pantun - WordPress.com

Download Report

Transcript pantun - WordPress.com

Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks pantun, baik melalui lisan maupun tulisan Tujuan Pembelajaran 1. peserta didik dapat menjelaskan struktur teks pantun dengan benar 2. peserta didik dapat menemukan struktur isi teks pantun dengan benar

RASA SAYANGE

Rasa sayange rasa sayang sayange, eeee lihat Ambon dari jauh rasa sayange.

Rasa sayange rasa sayang sayange, eeee lihat Ambon dari jauh rasa sayange.

Ayam hitam telurnya putih, mencari makan di pinggir kali.

Orang hitam giginya putih, kalau tertawa manis sekali.

Pulau Pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua.

Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.

Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi.

Kalau ada umur yang panjang, boleh kita berjumpa lagi.

Etimologi ‘Pantun’

• • • • • • • Dalam bahasa Minang, pantun berasal dari kata

patuntun ‘petuntun’.

Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama

parikan Dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan.

Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpama atau

ende-ende

Masyarakat Toraja menyebutnya dengan londe. Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton, Orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.

Sejarah Singkat Pantun

• • • • Lahirnya pantun Melayu diawali dengan kebiasaan masyarakat Melayu yang senang menggunakan kiasan untuk menyampaikan maksud.

Pantun merupakan salah satu bentuk kiasan yang sering digunakan dalam setiap acara, baik acara kelahiran, pertemuan, pernikahan maupun acara adat.

Pantun merupakan alat komuniasi yang sangat penting dalam masyarakat Melayu Dahulu pantun dapat dijadikan alat untuk mengukur kepandaian seseorang. Orang yang cakap dalam berpantun dianggap orang yang pandai.

Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri dari empat larik setiap bait, larik pertama dan kedua merupakan sampiran, larik ketiga dan keempat merupakan isinya dengan persajakan a – b – a - b

Tujuan Berpantun

Agar berbahasa dengan sopan, tidak kasar sehingga tidak menyinggung perasaan.

Peran Pantun

• • • • • Sebagai sebuah media komunikasi, teks pantun berperan sebagai alat pemelihara bahasa.

Sebagai penjaga alur berpikir manusia, di samping melatih seseorang berpikir secara logis tentang makna kata.

Pantun melatih seseorang untuk berpikir secara asosiatif tentang kaitan kata yang satu dengan yang lainnya.

Pantun mencerminkan kepiawaian seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.

Sebagai media hiburan,penyampai aspirasi.

Struktur Pantun

• • • • • Dilihat dari unsur strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait, baris (larik), rima, sampiran dan isi.

Pantun terdiri dari empat larik.

Bersajak/berima akhir a-b-a-b Pantun terdiri dari dua bagian: dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris terakhir disebut isi.

Sampiran yang biasanya berupa sketsa alam/suasana (mencirikan masyarakat pendukungnya) berfungsi sebagai pengantar (menyiapkan rima dan dua baris terakhir) untuk mempermudah pemahaman isi pantun.

Bait Bagan Struktur Pantun Sampiran isi Baris 1 / a Baris 2 / b Baris 1 / a Baris 2 / b

Jenis-Jenis Pantun

Bentuk Jenis Pantun Isi

Jenis Pantun Berdasarkan Bentuk

Bentuk (Jumlah larik) Pantun Biasa Pantun Kilat / Karmina Talibun Pantun Berkait / seloka

Jenis Pantun Berdasarkan Isi

Isi Suka cita Duka cita nasib perkenalan Berkasih kasihan agama adat nasihat jenaka Teka-teki

Karmina / Pantun Kilat

Karmina Tersusun atas dua baris Baris 1 sampiran, baris 2 isi Bersajak / rima a - a Kura-kura dalam perahu, Pura-pura tidak tahu.

Talibun

Talibun

Jumlah larik lebih dari 4 tetapi genap Jumlah larik 6, 8, 10, 12 Jika sampiran ganjil, isinya ganjil, gabungannya akan genap Bersajak / rima a-b-c – a –b-c atau a – b – c – d – a-b-c-d

Pantun Berkait / Seloka

Pantun Berkait Terdiri dari beberapa bait sambung menyambung Larik 2 dan 4 pada setiap baitnya menjadi larik 1 dan 3 bait berikutnya.

Struktur pantun berkait sangat kompleks

TALIBUN

Bukan hamba takutkan mandi, } samp. baris 1 takut hamba berbasah-basah, } samp. baris 2 mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3 Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1 takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2 di dalam bertunangan. } isi baris 3

Manggistan namanya kayu,

daunnya luruh menelentang.

Mahkota Raja Melayu,

turun dari bukit Seguntang.

Daunnya luruh menelentang,

daun puan diraut-raut.

Turun dari bukit Seguntang,

keluar dari dalam laut. Pulau Pandan jauh ke tengah,

Gunung Daik bercabang tiga.

Hancur badan dikandung tanah,

budi yang baik dikenang juga.

Gunung Daik bercabang tiga,

tampak jauh dari seberang.

Budi yang baik dikenang juga,

khidmat bakti disanjung orang. Pantun Barkait

Pantun Berkasih-kasihan

Bunga melur cempaka biru Bunga rampai kelabu puan.

Tujuh malam selalu rindu, Hanyalah rindu kepada Tuan.

Pantun Nasihat

Pulau Pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua.

Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua.

Pantun Beriba Hati

Tidak salah bunga lembayung Salah pandan menderita.

Tidak salah bunda mengandung, Salah badan buruk pinta.

Pantun Agama

Asam kandis asam gelugur Ketiga asam riang-riang.

Menangis di pintu kubur, Teringat badan tidak sembahyang.

Pantun Teka-Teki

Burung nuri burung dara Terbang ke sisi taman kayangan Cobalah cari wahai saudara, Makin diisi makin ringan.

Pantun Adat

Yang merah hanya saga, Yang kurik hanya kundi Yang indah hanya bahasa, Yang baik hanya budi.

Pantun Perkenalan

Bukan kacang sembarang kacang, Kacang melilit kayu jati.

Bukan datang sembarang datang, Datang melihat si jantung hati

Kaidah Kebahasaan dalam Teks Pantun

• • Struktur kebahasaan pada pantun sering disebut struktur fisik.

Struktur fisik pantun mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi yang terdiri atas rima dan ritme.

Diksi

• • • Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya tertentu seperti yang diharapkan.

untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek Pantun yang digunakan untuk berkomunikasi biasanya mencerminkan masyarakat atau pilihan kata yang digunakan.

pada zamannya. Hal ini juga berpengaruh pada diksi Diksi yang digunakan pantun pada zaman dulu tentu berbeda dengan diksi pantun zaman sekarang.

Bahasa Kiasan

• • Bahasa kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang secara tidak langsungmengungkapkan makna.

Bahasa kiasan bisa berupa peribahasa, ungkapan, atau gaya bahasa (majas).

Imaji atau Citraan

• • • Imaji atau citraan, dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam pembuatan teks pantun.

Pengimajian akan menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak langsung oleh pelantun pantun.

Yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), imaji taktil, tergambar pada isi, pendengar seolah olah merasakan suasana tertentu.

Rima dan Irama

• • Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun.

Irama adalah turun naiknya suara secara teratur.