slide - mejikubirubiru

Download Report

Transcript slide - mejikubirubiru

Kelompok 2 Sos.Kom
Efek Pencitraan Para
Pejabat di Media Massa
Terhadap Kehidupan
Bermasyarakat
Disusun Oleh:
Achmad Jamaluddin
Amelia K. Rosidi
Dede Setiawan
Elika Winanda
Hanifa Choirunisa
Ridho Azlam A.
Siti Nurinah A.
Yogo Septian
Landasan Teori
Teori Jarum Hipodermik
Model jarum hipodermik merupakan model komunikasi massa yang bersifat linier dan satu
arah. Bila kita menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik atau media yang benar,
komunikan dapat diarahkan sekehendak hati kita.
Teori agenda setting
Asumsi dasarnya adalah: “To tell what to think about” (membentuk persepsi khalayak tentang
apa yang dianggap penting). Dasar pemikirannya adalah: diantara berbagai topik yang dimuat
media massa, topik yang lebih banyak mendapat perhatian dari media massa akan
menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu,
dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media massa.
Uses and Gratification Model (Model Kegunaan dan Kepuasan) Merupakan pengembangan dari model
jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri khalayak, tetapi
tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media, sebab khalayak dianggap aktif menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya.
Teori komunikasi politik empati Menurut teori ini, komunikasi politik diukur dari keberhasilan
komunikator (subjek komunikasi) memproyeksikan diri dalam sudut pandang orang lain. Komunikasi politik
berhasil apabila dapat menanamkan citra diri si komunikator dalam suasana alam pikiran masyarakat, atau
secara ringkas, membangun empati masyarakat.
Pembahasan
Politik mencakup lebih dari sekedar pengelolaan masalah publik, struktur dan organisasi pemerintah serta
kampanye pemilu yang bersemangat. Lebih dari itu, politik mencakup aspirasi, tujuan, keyakinan, dan nilai nilai kemanusiaan. Politik berkaitan dengan teori dan praktek, keterampilan filosofis serta teknis. Terjun
kedalam dunia politik, haruslah memliki prasyarat utama. Atau komposisi utama berpolitik, agar berpolitik
bukan saja permainan belaka, tapi berpolitik adalah upaya sungguh-sungguh mengabdi pada kepentingan
rakyat banyak.
Dunia politik tak ubahnya seperti arena bertarung yang sangat membutuhkan strategi jitu dalam
pemenangannya.
Tidak hanya sekedar politik uang yang mampu berperan sebagai second God dalam
memenangkan hati rakyat.
Menurut survey yang dilakukan oleh Pew Research Center for the People and the Press terhadap
sekitar 200 konsultan politik di seluruh dunia pada tahun 1997 - 1998, ditemukan fakta bahwa kualitas dari
pesan-pesan kampanye politik sebuah partai politik dan strategi pencitraan para pemimpin partai politik
merupakan faktor utama dalam menentukan kemenangan dalam pemilihan umum, sehingga selain faktor
biaya yang mutlak dipersiapkan untuk menggerakkan mesin politik, pencitraan partai politik dan pemimpin
partai politik merupakan kunci penentu kemenangan.
Melalui pendekatan program kerja sebuah partai
politik kepada pemilihnya hanya akan dimengerti oleh publik yang “melek” politik. Bagi publik yang “buta”
politik, mereka akan lebih suka melihat citra para pemimpin partai politik. Pengertian citra berkaitan erat
dengan suatu penilaian, tanggapan, opini, kepercayaan publik, asosiasi, lembaga dan juga simbol simbol
tertentu terhadap bentuk pelayanan, nama perusahaan dan merek suatu produk barang atau jasa yang
diberikan oleh publik sebagai khalayak sasaran (audience).
Dengan demikian, tanggapan dan penilaian publik merupakan unsur penting dalam melakukan penelitian
tentang Citra. Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek
tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap obyek tersebut akan ditentukan oleh citra obyek yang
menampilkan kondisi yang paling baik.
Jika kita berbicara mengenai strategi pencitraan,
tak dapat dilepaskan dari peran media massa dalam
kapasitasnya sebagai media (wadah) untuk memberitakan
kepada publik serta memberi citra dari aktivitas para aktor
politik yang diberitakan dan menjadi konsumsi media massa.
Disini peranan “Framing” maupun “Agenda Setting” menjadi
penting, karena agenda media (dalam hal ini media memilih
berita-berita
yang
akan
menjadi
headline
dalam
pemberitaannya) merupakan agenda publik, artinya adalah
publik disodorkan headline berita yang memang telah
diagendakan oleh media untuk menjadi berita utama
(headline). Media massa mempunyai peranan penting dalam
mensosialisasikan
masyarakat.
nilai-nilai
tertentu
kepada
Hal tersebut tampak dari fungsi yang
dijalankan oleh media massa yaitu sebagai alat untuk
mengawasi lingkungan (surveillance of the environment),
menghubungkan
bagian-bagian
dalam
masyarakat
(correlation of the parts of society), mengirimkan warisan
sosial
(transmission
of
the
social
heritage),
dan
memberikan hiburan (entertainment) – (Littlejohn, 1999).
Menurut Blumler dan Gurevitch dalam studinya
mengenai The Political Effects of Mass Communications
(1986) menjelaskan bahwa kepedulian publik tentang
komunikasi massa pada dasarnya terfokus pada efek
potensial dari isi
media massa kepada publiknya /
khalayaknya. Oleh karena itu ada semacam asumsi bahwa
media massa mempunyai pengaruh yang potensial kepada
khalayaknya, dan karena itu pula orang sering mengatakan
bahwa media massa itu sangatlah powerfull.
Kekuatan
media massa untuk mempengaruhi khalayaknya sangat
berdampak keras dan dapat menjadikan sebuah partai
politik maupun aktor politik yang ada didalamnya mempunyai
citra yang memang baik, atau masih dalam kondisi abu-abu.
Elemen Dalam Pencitraan Pejabat Politik
Komunikasi Politik dan Strategi Politik
Komunikasi politik biasanya menggunakan dua sistem
komunikasi dominan, yaitu media massa modern dan
sistem komunikasi tradisional. Untuk mempengaruhi
masyarakat, maka perlu untuk memilih sarana komunikasi
yang tepat, sesuai dengan keperluan dan kepada siapa
pesan politik ingin disampaikan.
Partai Politik
Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani
ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus.
Realitas
politik
di
sebagian
besar
partai
fungsinya
secara
Indonesia
politik
maksimal.
menunjukan
tidak
Partai
bahwa
menjalankan
politik
masih
menerapkan pragmatisme politik semata ketimbang
mengimplementasikan fungsi-fungsi yang dimilikinya.
Media Massa
Sebagai agen politik, media massa bisa melakukan proses pengemasan pesan dan proses inilah yang
sebenarnya membuat sebuah peristiwa atau aktor politik memiliki citra tertentu. Pencitraan politik
seringkali sangat efektif untuk menaikkan pamor atau menghancurkan pamor aktor politik.
Konsultan Politik
Ada beberapa tipe konsultan politik menurut Choel Mallarangeng (Direktur Fox Indonesia) Ada yang hanya
menangani isu saja, ada yang menangani style and contain client saja. Ada yang menangani grass root
campaign client saja, ada yang memimpin keseluruhan tim pemenangan, ada yang media campaignnya saja.
Bahkan bukan membuat eksekusi media, tapi cuma creative brief, ada pelaporan dan adminitrasinya. Tapi
kalau tujuannya menang, begitu banyak secara holistik harus dilakukan untuk menang.
Marketing Politik
Tataran persentuhan konsultan marketing politik
seperti yang dikatakan pada bab sebelumnya, yakni
hanya bekerja pada aspek emosinal pemilih tanpa
memedulikan sisi substansial dari apa yang mau
ditawarkan dengan brand Politik tersebut.
Kekuatan Kehumasan
Faktor ini merupakan kekuatan partai - partai
politik beserta aktor politiknya dalam mesin politik-
nya. Aspek penting faktor ini, yaitu komunitas
membentuk
merek
politik,
rekayasa
citra,
segmentasi publik, target pemilih, dan pencitraan
personal kandidat. Tidak kalah penting adalah
menyasar pemilih, manajemen media massa dengan
impresi politik.
Pencitraan
Pencitraan merupakan sebuah pembentukan image dapat
berupa pembentukan image
yangaktivitas
yang
baik
ataupun image
buruk. Para aktor politik (politis) mencoba
menggambarkan hal positif Tentang politik yang dia lakukan
kepada publik (khalayak), walaupun sebenarnya hal tersebut
tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (baik dilebihlebihkan , di tambah-tambahkan, atau sekedar bentuk
pembentuk image positiv) kepada khalayak.
Positif dari pencitraan memberikan keyakinan atau kejelasan kepada publik bahwa seseorang
yang melakukan pencitraan benar-benar mempunyai kredibilitan dalam perilakunya sesuai
dengan apa yang telah di perlihatkan
Adanya ide positiv pada masyarakat tentang image suatu isu politik, sehingga hal tersebut
dapat memudarkan kabut ketidak pastian dalam keputusannya untuk melakukan kegiatan
partisipasi politik
Sisi negatifnya antara lain adalah kadang-kadang pejabat tidak sesuai dengan apa yang di
pertontonkan, perlihatkan, di agendakan kepada publik (masyarakat) dan hanya tayangan
publik saja. Sehingga mau tidak mau , masyarakat hanya menjadi korban kebohongan
pejabat-pejabat kotor.
Sisi negatifnya bagi masyarakat ialah masyarakat akan mendapatkan pertolongan yang
sifatnya abu-abu dan semu. Karena selain pertolongan tersebut merupakan tindakan tang
memiliki maksud tertentu , dan hanya dalam jangka waktu tertentu saja.
Kesimpulan
Pencitraan adalah pencarian pandangan khalayak terhadap seseorang dengan tujuan dapat di kenal dan dapat
menjadi sosok yang positif di mata publik.
Pada bab ini kami menyimpulkan faktor-faktor yang berperan “memuluskan” pencitraan
adalah partai
politik, media massa, lembaga konsultan politik, Marketing Politik, juga Kekuatan Kehumasan.
Efek pencitraan terhadap masyrakat dapat menjadi elemen yang positif, dan juga negatif. Mengenai perlu
tidaknya, boleh – tidaknya. Hal tersebut masih dikatakan ambigu. Karena di samping pencitraan itu
diperlukan. Pencitraan juga dapat menjadi kegiatan pembohongan publik.
Ya Allah ,, kasih nilai yg
bagus dong …
Des
Jamal
Ridho
Aamin …
&
… Terima Kasih