Transcript Disini

Pembahasan kali ini mengenai
pengiriman sinyal melewati sebuah
saluran transmisi, agar komunikasi
dapat efektif banyak hal tentang
pengendalian
dan
manajemen
pertukaran yang harus diperhatikan.
Data link control ini bekerja di
lapisan ke dua pada model referensi
OSI.
Sinkronisasi frame, data yang dikirimkan
dalam bentuk blok disebut frame. Awal dan
akhir suatu frame harus teridentifikasi dengan
jelas.
 Flow Control (Kendali Aliran), stasiun pengirim
tidak harus mengirimkan frame lebih cepat
dibanding stasiun penerima yang dapat
menyerap frame-frame tersebut.
 Error Control (Kendali kesalahan), kesalaha nkesalahan bit yang diakiba tkan oleh sistem
transmisi harus diperbaiki.
 Addressing
(Pengalamatan),
pada
sebuah
saluran multipoint, seperti LAN, indentitas
dari dua buah stasiun yang berkomunika si
harus jelas

 Kontrol
dan data pada link yang sama,
biasanya
tidak
diperlukan
informasi
kontrol
dalam
sistem komunikasi yang
terpisah, maka penerima ha ru s dapat
membedakan informasi kontrol dari data
yang dikirimkan.
 Link Management (managemen hubungan),
inisiasi, pemeliharaa n, dan penghentian
dari suatu pertukaran data memerlukan
korodina si dan kerja sama yang baik
antar stasiun. Oleh karena itu dibutuhkan
prosedur manajemen untuk pertukaran ini
Flow-control ada lah suatu teknik
untuk menjamin bahwa entitas
pengirim tidak akan membanjiri
data kepada entitas
penerima.
Entitas penerima secara khusus
mengalokasikan
buffer dengan
beberapa kali panjangnya tansfer
Bentuk paling sederhana dari flowcontrol adalah stop-and-wait flow-control
ya ng beker ja sebagai berikut;entitas
sumber
mengirimkan frame, setelah
diterima entitas tu juan memberi tanda
untuk menerima frafe berikutnya dengan
mengirimkan balasan sesua i frame yang
telah diterima.
Prosedur
ini
dapat bekerja
dengan
baik tentunya bila data
dikirimkan
dalam jumlah frame
yang besar, dalam hal ini entitas
sumber akan membagi blok data
yang banyak menjadi blok data yang
lebih
kecil
yang
kemudian
dikirimkan dalam beberapa frame.
Ukuran buffer pada receiver terbatas.
 Transmisi dapat
lebih banyak, sebab bila
dikirimka n secara langsung sebanyak frame
dari data
yang ada,
maka akan mudah
menimbulkan error, sehingga dengan frame yang
lebih kecil maka error dapat dideteksi lebih awal
dari sejumlah frame data yang dikirimkan.
 Pada
pemakaian bersama sebuah media
transmisi (misa lkan LAN), umumnya tidak
diijinkan untuk menempati media transmisi
dalam waktu yang lama yang menyebabkan
delay pada stasiun lain yang akan melakukan
transmisi

Masalah utama yang selama ini
adalah bahwa hanya satu frame yang
dapat dikirimkan pada saat yang sama.
Dalam keadaan antrian bit yang akan
dikirimkan lebih besar dari panjang frame
(a>1) maka diperlukan suatu efisiensi.
Untuk memperbesar efisiensi yang
dapat dilakukan dengan memperbolehkan
transmisi lebih dari satu frame pada saat
yang sama.
Bila suatu stasiun A da n B
dihubungkan dengan jalur full-duplex,
stasiun B mengalokasikan buffers dengan
selebaran frame, yang berarti stasiu n B
dapat menerimaan frame, dan stasiun A
diperbolehkan untuk mengirim frame
sebanyakn tanpa menunggu adanya
jawaban
Bila dua stasiun saling bertukar data (dua
arah) maka masing-masing perlu mengatur
dua window, jadi satu untuk transmit dan
satu untuk receive dan masingma sing sisi
(arah) sa ling mengirim jawaban.
Masing- masing frame data dilengkapi
dengan daerah yang menangkap urutan nomer
dari frame, ditambah daerah yang menangkap
urutan nomer yang dipakai sebagai jawaban.
Selanjutnya bila suatu stasiun memiliki
data yang akan dikirim dan jawaban yang
akan dikirimkan, maka dikirimkan bersamasama dalam satu frame, cara yang demikian
dapat meningkatkan kapasitas komunikasi
kesalahan yang terjadi pada frame-frame
yang ditransmisikan.
 Pb:
Probabilitas kesalahan bit tunggal, disebut
juga dengan the bit kesalahan rate (BER)
 P 1:
Probabilitas di mana frame tiba tanpa
kesalahan bit.
 P2:Probabilitas di mana frame tiba dengan satu
atau lebih kesalaha n bit ya ng tak terdeteksi.2
 P3:. Probabilitas di mana frame tiba dengan
satu atau lebih kesalahan bit yang terdeteksi
namun tanpakesalahan bit yang tak terdeteksi.
bila transmitter mentransmisikan
IRA G (1110001) dan menggunakan
paritas ganjil, akan melampirkan 1 dan
mentransmisikan
11100011.
Receiver
menguji karakter yang diterima dan, bila
total
jumlah 1 adalah ganjil,
diasumsikan tidak terjadi kesalahan. Bila
satu bit (atau
Angka bit yang (ganjil) dibalik secara
salah
selama
transmisi
(misalnya,
11000011),
maka
receiver
akan
mendeteksi
adanya
kesalahan.
Perhatikan,bila dua (atau angka genap)
bit dibalik karena suatu kesa lahan,akan
muncul kesalahan yang tak terdeteksi.
Biasanya, paritas genap digunakan untuk
transmisi synchronous sedangkan parita s
ganjil untuk transmisi
Kode pendeteksian kesalahan yang paling
umum serta paling hebat adalah Cyclic
Redundancy Check (CRC) dengan adanya blok
bit
k-bit,
atau
pesan,
transmitter
mengirimkan suatu deretan n-bit, disebut
sebagai Frame
Check Sequence (FCS),
sehingga frame yang dihasilkan, terdiri dari
k+n bit,bdapat dibagi dengan jelas oleh
beberapa nomor yang sebelumnya sudah
ditetapkan
Modulo
2
aritmatik
menggunakan
penambahan biner tanpa pembawa, yang
hanya merupakan operasi OR-eksklusif saja.
Pengurangan biner tanpa pemba wa juga
diter jemahkan sebagai operasi OR-eksklusif
Kita inginkan T/P tidak memiliki sisa.
Sehingga ha rus dinyatakan dengan
T=2 M+F
Cara
kedua
mengamati
proses CRC adalah dengan
menyatakan
seluruh
nilai
sebagai polynomial dalam suatu
model
variabel
X,dengan
koefisien-koefisien biner
Bila dijumpai kesalahan pada data
yang
telah
diterima, maka perlu
diadakan
tindakan
perbaikanatau
diusahakan agar kesa lahan ini jangan
sampai memberikan dampak yang besar.
Metode koreksi ini diantaranya adalah
 Subtitusi simbol
 Mengirim data koreksi
 Kirim ulang
Pengontrolan kesalahan berkaitan dengan
mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki
kesala han yang terjadi pada pentransmisian
frame.
Hilangnya frame: frame gagal mencapai sisi lain.
Sebagai contoh, derau yang kuat bisa merusak
frame sampai pada tingkat dimana receiver
menyadari bahwa frame sudah ditransmisikan.
 Kerusakan frame: frame diakui telah tiba, namun
beberapa bit mengalami kesalahan (sesudah
berubah selama transmisi).

Pendeteksian kesalahan: sa ma dengan yang
dibahas pada bagian sebelumnya.
 Balasan
positif:
tujuan
mengembalikan
balasan positif untuk frame yang bebas dari
kesalahan dan diterima dengan baik.
 Retransmisi
setelah waktu habis: sumber
melakukan retransmisi frame yang belum
dibalas setelah beberapa saat tertentu.
 Balasan
negatif dan retransmisi: tujuan
mengembalikan balasan negatif kepada frame
yang dideteksi mengalami kesalahan, sumber
melakukan retransmisi terhadap frame yang
demikian

Stop-and-Wa
it ARQ
Go-Back-N ARQ
Selective-reject ARQ
Stop-and-Wait ARQ didasarkan
atas teknik flow control stop-andwait yang telah diuraikan di atas.
Stasiun source mentransmisikan
sebuah frame tunggal dan kemudian
harus menunggu balasan berup a
acknowledgement (ACK). Tidak ada
frame yang dikirim sampai jawaban
dari stasiun tujuan tiba di stasiun
sumber.
Dalam metode ini, stasiun bisa
mengirim deretan frame yang
diurutkan berada sarkan suatu
modulo bilangan. Jumlah frame
balasan yang ada ditentukan oleh
ukuran jendela, menggunakan teknik
kontrol harus jendela penggeseran.
Dengan selective-reject ARQ,
frame-frame
yang
hanya
diretransmisikan
adalah
frameframe yang menerima balasan
negatif, dalam hal ini disebut SREJ
atau frame-frame yang waktunya
sudah habis
Protocol data link control yang paling
penting adalah HDLC (ISO 3009, ISO 4335).
HDLC
tidak
hanya
sudah
umum
dipergunakan namun juga menjadi asas
untuk berbagai protocol data link control
terpenting lainnya, yang menggunakan
format dan mekanisme
ya ng sama
seperti yang digunakan dalam HDLC.

Stasiun Primer: Bertanggu ng-ja wab mengontrol
operasi jalur. Frame-frame dikeluarkan oleh
primary yang disebut perintah.

Stasiun Seku nder: Beroperasi dibawah kendali
stasiu n primer. Frame-frame dikeluarkan
sekunder
yang
disebut
respons.
Primer
mempertahankan jalur logik yang terpisah
dengan setiap stasiun sekunder pada jalur.

Stasiun Gabungan: Mengkombinasikan bentuk
primer dan sekunder. Stasiun gabungan bisa
mengeluarkan perintah dan respon