Kelompok 10 - WordPress.com

Download Report

Transcript Kelompok 10 - WordPress.com

REPRODUKSI TERNAK JANTAN
DAN UNGGAS
Dosen : Prof. DR.IR.Woro Busono,.M.S
Kelompok 10
Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
Malang
KELOMPOK 10
1.
2.
Siti Sholihah
Gunawan Wibisono
125050107111042
125050107111053
REPRODUKSI TERNAK JANTAN
Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses
yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh
hewan itu.
 Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk
hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini
sudah memasuki sexual maturity atau
dewasa kelamin.
 Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat
reproduksinya akan mulai berkembang dan
proses reproduksi dapat berlangsung baik pada
ternak jantan maupun betina

STRUKTUR ANATOMI ORGAN REPRODUKSI
TERNAK JANTAN
1.
TESTES (Alat Kelamin Primer ) DAN SCROTUM
2.
EPIDIDYMIS (Alat Kelamin Sekunder)
3.
DUCTUS / VAS DEFFERENS
Kelenjar Aksesoris
• Kelenjar Vasikularis (Vesica Seminalis)
• Kelenjar Prostata
• Kelenjar Bulbourethralis (Cowpery )
5. Organ Kopulatoris : Penis
4.
•
•
•
•
•
Corpus Penis
Musculus Retractor Penis
Urethra
Glans Penis
Processus Urethralis
1. TESTES DAN SCROTUM
SCROTUM
 Pembungkus testes, lapisan luar bagian dari kulit abdominal,
berbulu
 Tunica dartos, disebelah proximal berlanjut dalam bentuk
otot :
Musculus Cremaster Externus.
Thermoregulator
Suhu Testes Dingin : Kontraksi, mendekati
dinding tubuh.
Suhu Testes Panas : Relaksasi, menjauhi dinding
tubuh.

Tunica dartos membentuk sekat antara testes kiri/kanan
sebagai scrotal septum (septum scrotum)
Scrotum
TESTES
Fungsi
Produksi Spermatozoa (Spermatogenesis)
Produksi Hormon STEROID (Androgen, Testoteron).
Histologi
Tubuli Seminiferi, Saluran Berkelok – Kelok, Panjangnya
Sampai Puluhan Bahkan Sampai Ratusan Meter. Di Dalam
Saluran Ini Terjadi Proses Spermatogensis.
Tubuli Seminiferi
Membran Basal : Pembentukan Spermatogonium
Spermatogonium → Spermatosit Primer → Spermatosit
Sekunder → Spermatid → Spermatozoa.
Sel Sertoli : Sel Pemberi Nutrisi Spermatozoa
TESTES
Sel Interstitial ( Sel Leydig)
Sel-sel yang teletak di ruang interstitial
Sel-sel yang berada dibawah pengaruh LH (ICSH)
Sel-sel yang memproduksi hormon TESTOTERON
Testosteron
Male‘s Secundary Sex Characters Developer
Maturasi sel-sel spermatozoa pada Caput dan Corpus
Epididymidis
Growth hormone
2. EPIDIDYMIS
Terletak menempel pada testes, terdiri atas :
Caput
Corpus
Cauda
EPIDIDYMIDIS
FUNGSI
Caput dan Corpus Epididymidis
 Transit spermatozoa dari rete testes ke ductus deferens
 Maturasi spermatozoa dibawah pengaruh testosteron
disertai kadar air → untuk motilitas spermatozoa
Cauda Epididymidis
 Reservoir spermatozoa sebelum diejakulasikan
 menghasilkan cairan yang akan menjadi bagian dari
seminal plasma
Pada ayam tidak terdapat Epididymis
3. VAS DEFFERENS
Sebagai penghubung antara testes dengan alat kopulasi (penis)
Saluran halus sebagai penyalur spermatozoa dan cairan Epididymis.
Selama pengaliran saluran ini bergerak peristaltik.
Sebelum bermuara pada pangkal penis, terjadi pembesaran Vas
Defferens disebut AMPULA VAS DEFFERENS, sebagai reservoir
spermatozoa sebelum diejakulasikan
KASTRASI: Memotong Vas Defferens disertai pengeluran testes dari
tubuh. Hewan jantan steril.
VASECTOMI: Pengikatan dan pemotongan Vas Defferens.
Spermatogenesis terus berjalan dan hewan jantan tetap memiliki
libido seksualis.
4. KELENJAR AKSESORIS
Kelenjar Vesikularis (Vesica Seminalis)




Kelenjar yang pertumbuhannya sebanding dengan besarnya
ukuran testes
Pertumbuhan sangat tergantung hormon TESTOSTERON.
Kelenjar ini kaya dengan sel-sel sekretoris (penghasil 50%
volume plasma semen )
Pada hewan KASTRASI : Kelenjar ini mengecil → Hilang
Kelenjar Prostata


Sekresinya sebagian kecil dari seminal plasma.
Terdapat dua buah (kiri dan kanan)
Kelenjar Bulbourethralis (Cowper)
Kelenjar yang bersekresi sebelum ejakulasi.
Pada sapi / domba menetes keluar penis / praeputium sebelum
ejakulasi →→→ DRIBLING
 Gunanya : membebaskan urethra dari pengaruh urine untuk
semen pada saat diejakulasikan
 Sebagian kecil dari seminal plasma


5. ORGAN KOPULATORIS
PENIS
Ada dua tipe penis :
Fibroellastic (sapi, domba, babi;
ada m. retractor penis)
Fibrovascular/Cavernosa (kuda,
primata)
Bagian-bagian Penis
Corpus Penis
Musculus Retractor Penis
Urethra
Glans Penis
Processus Urethralis
SISTEM REPRODUKSI UNGGAS
CARA REPRODUKSI
1.
Ovivar : bertelur
Mis : Pisces, amphibia
2.
Ovovivipar : bertelur, beranak
Mis : Reptilia
3.
Vivipar : beranak
Mis : Mamalia
PERBEDAAN SISTEM REPRODUKSI
MAMMALIA DENGAN UNGGAS
MAMMALIA
UNGGAS

1. Alat kopulasi
Ada
Tidak Ada

2. Perkemb. Embrio
Didalam Tubuh
Diluar Tubuh

3.Siklus Birahi
Ada
Tidak Ada

4. Ovulasi
1 x Tiap Siklus
Terus
Menerus
Saat Bertelur

5. Makanan

Embrio
Dari Induk (Plasenta)
Tersedia
Dalam
Telur (Yolk)

6. Corpus

Luteum
Ada
Tidak Ada

7. Ovarium
Ada 2
Hanya 1 (kiri)

8. Yolk
Oligo Lecithal
Poli Lecithal
OVARIUM UNGGAS



Terdapat gugus sel telur (clutch) yang sudah
tersusun secara hirarkhi
Telur yang terbesar akan mengalami ovulasi,
kemudian menyusul kedudukan sel telur
berikutnya
Ovulasi : positif feed back dipacu oleh progesteron
→ LH Surge
OVARIUM UNGGAS
F1
F2
F3
dst
Clutch dalam ovarium
F1 : akan ovulasi
F2 : menyusul F1
Dst
OVARIUM UNGGAS

Kontrol hormonal
LH
Cholesterol asetat
Progesteron
Pregnenolon
Testosteron
Estrogen

Sel telur preovulasi : mensekresi Progesteron, yang akan berperan
dalam pos. feed back – LH – Surge → Ovulasi sel telur terbesar

Sel telur yang lebih muda mensekresi estrogen dan androgen
Fungsi

ESTROGEN : perkemb. anatomis dan kelenjar
disepanjang saluran reproduksi

Androgen : sekresi albumin + selaput telur

Calsium dikontrol oleh estrogen

PGF2α + Oksitosin : motilitas saluran reproduksi
dan oviposisi (bertelur)
SALURAN REPRODUKSI
SALURAN REPRODUKSI
Oviduct :
- saluran paling atas
-
hanya yang kiri
-
sangat panjang berkelok – kelok
- dibagi menjadi 5 bagian :
1. Infundibulum : - merupakan corong
- tempat fertilisasi
- ovum berada ± ½ jam
SALURAN REPRODUKSI
2. Magnum : - panjang 30 -35 cm
- tempat pelapisan albumin
- ovum berada ± 3 jam
(Telur berotasi secara spiral)
3. Isthmus : - panjang 10 cm
- tempat terbentuknya lap. dalam
dan luar membran putih telur
(inner dan outer cell membran)
- berlangsung ± 1 jam
SALURAN REPRODUKSI
4. Uterus : - panjang 10 – 12 cm
- terjadi pelebaran / membesar
- terdapat shell – gland
- tempat pembuatan cangkang
telur dengan Ca – karbonat
- sudah terbentuk telur yang
sempurna
- terjadi oviposisi
- berada 20 jam
SALURAN REPRODUKSI
5. Vagina : - panjang ± 12 cm
- menghubungkan uterus
dengan kloaka
- terbentuk lap. Lilin
(cutikel) sehingga licin
dan mudah keluar
- Ada kantong – kantong
pada perbatasan utero
– vaginal :
tempat depositspermatozoa
OVULASI




Pada mammalia : ada siklus birahi (estrogen)
Unggas : ada siklus bertelur (laying)
Ovulasi sangat dipengaruhi oleh photoperiod,
artinya ovulasi terjadi sepanjang pagi – siang
hari
Oviposisi terus mundur setiap 2 jam (lag – time 2
jam). Oviposisi berikutnya : lagtime + 24 jam;
dst…
Lag time tergantung clutch (kelompok) telur
dalam 1 musim, mis : Merpati (2 telur) → lag
time panjang

Ovulasi terjadi 1 jam setelah oviposisi

Ovulasi oviposisi ovulasi
oviposisi
dst
24 jam 1

lag time
24 jam
2 lag time
Terjadi peningkatan LH setelah ovulasi pada
Unggas, sedang Mammalia LH turun setelah
ovulasi
OVULASI

Ayam akan oviposisi pada pagi – siang hari (matahari telah
terbit)

Telur I pada jam 7-8 pagi, kemudia telur II dst… oviposisi akan
mundur sesuai lag time

Setelah pukul 16.00 (4 sore), telur akan ditahan, oviposisi
dilakukan besok pagi antara pukul 6-7 pagi

Setelah bertelur 5-6 butir berturut – turut, akan terjadi
penundaan oviposisi 1 kali

Saat ovulasi, yang keluar adalah kuning telur
yang masuk infundibulum (fimbriae)
KONTROL AKTIVITAS BERTELUR
1. Kontrol sistem syaraf oleh
Preoptic Hypothalamus →
membedakan siang – malam
2. Kontrol hormonal
a. Progesteron → ovulasi
b. Estrogen → kel – kel saluran + Ca
c. Prostaglandin (PGF2α) : sekresi oleh oviduct
Fungsi : - kontraksi saluran
- relaksasi vagina
d. Oksitosin → dari neurohipophisis
Fungsi : kontraksi saluran
PGF2α dan oksitosin mendorong keluarnya telur
e. Androgen : merangsang sekresi albumin
TERIMAKASIH