GAYA BAHASA, PENTINGKAH?

Download Report

Transcript GAYA BAHASA, PENTINGKAH?

WAHYU WIBOWO
[email protected]
2010
ABAD BAHASA DEWASA INI

Dalam memaknai realitas, manusia tidak lagi menjadi subjek
bahasa, sejarah, wacana, dan pemikiran. Manusia justru
dibicarakan/dikendalikan oleh bahasa (cara pandang seseorang
dipengaruhi oleh bahasa yang dikuasainya); => kasus Prita!
Kasus Cicak dan Buaya! Kasus Bank Century!

Pembenaran bahwa ada TATA PERMAINAN BAHASA (language
games) dalam kehidupan.
(a) bahasa tulisan: populer, ilmiah, jurnalistik; sastra;
(b) bahasa lisan: pelafalan, dialog resmi, dialog sehari-hari;
(c) bahasa SMS: ”wo, knp ftu w ma u cmn dkit? Syg bgt
deh…gy dmn u?’; “W gy dhoz aj neh…gy dmn ay?”
(d) bahasa gado-gado (interferensi): “tadi kamu masuknya
keluar mana”; ”hendak ke manakah suamiku kok sudah
bersalin pakaian pagi-pagi begini?”
KITA OTOMATIS PANDAI BERBAHASA
ATAUKAH HARUS BELAJAR BAHASA?

BAHASA simbol eksistensi manusia: BERKUASA atau HENDAK
MENGUASAI ORANG LAIN. (Ungkapan lain: di dalam bahasa tersembunyi
kelenjar-kelenjar kekuasaan). Implikasi dari hal ini…

KOMUNIKASI, dengan demikian, adalah penstrukturan kosa kata dan
sintaksis berdasarkan konstruksi fakta yang terekspresikan. Akibatnya, sering
kali kita melakukan KEKELIRUAN EPISTEMOLOGI: “saya berjanji
mewakafkan sisa hidup saya…”; “jujur saya katakan, empat tahun lalu saya
menerima dana dari lembaga itu…”; “marilah berjihad dengan mengebom
bule-bule itu…”. Ungkapan lain: batas bahasaku adalah batas duniaku;

KOMUNIKASI ILMIAH: melalui kesadaran berbahasa, yakni kesadaran
yang terefleksi, yang tidak dapat dilepaskan dari persoalan menafsirkan
makna => “Tober dan Luna Maya menikah lalu punya anak” + “Tober dan
Luna Maya punya anak lalu menikah”; KOMUNIKASI ILMIAH
DIKATAKAN KOMUNIKATIF jika “menyenangkan” secara ilmiah.
Kekeliruan Epistemologi,
contoh lain…

ABSTRAK: abstractus, “terlepas dari”, “ditarik dari” (pemahaman
mengenai sebuah kualitas atau hubungan yang bersifat umum dan berada
di luar data yang ada di depan kita). Representasi abstrak dapat disebut
“konsep formal”. Definisi abstrak oleh beberapa filsuf:

SKOLASTIK (intelektual Abad Pertengahan/Abad ke-13; Thomas
Aquinas atau Petrus Lombardus); metode debat; abstrak adalah
pemahaman orang terhadap suatu kualitas yang terlepas dari subjek
pendukung (manusia: ide konkret; kemanusiaan: ide abstrak);

HEGEL (1770-1831; gubes di Heidelberg): abstrak adalah sesuatu yang
terlepas sama sekali dari relasi, yakni sesuatu yang bersifat eksklusif;

ABSTRAKSI: abstractio, “menarik dari”, “memisahkan suatu bagian
dari suatu keseluruhan. Abstraksi merupakan serangkaian proses dalam
pikiran dalam rangka menuju suatu konsep yang bersifat universal.
Ciri-ciri Tata Permainan Bahasa Artikel Ilmiah
(“menyenangkan” secara ilmiah)
1.
KOHEREN (harmonis, integral, kompak, padu, terintegrasi);
2.
SISTEMATIS (teratur, runtut, berjenjang, terorganisasi);
3.
KOMPREHENSIF (tuntas dan menyeluruh; mengandung
satu pikiran utama yang jelas);
4.
LOGIS (dapat dimengerti akal budi dan berfungsi baik);
5.
BEBAS (mandiri, independen, leluasa, merdeka);
6.
BERTANGGUNG JAWAB (dapat menjawab jika ditanyai
tentang perbuatan-perbuatannya);
1. Koheren

Adanya hubungan yang jelas antara unsur-unsur yang
membentuk kalimat; adanya penekanan segi interrelasi
struktur yang mengarah pada kesatuan dan keutuhan (alias
kalimat efektif). Contoh yang tidak koheren (perhatikan
hubungan antarkata yang bergaris bawah):
Adapun saran yang diberikan kepada tim sukses SBY,
karena perhatian masyarakat tinggi dan tingkat
pemahamannya rendah jadi kata-kata yang disampaikan
dalam kampanye harus dapat dimengerti atau dipahami
oleh masyarakat yang berpendidikan rendah sampai
berpendidikan tinggi, agar masyarakat mengetahui seperti
apa tujuan pemerintahan yang akan dijalankan oleh
Capres bila memenangkan pemilu.
2. Sistematis

Adanya pembagian ke dalam tiga bagian pokok:
pendahuluan (uraian masalah atau alasan penelitian. Tujuan
utama, menarik hati pembaca), isi (materi inti: kupasan,
analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, pendirian, atau
sikap kita terhadap masalah), dan simpulan (ciri-ciri
simpulan: deduksi, abstraksi, implikasi, interpretasi,
pernyataan umum, atau perampatan berdasarkan temuan).
Contoh simpulan yang tidak sistematis (perhatikan kata yang
bergaris bawah):
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
perhatian warga Kelurahan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang
mengenai kampanye SBY di Sabuga yang disiarkan melalui media
televisi dengan minat memilih SBY pada pilpres 2009 dan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pemahaman warga mengenai
kampanye SBY di Sabuga yang disiarkan melalui media televisi.
3. Komprehensif

Adanya penelaahan yang lengkap dan rinci; ibarat melihat lukisan,
sekalipun banyak unsur yang menonjol, tetapi ada satu tema yang jelas =>
satu pikiran utama yang jelas. Contoh yang tidak komprehensif (carilah
pokok pikiran pada alinea pendahuluan di bawah ini):
Suatu kajian tentang kebijakan tarif jasa angkutan pasti
melibatkan berbagai pihak. Hingga batas tertentu
karakteristik angkutan kota pada suatu kota apalagi suatu
negara cenderung berbeda dibanding angkutan kota pada
negara lain. Namun, di tengah perbedaan tadi ilmu
pengetahuan tetap memberi ruang bagi pengembangan
berbagai prinsip universal dalam merancang kebijakan
tarif angkutan kota pada suatu negara atau kota di
berbagai belahan dunia.
4. Logis

Ciri logis: mengandung prinsip perkembangan pemikiran
berkat mata rantai yang nalar, melalui diksi yang tepat,
susunan kalimat yang jelas, penggunaan istilah yang adab,
dan penggunaan ejaan yang santun. Contoh yang kurang logis
(perhatikan kata yang bergaris bawah, lalu renungkan apa
hubungannya):
Menurut Kotler dan Armstrong (2004) kualitas merupakan
totalitas fitur dan karakteristik sebuah produk atau jasa
yang memengaruhi kemampuan produk atau jasa itu
memuaskan kebutuhan yang tersurat atau tersirat.
Selanjutnya penulis terkenal itu lebih merinci lagi apa yang
dimaksudkan dengan kualitas produk.
5. Bebas

Adanya kebebasan eksistensial, kebebasan menyeluruh yang
terkonteks dengan kepribadian bangsa, yang dengan demikian
menemukan batasnya pada kebebasan orang lain. Orang yang
bebas secara eksistensial akan mencapai taraf kedewasaan,
otentisitas, dan kematangan rohani. Contoh yang kurang
memahami kebebasan (perhatikan kata yang bergaris bawah):
Dari uraian tersebut di atas dapat dianalisis bahwa lumpur
Lapindo telah memporak-porandakan sarana dan
prasarana perekonomian dan pertransportasian di Jawa
Timur. Bahkan telah memutus jalur transportasi utama
jalan tol Surabaya-Gempol ruas Porong-Gempol.
6. Bertanggung Jawab

Ditulis secara jernih, jelas, gamblang, konsisten, dan
konsekuen. Konkretisasi tanggung jawab ilmiah dari sudut
bahasa:
(a) penggunaan awalan-akhiran yang konsisten;
(b) penggunaan kata tugas yang konsisten (“penelitian ini
akan penulis selesaikan sesuai jadwal”);
(c) penggunaan logika yang benar (“untuk mengejar
ketertinggalan, penulis menyimpulkan bahwa…”); dan
(d) penggunaan kalimat efektif (“kedua cicak itu saling
gigit-menggigit”)
Coba, kita tes…





EJAAN: a) penulisan kata/istilah (“selebritis-selebritas”; b) pungtuasi (“S2” &
“S-2” atau “Jum’at” & “Jumat”); c) gabungan kata (“kerja sama”); d)
pembentukan kata (peluluhan bunyi -> “memparkir”-”memarkir”; “mengkritikmengritik”).
DIKSI: a) kata abstrak/konsep (“anarkis-anarkistis”); b) kata kajian (“H20-air”);
c) kata serapan (“bujet”, “salat”, ”manajemen”); d) sinonimi (“kolosal-akbarmega-raya-besar”; “perempuan-wanita”);
GRAMATIKA, a) kelengkapan unsur S-P-O (“di sini melayani obat generik”); b)
imbuhan (“{me}ngajak”); c) redudansi/mubazir (“sementara waktu”; “mengejar
ketertinggalan”); d) kontaminasi/rancu (“sejak dari”, selain daripada itu”);
KALIMAT: a) “istri dosen yang gemuk itu nakal sekali” (kalimat apakah ini?); b)
“untuk memuluskan penelitian ini,…” atau “perihal penelitian ini sudah saya
konfirmasikan dengan…” (bolehkah ungkapan ini digunakan di dalam artikel
ilmiah?);
TIPS: Hindarilah kalimat yang terlalu kompleks, agar topik utama tidak hilang
(dibaca: gunakanlah kalimat efektif, yakni kalimat yang dapat mewakili secara
tepat pikiran, perasaan, dan kehendak kita sebagai penulisnya).
Perhatikanlah kata-kata yang bergaris
bawah (kiat memvariasikan kalimat)…


Presiden didampingi Ny. Ani Bambang Yudhoyono
menemui korban gempa di Kabupaten Mukomuko,
Bengkulu, dan di Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatera Barat. Pada kesempatan itu Presiden
berdialog dengan dan memberikan bantuan;
Korban gempa di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu,
dan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat,
menerima bantuan langsung dari tangan Presiden
Bambang Yudhoyono. Presiden yang didampingi
oleh Ny. Ani Bambang Yudhoyono sempat pula
berdialog dengan para korban gempa itu.
Siapakah kekasih penulis?

EYD, KBBI, Tesaurus Bahasa Indonesia (kamus
sinonim), Glosarium Bahasa Indonesia (daftar
istilah bidang ilmu beserta penjelasannya).

Alat untuk memadukan kalimat agar koheren (sebagai variasi): (a)
pengganti =>”Menurut SBY,…. Ia menegaskan,…; (b) urutan waktu =>
“Mula-mula…, kemudian…, pada akhirnya…”; (c) parafrase =>
“blablabla…. Dengan kata lain,…”; (d) tambahan => “blablabla….
Selain itu,…”; (e) perbandingan => “blablabla…. Berbeda dengan itu,
…”; (f) ragu-ragu => “blablabla…Hal itu dimungkinkan karena…” (g)
tegasan => “blablabla…. Bahkan, dapat terjadi…”
Berilah komentar…
Pemasaran adalah merupakan salah satu kegiatan utama
dalam bidang perekonomian, disamping kegiatan produksi dan
konsumsi. Konsumsi baru bisa terlaksana setelah adanya
kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan kata lain, produksi
dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan
konsumsi. Pemasaran jika kita lihat berada diantara produksi
dan konsumsi, yang berarti bahwa pemasaran menjadi
penghubung antara dua faktor tersebut. Dalam kondisi
perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran orang
sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Betapapun
baiknya produk yang dihasilkan, jika orang lain tidak
mengetahuinya, maka produk tersebut sulit akan laku.
senarai istilah

PADANAN ISTILAH
peat: gambut;
pain: nyeri;
list: senarai;
balanced budget: anggaran-berimbang;
body lotion: calir raga;
mike: pelantang;
acid sulphate soil: tanah sulfat masam;
active bud: tunas aktif;
placenta: tembuni;
dashboard: panel instrumen;
penthouse: gria tawang;
vegetarian: nabatiwan;
seafood: boga bahari/hidangan laut;
Lanjutan…
customer service: layanan
pelanggan/nasabah;
best seller: pelarap/pelaris;
door prize: hadiah lawang;
power steering: kemudi daya;
ballroom: balai-ria;
bell captain: pramutama tamu;
cottage: pondok;
beef fillet: filet sapi;
food seasonings: penyedap makanan;
date of record: tanggal rekam;
baby bond: obligasi kecil;
kick off: tendangan awal;
steam engine: mesin kukus;
sewage flowrates: debu radioaktif;
check in: lapor masuk/lapor berangkat;
check out: lapor keluar;
VIP: pribadi amat penting;
out-bond tour: wisata luar kota;
airsick: mabuk udara;
fairway: alur pelayaran;
hunting system: sistem lacak;
standby: tunggu muat;
disinfection: awahama;
electric dipole transition: transisi
dwikutub elektrik;
Josephson tunnelling: penerobosan
Josephson;
photochemical smog: asbut fotokimia;
deodorant: pengawabau;
terima kasih…merdeka!
nil voluntibus arduum, tidak ada
yang sukar bagi yang punya
keinginan…
Salam,
Wahyu Wibowo lahir di Kampung Kemayoran,
Jakarta Pusat, 8 Maret 1957;
dekan pada Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Nasional, Jakarta; redaktur senior majalah Solusi
Investasi, Jakarta; penulis 24 judul buku tentang
kebahasaan, komunikasi, dan kepenulisan pragmatik;
bukunya,Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi (Bumi
Aksara, 2008) dan Menuju Jurnalisme Beretika
(Penerbit Buku Kompas, 2009),
telah mengalami cetak ulang; doktor filsafat UGM
Yogyakarta;
email: [email protected]