Menyimak - Bahasa dan Pengajaran

Download Report

Transcript Menyimak - Bahasa dan Pengajaran

Menyimak
Oleh: Susandi
Email: [email protected]
Blog: susandi.wordpress.com
Proses Menerima Bunyi Bahasa
Mendengar
Mendengarkan
Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan (HG.Tarigan : 28)

Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik
apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan
demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola
kalimat yang sampai ke telinga.

Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu
wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.

Menyimak adalah proses menerima bunyi (bahasa) dengan penuh perhatian, adanya interpretasi,
adanya pemahaman, adanya evaluasi, adanya respon/reaksi, dan mampu memeroduksi kembali apaapa yang telah didengar
Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan
sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai
berikut.
1. Menyimak secara sadar
• Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat langsung
dalam pembicaraan.
2. Menyimak berseling atau ada gangguan
• Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat sementara
atau dangkal.
3. Setengah mendengarkan
• Saat mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya,
mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
4. Menyimak bersungguh-sungguh
• Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali-kali
• Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan gagasan
yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran penyimak.
6. Menyimak sosiatif
• Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang penyimak
benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.
7. Menyimak secara berkala
• Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan membuat
komentar atau membuat pertanyaan.
8. Menyimak secara saksama
• Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak secara aktif
• Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara.
( Djago Tarigan, 1989, 4 )
Tujuan Menyimak

Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami
atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan.

Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan fakta

Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, radio, tv,
dan percakapan.
2. Menganalisis fakta

Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan
pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
Tujuan Menyimak
3. Mendapatkan inspirasi

Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan untuk
mendapatkan masukan.
4. Menghibur diri

Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara,
musik untuk menghibur diri.
Jenis-jenis Menyimak
 Menurut
Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Menyimak ekstensif
2. Menyimak intensif
Menyimak ekstensif

Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap
suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu
langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak
terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis
besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Menyimak ekstensif
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya
menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak Estetik

Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung
maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan
karakter dari setiap pelaku.
Menyimak ekstensif
c. Menyimak Pasif

Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak Sosial

Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol,
bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling
menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti
bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar
terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
Menyimak intensif

Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami
serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya
pengawasan, bimbingan dari guru.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak Kritis
 Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang
diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak Konsentratif
 Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh
dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
Menyimak intensif
c. Menyimak Kreatif
 Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang.
Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik
karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak Interogatif
 Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut
konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan
mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak Eksploratori
 Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak
dengan tujuan menemukan;
1. hal-hal baru yang menarik,
2. informasi tambahan mengenai suatu topik,
3. isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
• Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk
menentukan keberhasilan menyimak yaitu:
1. Faktor Pembicara
2. Faktor Pembicaraan
3. Situasi
4. Penyimak
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
1. Faktor Pembicara
Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
a. Penguasaan materi
• Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam
menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang
disampaikan pada penyimak.
b. Berbahasa baik dan benar
• Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan yang
jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu
isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
c. Percaya diri
• Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
d. Berbicara sistematis
• Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang
disampaikan mudah dipahami.
e. Gaya menarik
• Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku
berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke
tingkah laku yang dianggap aneh.
f. Kontak dengan penyimak
• Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan
menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
2. Faktor Pembicaraan
a. Aktual
• Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini
akan menarik dan diminati oleh penyimaknya.
b. Bermakna
• Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi
penyimaknya
• Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua
bermakna bagi penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan
penyimaknya.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
d. Seimbang
• Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf
kemampuan
• Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
c. Sistematis
• Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis
agar mudah dipahami oleh penyimaknya.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
3. Situasi
• Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses
menyimak.
a. Ruangan
• Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang
memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk,
tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya.
b. Waktu
• Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan
mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya;
pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
c. Tenang
• Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat
mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang,
maka proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik.
d. Peralatan
• Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah
dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan
mengganggu penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
4. Penyimak
• Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si
penyimak.
a. Kondisi
• Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena
ini sangat menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
• Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan.
Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
c. Bertujuan
• Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam
merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan
dalam menyimak.
d. Berminat
• Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha
meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan
dan latihan yang intensif.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
 Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu
sudah mempunyai potensi yang baik untuk menyimak. Potensi
ini perlu dipupuk dan dikembangkan melalui bimbingan dan
latihan yang intensif. Tetapi kebiasaan menyimak yang baik
hendaknya dipahami oleh seorang penyimak, sehingga dapat
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang mereka
lakukan dalam proses menyimak.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.
a. Siap fisik dan mental
 Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul
mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik
dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak lelah, mental
stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
 Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya
terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan
bahan yang disimak dengan apa yang sudah diketahui.
c. Bermotivasi
 Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan
tertentu. Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin
mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini tentunya untuk
memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
d. Objektif
 Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang
apa yang sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu
menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang menarik
penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e. Menyimak secara utuh (menyeluruh)
 Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau
keseluruhan. Si penyimak tidak hanya menyimak yang disukai
tetapi menyimak secara keseluruhan.
f. Selektif
 Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap
penting dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima
begitu saja, tetapi ia dapat menentukan bagian yang dianggap
penting.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
g. Tidak mudah terganggu
 Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara
yang lain di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada
gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat ia
kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai pembicara
 Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai
pembicara. Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap
pembicara.
i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
 Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah
mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis
besar isi pembicaraan.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
j. Tidak emosi
 Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok
pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak
mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
 Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan
pembicara. Misalnya dengan memperhatikan pembicara,
memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak
atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
 Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau
bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan
menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak.
Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik
membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang
diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga
pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
m. Menilai
 Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang
disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa,
membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si
pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau
pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan
simakan tersebut.
n. Mendengarkan tanggapan
 Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan
simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya,
dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk
bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah,
menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
m. Menilai
 Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang
disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa,
membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si
pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau
pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan
simakan tersebut.
n. Mendengarkan tanggapan
 Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan
simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya,
dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk
bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah,
menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.

Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan, ada beberapa langkah
untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
1. Menerima keanehan sang pembicara

Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang
terdapat pada penampilan pembicara.
2. Memperbaiki sikap

Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke
mana-mana.
3. Memperbaiki lingkungan

Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan
memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
4. Meningkatkan pembuatan catatan

Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat intiintinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada
panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir
gagasan yang penting dalam kalimat.
5. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik

Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita
memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita
menyimak mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen
utama sang pembicara, maka sebaiknya kita memusatkan perhatian
ke arah yang dituju.
6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana

Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara.
Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial.
Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya
yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak
pembicaraan yang sedang berlangsung.
7. Menyimak secara rasional

Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat
mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi
dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang
berlangsung.
8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit

Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang
diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan
karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
6. Memanfaatkan waktu secara bijaksana

Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara.
Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial.
Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya
yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak
pembicaraan yang sedang berlangsung.
7. Menyimak secara rasional

Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat
mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi
dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang
berlangsung.
8. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit

Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang
diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan
karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
Ariani Farida. 2006. Keterampilan Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK
PPPG Bahasa.
Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses Pengejaran Menyimak.
Departemen P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende
Flores.
Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas.
Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.
Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Underwood.1990. Teaching Listening. London: Longman.
Ur. Penny. 1984. Teaching Listening Comprehension. Cambridge:
University Press.