dakwah rasulullah periode mekah

Download Report

Transcript dakwah rasulullah periode mekah

Kelompok 3
Bella A.
Fitriyani
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH
SAW PERIODE MEKAH
Masyarakat Arab Jahiliah
Periode Mekah
• Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah
masyarakat Arab jahiliah, atau masyarakat yang masih dalam
kebodohan.
• Diantaranya di bidang agama, moral dan hukum.
Dalam bidang agama
• Umumnya beragama watsani (penyembah berhala).
• Berhala-berhala yang mereka puja dan diletakkan di
Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya
mencapai 300 lebih
• Di antara berhala-berhala yang termasyhur bernama
: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat.
• Selain itu ada pula yang menyembah malaikat dan
bintang yang dilakukan oleh kaum Sabi’in
• serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang di
perbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota mekah.
Dalam bidang moral
• Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka
kabilah yang kalah perang akan dijadikan budak
oleh kabilah yang menang perang
• Menempatkan perempuan pada kedudukan
rendah
• Memiliki kebiasan buruk, yakni berjudi dan
meminum minuman keras. Dan beranggapan
bahwa itu bukan merupakan perbuatan yang
salah
Pengangkatan Nabi
Muhammad SAW sebagai
Rasul
• terjadi pada tanggal 17 Ramadan,
• 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40
tahun.
• Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah
utara kota Mekah.
• Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah
Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran
Islam kepada umat manusia.
• Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah
(periode Mekah) selama 13 tahun (610-622 M),
• secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu
berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah.
• Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah
Makkiyyah.
• Ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan
wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.
• Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam
dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Ajaran Islam Periode Mekah
• Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta
adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. (lihat Q.S. Al-Ikhl𝒂s, 112 : 1-4).
Beribadah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku
syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar
(lihat Q.S. An-Nis𝒂’, 4 ; 48).
• Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Manusia yang ketika di dunia taat beribadah, giat beramal saleh,
dan senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan mendapat balasan
yang menyenangkan. Begitu pula sebaliknya. (lihat Q.S. Al-Qari’𝒂h, 101 :
1-11).
• Kesucian jiwa
Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di
kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan
segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila
durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa. (lihat Q.S. AsySyams, 91 : 9-10).
• Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan
persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya
persatuan.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak dianggap beriman seorang
Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti
mencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).
STRATEGI DAKWAH
RASULULLAH SAW PERIODE
MEKAH
Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 34 Tahun
• Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan
rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
• Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah
Rasulullah SAW tersebut adalah:
• Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian),
• Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal
serumah dengannya),
• Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW),
• Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan
• Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
• Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga
ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk
Islam, mereka adalah:
• Abdul Amar dari Bani Zuhrah / Abdurrahman bin Auf
• Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
• Utsman bin Affan
• Zubair bin Awam
• Sa’ad bin Abu Waqqas
• Thalhah bin Ubaidillah.
• Disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
Dakwah secara terang-terangan
• Dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya
wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan.
• Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW,antara lain
sebaga berikut:
• Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri
jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam.
• Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari
kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya.
• Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
• Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit
Shafa.
• Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah
menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin
Khattab.
• Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari
kenabian.
• Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para
penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di
luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
• Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
• Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
• Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
• Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang.
• Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada
gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu
Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
• Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang
ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan
Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan
umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela
Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW
dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap
Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan
Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy
menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
• Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang.
Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan,
sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
• Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam
akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab
neraka.
• Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka
merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup
bermasyarakat warisan leluhur mereka.
• Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha
menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang
menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan
menghentikan dakwah Rasulullah SAW, antara lain:
• Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah,
Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan AzZanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar
batas perikemanusiaan.
• Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar
permusuhan di antara mereka dihentikan.
• Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama
kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
• Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy,
salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16
orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin
Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah
(Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan
jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke
Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
• Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke
Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah
normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir
Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan
mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal lebih kejam
lagi.
• Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke
Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu
Thalib.
• Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman
Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri
Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun
wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka
cita).
SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH
RASULULLAH SAW. PERIODE MEKAH
1.
2.
3.
4.
5.
Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi
moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer,
dan berzina.
Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama
berhala menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk
beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang
Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di
antara manusia.
Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan
meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara
keagamaan.
Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di
antaranya dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
Kesimpulan
• Bahwa sanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang
diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan
yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah
kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran
untuk menyembah Allah swt.
• Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau
sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan seharihari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan
bernegara.