Memperkenalkan diri dan Orang lain Dalam forum

Download Report

Transcript Memperkenalkan diri dan Orang lain Dalam forum

diri dan Orang lain Dalam forum
Resmi
Aspek yang perlu diperhatikan dalam memperkenalkan
diri dan orang lain dalam forum resmi meliputi hal-hal
berikut:
1. Keadaan ( nama, nama panggilan, tempat tanggal lahir,
tempat tinggal, nama istri/suami, hobi, serta keahlian
yang dimiliki.
2. Pendidikan( sekolah dasar sampai pendidikan terakhir,
nama institusi, tempat dan tahun, serta pendidikan
formal)
3. Pekerjaan dan jabatan
4. Karya-karya yang berharga
Saat memperkenalkan diri Anda harus
memperhatikan kedudukan Anda, atau sebagai
apa Anda dalam seminar ter-sebut. Jika Anda
sebagai peserta akan sangat berbeda dengan
seorang yang berperan sebagai moderator saat
memperkenalkan diri dalam sebuah seminar.
cara memperkenalkan diri dan
orang lain dalam forum resmi
Pertama, lakukan secara tenang dan
meyakinkan dalam suasana rileks.
Kedua, gunakan kalimat-kalimat perkenalan
dan ucapkan secara lancar dengan intonasi
yang bervariasi.
Ketiga, tempatkan jeda secara tepat.
Keempat, lafalkan setiap kata yang digunakan
secara jelas.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji dan
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Pagi ini, kita telah diberi-Nya
kesehatan sehingga dapat berkumpul pada seminar ini.
Sebagaimana telah Anda ketahui, tema seminar hari ini adalah
”Menumbuhkan nasionalisme generasi muda melalui kegiatan apresiasi
sastra.” Sebuah tema yang cukup menarik, terlebih menjelang HUT
Kemerdekaan RI kali ini. Sebagaimana kita ketahui, di era global ini,
gempuran budaya asing seakan tak terbendung. Tak ada lagi batasbatas yang memisahkan satu negara dengan negara lain. Sehingga
nasionalisme generasi muda semakin hari kita rasakan semakin luntur.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas masalah tersebut bersama
narasumber yang telah hadir bersama kita.
Namun, sebelum narasumber mengupas masalah tersebut, saya selaku
moderator akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya
Ahmad Fajar. Saya lahir di Madiun lima belas tahun yang lalu. Saya
seorang pelajar kelas X di SMA Muhammadiyah Braja Selebah.
Selanjutnya, saya perkenalkan narasumber yang telah
hadir di samping saya. Beliau adalah Bapak Hasan
Sudiro. Beliau adalah seorang sastrawan yang banyak
menuliskan puisi yang bertema nasionalisme. Beliau
lahir di Surabaya empat puluh tujuh tahun yang lalu.
Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Dewan
Kesenian Surabaya tahun 1998 – 2002. Aktivitas seharihari beliau saat ini adalah sebagai penggiat sastra di
Bengkel Sastra Matahari, Surabaya. Karya-karya beliau
telah dipublikasikan di berbagai media massa, baik
lokal maupun nasional. Buku kumpulan puisi beliau
yang telah terbit adalah “Menjaring Rembulan” dan
“Tanahku Indonesia”. Pada kesempatan ini beliau akan
menyampaikan makalahnya berjudul “Pemanfaatan
puisi sebagai wahana menumbuhkan nasionalisme
generasi muda”.
Selamat mencoba menyusun sendiri kalimat-kalimat
perkenalan seperti contoh di atas.
2. Menempatkan Jeda yang Tepat dalam
Mengucapkan Kalimat
Penempatan jeda dalam pengucapan kalimat perlu kamu perhatikan
ketika memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi.
Mengapa? Pegucapan jeda yang tidak tepat dapat menimbulkan
perbedaan arti atau pesan yang akan disampaikan. Contoh:
a. Ilmu pegetahuan dan teknologi baru/bermanfaat bagi kehidupan
manusia jika manusia kreatif menggunakannya. (yang dipentingkan
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru)
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi/ baru bermanfaat bagi manusia jika
manusia kreatif menggunakannya. (yang dipentingkan adalah
kondisi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru,
yakni manusia yang kreatif)
c. Varitas bibit/ baru bermanfaat jika para petaninya giat bekerja. ( yang
dipentingkan adalah kondisi bagi terwujudnya kemanfaatan varitas
bibit)
d. Varitas bibit baru/ bermanfaat jika para petaninya giat bekerja. (yang
dipentingkan adalah varitas bibit baru bagi petani)
Penggunaan jeda secara tepat seperti dicontohkan di
atas perlu diperhatikan dalam kegiatan berbahasa
lisan. Dalam bahasa tulis tidak dikenal jeda. Dalam
bahasa tulis penggunaan ejaan dan tanda baca serta
penempatan urutan kata akan menentukan ketepatan
wacana tulis yang dihasilkan. Sampai di sini, tampak
adanya perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa
lisan.
1. Kata sapaan yang efektif
Kalimat sapaan yang dapat digunakan bervariasi, tergantung
pada konteks acara. Konteks yang dimaksut antara lain,
a. Siapa massa atau hadirin yang dihadapi, kelompok dewasa
atau anak-anak.
b. Apa acaranya
c.
Apa tujuan acara
d. Bagaimana tingkat pengetahuan massa
e. Waktu pelaksanaan acara
Jika kita bertemu dengan orang lain, hal pertama yang
kita lakukan adalah menyapa orang tersebut dengan
sapaan yang sopan. Ketika pertama kali kalian masuk
di sebuah tempat acara. Pasti kalian melakukan dialog
perkenalan dengan beberapa orang. Kata sapaan yang
kita gunakan untuk menyapa orang lain dapat berupa:
a. Kata ganti, misalnya Kamu, kalian, engkau, dan Anda
b. Nama atau nama panggilan, misalnya Anda, Pak
Kepala, Ibuk Guru
c. Kata yang menyatakan hubungan kekerabatan
misalnya Bapak, Ibu, Pak, Buk, Kakak,
Berdasr kata sapaan tersebut bisa digunakan orang
dalam kalimat sapaan, yaitu kalimat yang digunakan
untuk menyapa orang lain. Dalam praktek berbahasa,
kata sapaan dapat dilesapkan. Sebagai contoh kalimat
salam yang berfungsi sebagai kalimat sapaan. Selamat
pagi, Pak Jaya! Dapat dinyatakan dengan kalimat
sapaan Selamat Pagi! Tanpa sapaan Pak Jaya!
Hal yang juga harus diperhatikan dalam
memperkenalkan diri dan orang lain adalah
penggunaan kata ganti diri (sapaan). Seringkali,
dalam memperkenalkan orang lain, moderator
kurang tepat dalam memilih kata ganti diri,
sehingga dapat menimbulkan suasana kurang
nyaman. Misalnya, menyebut narasumber dengan
kata ”dia”. Padahal, orang yang dimaksud usianya
lebih tua dan merupakan orang terpandang. Hal
itu mungkin terjadi karena moderator kurang
memahami latar belakang narasumber. Gunakan
bahasa yang bervariasi. Perhatikan vokal, gerak,
dan mimik.
Kata sapaan sering kita gunakan pada saat melakukan
komunikasi lisan. Kata sapaan adalah kata yang mengacu
pada orang yang diajak bicara. Oleh karena itu kata sapaan
dapat digolongkan sebagai sebutan untuk kata ganti orang
kedua. Penulisan kata sapaan dalam kalimat harus diawali
dengan huruf kapital. Hal ini dilakukan untuk
membedakan kata sapaan dengan kata benda biasa.
Contoh:
a. Apakah Anda sakit?
b. Di mana Saudara tinggal?
c. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih
d. Kapan Adik datang
e. Bagaimana Paman tahu tentang hal ini?
Bandingkan dengan kata-kata yang bergaris
bawah dalam kalimat-kaliamt berikut
f. Ibu, kapan adik datang?
g. Saya mempunyai saudara di Aceh
h. Kemaren paman saya dilantik menjadi lurah
i. Apakah itu ayahmu?
Kata-kata yang bergaris bawah diatas tidak
mengacu pada orang yang diajak bicara,
melainkan kepada orang ketiga. Sehingga, katakata ini tidak perlu diawali huruf kapital karena
bukan kata sapaan.
Teknik Bicara
Pada saat berbicara di depan orang banyak apalagi dalam
forum resmi biasanya gugup. Hal ini dapat disebabkan
oleh banayak hal, misalnya karena kita tidak menguasai
materi, karena tidak terbiasa. Karena tidak fasih
berbahasa lisan dan lain sebagainya. Untuk itu, ketika
kiata ingin berbicara di depan umum kita harus melakukan
persiapan yang matang, seperti membaca dan menguasai
atau menambah wawasan tentang materi yang akan kita
sampaikan, berlatih teknih vokal yang baik, berusaha
mempelajari dan meningkatkan kemampuan berbicara atau
berbahasa lisan dengan baik.
Beberapa tips untuk melatih teknik vokal yang baik
a. Tarik nafas panjang secara perlahan-lahan lewat hidung,
b.
c.
d.
e.
tahan nafas di diafrakma atau perut sebentar,
hembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Ulangi kegiatan
ini sebanyak mungkin
Ulangi kegiatan di atas tetapi pada saat menghembuskan
nafas keluarkan bunyi vokal a-a-a-a-a (sepanjang nafas).
Ulangi lagi, lalu keluarkan bunyi u-u-u-u-u dan
seterusnya untuk vokal-vokal lain
Ulangi kegiatan tersebut tetapi keluarkan bunyi suku
kata ka, ki, ku, ke, ko, dan lain-lain.
Ulangi kegiatan tersebut tetapi keluarkan bunyi suku
kata, misalnya, kaka, lala, lalu, cuka, kaku, sasa, dan
lain-lain
Terakhir lakukan lagi kegiatan tersebut tetapi keluarkan
dengan mengucapkan kalimmat dalam satu helaan nafas
ditambah tekanan, tempo, nada, intonasi yang baik.
Tip untuk menghilangkan kegugupan
a. Sebelum naik panggung atau ke depan pentas
berdoalah terlebih dahulu. Melangkah ke depan
dengan percaya diri walau mungkin jantung Anda
berdebar kencang.
b. Setelah di depan pentas, tariklah nafas panjangpanjang lalu pandanglah audiens mulai dari sisi kanan,
tengah sampai sisi kiri selintas sambil tersenyum,
c. Kemudian ucapkan salam kepada audiens secara jelas,
lantang, tegas, dengan tempo yang tidak terlalu
cepat. Pada saat ini usahakan wajah tetap
tersenyum dan pandangan ke arah audiens. Dengan
ini audiens pasti menjawab salam Anda dan dalam hal
ini secara tidak disadari Anda telah menarik
perhatian audiens. Setelah ini pasti kepercayaan diri
akan bertambah dan sedikit demi sedikit kegugupan
Anda akan menghilang.
Bahasa Baku
Pada saat memperkenalkan diri atau orang lain dalam
forum resmi tentu saja kita harus menggunakan bahasa
indonesia yang baku atau formal.
Ragam bahasa ini mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Memiliki kemantapan dinamis, maksutnya ragam bahas ini
mempunyai kaidah dan aturan yang tetap. Tetapi,
kemantapan ini tidak kaku melainkan cukup luwes.
Sehingga memungkinkan perubahan-perubahan yang
bersistem dalam perkembangannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang makin modern.
b. Memiliki sifat kecendikiaan. Perwujudannya dalam kalimat,
paragraf dan satuan bahasa lainnya mengungkapkan
penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk
akal.
c. Memiliki proses penyeragaman kaidah baik dari pemilihan
dan penulisan kata, tanda baca, struktur kaliamat, dan
lain-lain.
Bahasa Baku memiliki empat fungsi
yaitu:
a. Fungsi pemersatu
b. Fungsi pemberi kekhasan
c. Fungsi pembawa kewibawaan
d. Fungsi sebagai kerangka acuan
Contoh memperkenalkan diri
“Terima kasih kepada pembawa acara yang telah memberi
kesempatan kepada saya. Bapak, Ibu, dan saudara sekalian,
pepatah mengatakan,
” Tak kenal maka tak sayang” . Benar juga pepatah itu.
Bagaimana mungkin orang mau menyayangi orang lain kalau
tidak mengenalnya. Oleh karena itu, saya pun akan
memperkenalkan diri.
Nama lengkap saya Susilo Bambang Sulastoko. Biasanya
dipanggil Koko. Lahir di Pringsewu, 28 februari 1988,. Saya lahir
dari orang tua saya bernama Sulastoko dan Sulastri. Saya adalah
anak sulung dari lima bersaudara. Saya tinggal bersama orang
tua dan adik-adik saya di jalan Wawar /32 Pringsewu. Hobi yang
sungguh-sungguh saya tekuni belum ada. Tetapi saya gemar
membaca, mendengarkan musik, memancing dan sedikit
olahraga. Untuk sementara, saya bercita-cita menjadi seorang
farmakologi. Dalam acara ini saya sebenarnya lebih senang
menjadi peserta, tetapi oleh panitia sya ditunjuk menjadi
pembicara. Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Pagi ini, kita telah diberi-Nya kesehatan
sehingga dapat berkumpul pada seminar ini.
Sebagaimana telah Anda ketahui, tema seminar hari ini adalah
”Menumbuhkan nasionalisme generasi muda melalui kegiatan apresiasi
sastra.” Sebuah tema yang cukup menarik, terlebih menjelang HUT
Kemerdekaan RI kali ini. Sebagaimana kita ketahui, di era global ini,
gempuran budaya asing seakan tak terbendung. Tak ada lagi batasbatas yang memisahkan satu negara dengan negara lain. Sehingga
nasionalisme generasi muda semakin hari kita rasakan semakin luntur.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas masalah tersebut bersama
narasumber yang telah hadir bersama kita.
Namun, sebelum narasumber mengupas masalah tersebut, saya selaku
moderator akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya
Ahmad Fajar. Saya lahir di Madiun lima belas tahun yang lalu. Saya
seorang pelajar kelas X di SMA Muhammadiyah Braja Selebah.
Selanjutnya, saya perkenalkan narasumber yang telah
hadir di samping saya. Beliau adalah Bapak Hasan
Sudiro. Beliau adalah seorang sastrawan yang banyak
menuliskan puisi yang bertema nasionalisme. Beliau
lahir di Surabaya empat puluh tujuh tahun yang lalu.
Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Dewan
Kesenian Surabaya tahun 1998 – 2002. Aktivitas seharihari beliau saat ini adalah sebagai penggiat sastra di
Bengkel Sastra Matahari, Surabaya. Karya-karya beliau
telah dipublikasikan di berbagai media massa, baik
lokal maupun nasional. Buku kumpulan puisi beliau
yang telah terbit adalah “Menjaring Rembulan” dan
“Tanahku Indonesia”. Pada kesempatan ini beliau akan
menyampaikan makalahnya berjudul “Pemanfaatan
puisi sebagai wahana menumbuhkan nasionalisme
generasi muda”.
Selamat mencoba menyusun sendiri kalimat-kalimat
perkenalan seperti contoh di atas.
Nama siswa yang diamati :
Format penilaian
:
Kelas
Aspek yang diamati
Kualitas tampilan (lingkari Angka di Depannya)
Kalimat
1 Cepat dan efektif
1 bervariasi
2 kurang cermat dan efektif
2 kurang bervariasi
Pilihan kata
1 tepat
1 bervariasi
2 kurang tepat
2 kurang bervariasi
1 jelas
1 tepat
1 bervariasi
2 kurang jelas
2 kurang tepat
2 kurang bervariasi
Pengucapan
Lafal
Jeda
Intonasi
Tampilan
1 tenang dan meyakinkan
1 tenang tapi kurang meyakinkan
1 tidak tenang atau gelisah dan
tidak meyakinkan
Ekspresi wajah
1 riang dan simpatik
1 Sedih dan kurang simpatik
1 cemberut dan tidak simpatik