pesentasi kebahasaan sintaksis

Download Report

Transcript pesentasi kebahasaan sintaksis

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
SINTAKSIS
ANGGOTA:
NURUL ARIFIN
ROSMALA SOLIHAH
TITA SARASWATI ASRI
085060032
0850600
085060124
085060
085060
085060
085060
KELAS A
KELAS A
KELAS B
KELAS
KELAS
KELAS
KELAS
TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun
yang berarti “dengan” dan kata tattein yang
berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi
istilah itu berarti: menempatkan bersama sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
II. 1.
STRUKTUR SINTAKSIS
Secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari
susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
keterangan (K). Menurut Verhaar (1978), fungsifungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-unsur
S,P,O, dan K itu merupakan “kotak kosong/tempattempat kosong” yang tidak mempunyai arti apaapa karena kekosongannya. Tempat-tempat
kosong itu akan diisi sesuatu yang berupa kategori
dan memiliki peranan tertentu.
Contoh kalimat:
Nenek melirik kakek tadi pagi.
Tempat kosong yang bernama subjek diisi oleh kata
nenek yang berkategori nomina; tempat kosong yang
bernama predikat diisi oleh kata melirik yang
berkategori verba, tempat kosong yang bernama objek
diisi oleh kata kakek yang berkategori nomina, dan
tempat kosong yang bernama keterangan diisi oleh
frase tadi pagi yang berkategori nomina. Pengisi fungsifungsi itu yang berupa kategori sintaksis mempunyai
peran-peran sintaksis.
a. Tadi pagi nenek melirik kakek. KSPO
b. Nenek tadi pagi melirik kakek. SKPO
c. Nenek melirik kakek tadi pagi. SPOK
d. *Nenek melirik tadi pagi kakek SPKO
Yang di dalam bahasa tulis tidak dapat
digambarkan secara akurat dan teliti, yang sering
menimbulkan kesalahpahaman adalah intonasi.
Sebuah kalimat dengan unsur-unsur segmental
yang sama, misalnya pada kalimat Nenek melirik
kakek dengan intonasi deklaratif menjadi kalimat
bermodus deklaratif (yang dalam bahasa tulis
ditandai dengan tanda titik); dengan intonasi
interogatif (yang dalam bahasa tulis ditandai
dengan tanda tanya); dan bila diberi intonasi
interjektif akan menjadi kalimat bermodus interjektif
(yang dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda
seru).
Batas antara subjek dan predikat dalam
bahasa Indonesia biasanya ditandai dengan
intonasi berupa nada naik dan tekanan. Oleh
karena itu kalau susunan kalimat yang berbunyi
Kucing makan tikus mati diberi tekanan sebagai
batas subjek dan predikat pada tempat yang
berbeda, maka kalimat tersebut akan memiliki
makna gramatikal yang berbeda. Perhatikan!
(a) Kucing/makan tikus mati.
(b) Kucing makan tikus/mati.
(c) Kucing/makan//tikus/mati.
Keterangan: /
//
= batas subjek predikat
= batas klausa
Alat sintaksis berikutnya adalah konektor. Konektor itu bertugas
menghubungkan satu konstituen dengan konstituen lain, baik yang
berada dalam kalimat maupun yang berada di luar kalimat.
Dilihat dari sifat hubungannya, dibedakan adanya dua macam konektor,
yaitu konektor koordinatif dan konektor subordinatif.
Konjungsi koordinatif seperti: dan, atau, dan tetapi dalam bahasa
Indonesia adalah konektor koordinatif, seperti pada kalimat berikut:
(a) Nenek dan Kakek pergi berburu.
(b) Saya atau dia yang kamu tunggu.
(c) Dia memang galak tetapi hatinya baik.
Konjungsi kalau, meskipun, dan karena, dalam bahasa Indonesia
adalah contoh konektor subordinatif. Seperti dalam kalimat berikut:
(d) Kalau diundang, saya tentu akan datang.
(e) Dia pergi juga meskipun hari hujan.
(f) Kami terlambat datang karena jalan macet total.
II. 3.
FRASE
Frase didefinisikan sebagai satuan gramatikal
yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan
kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di
dalam kalimat.
Hal ini menunjukkan bahwa frase itu pasti
lebih dari sebuah kata. Kata adalah satuan
gramatikal bebas terkecil, maka berarti pembentuk
frase itu harus berupa morfem bebas, bukan
berupa morfem terikat. Jadi, konstruksi belum
makan dan tanah tinggi adalah frase; sedangkan
konstruksi tata boga dan interlokal bukan frase
Jenis Frase
Frase eksosentrik adalah frase yang komponenkomponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama
dengan keseluruhannya. Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari
komponen di dan komponen pasar. Secara keseluruhan atau
secara utuh frase ini dapat mengisi fungsi keterangan.
Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya
atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama
dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu komponennya itu
dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya. Misalnya,
sedang membaca dalam kalimat nenek sedang membaca komik
di kamar, dan komponen keduanya yaitu membaca dapat
menggantikan kedudukan frase tersebut, sehingga menjadi
kalimat nenek membaca komik di kamar.
Frase koordinatif adalah frase yang komponen
pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang
sama dan sederajat, dan secara potensial dapat
dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal
seperti dan, atau, tetapi, maupun konjungsi terbagi seperti
baik …. baik, makin ….makin, dan baik …. Maupun …..
Frase koordinatif ini mempunyai kategori sesuai dengan
kategori komponen pembentuknya. Contoh: sehat dan kuat,
buruh atau majikan, makin terang makin baik, dan dari, oleh,
dan untuk rakyat.
Perluasan Frase
Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu
ciri frase adalah frase itu dapat diperluas.
Maksudnya, frase itu dapat diberi tambahan
komponen baru sesuai dengan konsep atau
pengertian yang akan ditampilkan. Umpamanya,
frase di kamar tidur dapat diperluas dengan diberi
tambahan komponen baru, misalnya, berupa kata
saya, ayah, atau belakang, sehingga menjadi di
kamar tidur saya, di kamar tidur ayah, di kamar
tidur belakang.