Defenisi Mukjizat

Download Report

Transcript Defenisi Mukjizat

METODOLOGI DAKWAH

PENGERTIAN

 Metode Dakwah:  Cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (sebuah organisasi dakwah) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan (tujuan dakwah) atas dasar hikmah dan kasih sayang.

MACAM-MACAM METODE DAKWAH (QS. An-Nahl: 125)

A. METODE BIL HIKMAH Ada 3 unsur yang saling terkait di sini: 1.

2.

Unsur Ilmu, yakni ilmu yang shahih yang dapat memisahkan antara yang haq dan batil, serta ilmu yang dapat mengetahui tentang rahasia dan faedah sesuatu.

Unsur jiwa, yakni menyatunya ilmu tersebut ke dalam jiwa seorang da’i, sehingga menjadi darah daging dalam dirinya.

3. Unsur amal perbuatan, yakni ilmu pengetahuan yang telah menyatu ke dalam jiwa tersebut mampu memotivasi diri da’i untuk melakukan sesuatu. (Awaludin Pimai) Jadi, dakwah bil hikmah adalah kemampuan seorang da’i di dalam melaksanakan dakwah dengan jitu yang didukung oleh ilmu pengetahuan yang dia miliki. Atau, dakwah bil hikmah adalah kemampuan seorang da’i dalam melaksanakan dakwah dengan cara mamahami persoalan mad’u dan mampu mencarikan solusinya.

Hikmah

bisa berarti mengetahui rahasia dan faedah dalam tiap-tiap hal. Juga diartikan meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Juga diartikan pengetahuan tentang kebenaran dan pengalamannya, ketepatan dalam perkataan dan pengalamannya. Dalam konteks dakwah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi obyektif mad’u. Juga kemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Disini bergabung dua kemampuan teoritis dan praktis. Ada empat kemampuan yang dibutuhkan: kemampuan menejerial, kecermatan, kejernihan pikiran dan ketajaman pikiran. (Quraish Shihab)

Dakwah bil Hikmah antaranya: juga dapat dipahami dakwah dengan pendekatan multidisiplin keilmuan, di

Psikologi

Sosiologi

Antropologi

Komunikasi

Ekonomi

dll.

B. METODE MAU’IZAH HASANAH

 Yang dimaksud dg mau’izah hasanah adalah kemampuan seorang da’i dalam memberikan pengajaran yang baik kepada mad’u dg lemah lembut tanpa ada unsur paksaan. (Sayyid Qutub).

 Juga berarti ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah, peringatan, pesan, wasiyat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan umat manusia. (Abd Hamid al-Bilali)

MAU’IZAH HASANAH arti dasarnya nasehat, bimbingan, pendidikan dan peringatan yang baik.

Bisa diartikan ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah2, berita gembira, pesan2 positif yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Mau’izah hasanah berarti memasukkan ke dalam kalbu kata2 dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar kesalahan orang lain, karena kelemah lembutan dalam menasehati dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar

RUANG LINGKUP MAU’IZAH HASANAH

 Mauizah hasanah bisa dipahami dengan makna yang lebih luas: 1.

2.

3.

4.

Ceramah/Pengajian.

Pendidikan atau pengajaran (sekolah).

Tulisan/buku Tauladan diri

1.

2.

3.

4.

5.

C. METODE AL-MUJADALAH

Maksudnya adalah sebuah metode dakwah yang lebih mengedepankan unsur dialog dalam pelaksnaan dakwahnya. Dialog dalam hal ini haruslah mengacu kepada persyaratnya yaitu: Tanpa kekerasan Tidak mencari menang kalah Tidak ada unsur permusuhan Tidak ada sikap sombong Tidak ada provokasi.

Mujadalah secara bahasa berarti memintal, berdebat. Secara istilah berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya, dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dan lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang pada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman

Dalam pelaksanaan metode mujadalah, ada 3 aspek yang harus dikuasai oleh para da’i, yaitu: 1 . Menguasai berbagai disiplin ilmu sebagai modal dialog 2. Punya kedewasaan sikap dan prilaku sehingga dialog bisa berjalan lancar.

3. Mampu mengambil langlkah atau upaya bagi berhasilnya sebuah dialog yang berkualitas

1.

2.

3.

Agar dialog berjalan lancar, seorang da’i haruslah menguasai beberapa pengetahuan, yakni:

Pengetahuan sumber pokok agama Pengetahuan sejarah Pengetahuan bahasa 4.

5.

6.

Pengetahuan humaniora Pengetahuan ilmiah modern Pengetahuan tentang realita.