9_Klein_Melanie

Download Report

Transcript 9_Klein_Melanie

TEORI HUBUNGAN/ PEMELIHARAAN
(Object-relation Theory)
MELANIE KLEIN
BIOGRAFI MELANIE KLEIN


Melanie Reizes Klein, anak dari Dr. Moriz Reizes dan istri keduanya
yang bernama Libussa Deutch Reizes, dilahirkan pada tanggal 30
Maret 1882 di Vienna, Austria, sebagai anak bungsu dari 4
bersaudara. Kepercayaaan Klein akan kelahirannya yang tidak
direncanakan, membuatnya merasa tertolak oleh kedua orang
tuanya, terutama oleh ayahnya yang begitu mengasihi kakak
sulungnya, Emili. Pada saat Melanie dilahirkan, ayahnya telah lama
memberontak terhadap Ortodoks Yahudinya dan telah berhenti
mempelajari agama apapun. Sebagai konsekuensinya, Klein
dibesarkan dalam sebuah keluarga yang bukan pro-religius maupun
Anti-religius.
Pada masa kecilnya, Klein memperhatikan bagaimana kedua orang
tuanya melakukan pekerjaan yang tidak mereka sukai. Ayahnya
adalah seorang dokter umum yang berjuang mengumpulkan uang di
bidang kedokteran sampai akhirnya dialihkan menjadi asisten dokter
gigi. Ibunya membuka sebuah kios yang menjual beraneka macam
tanaman dan berbagai reptil. Ini merupakan sebuah pekerjaan yang
sangat sulit, memalukan, dan menakutkan, terutama bagi Klein
yang begitu benci dan jijik akan ular. Walaupun penghasilan
ayahnya sebagai seorang dokter amat kecil dan tak mencukupi,
Melanie bercita-cita menjadi seorang dokter umum.


Hubungan antara orang tua dan Klein tidaklah sehat, atau bahkan
berakhir dalam tragedi. Ia merasa ditelantarkan oleh ayahnya yang
dingin dan tidak ramah. Walaupun ia mencintai dan mengidolakan
ibunya, Klein merasa tidak nyaman olehnya. Klein memiliki kasih
sayang dari kakaknya, Sidonie, yang berumur 4 tahun lebih tua
darinya. Sidonie mengajarkan Melanie membaca dan juga tentang
aritmetika. Namun sayang sekali, pada saat Melanie berusia 4
tahun, Sidonie meninggal. Setelah beberapa tahun, Klein mengakui
bahwa ia tidak pernah berhenti berduka cita bagi kematian
kakaknya itu. Setelah kematian Sidonie, Klein sangat bergantung
pada kakak lelaki satu-satunya, Emmanuel, yang berusia lebih tua 5
tahun dan menjadikannya orang kepercayaan. Klein begitu
mengidolakan kakak lelakinya ini sehingga kegandrungan ini
berkontribusi pada kesulitannya berhubungan dengan pria di
kemudian hari. Seperti yang telah dilakukan Sidonie, Emmanuel
mengajarkan Melanie dan instruksinya yang luar biasa telah
membantu Melanie meluluskan ujian saringan masuk akademi
ternama.
Ketika Klein berusia 18 tahun, ayahnya meninggal. Namun, sebuah
tragedi terjadi 2 tahun setelahnya, yaitu pada saat kakak
tercintanya, Emmanuel, meninggal dunia. Kematian Emmanuel
menghancurkan perasaan Klein. Sambil berduka cita atas kematian
kakaknya, ia menikah dengan Arthur Klein, seorang insinyur yang
merupakan teman dekat Emmanuel.

Sangat disayangkan bahwa pernikahan Klein tidak membawa
kebahagiaan; ia takut akan seks dan membenci kehamilan, namun,
pernikahannya dengan Arthur menghasilkan 3 orang anak: Melitta,
lahir pada tahun 1907; Hans, lahir pada tahun 1907; dan Erich, lahir
pada tahun 1914. Pada tahun 1909, Klein sekeluarga berpindah ke
Buddhapest, tempat di mana Arthur dipindah-tugaskan. Di sana,
Klein bertemu dengan Sandor Ferenezi, salah seorang anggota inti
Freud dan orang yang memperkenalkanya pada dunia analisa
kejiwaan. Ketika ibunya meninggal pada tahun 1914, Klein
mengalami depresi dan mengikuti analisa dengan Ferenezi. Hal
inilah menjadikan pengalaman titik balik hidupnya. Di saat yang
hampir bersamaan; Klein menemukan Freud, anak bungsunya,
Erich, lahir. Klein terbawa dalam psychoanalysis (analisa kejiwaan)
dan melatih anaknya berdasarkan prinsip-prinsip Freud. Sebagai
bagian dari pelatihan, Klein mulai menganalisa kejiwaan anak
lelakinya itu. Selain itu, ia pun mencoba menganalisa Melitta dan
Hans, yang telah menemui analisator lain. Melitta yang pada
akhirnya menjadi psychoanalyst (penganalisa kejiwaan), dianalisa
oleh Karen Horney. Suatu hubungan parallel yang menarik antara
Horney dan Klein adalah ketika anak perempuan Horney berumur 9
dan 12 tahun, Klein menjadi analisator mereka

Pada tahun 1919, Klein berpisah dengan suaminya, namun tidak
melangsungkan perceraian untuk beberapa tahun. Setelah
perpisahan tersebut, ia memulai praktek psychoanalytic di Berlin
dan melakukan kontribusi pertamanya dalam artikel psychoanalytic
(analisa kejiwaan) dengan sebuah artikel yang berisi tentang
analisanya terhadap Erich, yang tidak diidentifikasikan sebagai putra
Klein sampai jangka waktu yang lama setelah Klein meninggal
dunia. Karena merasa tidak puas dengan analisa dirinya oleh
Ferenezi, Klein mengakhirinya dan mulai dianalisa oleh Karl
Abraham, yang juga merupakan salah satu anggota inti Freud.
Walaupun demikian, 14 bulan kemudian, Klein mengalami suatu
tragedi ketika Abraham meninggal. Ketika itu, Klein memutuskan
untuk mulai menganalisa dirinya sendiri, yang merupakan reminder
dalam hidupnya. Sebelum tahun 1919, para psychoanalysis
(penganalisa kejiwaan), termasuk Freud mendasarkan teori
perkembangan anak pada therapeutic work dengan orang dewasa.
Pada tahun 1926, Ernest Jones mengundang Klein ke London untuk
menganalisa anak-anaknya serta mengajar beberapa mata kuliah
yang berhubungan dengan analisa anak-anak. Pengajaran ini
akhirnya menghasilkan buku pertamanya yang berjudul The
Psychoanalysis of Children. Pada tahun 1927, ia mengusahakan
menjadi penduduk tetap di Inggris dan tinggal di sana hingga tutup
usia pada tanggal 22 September 1960.

Object
Penggambaran tentang
Object Relations Theory
relations
theory
Melanie Klein dibentuk
berdasarkan pengamatan teliti terhadap anak-anak kecil.
Berlawanan dengan Freud yang menekankan kehidupan
4 tahun pertama, Klein menitikberatkan pentingnya 4 - 6
bulan setelah kelahiran. Ia menekankan bahwa
rangsangan bayi (kelaparan, seks, dll.) ditujukan kepada
suatu objek – payudara, penis, vagina, dan lain
sebagainya. Menurut Klein, hubungan bayi dan payudara
sangatlah penting dan merupakan prototipe bagi
hubungan lanjutan seperti ayah dan ibu. Kecenderungan
bayi yang paling awal dalam menghubungkan sebagian
objek memberikan mereka pengalaman-pengalaman
tidak realistis atau seperti khayalan yang nantinya akan
mempengaruhi semua hubungan antar pribadi. Dengan
demikian, ide-ide Klein cenderung mengubah fokus teori
analisa kejiwaan (psikologi) dari tahap perkembangan
dasar yang natural sampai kepada terbentuknya
khayalan awal dalam pembentukan hubungan antar
pribadi.

Sebagai tambahan, pembuat teori lain telah menspekulasi
pentingnya pengalaman awal seorang anak bersama ibunya.
Margaret Mahler mempercayai bahwa perasaan anak-anak akan
kepemilikan identitas diri bergantung pada 3 langkah hubungan
anak tersebut dengan ibunya. Pertama, seorang bayi memiliki
kebutuhan dasar yang dipenuhi oleh ibunya; kedua, mereka
mengembangkan hubungan erat yang saling menguntungkan
dengan ibunya; ketiga, anak tersebut keluar dari lingkaran protektif
ibunya dan membangun kepribadiannya sendiri. Heinz Kohut
menteorikan bahwa anak-anak membangun a sense of self during
early infancy, ketika orang tua mereka dan orang-orang di
sekitarnya memperlakukan mereka seolah-olah mereka memiliki
individualized sense of identity.
Object relations theory Melanie Klein
Object relations theory adalah buah (‘anak teori’) yang dihasilkan
dari teori Freud, tetapi ia memiliki beberapa perbedaan. Secara
umum, 3 perbedaan antara Object relations theory dan teori Freud
adalah :
pertama, object relations theory kurang menekankan pada
keinginan yang berdasarkan kebutuhan biologis dan lebih
mementingkan pola hubungan antar personal yang konsisten;
kedua, bertolak-belakang dengan teori Freud yang yang cenderung
paternalistik, menekankan kekuasaan serta kontrol yang dimiliki
sang ayah, object relations theory cenderung lebih maternalistik,
mementingkan keintiman dan kasih sayang ibu
ketiga, object relations theory secara umum mengamati kontak dan
hubungan manusia – bukan kenikmatan seksual – sebagai motif
utama sebagai manusia.
Kehidupan psikis seorang bayi
Klein menekankan pentingnya empat sampai enam
bulan pertama dari hidup seorang anak. Ini
bertentangan dengan Freud yang menekankan
pentingnya beberapa tahun pertama. Bagi Klein, anak
balita tidak mulai dari nol, akan tetapi anak tersebut
mempunyai sifat-sifat yang diturunkan dari orang
tuanya.
1. Fantasi (khayalan)
Salah satu asumsi Klein adalah bahwa anak yang baru
lahir saja sudah mempunyai fantasi yang sudah aktif.
Fantasi-fantasi ini adalah representasi psychic dari
insting mereka
Sebagai contoh adalah bayi mengetahui jika perut
yang kosong adalah buruk dan perut yang penuh
adalah baik. Maka Klein mempunyai asumsi jika
seorang
bayi
yang
tidur
dengan
jempol
dimasukkan ke dalam mulut sedang berfantasi
tentang payudara seorang ibu yang enak yang ada
dalam mulut mereka.
2. Objek
Anak balita mempunyai relasi pada objek, pada fantasi,
dan juga pada kenyataan. Objek yang paling awal
adalah objek payudara ibu, yang kemudian pengaruhnya
berkembang menjadi menyukai tangan dan muka yang
terus membantu balita tersebut
Sebagai contoh, seorang anak yang mempunyai
objek ibunya percaya bahwa ibunya ada dalam
dirinya. Klein mengatakan bahwa objek-objek ini
mempunyai kekuatan sendiri. Konsep ini mirip
dengan konsep superego dari Freud dimana ia
mengasumsikan bahwa kesadaran seorang ayah
atau ibu ada dalam tubuh anak tersebut.
3. Posisi
Klein melihat bayi (manusia) sebagai penghubung
konsisten dalam konflik dasar antara hasrat untuk hidup
dan hasrat untuk mati, antara baik dan buruk, antara
cinta dan kebencian, kreativitas dan penghancuran.
Seiring ego bejalan menuju penggabungan dan menjauh
dari perpecahan, secara alami bayi memilih sensasi yang
menyenangkan dibanding yang memusingkan.
Dalam pengupayaan mereka untuk berurusan dengan
penggolongan perasaan tenang dan tidak tenang, bayi
mengatur posisi atau cara berurusan dengan objek-objek
internal maupun eksternal berdasarkan pengalamannya.
Klein memilih istilah ‘posisi’ dibandingkan ‘tingkat
perkembangan’ untuk menunjukkan bahwa perubahan
posisi berarti maju atau mundur; ini bukanlah jangka
waktu ataupun tahapan perkembangan yang dilewati
seseorang.
Ada 2 posisi yang paling dasar
1. Posisi paranoid - schizoid
Pada bulan-bulan awal setelah kelahiran, seorang bayi
bersentuhan dengan payudara (yg bagus maupun yg
buruk). Hasrat bayi untuk menguasai payudara ibu
dengan melahap dan menjadikannya ‘pelabuhan’ bagi
bibirnya yang mungil. Pada saat yang bersamaan,
dorongan destruktif bawaan bayi menciptakan khayalan
yang merusak payudara dengan menggigit, merobeknya.
Untuk mengatasi apabila perasaan ini timbul pada dua
objek yang sama dalam waktu yang bersamaan, ego itu
menghilang dengan sendirinya, menahan hasrat yang
lainnya dan memusatkan perhatian pada payudara, yang
merupakan kebutuhan untuk hidup.
Selain itu, bayi juga memiliki hubungan dengan
payudara yang ideal yang menyediakan cinta,
kenyamanan, dan kepuasan. Bayi begitu menginginkan
keberadaan payudara ideal di mulutnya, yang
meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan kehilangan
payudara itu.
Menurut Klein, bayi membentuk posisi paranoid-schizoid
pada 3-4 bulan pertama setelah ia lahir, yaitu waktu di
mana persepsi ego dari dunia luar masih subjektif dan
berupa fantasi (khayalan), bukan objektif dan real
(sesuai dengan kenyataan). Dalam dunia schizoid anak
kecil, perasaan benci ditujukan pada dot, sebaliknya,
perasaan cinta dan kenyamanan berhubungan pada
payudara.
2. Depressive Position
Sejak berusia 5-6 bulan, seorang bayi mulai mengamati
objek-objek eksternal sebagai sebuah keseluruhan dan
menyadari bahwa kebaikan dan keburukan dapat dimiliki
oleh orang yang sama (ibunya). Perasaan takut
kehilangan objek yang dicintai, bercampur dengan rasa
bersalah
karena
telah
menginginkan
untuk
menghancurkan objek tersebut, oleh Klein sebut posisi
depressive (berada dalam tekanan atau depresi).
Bayi dalam posisi depressive menyadari bahwa objek
yang disukai dan yang dibenci adalah satu atau
merupakan objek yang sama
Defense Mechanism
1. Introjection
Introjection dimulai pertama kali saat bayi diberi makan,
ketika memperkenalkan payudara ibu kepada bayi
(pemasukkan benda-benda ke dalam mulut). Secara
umum, bayi mencoba untuk meng-introject objek-objek
yang bagus untuk dingunakan sebagai pelindung dari
kesenangan. Objek-objek yang terintrojeksi bukanlah
representasi sesungguhnya dari objek-objek aslinya,
tetapi diwarnai oleh fantasi (khayalan) anak-anak.
Sebagai contoh, bayi akan mengkhayal kalau ibunya
selalu ada; yaitu mereka merasa ibunya selalu ada di
dalam dirinya. Ibu dalam arti yang sesungguhnya, tentu
tidak berada dalam bayi tersebut, namun ia merupakan
objek fantasi internal dari bayi tersebut.
2. Projeksi
Projection adalah sebuah fantasi di mana perasaan dan
impuls seseorang berada pada 2 hal yang berbeda yakni
objek eksternal dan internal.
3. Splitting (pembagian atau pemisahan)
Bayi hanya dapat mengatur aspek baik atau buruk yang
ada dalam dirinya dan juga objek eksternal dengan
membedakan
dan
memisahkan,
dengan
cara
mengesampingkan impuls yang tidak sesuai. Untuk
memisahkan objek yang baik dan yang buruk, ego itu
sendiri harus dibagi-bagi. Bayi membentuk sebuah
gambaran akan “aku yang baik” dan “aku yang buruk”,
yang memungkinkan mereka untuk berurusan dengan
impuls yang menyenangkan dan impuls yang
menghancurkan terhadap objek-objek eksternal.
4. Identifikasi Bersifat Proyeksi
Sebuah mekanisme pertahanan psikis di mana bayi
memisahkan bagian dari diri mereka yang tidak dapat
mereka terima, memproyeksikan bagian-bagian tersebut
ke objek yang lainnya, dan akhirnya meng-introject
mereka kembali pada diri mereka dalam bentuk yang
telah berubah. Dengan menarik kembali objek kepada
diri mereka sendiri, para bayi merasa bahwa mereka
sudah menjadi seperti objek itu sendiri.
3 internalisasi yang penting
1. Ego
Ego mulai berkembang ketika bayi diberi makan untuk
pertama kali dalam hidupnya, pada saat payudara tidak
hanya memenuhi bayi dengan susu, tapi juga dengan
cinta dan rasa aman. Tetapi, bayi juga mengalami dot
yang tidak memberikan susu, cinta maupun rasa aman.
Bayi mengintrojeksi kedua-duanya; payudara dan dot,
dan gambaran-gambaran ini mempersiapkan titik
penting bagi perluasan ego tersebut.
2. Superego
Gambaran Klein tentang superego berbeda dengan
gambaran Freud, setidaknya dalam 3 pengertian
penting.
Pertama, ia muncul jauh lebih dini di kehidupan
Kedua, superego bukanlah perkembangan dari Oedipus
complex
Ketiga, ia lebih kasar dan kejam.
3. Oedipus kompleks
Pertama : oedipus kompleks dimulai pada bulan-bulan
awal kehidupan dan mencapai klimaks pada usia 3 atau
4 tahun.
Kedua : bagian penting dari Oedipus kompleks adalah
ketakutan anak akan pembalasan dari orang tuanya.
Ketiga : mementingkan anak - anak mendapatkan
perasaan yang positif terhadap kedua orang tuanya
pada masa Oedipus kompleks.
Keempat : membuat hipotesis bahwa pada langkahlangkah
awal,
Oedipus
kompleks
memberikan
kepentingan yang sama bagi perempuan maupun laki laki, untuk membangun kelakuan baik pada objek-objek
yang baik dan memberikan kepuasan (payudara dan
penis) dan untuk menghindari objek yang buruk dan
menakutkan (payudara dan penis). Dalam posisi ini,
anak-anak dapat secara langsung ataupun bertahap
menyampaikan rasa cintanya pada kedua orang tuanya.
Kritik terhadap teori Klein
1.
2.
3.
Terlalu Patologis. Menurut Klein, dunia fantasi anak –
anak merupakan bagian dari psychotic (penyakit
kejiwaan)
Agresi di segala tempat. Konsep insting kematian
Klein, yang bersumber dari seluruh agresi secara
teoritis tidak jelas.
Analisis yang kabur. Beberapa interpretasi Klein
terhadap klien dikritik sebagai spekulasi2 yang
“sembrono” yang didorong oleh suatu teori yang tidak
selalu berkaitan dengan observasi klinis.