Transcript Document

Mendeskripsikan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3)
1.
Undang – undang Keselamatan Kerja
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia antara lain telah diatur
dalam Undang-Undang RO No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima misalnya,
dikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970. Organisasi keselamatan
kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat diwadahi dalam bentuk
Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Direktoral
Perlindungan Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain:
melaksanakan pembinaan, pengawasan, serta penyempurnaan dalam
penetapan norma keselamatan kerja di bidang mekanik, bidang listrik, uap dan
kebakaran.
2. Undang – undang Yang Berhubungan dengan Keselamatan
Kerja
UU No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan Kerja
Memuat ketentuan-ketentuan antara lain tentang :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Mencegah—Mengendalikan : Penyakit akibat kerja dan keracunan.
Akibat : suhu, debu, kotoran, asap/uap/gas, angin, cuaca, sinar, radiasi,
getaran, kebersihan.
Pemeriksaan kesehatan
Menyediakan alat perlindungan diri.
Pembentukan P2K3
Menyelenggarakan P3K.
UU Kerja tahun 1951
Memuat ketentuan tentang Hak cuti, peraturan kerja, dan syarat tempat kerja.
a.
UU No 14 Tahun 1969 : tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.
b.
P.M.P No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta penerangan
tempat kerja.
c.
Per.Men No. 01 Tahun 1976 tentang kewajiban latihan hyperkes bagi dokter
perusahaan.
d.
Per.Men No. 01 Tahun 1979 tentang kewajiban latihan hyperkes bagi Paramedis
perusahaan.
e.
Per.Men No. 03 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja tentang
pemakaian Asbes.
f.
Per.Men No. 01 Tahun 1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja.
g.
Per.Men No. 03 Tahun 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja.
h.
Per. Men. No. 03 Tahun 1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja yang mengelola pestisida.
Menerapkan Keselamatan Kerja Berdasarkan OSHA
( Occupation Safety and Health )
Organisasi Keselamatan Kerja
Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk
mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat kerja,
dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh
kelompok atau serikat pekerja. Di Amerika Serikat, organisasi
keselamatan kerja bagi pekerja swasta dibentuk dibawah Departemen
tenaga kerja dan disebut OSHA (Occupational Safety and Health
Administration) OSHA membuat peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Organisasi ini terdiri dari 4 bagian:
1. Bagian Perencanaan,
2. Bagian Operasi,
3. Bagian Logistik
4. Bagian keuangan.
Didalam OSHA yang akan dibahas antara lain:
1. Aktivitas Manual Material Handling
Aktivitas Manual Material Handling merupakan sebuah
aktivitas memindahkan beban oleh tubuh secara manual
dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan pendapat di
atas menurut Occupational Safety and Health Administration
(OSHA) mengklasifikasikan kegiatan Manual Material Handling
menjadi lima yaitu :
1. Mengangkat/Menurunkan (Lifting / Lowering)
Mengangkat adalah kegiatan memindahkan barang ke tempat
yang lebih tinggi yang masih dapat dijangkau oleh tangan.
Kegiatan lainnya adalah menurunkan barang.
2. Mendorong / Menarik (Push / Pull)
Kegiatan mendorong adalah kegiatan menekan berlawanan
arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk memindahkan
obyek.
Kegiatan menarik kebalikan dengan itu.
3. Memutar (Twisting)
Kegiatan memutar merupakan kegiatan MMH yang
merupakan gerakan memutar tubuh bagian atas ke satu atau
dua sisi, sementara tubuh bagian bawah berada dalam posisi
tetap. Kegiatan memutar ini dapat dilakukan dalam keadaan
tubuh yang diam.
4. Membawa (Carrying)
Kegiatan membawa merupakan kegiatan memegang atau
mengambil barang dan memindahkannya. Berat benda
menjadi berat total pekerja.
5. Menahan (Holding)
Memegang obyek saat tubuh berada dalam posisi diam (statis)
2. Berat Beban Pekerjaan
Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator.
Berikut ini dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari
berbagai negara bagian benua Australia yang dipakai untuk industri.
Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara
internasional.
Batasan angkat tersebut, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg.
Pria usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 18 kg
Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.
Wanita usia 16 – 18 tahun, maksimum angkat 11 kg
Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat 16 kg
Batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa
nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries
incidence to women). Disamping itu akan mengurangi
ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi
operator untuk pekerjaan berat.
Mengidentifikasi Gejala Kejutan
Listrik ( electric shock )
Kejutan Listrik
Sengatan listrik (electrocution, electrical shock) terjadi jika tubuh kita
dialiri arus listrik, dan itu terjadi jika tubuh kita menjadi penghubung
antara dua titik yang memiliki beda potensial listrik (dinyatakan
dengan Volt). Misalnya tangan kita memegang dua kabel beda fasa,
atau kabel fasa dan kabel netral, atau salah satu tangan memegang
kabel fasa sementara kaki telanjang kita menginjak tanah atau lantai.
Saat itulah arus listrik mengalir dari kabel ke kabel atau dari kabel ke
tanah melewati tubuh kita dan kita pun merasakan apa yang sering
kita sebut sebagai "tersengat listrik atau kesetrum"
Selain dengan cara memegang langsung kabel yang beraliran,
kesetrum juga bisa terjadi jika kita menyentuh benda-benda bersifat
konduktif/penghantar listrik -misalnya casing dari suatu alat listrikyang tanpa sengaja teraliri listrik. Alat-alat listrik normalnya memiliki
sistem insulasi untuk mencegah mengalirnya listrik dari kabel atau
sirkuitnya ke bagian lain dari alat itu. Namun terkadang sistem insulasi
ini gagal menjalankan tugasnya karena mengalami kerusakan atau
ketidaknormalan yang disebabkan berbagai hal, misalnya pemakaian
yang kasar, umur alat yang sudah tua, atau memang kualitas insulasi
dari alat itu sendiri yang memang buruk. Arus listrik yang mengalir
keluar dari sirkuit alat itu disebut arus bocor. Arus bocor ini merupakan
penyebab nomor satu orang tersengat listrik atau kesetrum.
A. Dampak Sengatan Listrik Bagi Manusia
Dampak sengatan listrik antara lain adalah:
 Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung
atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah
dengan baik.
 Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paruparu
Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
Terbakar akibat efek panas dari listrik.
Sakit dan kontraksi pada otot
Epilepsi/ayan
Kesemutan dan rasa geli
Tidak sadar/pingsan
B. Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik
Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu
tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam hukum
Ohm.
Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem
jaringan listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam
satuan ampere (A) atau mili amper (mA) adalah arus yang mengalir
dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan Ohm, kilo Ohm atau
mega Ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang
tersambung pada sumber tegangan listrik. Sehingga berlaku:
Bila dalam hal ini, titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel
(penghantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita
termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut (lihat gambar dibawah ini).
Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi
rendah arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas
arus akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan
lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal
dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin
tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya.
Jaringan listrik tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar di bawah. dan sistem tegangan yang digunakan di
Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan frekuensi
50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan
manusia.
 Kecelakaan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur
kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian,
baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
Kerugian akibat kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan 5 kerugian (5K):
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian
KLASIFIKASI KECELAKAAN, ANTARA LAIN:
1. Menurut jenis kecelakaan:
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda lain kecuali benda jatuh
d. Terjepit oleh bende
e. Gerakan yang melebihi kemampuan
f.
Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena sengatan arus listrik
h. Tersambar petir
i.
Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
j.
Terkena radiasi, dan lain-lain
2. Menurut sumber atau penyebab kecelakaan
a. Dari mesin :
pembangkit tenaga, mesin-mesin penyalur,
pengerjaan logam, mesin pertanian, pertambangan, dan lain-lain.
b. Alat angkut dan alat angkat
:
kereta, mobil, pesawat
terbang, kapal laut, crane, dan sebagainya.
c. Alat lain :
bejana bertekanan, instalasi dan peralatan
listrik, dan sebagainya.
d. Bahan/zat berbahaya & radiasi :
bahan peledak, radiasi
sinar UV, radiasi nuklir, debu dan gas beracun, dan sebagainya.
e. Lingkungan kerja :
di dalam/ di luar gedung, di bawah tanah
3. Menurut sifat luka atau kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan
mendadak, akibat cuaca, dan sebagainya.
Dari hasil penelitian, sebagian besar kecelakaan (80%-85%)
disebabkan oleh kelalaian manusia. (Dr. Suma’mur, 1981, hal
9). Kesalahan tersebut bisa disebabkan oleh perencana,
pekerja, teknisi pemeliharaan & perbaikan mesin atau alat
lainnya, instalatir listrik, dan bisa juga disebabkan oleh
pengguna.
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat
dihindari dengan:
a.
b.
c.
d.
e.
Menerapkan peraturan perundangan dengan penuh disiplin
Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan secara resmi,
misalnya standar tentang konstruksi, standar higene, standar instalasi
peralatan industri & rumah tangga, menggunakan baju perlindungan
kerja (kacamata las, jas-lab, sepatu karet untuk menghindari barangbarang tajam, pecahan kaca atau paku, dan zat cair bernahaya lainnya).
Melakukan pengawasan dengan baik.
Memasang tanda-tanda peringatan
Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat agar
tumbuh kesadaran tentang pentingnya menghindari kecelakaan baik
untuk diri sendiri maupun orang lain.
 Mendemonstrasikan Penggunaan Fasilitas
Peralatan Keselamatan Kerja
A. ALAT PENGAMAN MCB (MINIATURE CIRCUIT BREAKER)
Miniature Circuit Breaker adalah alat pemutus yang sangat baik
digunakan untuk mendeteksi besaran arus lebih. Seperti halnya
pada Thermostat Load Relay (dipelajari dalam motor control) MCB
mempuyai Bimetalic; elemen jika terkena panas akan memuai
secara langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan dengan
adanya arus mengalir, alat Bimetalic ini dibuat dan direncanakan
sesuai dengan ukuran standar (arus nominal MCB), dimana dalam
waktu yang sangat singkat dapat bekerja sehingga rangkaian beban
terlindungi, MCB juga dilengkapi dengan magnet triping yang
bekerja secara cepat pada beban lebih atau arus hubung singkat
yang besar, juga dioperasikan secara manual dengan menekan
tombol.
B. ALAT PENGAMAN ELCB (EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER)
Instalasi suatu bangunan biasanya telah dilengkapi dengan
pengaman arus hubung singkat dan pembatas arus. Apabila
terjadi hubungan singkat maka pengaman sekering akan putus
dan bila pada rangkaian terjadi beban lebih maka pembatas
arus (MCB) akan terbuka rangkaian sehingga aliran arus
kerangkaian bagian dalam bangunan jadi terputus.
Cara Kerja Rangkain ELCB
Rangkaian ELCB terdiri dari kumparan magnet dan sakelar. Sakelar ini
dapat dikendalikan secara manual dan magnet listrik. Apabila kedudukan
sakelar penghubung ELCB dalam keadaan tertutup, maka sumber tegangan
listrik akan mengalir kebagian beban. Kumparan magnet yang akan membuka
rangkaian bekerja apabila ada arus listrik yang mengalir, pada kumparannya.
Kumparan magnet yang akan membuka rangkaian, bekerja apabila ada arus
listrik yang mengalir, pada kumparannya. Kumparan magnet ELCB disebut
juga z. Travo, yang dalam keadaan normal tidak mendapatkan tegangan.
Apabila ada arus bocor maka z. Travo akan bekerja membuka rangkaian
dengan menarik sakelar rangkain utama harus diset terlebih dahulu untuk
digunakan kembali demikain seterusnya.
C. FIRE DETECTOR
Instalasi Bel Panggil Tanda Bahaya Kebakaran pada Gedung Bertingkat
Sistem alarm tanda bahaya yang banyak dipasang pada gedung-gedung
bertingkat adalah bel panggil alarm tanda bahaya gedung bertingkat.
Cara kerja rangkaian bel panggil alarm tanda bahaya ini ialah:
Bel (alarm) di pasang pada setiap tingkat/ruangan
seluruh bel (alarm) terhubung jajar berbunyi semua
pada setiap tingkat (ruangan) terpasang saklar yang terhubung jajar (saklar
yang manapun di tekan seluruh bel akan berbunyi)
saklar di tempatkan pada suatu kotak khusus sehingga tangan-tangan jahil
tidak mudah menekan saklar.
Tujuan pemasangan sistem bel panggil tanda bahaya gedung
bertingkat ini, adalah apabila pada suatu tingkat atau suatu
ruangan ada bahaya kebakaran, maka dengan mudah seluruh
penghuni gedung bertingkat tersebut diberi tanda supaya segera
meninggalkan gedung.
Keuntungan lain dari sistem ini adalah tidak hanya untuk bahaya
kebakaran saja yang dapat diberi tahu, tapi bahaya-bahaya,
seperti gempa, dan adanya keretakan bangunan.
 Mengoperasikan Alat Dan Perlengkapan Pemadam
Beberapa jenis alat pemadam kebakaran
1. PEMAKAIAN HALON SEBAGAI PEMADAM API
Siapapun yang berkecimpung dibidang proteksi kebakaran
pasti mengenal Halon terutama Halon 1211 dan halon 1301,
Halon banyak digunakan baik dilingkungan bangunan, komersial,
penerbangan, industri dan militer, pemakaiannya luas, misalnya
untuk perlindungan terhadap kebakaran pada peralatan listrik
dan telekomunikasi, peralatan computer dan pemproses data,
perkapalan, industri perminyakan, permuseuman serta dibidang
pertahanan dan keamanan (HAMKAM).
Ada dua jenis Halon yang banyak digunakan yakni Halon 1211
(Bromochlorodifluoromethane) yang lebih dikenal sebagai BCF
dan Halon 1301 (Bromotrifluoromethane) dikenal sebagai BTM,
ada pula Halon 1202 (Dibromodifluoromethane) yang banyak
digunakan dibidang militer.
2. ALAT PENYEMPROT AIR (WATER SPRINKLER)
a. Sistem Pengkabutan Air (Water Mist Sistem)
Sistem pemadaman dengan menggunakan media air
merupakan cara tradisional dan telah lama diterapkan,
antara lain melalui system sprinkler otomatis.
Penghapusan gas Halon semakin meningkatkan perhatian
terhadap media air mengingat unsur-unsur positif-nya
seperti bersih lingkungan, relative murah, mudah didapat
serta efektif dalam memadamkan api.
b. Sistem CO2
Alternatif lain bagi pangganti Halon adalah pemakaian
system CO2. Bahan ini digunakan untuk memadakan api
dengan menyingkirkan atau mengencerkan komposisi
udara normal hingga kandungan oksigen melorot turun
dari 21% ke 15% atau kurang. System pemadam CO2
memiliki sifat penetrasi yang baik serta meminimasi
kerusakan sekunder pada bahan maupun peralatan
yang dilindungi.
Penggunaan sistem CO2 harus dilakukan secara cermat
karena pada konsentrasi desian 34-75% volume,
merupakan kondisi yang kurang aman bagi penghuni
ruangan, sehingga umumnya dipakai pada daerah atau
ruang-ruang yang tidak dihuni secara terus-menerus,
seperti pada ruang-ruang mesin, ruang trafo, genset, PABX
dan ruang penyimpanan data.
c. Sistem Bubuk Kimia Kering (Dry Chemicals)
Sistem pemadaman api dengan bubuk kimia kering atau
powder sangat efektif untuk memadamkan kebakaran yang
disebabkan oleh cairan mudah terbakar, seperti minyak tanah,
alkohol, bensin, eter, dll. Bahn ini banyak digunakan di industri
pertambangan dan sebagai media pemadam kebakaran logam
seperti sodium, lithium, dan magnesium. Selain itu dry
chemichal powder ini sering digunakan untuk perlindungan
peralatan memasak direstauran dan hotel kitchen, serta untuk
perlindungan kebakaran pada cerobong pembuangan residu
lemak (grease exhaust system).
d. Sistem Foam
Pada fixed foam system terjadi proses pencampuran air
dengan foam concentrate sehingga terbentuk foam. Karena
sifat ringannya, foam mampu menyelimuti lidah api dan
melumpuhkan kebakaran cairan flammable disamping
kemampuannya untuk mendinginkan permukaan panas
karena ada efek air-nya. Selimut foam yang terjadi
dipermukaan api mengurangi penimbulan gas-gas
flammable sehingga penjalaran api dapat dicegah.
3. PRINSIP PENGENDALIAAN ASAP
Seringkali aliran asap mengikuti gerakan udara menyeluruh dalam
bagunan meskipun suatu kebakaran dimungkinkan dikurung dalam
kompartemen tahan api, asap dapat menyebar kedaerah yang
bersebelahan melalui bukaan seperti konstruksi yang retak, tembusan
pipa, dan pintu yang terbuka.
Faktur prinsip yang menyebabkan asap menyebar kedaerah luar
kompartemen dalah sebagai berikut:
Efek cerobong
Efek temperature kebakaran
Kondisi cuaca, khususnya angina dan temperature
Sistem pengolahan udara mekanik
 Mengidentifikasi Bahan Kimia
Polychlorinated Biphenyls
( PCBs)
POLYCHLORINATED BIPHENYLS
Polychlorinated biphenyls (PCBs) adalah suatu substansi kimia organik
sintetis yang dikenal sebagai hydrocarbon chlorinated. PCBs bersifat
persisten jika dilepaskan ke lingkungan karena ketahanannya terhadap
proses metabolisme yang dapat memecahkan mereka ke bentuk
komposisi kimia yang lebih sederhana. Solubilitasnya yang rendah di
air menyebabkan PCBs terkamulasi dalam jaringan lemak manusia dan
hewan. PCBs dikenal menyebabkan efek kronik pada organ reproduksi,
kekacauan pencernaan, dan luka pada hewan
laboratorium/percobaan. Sebagai tambahan EPA mencurigai PCBs
sebagai karsinogen pada manusia.
Untuk mengurangi potensi efek balik terhadap kesehatan manusia,
Kongres memberikan TSCA (Toxic Substance Control Act) yang secara
ketat mengatur penggunaan dalam semua aspek PCBs dan substansi
lainnya. TSCA juga mengurangi produksi PCBs sebagai suatu produk
yang tidak murni.
Dalam dokumen ini diberikan cara pengaturan untuk Lawrwnce
Livermore National Laboratory (LLNL) sendiri pada :
A. Identifikasi, pemberian label, dan manajemen PCBs dan
material yang terkontaminasi PCBs
B. Respon terhadap tumpahnya PCBs
C. Penggunaan PCBs dalam program penelitian
D. Pemeliharaan penyimpanan PCBs dan material yang
terkontaminasi PCBs
Tempat PCBs Ditemukan
Sebelum peraturan federal mengurangi produksi dan penggunaan PCB, PCBs
umumnya banyak digunakan dalam beberapa produk komersial, termasuk :
 Adhesives
 Transformers
 Large, high- and low-voltage capacitors
 Liquid-cooled electric motors
 Hydraulic systems
 Heat-transfer systems
 Fluorescent light ballasts
 Electromagnets
 Liquid-filled cable
Gasketing and dampening felt
Microscopy mounting media and immersion oil
Switches
Voltage regulators
Vacuum pumps
Microwave ovens
Electronic equipment
 Identifikasi Material PCB
Ada lebih dari 200 isomer PCB dan senyawa-senyawanya yang
beraneka ragam dari yang bergerak, cairan berminyak ke putih,
padatan kristalin dan resin keras. PCBs akan sulit untuk dibedakan
tanpa menggunakan metode analitik. Teknik screening dapat dipakai
untuk menguji kehadiran klorin, tapi analisis laboratorium diperlukan
untuk mengidentifikasi PCBs dan konsentrasi PCB. Kesulitan dalam
identifikasi PCBs ditekankan pada pentingnya labeling alat dan
material-material yang terkontaminasi olehnya dari awal. Material
PCB dibagi kedalam dua kelompok dengan peraturan : PCBs dan
barang-barang PCB. Barang-barang PCB selanjutnya dibagi lagi ke
dalam empat kelompok, yaitu :
Barang PCB
2. Kontainer PCB
3. Barang-kontainer PCB
1.
4.
Peralatan PCB
Mengelola Peralatan PCB
Peraturan mengharuskan pengelolaan PCB secara berbeda
tergantung pada jenis peralatan. Peraturan membagi peralatan
PCB dalam berbagai tipe :
a) Transformer
b) Kapasitor
c) Ballast Lampu Listrik
d) Electromagnet,saklar, dan pengatur voltase
e) Lain-lain
 Menghindari Kontaminasi Radioaktif Pada Peralatan PCB
Pemakai peralatan PCB disarankan untuk melaksanakan semua
pencegahan yang perlu untuk mencegah kontaminasi radioaktif
dari PCB. Ada beberapa pilihan cara pembuangan termasuk
untuk PCB radioaktif.
Selesai
Artemis S Karaeng, S. Pd