LOGIKA - rudiansyah07

Download Report

Transcript LOGIKA - rudiansyah07

LOGIKA
PENALARAN
(REASONING)




salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa
pernyataan lain yang telah diketahui
Unsur penalaran yang dimaksud adalah pengertian (ide
atau konsep) yang merupakan pembagian (analisis)
dari pengertian yang bersifat umum menjadi unsur yang
terkecil sehingga tidak lagi terjadi kekaburan arti.
ide (Yunani “eidos) atau konsep (concipere) yang
artinya gambar, rupa yang dilihat, ditangkap.oleh Akal
budi manusia saat menangkap sesuatu obyek melalui
bentuk gambarnya.
Ide atau konsep harus memiliki arti denotasi , bukan
konotasi
DEFINISI



Logika berasal dari kata Yunani logos. Kata logos
berarti kata, nalar, teori, atau uraian. Logika juga
didefinisikan sebagai kecakapan bernalar yang
berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa, atau alat
untuk berpikir secara lurus
logika juga merupakan sarana ilmu. Sama halnya
dengan matematika dan statistika.
Objek material logika adalah manusia itu sendiri
(pemikiran), sedangkan objek formalnya ialah
kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran yang
lurus, tepat dan teratur yang terlihat lewat ungkapan
pikirnya yang diwujudkan dalam PRINSIP, HUKUM
Konotasi

Konotasi manusia adalah hewan (substansi:
unsur dasar sebagai organisme yang berbadan
dan berkembang) yang berakal budi
(berperasaan dan berakal sebagai sifat
pembeda) berpikir secara lurus.
Guna Logika
1. Untuk berfikir rasional, kritis, tertib, metodis, tepat dan koheren
2. Meningkatan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif
3. Menambah kecerdasan, meningkatkan ketajaman dan
kemandirian berpikir
4. Cinta ilmu pengetahuan dan menghindari kekeliruan serta
kesesatan
Unsur Logika
Unsur utama, yaitu
1. pernyataan awal yang telah diketahui kebenarannya dan
disebut sebagai pangkal pikir (premise),
2. Pernyataan berikutnya yang merupakan kesimpulan
(conclusion).
3. Peran matematika sangat kuat
Persoalan logika
•Apa yang dimaksud dengan pengertian (Konsep)?
•Apa yang dimaksud dengan putusan (proposisi)?
•Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)?
•Apa aturan untuk dapat menyimpulan secara lurus?
•Apa macam silogisme?
•Apa macam sesat pikir (fallacy)?
Pengertian lahirilah
(Kata atau tanda)
Keputusan
(Kalimat, term, premis)
Pengertian lahirilah
(Kata atau tanda)
Penyimpulan
(Asas, hukum)
Pengertian lahirilah
(Kata atau tanda)
Keputusan
(Kalimat, term, premis)
Pengertian lahirilah
(Kata atau tanda)
Gambar Unsur dan Asas Bernalar
Persoalan logika






Apa yang dimaksud dengan pengertian (Konsep)?
Apa yang dimaksud dengan putusan (proposisi)?
Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inferensi)?
Apa aturan untuk dapat menyimpulan secara lurus?
Apa macam silogisme?, Apa dan bagaiman melakukan
generalisasi?
Apa macam sesat pikir (fallacy)?
PREDIKABEL
Genus Hewan
(jenis)
Manusia
(hewan berakal budi)
differentia
Monyet
(hewan tidak
berakal)
Bisa memecahkan masalah
matematika (propium =sifat
khusus)
Kuda
(hewan tidak
berakal)
LOGIKA
Generalisaisi
PROPOSISI:
Pro. Analitik
Pro. Sintetik
OPOSISI:
Hub.Independen
Hub.Equivalen
Hub.Kontradiktori
Hub.Kontrari
Hub.Sub.-Knontrari
Hub.Implikasi
Analogi
INFERENSI
Langsung
• Konversi
Obversi
Kontraposisi
InversiI
Oposisi
Tidak langsung
• Silogisme
Sebab-Akibat
(Canon Mill)
LOGIKA DEDUKTIF


Deduksi adalah penyimpulan yang bertolak dari
hal umum menuju pada fenomena khusus atau
satu kasus
Logika deduktif disebut logika formal, karena
yang dibicarakan hanya bentuknya saja dan
terlepas isi apa yang dibicarakan
PREMIS
 Premis dapat berupa pernyataan positif atau negatif
 Kedua premis dapat positif, tetapi keduanya tidak boleh
negatif
 Kedua premis tidak boleh partikular
Premis A : proposisi pernyataan positif universal
(semua..) atau Singular (individu)
Premis E : Proposisi pernyataan negatif universal atau
singular
Premis I : Proposisi pernyataan positif particular
(beberapa ….)
Premis O : Proposisi pernyataan negatif partikular
PENYIMPULAN
1. Kedua premis positif, penyimpulan juga positif
2. Penyimpulan harus mengacu pada premis yang lemah
3. Jika salah satu premis negatif, maka penyimpulan
harus negatif
Contoh silogisme tunggal :
Semua manusia dapat mati (A)
Semua orang Indonesia adalah manusia (A)
Jadi, semua orang Indonesia dapat mati (A)
Semua anjing menggonggong ( )
Bruno adalah anjing ( )
Jadi, …………………………………………………. ( )
Tidak ada kucing yang mempunyai sayap ( )
Semua burung mempunyai sayap ( )
Jadi, ………………………………………………….( )
Semua manusia berakal budi ( )
Kera tidak berakal budi ( )
Jadi, ………………………………………………… ( )
Semua manusia bukanlah abadi ( )
Semua orang Indonesia adalah manusia ( )
Jadi, ……………………………………………….. ( )
Semua manusia berakal budi ( )
Semua manusia adalah hewan ( )
Jadi, ……………………………………………….. ( )
Epicherema
Silogisme yang salah satu premisnya atau juga kedua
duanya disambung dengan pembuktian.
 Soekarno pahlawan
 Jadi soekarno adalah agung
 Pembuktiannya. Setiap pahlawan adalah agung, karena
pahlawan adalah orang yang berani mengerjakan hal hal
yang mengatasi tuntutan kewajibannya
Enthymema
Silogisme enthymema atau silogisme yang
dipersingkat adalah silogimse yang salah satu premisnya
atau kesimpulannya dilampaui.
• Jiwa manusia adalah rohani
• Jadi, tidak akan mati
Polysillogisme
Deretan silogisme, disusun sedemikian rupa, sehingga
penyimpulannya yang satu menjadi premis untuk silogisme
lainnya.
 Seorang, yang komitmen, memberikan kontribusi lebih
daripada yang dimiliki, merasa puas.
 Seorang yang loyal adalah seorang yang memberikan
lebih daripada yang dimilikinya
 Jadi, seorang yang loyal memberikan lebih daripada
yang dimiliknya.
 Seorang yang loyal adalah serorang yang puas
 Jadi seorang yang puas akan menjadi loyal
 Joko adalah pelanggan yang puas.
 Jadi Joko menjadi loyal
A
B
C
LOGIKA INDUKTIF



Metodologi penelitian - pend. Induktif
( Empiris – Rasional ).
Ciri Pokok Penelitian : Logis.
Logika induktif : proses penalaran dari
jumlah fenomena menuju kesimpulan umum
INDUKSI
GENERALISASI
1..Generalisasi
sempurna
2..Generalisasi
probabilitas
HIPOTESIS DAN TEORI
ANALOGI
1..Analogi
argumentasi
2..Analogi deklaratif
(estimasi)
SEBAB-AKIBAT
1. .Metode persetujuan
2. .Metode perbedaan
3. .Metode persamaan
variasi
.4. Metode sisasisihan
.5. Metode gabungan
persetujuan dan
perbedaan
GENERALISASI
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum
yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
3. HUBUNAN SEBAB AKIBAT
Ada dua pengertian :
- Necessary causa.
- Sufficient causa.
Metode induksi menurut filosof John Stuart Mill dari
Inggris.
a. Metode persetujuan. Hukum Identitas (Principium
Identitatis atau Law of Identity) atau hukum persamaan
b. Metode perbedaan. Hukum Kontradiksi (Principium
Contradictionis atau Law of Contradiction) atau hukum
perbedaan
c. Metode persamaan variasi. Hukum Cukup Alasan
(Principium Rationis Sufficientis atau Law of Sufficinet
Reason)
d. Metode sisa-sisihan (residu). Hukum Tiada Jalan
Tengah (Principium Exclusi Tertii atau Law of Excluded
Middle)
Necessary Cause ; Adanya sesuatu tidak harus
terjadi loss (penyakit, kecelakaan, kebakaran)
Sufficient cause adanya sesuatu itu yang
menyebabkan terjadinya loss
NC
SC
Kebakaran
SPBU
Minamata
Desease
BGM Bayi
Bensin
Tidak lulus
Mhs
Tdk ikut ujian
Hamil
Laki & Wan
Sanggama
mercuri
Puntung
rokok
Makan ikan
tercemar
Dampak
Lumpuh
Hukum Logika (John Stuart Mill)
Ada empat hukum dasar dalam logika (Aristotoles, ;G.W. Leibniz, 16461716; John Stuart Mill, 1806-1873.
1. Hukum Identitas (Principium Identitatis/Law of Identity) yang
menegaskan bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri.
Hukum ini adalah hukum kesamaan yang artinya bahwa jika a=b dan
b=c, maka a=c atau a terjadi maka c juga terjadi.
2. Hukum Kontradiksi (Principium Contradictionis/Law of Contradiction)
atau hukum perbedaan, yang menyatakan bahwa sesuatu itu pada saat
yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak
memiliki sifat tertentu itu. Jika a tidak sama dengan b, dan b tidak sama
dengan c, maka tidak mungkin a dan c terjadi bersamaan pada waktu
yang sama.
3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertii/Law of Excluded
Middle) yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu
sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada
kemungkinan lain. Jika a diketahui dan b diketahui, maka adanya
kejadian tersebut (c) mesti karena sebab lain.
4. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis/Law of Sufficinet
Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu,
perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Artinya tidak
ada perubahan yang tiba tiba tanpa alsan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Hukum ini merupakan hukum
pelengkap hukum identitas.
J Stuart Mill
Bakmi Rujak
Goreng cingur
v
v
v
Nasi
Es
goreng Krim
v
v
SalaD
v
Bakso Es
Dawet
v
v
V
V
v
diare
v
v
Tdk
Diare
TD
V
D
Pengetahuan
dengan
keumuman
tinggi
Pengetahuan
khusus/spesifik
Deduksi
Pengetahuan
khusus/spesifik
Pengetahuan
khusus/spesifik
Induksi
TEKNIK LOGIKA INDUKSI
1.
GENERALISASI -- mengikat seluruh
fenomena sejenis dengan fenomena individual
yang diselidiki.
Dasar pengujian :
a. Jumlah SAMPEL yang representatif
b. Jumlah variasi fenomena
c. Hal – hal yang menyimpang.
d. Konsistensi dalam penyimpulan.
2. ANALOGI  bertolak dari satu atau
sejumlah peristiwa menuju kepada satu
peristiwa lain yang sejenis.
Unsur pokok dalam penyimpulan Analogi
a. Peristiwa pokok yang menjadi dasar.
b. Peristiwa prinsipal yg menjadi pengikat
c. Peristiwa yg akan dianalogikan.
Cara menilai analogi:
a.
Jumlah peristiwa sejenis.
b. Sedikit aspek yg menjadi dasar analogi
c.
Sifat analogi yg dibuat
d. Mempertimbangkan unsur yg berbeda.
e.
Relevan.
4. HIPOTESIS DAN TEORI
Hipotesis  proposisi yg masih perlu diuji
Teori  proposisi yg telah teruji.