunga 6% setahun untuk jangka waktu
60 hari.
tabel 5:2=
60 X
6% x Rp. 1.000,00=Rp.360
10.000,00
Transaksi No. 9) bunga modal untuk masingmasing anggota di hitung sebagai berikut:
Akuntansi untuk joint venture tidak di selenggarakan
secara terpisah
Saldo rekening joint venture dan rekening anggota –
anggota lainnya pada buku masing-masing anggota
akan menunjukkan saldo yang sama selama hubungan
kerjasama masih ada ( belum di bubarkan ). Akan
tetapi meskipun masing-masing partner mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi, pada buku-buku
managing partner tetap harus di bentuk rekeningrekening aktiva dan hutang joint venture tersendiri
seperti misalnya rekening-rekening:
Seperti misalnya rekening-rekening:
• Kas-joint venture
• Piutang- joint venture
• Hutang- joint ventura
• Dan lain-lain