Transcript Contoh

Contoh -Contoh Trafik
2013
Teknik Elektro STTA
Yenni Astuti, S.T., M.Eng.
Model Trafik Telepon
Model Trafik Data (Level Paket)
Model Trafik Data (Level Aliran Elastik)
Model Trafik Data (Level Aliran Streaming)
Jaringan Telepon (circuit-switched): model Loss
Pencetus: ahli matematika A.K. Erlang (1878 –
1929)
Fokus: link antara 2 exchange
Trafik berupa panggilan telepon ongoing dalam link
Pemodelan Erlang: pure loss (m=0)
Pelanggan = panggilan
 = laju kedatangan panggilan (panggilan/waktu)
Waktu layanan = holding time
1
𝜇
h = = rerata holding time (waktu)
Server = kanal dalam link
n = jumlah kanal dalam link
Tingkat trafik yang disediakan digambarkan
melalui intensitas trafik (a)
Intensitas trafik (a) didefinisikan sebagai hasil
perkalian antara laju kedatangan () dan ratarata holding time (h)
a=h
a=h
Contoh:
Rata-rata, setiap jam, terdapat 1800 panggilan
baru. Rerata holding time dari setiap panggilan
tersebut adalah 3 menit. Intensitas trafik dari
keadaan ini adalah
a=
1800×3
60
= 90 𝑒𝑟𝑙𝑎𝑛𝑔
Sistem loss  sebagian panggilan hilang
Panggilan hilang jika seluruh n kanal terpakai ketika
ada panggilan masuk
Kejadian ini disebut dengan blocking
Dua jenis blocking
Call blocking (Bc) : peluang satu panggilan datang
mendapati n kanal sedang terpakai : fraksi
panggilan hilang.
Time blocking (Bt) : peluang n kanal terpakai pada
suatu waktu tertentu : fraksi waktu ketika n kanal
terpakai
Kedua jenis blocking tadi tidak selalu sama
nilainya
Contoh: telepon genggam kita
Namun, jika panggilan datang berdasar proses
Poisson, maka Bc = Bt.
Call blocking merupakan cara mengukur yang
baik untuk QoS yang dialami pelanggan, namun
time blocking lebih mudah untuk dihitung.
Dalam sistem loss, tiap panggilan mengalami 2
kemungkinan, hilang atau dilayani.
Maka, terdapat 3 macam laju panggilan:
disediakan = laju kedatangan semua panggilan yang datang ke
sistem
dilayani = laju kedatangan semua panggilan yang berhasil
masuk ke sistem
hilang = laju kedatangan semua panggilan yang ditolak
sistem
disediakan = dilayani + hilang = 
dilayani
=  (1-Bc)
hilang
= BC
Berdasar ketiga laju panggilan, muncul 3 konsep
trafik:
intensitas disediakan adisediakan = disediakan h
Intensitas dilayani adilayani = dilayani h
Intensitas hilang ahilang = hilang h
adisediakan = adilayani + ahilang = a
adilayani = a (1-Bc)
ahilang = aBC
Trafik disediakan dan trafik hilang nilainya
berupa hipotesis
Trafik dilayani dapat diukur menggunakan
Formula Little
Karena Formula Little berkorespondensi dengan
jumlah rerata dari kanal terpakai dalam link.
Kapasitas Sistem
n = jumlah kanal dalam link
Beban Trafik
a = intensitas trafik (yang disediakan)
QoS (dari sisi pelanggan)
Bc = call blocking = peluang satu panggilan datang
mendapati n kanal terpakai
Diasumsikan sebagai sistem loss M/G/n/n:
Kedatangan panggilan sesuai proses Poisson (dengan laju )
Holding time panggilan terdistribusi independen dan identik
sesuai distribusinya, dengan rata-rata h.
Relasi kuantitatif antara ketiga faktor (sistem,
trafik, dan QoS) diberikan dalam Formula
Erlang:
Disebut juga dengan:
Formula Erlang-B
Formula Blocking Erlang
Formula Loss Erlang
Formula Erlang I
Asumsikan terdapat n = 4 kanal dalam link dan trafik yang
disediakan adalah a = 2,0 erlang. Maka peluang blocking
panggilan Bc adalah
Jika kapasitas link meningkat menjadi n = 6 kanal, maka Bc
berkurang menjadi:
Diberikan syarat QoS yakni Bc < 1%. Kapasitas n yang diperlukan
yang bergantung pada intensitas trafik (a) diberikan sebagai
berikut:
Diberikan kapasitas n = 20 kanal, QoS yang diperlukan 1-Bc
tergantung pada intensitas trafik (a) sebagai berikut:
Diberikan intensitas trafik a = 15 erlang, QoS yang diperlukan 1Bc tergantung pada n kapasitas sebagai berikut:
Model Trafik Telepon
Model Trafik Data (Level Paket)
Model Trafik Data (Level Aliran Elastik)
Model Trafik Data (Level Aliran Streaming)
Model antrian cocok untuk menggambarkan
trafik data (packet-switched) level paket
Pioner: ARPANET (tahun 60an dan 70an)
Fokus: link antara 2 ruter paket
Dapat dimodelkan sebagai sistem pure queueing dengan server
tunggal (n=1) dan buffer infinit (m=)
Pelanggan = paket
 = laju kedatangan paket (paket/waktu)
L = rerata panjang paket (unit data)
Server = link, tempat antri = buffer
C = kecepatan link (unit data/unit waktu)
Waktu layanan = waktu transmisi paket
1/ = L/C = rerata waktu transmisi paket (waktu)
Tingkat trafik yang disediakan digambarkan sebagai
beban trafik ()
Beban trafik () didefinisikan sebagai perbandingan
laju kedatangan  dan laju rerata layanan =C/L:
Beban trafik tidak memiliki satuan
Formula Little menghitung faktor kebergunaan server,
yakni peluang server sibuk.
Suatu link antara 2 ruter paket, dengan:
Rerata, terdapat 50.000 paket baru datang tiap
detik.
Rerata panjang paket adalah 1500 byte.
Kecepatan link adalah 1 Gbps.
Beban trafik (dan kebergunaan) adalah
Dalam sistem queueing, beberapa paket harus
menunggu sebelum dilayani
Paket yang datang diletakkan dalam buffer, jika link
sibuk selama kedatangan
Delay paket terdiri atas
Waiting time, tergantung pada keadaan sistem
ketika datang
Waktu transmisi, tergantung pada panjang paket
dan kapasitas link.
Contoh:
Panjang paket = 1500 byte
Kecepatan link = 1 Gbps
Waktu transmisi = 1500*8/1.000.000 = 0,000012s =
12s
Kapasitas sistem
C = kecepatan link dalam kbps
Beban trafik
 = laju kedatangan paket dalam pps (berubahubah)
L = rerata panjang paket dalam kbit (konstan 1 kbit)
QoS (dari sisi pengguna)
Pz = Peluang paket harus menunggu “terlalu lama”,
yakni lebih lama dari nilai z (diasumsikan konstan, z
= 0,00001s = 10 s
Diasumsikan sistem queueing M/M/1:
Kedatangan paket sesuai dengan proses Poisson
(dengan laju )
Panjang paket terdistribusi independen dan identik
mengikuti distribusi eksponensial dengan rerata L.
Relasi kuantitatif antara tiga faktor (sistem, trafik, dan QoS)
diberikan dalam formula berikut:
Catatan:
Sistem stabil hanya ketika <1
Selain <1, buffer bertambah tanpa batas.
Diasumsikan, paket datang dengan laju
=600.000 pps = 0,6 paket/s dan kecepatan
link adalah C = 1 Gbps = 1kbit/s
Sistem tersebut stabil karena:
Peluang Pz, paket datang harus menunggu
sangat lama (yakni lebih lama dari z=10s) adl.
Diberikan syarat QoS Pz < 1%, kecepatan link
yang diperlukan C tergantung pada laju
kedatangan  sbb:
Diberikan kecepatan link C = 1 Gbps = 1 kbit/s,
QoS, 1-Pz tergantung pada laju kedatangan ,
sbb:
Diberikan laju kedatangan =600.000 pps = 0,6
paket/s, QoS, 1-Pz tergantung pada kecepatan
link C sbb: