Ilmu Keperawatan Dasar 1 Pertemuan 3

Download Report

Transcript Ilmu Keperawatan Dasar 1 Pertemuan 3

ETIKA KEPERAWATAN
• Etika sebagai ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma
dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
• Etika merupakan hal penting dalam profesionalisme keperawatan,
proses pembelajaran etika bukan hanya memahami difinisi tetapi
juga memahami masalah-masalah yang ada di pelayanan kesehatan
saat ini, sehingga diharapakan mampu memahami teori dan
mampu mamahami masalah yang menjadi kenyataan
• Kompetensi yang harus dimiliki perawat adalah perawat mampu
mendifinisikan konsep etik dan mampu mengidentifikasi masalah
yang terjadi di pelayanan kesehatan, serta mampu menerapkan
pelayanan keperawatan dengan memperhatikan sikap etik dengan
menggukan kode etik keperawatan sebagai pedoman
KONSEP ETIK
• Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk
membuat keputusan etis praktik profesional. Teori-teori etik
digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik
antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan
• Para ahli falsafah moral telah mengemukakan beberapa teori
etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
teori teleologi dan deontologi.
• Teleologi.
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir.
Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end
fustifies the means atau makna dari suatu tindakan
ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan
pada pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.Contoh
penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat lebih
baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban di
masyarakat.
• Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan
pertimbangan, misalnya seperti tindakan abortus
dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu,
karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup
(dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan
yang secara moral buruk. Prinsip etika
keperawatan meliputi kemurahan hati
(beneficence).Inti dari prinsip kemurahan hati
adalah tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yang menguntungkan pasien dan
menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien
• Permasalahan etis yang dihadapi perawat dalam
praktik keperawatan telah menimbulkan konflik
antara kebutuhan pasien dengan harapan
perawat dan falsafah keperawatan. Masalah etika
keperawatan pada dasarnya merupakan masalah
etika kesehatan, dalam hal ini dikenal dengan
istilah masalah etika biomedis atau bioetis. Istilah
bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari
masalah-masalah yang timbul akibat kemajuan
ilmu pengetahuan terutama di bidang biologi dan
kedokteran
Kode Etik Keperawatan Indonesia (PPNI,2000):
• Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
• Perawatan dalam melaksanakan pengabdian senantiasa berpedoman
pada tanggungjawab yang pangkal tolaknya bersumber pada adanya
kebutuhan terhadap perawatan untuk individu, keluarga dan
masyarakat,Perawatan dalam melaksanakan pengabdian dalam bidang
perawatan senantiasa memelihara situasi lingkungan yang menghormati
nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,
keluarga dan masyarakat.Perawatan dalam melaksanakan kewajibannya
bagi individu dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas
sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.Perawatan
senantiasa menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan individu dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas kewajiban pada kepentingan masyarakat.
• Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
• Perawatan senantiasa memelihara mutu pelayanan perawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan perawatan sesuai dengan kebutuhan individu dan atau
klien, keluarga dan masyarakat.Perawat wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya.Perawatan tidak akan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan perawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma
perawatan.Perawatan dalam menunaikan tugas dan kewajiban senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh dengan
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik serta kedudukan sosial.Perawat senantiasa
melakukan perlindungan dan keselamatan pasien dalam melaksanakan
tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalih tugaskan tangungjawab yang ada hubungan
dengan perawatan.
•
•
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lain, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
ataupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.Perawat
senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
terhadap sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari
profesi lain dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam bidang
perawatan.Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan.Perawat
senantiasa meningkatkan pengetahuan kemampuan profesional secara sendiri
atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan perawatan.Perawat selalu
menjungjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan
tingkahlaku dan kepribadian yang luhur.Perawat senatiasa berperan dalam
penentuan pembakuan pendidikan dan pelayanan perawatan serta menerapkan
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan perawatan.Perawatan secara bersamasama membina dan memelihara mutu organisasi profesi perawatan sebagai sarana
pengabdian.
• Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,
bangsa, dan tanah air.
• Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan
sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan
perawatan.Perawatan senantiasa berperan aktif
dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
• Kemampuan membuat keputusan masalah
etis merupakan salah satu persyaratan bagi
perawat untuk menjalankan praktik
keperawatan profesional. Dalam membuat
keputusan etis, ada beberapa unsur yang
mempengaruhi seperti nilai dan kepercayaan
pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral
perawatan dan prinsip- prinsip etik.
• Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
seseorang dalam membuat keputusan etis
antara lain faktor agama dan adat istiadat,
sosial, ilmu pengetahuan/teknologi,
legalisasi/keputusan juridis, dana/keuangan,
pekerjaan/posisi pasien maupun perawat,
kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.
• Faktor agama dan adat istiadat.
• Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama
dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk
memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang
akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
• Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk
dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap
penduduk yang menjadi warga negara Indonesia harus
beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila :
Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek
ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap warga negara diberi
kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya.
• Faktor sosial.
• Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap
pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain
meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi, hukum, dan peraturan perundangundangan.
• Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh
terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan
kesehatan yang tadinya berorientasi pada program
medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif
dengan pendekatan tim kesehatan.
• Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
• Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai
manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai
meliputi berbagai bidang.
• Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas
hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya
berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahanbahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal
dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibuibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai
inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan etika.
• Faktor legislasi dan keputusan juridis.
• Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling
berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi
menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi
perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan
menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai
hukum dapat menimbulkan konflik.
• Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi
permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang
banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak
disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan
lama atau untuk mengantisipasi perkembangan
permasalahan hukum kesehatan.
• Faktor dana/keuangan.
• Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan
dan perawatan dapat menimbulkan konflik.
Untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, pemerintah telah banyak
berupaya dengan mengadakan berbagai
program yang dibiayai pemerintah.
• Faktor pekerjaan.
• Perawat perlu mempertimbangkan posisi
pekerjaannya dalam pembuatan suatu
keputusan. Tidak semua keputusan pribadi
perawat dapat dilaksanakan, namun harus
diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia
bekerja. Perawat yang mengutamakan
kepentingan pribadi sering mendapat sorotan
sebagai perawat pembangkang. Sebagai
konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi
administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan
• Kode etik keperawatan.
• Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan
bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan
profesi yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pertahanan dan peningkatan standar
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab
kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh
profesi.
• Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang
tepat terhadap masalah yang menyangkut etika,
perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis
permasalahan-permasalahan etis.
• Hak-hak pasien.
• Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak
manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.
• Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara,
hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas
dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi,
hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan
dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui
nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai
pendapat kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat,
hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk kompensasi
terhadap cedera yang tidak legal dan hak untuk mempertahankan dignitas
(kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan bangga.