File - Annisa Puspitasari

Download Report

Transcript File - Annisa Puspitasari

TIPS PEMBUATAN VIDEO CLIP
• Fungsi dasar video musik adalah marketing
support dari sebuah penjualan album rekaman.
• Secara tidak langsung, video musik itu
mempresentasikan sebuah lagu andalan dan
penyanyinya.
• Tidak lebih dari iklan TV, di video musik yang
diiklankan itu adalah sebuah produk berupa
album rekaman seorang artis.
• Sutradara video klip (kliper) sebut saja Rizal
Mantovani, Dimas Djayadiningrat dll.
• Video musik adalah apa pun bahan baku dasar
dalam pembuatan visual sebuah lagu (mini dv,
dv cam, betacam dll) hasil akhirnya harus dalam
format video (betacam sp atau digital betacam),
tidak dalam format seluloid sebagaimana
layaknya film layar lebar.
“Video musik adalah memvisualkan sebuah
lagu/musik”
• Pembuatan visual video musik, secara global
dikatagorikan sebagai berikut:
1. Memvisualkan penampilan penyanyi
2. Memvisualkan penampilan penyanyi dengan
insert adegan
3. Memvisualkan adegan tanpa penampilan
penyanyi
1. maksudnya, dari awal hingga akhir penayangan
video itu hanya menampilkan penyanyi atau
band saja, tanpa ada adegan yang diperankan
oleh seorang model pendukung.
Yang satu ini biasanya diterapkan pada
penyanyi/band baru yang tentunya punya
kemampuan atau performa cukup bagus.
2. maksudnya, selain memvisualkan lipsync
penyanyi, juga disisipkan insert yang berupa
rangkaian adegan yang memvisualkan sebuah
cerita.
Di mana dalam visual cerita itu bisa diperankan
oleh penyanyi itu sendiri jika memang mampu
atau bisa juga dengan bantuan seorang model
pendukung.
3. Dalam hal ini keseluruhan isi video itu tidak
memvisualkan penyanyi atau band, tetapi hanya
diisi dengan adegan-adegan yang diperagakan
oleh model.
Berikut adalah struktur yang sederhana dari sebuah
tim produksi video musik.
1. PRODUSER
Seluruh aspek manajerial dalam menjalankan sebuah
shooting menjadi tanggng jawab.
Dalam pekerjaannya, ia akan dibantu oleh beberapa
production coordinator, production assistant, unit
manager, location manager, production runner dll.
2. SUTRADARA
Seluruh aspek kreatif dalam pembuatan video
musik menjadi tanggung jawabnya. Dalam
menjalankan tugasnya, seorang sutradara
dibantu oleh assistant sutradara dan storyboard
artist.
3. PENATA SINEMATOGRAFI (DOP)
Bertugas melakukan penataan terhadap fotografi
dan tata cahaya. Dalam bekerja, ia dibantu oleh
beberapa asisten, dan juga chief lighting dengan
beberapa orang dari lighting crew.
4. PENATA ARTISTIK (ART DIRECTOR)
Setting, urusan penampilan artis dalam hal
busana dan make up menjadi tanggung
jawabnya. Dalam bekerja, penata artistik akan
dibantu oleh set builder manager, property
master, costume designer, make-up artist dll.
5. PENYUNTING GAMBAR
Bertugas melakukan pemotongan dan merangkai
gambar-gambar yang dibuat saat shooting.
Tugas lainnya, yaitu membuat visual effect dan
animasi.
Membuat sebuah video musik tak ubahnya
membuat produksi film dan televisi, yakni
melalui tiga tahapan:
1. PRA PRODUKSI
Thapan ini merupakan tahapan pembuatan
konsep. Selain itu, juga mempersiapkan
berbagai keperluan yang divisualkan dalam
video musik, mulai dari jalan cerita, penetuan
model, setting, properti, lighting dsb.
2. PRODUKSI
Tahap di mana kita merekam semua visual yang diperlukan dalam
sebuah tampilan di video musik. Tahap ini dikenal dengan shooting.
Peran storyboard sangan penting. Selain memudahkan penyampaian
informasi kepada sesama kru, kedua hal itu juga berguna agar visual
yang sudah direncanakan tidak tertinggal saat shooting.
Dalam proses ini urutan shooting nggak harus beruntutan sesuai jalan
cerita, tapi dilakukan sesuai tingkat efektifitasnya.
Sutradara video clip juga dituntut untuk mengerti cutting. Jadi, ia
stidaknya harus punya disiplin ilmu editing, di samping ilmu
tentang musik. Dengan demikian, tidak akan terjadi pemotongan
visual secara sembarangan.
Catatan : harus dipahami bahwa musik itu
mempunyai song, chorus dan reff. Kita harus
bisa bercerita di bagian song ini. Biasanya kalau
di reffrain ada statement lebih sehingga adegan
kita harus mengikuti mood dari lagu.
Misalnya ; adegan slow dengan adegan tabrakan.
PASKA PRODUKSI
Merupakan saat di mana kita menggabungkan
dan merangkai gambar (shot) yang telah kita
buat saat shooting. Barulah menyempurnakan
shot-shot tersebut. Dalam hal ini special effect
sangat berperan.
• Selain hal-hal teknis di atas, Dimas Jay
menambahkan bahwa ada beberapa hal yang tak
boleh dilupakan saat akan membuat video musik,
antara lain:
1. Pengetahuan dan kesenangan kita akan musik
sangat membantu dalam pencarian ide dan konsep.
2. Pencarian ide dan pembentukan konsep akan lebih
mudah, jika kita memiliki referensi banyak.
Referensi bisa didapat dengan membaca buku,
majalah, nonton tv, film dsb.
3. Persiapkan shooting sematang mungkin, jangan
pernah meremehkan segala sesuatu, dan
manfaatkan waktu shooting seefektif mungkin,
serta jangan terlalu tergantung pada
kecanggihan alat editing.
4. Memproduksi video musik merupakan tim, jadi
kekompakan dan kerja sama kana sengat
memaksimalkan hasil akhir. Posisi client, yakni
produser dari perusahaan rekaman, penyanyi,
sutradara, dan tim harus bersinergi dengan baik
selayaknya prtner kerja.
5. Memproduksi video musik tidak ada pattern
khusus, jadi masih banyak hal yang bisa di
eksplorasi. Untuk itulah, seringlah
bereksperimen membuat sesuatu yang baru dan
kreatif.
6. Apa yang sudah dijabarkan di atas juga bukan
berarti harga mati, kita tetap harus bisa
beradaptasi dan berimprovisasi terhadap medan
yang akan kita hadapi dalam berproduksi.
7. Kegiatan shooting itu sendiri sudah
merepotkan, jadi janganlah ditambah repot
dengan hal-hal yang tidak ada gunanya. Kru
yang terlibat didalamnya harus bekerja sesuai
tugas masing-masing sehingga segala
sesuatunya bisa berjalan sesuai prosedur.
8. Jangan lupa berdoa
Sama halnya dalam membuat sinetron, membuat
video musik pun jangan sesekali mencoba
mengulangi yang pernah ada.
Karena tanpa sadar kita sudah mengurangi nilai
kita.
Bagaimanapun sebuah ide kreatif masih bisa
berjalan bersamaan dengan selera pasar. Karena
pada dsarnya ide kreatif dan unik selalu akan
dihargai siapa pun.
Beberapa cara mengakali eksplorasi ide kreatif,
antara lain:
1. Konsep di balik sebuah ide
2. Menghibur
pada saat sebuah tontonan audiovisual dapat
menyentuh emosi penonton, di saat itulah
karya kita bisa dinilai menghibur. Konteks
menghibur bisa berarti membuat penonton
tertawa, tegang, menangis, marah, dll. Untuk
mencapai hal ini harmonisasi antara lagu dan
visual sangat penting.
3. Komunikatif
Setiap ide yang kita tuangkan dalam sebuah
tontonan jika ingin di mengerti, haruslah jelas
penyampaiannya. Bisa bersifat kejelasan
geografis, kejelasan penokohan, ataupun
kejelasan konflik. Disini penguasaan teknik
penyutradaraan sangat membantu dalam
efektifitas penyampaian informasi.
4. Eksekusi
kombinasi yang sempurna jika kita mampu
membuat keselarasan antara ide yang bagus
dengan ekseskusi (pelaksaan produksi) yang
bagus juga. Referensi yang beragam dan aktual
sangat mempegaruhi selera kita dalam berkarya.
Dan, terkadang kalau sedang mengalami
stagnasi ide, eksekusi yang baik dapat
membantu memperbaiki keadaan.
5. Improvisasi
Akhirnya penilaian sangat tergantung dari selera
masing-masing individu yang menikmati sebuah
karya video musik.
Yang jelas, sebuah ide harus mengikuti pasar tidak
harus pasaran. Dan, sebuah ide yang unik atau
ekstrim tidak harus memusingkan kepala.
Karena sebuah video musik adalah sebuah hasil karya
yang proses pembuatannya butuk imajinasi dan
kreatifitas tersendiri, video musik harus dibuat
dengan perasaan yang dalam dan usahakan
menyatu dengan diri kita sabagai sutradara.
Dalam membuat video clip si pembuat video musik
juga harus bisa menyesuaikan gaya dengan jenis
lagunya sehingga apa yang divisualkan mempunyai
satu kesatuan dengan lagu dan image penyanyinya.
Gaya visual juga disesuaikan dengan gaya dan selera
dari masing-masing kreator video musik, baik dari
segi penyutradaraan, sinematografi, tata artistik,
editing dll.
Style sebuah video clip juga didukung oleh penetuan
lokasi shooting.
Untuk masalah style video musik sangat
tergantung pada jenis musik yang akan kita
visualkan. Misalnya, dalam pembuatan musik
pop, hampir semua point marketing strategy
dikerjakan dalam memvisualkan video “pop”.
Begitupun saat membuat video clip untuk jenis
musik rock yang lebih berjiwa bebas, dalam
visual pembuatannya akan jauh berbeda dengan
jenis musik pop.
Namun, lepas dari ketergantungan akan katagori
jenis musiknya, kita dapat juga melihatnya dari
segi mood/soul/nyawa dari karya itu.
Secara sederhana dapat kita bagi menjadi 2
bagian:
1. Estetik
2. Antiestetik
Estetik? Estetik ini merupakan aliran yang
mengedepankan sebuah keindahan gambar,
dalam artian cenderung memanjakan mata
pemirsa.
Semua digerakkan melalui unsur-unsur dalam
sebuah produksi audiovisual baik tema,
penyutradaraan, pemain/artis, make up, camera
movement/cinematography, lighting, tata
artistik, editing, special effect dll.
Contoh:
Tema
: Ungkapan perasaan cinta
Penyutradaraan : Mengeksplorasi suasana
romantis dari sisi pemain
Make Up
: Wajah pemain tampak natural,
tapi tetap cantik
Sinematografi
: Pencahayaan soft lighting,
smooth movement
Tata Artistik
: setting dan properti soft
color
Editing
: Perpindahan gambar yang
smooth
Special Effect
: Kualitas gambarnya halus
dan
pewarnaan yang selaras
Antiestetik?
Aliran ini lebih bersifat alternatif dalam
memvisualkan gambar dan sering dengan
sengaja keluar dari pattern yang secara
konvensional dianggap indah.
Tapi, gambar yang dihasilkan tetap bisa menjadi
karya yang indah dan enak dilihat, selama apa
yang divisualkan selaras dengan lagu dan
musiknya.
Contoh :
Tema
: Kematian
Penyutradaraan : Visual perkelahian, bersimbah
darah
Make up
: wajah yang babak belur
Sinematografi : Kamera bergerak kasar,
pencahayaan suram
Tata artistik
: Setting lingkungan kumuh
Editing
: Perpindahan gambar yang cepat
Special Effect : Kualitas gambar yang tidak
halus
Manakah yang bagus??
Jadi, apa pun jenis aliran yang dipakai, video musik
selayaknya menjadi sebuah kendaraan sebuah
musik/lagu untuk masuk ke titik penglihatan dan
perasa pemirsa.
Buatlah orang menjadi suka musik
Dengan menyukai musik pun sudah merupakan
modal untuk bisa menjadi seorang kliper.
Mengerjakannya dengan hati. Untuk bisa
mengerjakan dengan hati, kita harus suka terlebeh
dahulu dengan lagu itu sendiri.
Bagaimana ide itu datang??
Untuk membuat video musi pejantan tangguh
sheila on 7, Dimas Jay mendapat ide saat berada
di pesawat.
Jadi betapa pentingnya sebuah referensi dalam
hidup seorang kliper.
Ide juga muncul bila kita sering mendengarkan
musik, menonton televisi, menonton film, atau
membaca buku.
Buku itu juga bisa menjadi background dan
database berfikir kita.
Membaca majalah fashion. Dengan membaca
majalah ini setidaknya kita tahu tren mode
terbaru dan pandanan-pandaan busana yang
cocok. Misalnya video musik rock.
Selain itu, ide juga bisa muncul dari kejadiankejadian yang ada di masyarakat. Saat duduk di
cafe, warkop bahkan saat berjalan.
Dalam hal ini, sensitivitas kita terhadap
lingkungan sangat dibutuhkan. Seorang
sutradara menangkap kejadian yang terjadi di
masyarakat tadi.
• Harus tetap diingat bahwa yang menonton itu
tidak semuanya seniman. Penonton televisi itu
ada yang tukang becak, pedagang sayur, ibu
rumah tangga, sehingga pembuatan video musik
itu harus pula bisa dinikmati oleh mereka.
• Kalau video klipnya menarik, bukan tidak
mungkin lagunya pun bisa menarik di telinga
pemirsa. Nah, inilah tugas seorang sutradara
video musik.
• Sebelum melakukan shooting, biasanya
sutradara dibekali dengan perencanaan
pembuatan storyboard. Storyboard ini
digunakan untuk mempermudah dan
mempermurah pengambilan gambar.
• Storyboard ini juga yang akan dipakai seorang
sutradara video musik sebagai bahan presentasi
di depan klien-nya. Disini kita hanya
menggunakan shot-list; apakah hanya akan
menyanyi saja, visual saja, atau ada talent, kita
juga akan memberi tahu talent-nya. Perlu
diterangkan juga adegan per adegan yang akan
muncul.
• Dari presentasi ini kita akan tahu, manakah
yang disukai klien. Setelah itu, barulah
sutradara membuat jadwal shooting. Proses
shooting tak akan menyimpang dari rencana
yang telah ditetapkan. Setelah shooting selesai
dan proses pasca produksi usai, dilakukan
preview. Jika dalam preview harus ada revisi
maka revisi lebih baik dilakukan sekali. Setelah
itu, barulah master.
SEKIAN