pengaruh orangtua sholeh bagi anak

Download Report

Transcript pengaruh orangtua sholeh bagi anak

PENGARUH
ORANG TUA
SHOLEH BAGI
ANAK
Anak adalah harta yang tidak ternilai oleh apapun,
ibarat titipan Allah yang paling Indah buat orang Tua.
Karena pada masa depanyalah terletak harapan serta
kebahagiaan orang tua.
 Di jaman modern seperti ini, adalah sebuah
keharusan bagi orang tua untuk mengajarkan anakanak mereka tentang akidah yang lurus, hal ini
penting dilakukan mengingat banyaknya pengeruh
diluar yang membuat karakter anak kita. Maka
sebagai orang tua, kita harus tau bagaimana cara
mengarahkan mereka, agar kelak mereka menjadi
anak-anak yang sholeh. Dan berikut adalah tips untuk
mendidik anak agar menjadi sholeh :

1. SHOLEHKAN DIRI, SHOLEHKAN

ANAK
“ Buah jatuh tak jauh dari pohonnnya”, perumpamaan
ini pas sekali untuk menggambarkan, bahwa sedikit
anak adalah cerminan orang tuanya. Karena itulah
sebelum kita memiliki cita-cita untuk mendapatkan
anak yang sholeh, memang lebih baik orang tua
mensholehkan diri mereka, orang tua juga selayaknya
melengkapi diri dengan berbagai ilmu, agar dapat
digunakan dalam pengasuhan anak. Ketika anak
dibekali dengan akhlak dan agama yang baik, ini
adalah langkah inspiratif terhadap bencana
kebobrokan akhlak anak dimasa depan.
2. ORANG TUAKU, TAULADANKU

“Like father, like son “ ungkapan ini mungkin sudah
sering sering kita dengar bahwa anak adalah plagiator
ulung. Setiap tindak tanduk orang tua taklepas begitu
saja dari pandangan seorang anak, memori anak yang
kuat akan terus terekam. Jika anak sering berkata
kasar, mungkin itulah yang sering diperlihatkan
orang tua kepada anaknya setiap hari, dan jika sikap
ini terus dibiarkan, maka lama-lama sikap anak akan
diimitasi, diinternalisasi, dan dihabitasi dalam
kehidupan anak tersebut.
3. UKIR MASA DEPAN ANAK DENGAN ILMU

Mengajarkan ilmu kepada anak, ibarat mengukir
di atas batu, ilmu apapun yang orang tua
berikan kepada anak akan mudah terserap. Ini
tidaklah heran, karena ketika anak di lahirkan
mereka mempunyai 100 miliar neuron di
otaknya. Karena itulah anak mempunyai
karateristik ingatan yang kuat. Maka disini lah
waktu yang tepat bagi para orang tua untuk
megajarkan akidah yang benar, namun tetap
dengan bahasa mereka yang bisa di fahami.
4. PERHATIKAN LINGKUNGAN ANAK-ANAK
KITA.

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang
shahih dengan teman yang buruk adalah
seperti penjual minyak wangi dan pandai besi.
Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu
atau kamu membeli darinya atau kamu bisa
mendapatkan wangi darinya. Dan seseorang
pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar,
atau kamu mendapat bau yang tak sedap”
(
HR. Bukhari Muslim ). Itulah pesan rosullulah
yang mulia, agar kita berhati-hati dalam
memilih teman, serta peka terhadap sesuatu
yamg ada dalam lingkungan kita, hal yang sama
juga berlaku buat anak-anak kita.

Mereka yang polos kadang belum mengerti dengan
tentang bagaimana mereka harus berteman. Maka
disinilah tantangan bagi orang tua untuk kemudian
menyelamatkan anka mereka dari pengaruh buruk
yang akan membentuk kepribadiaanya dimasa depan.
5. SABAR, IKHLAS DAN DO’A.

Kesabaran adalah hal yang mutlak yang harus
dimiliki oleh orang tua. Hal ini karena dalam rentang
proses mendidik anak, kadang kita menemui hal-hal
yang kurang berkenan. Contohnya: anak bersikap
bandel dan tidak mau dinasehati. Ketika berada
dalam keadan seperti ini, sebaiknya orang tua
menghindarkan diri dari caci maki dan kemarahan
yang hanya akan membuat mereka semakin menjauh.
Ketika emosi sudah semakin mumuncak, orang tua
harus pandai dalam menguasai diri, katakan pada diri
toh mereka juga masih anak-anak. Yang mungkin
belum sepenuhnya mengerti tentang sebuah akibat.

Selain itu, orang tua juga harus belajar keikhlasan.
Ridho Allah adalah tujuan terbaik, dan jalan
menggapainya adalah ikhlas. Keikhlasan hati orang
tua akan membuat apa yang sudah mereka
sampaikan mudah diserap dan dipahami oleh anak.
Dan yang tidak kalah penting adalah dengan
mendoakan mereka, supaya selalu ada dijalan Allah.
Dan kelak menjadi generasi Islam yang
membanggakan.
Di antara pengaruh amal sholeh kedua orang tua
dalam pendidikan anak adalah anak akan meneladani
orang tuanya.
 Seorang anak akan melihat ayahnya senantiasa
Berdzikir, bartahlil, bertahmid, bertasbih dan
bertakbir, ia akan menirukan perkataanya “la ilaa ha
illallah”, “ subhanallah” dan “Allahu Akbar”.

Begitu pula anak yang akan diperintahkan ayahnya
dimalam hari untuk membagikan shodaqoh kepada
orang fakir dengan secara rahasia di depan rumahrumahnya, akan berbeda dengan anak yang disuruh
pada malam hari membeli narkotik atau minuman
keras.
 Seorang anak yang melihat ayahnya berpuasa senin
dan kamis, menuanaikan sholat jumat, sholat jamaah
dan pergi kemasjid tidak sama dengan anak yang
melihat ayahnya ditempat-tempat pertunjukan,
hiburan, dan bioskop.

Anda akan mendegar anak yang banyak mendegar
adzan, ia akan menirukannya secara berulang-ulang.
Sedangkan anak yang mendengar ayahnya
bernyanyi, ia akan menirukan nyanyian-nyanyia
secara terus menerus.
 Anak yang di ajari oleh ayahnya sholat tidak seperti
anak yang dilatih oleh ayahnya main film,misik dan
bola.


Bagaimanapun juga seorang orang tua sangatlah berpengaruh dengan
perkembangan anaknya, karena dalam pepatah arab mengatakan “ al waladu
sirru abihi “ ( seorang anak adalah sedikit gambaran atau kesamaan dengan
ayahnya atau orang tuanya )
Anak yang melihat ayahnya melakukan sholat malam,
menangis karena Allah dan membaca Al-quran,
pastilah akan berfikir, kenapa ayahku menangis ?
Kenapa ayahku sholat ? Kenapa dia meninggalkan
tidur dan menuju ke air yang dingin dan berwudhu,
padahal tempat tidur itu hangat ? Kenapa
menjauhkan dirinya dari tempat tidur dan berdoa
kepada robb’nya dengan takut dan harap ?
 Semua pertanyaan itu akan terbetik pada anak dan
akan diperkirakanya serta akan ditirunya dengan izin
Allah.



.
Begitu juga seorang anak perempuan yang melihat ibunya
mengebakan jilbab supaya tidak terlihat dengan laki-laki,
dimana ibunya terselimuti rasa malu, terhiasi dengan rasa
waqar ( tenang dan wibawa ) dan nampak pada iffah dan
kesucian, iya akan belajar dari ibunya sifat malu, waqor, ifah
dan kesucian. Adapun anak perempuan yang biasa melihat
ibunya menampakkan auratnya di depan kaum laki-laki,
barjabat tangan dengan kaum laki-laki yang bukan
mahromnya, berbicara dengan mereka, bercampur dengan
mereka, tertawa dan tersenyum kepada mereka bahkan
menari tarian-tarian, maka ia akan menirukan ibunya juga.
Maka bertaqwalah kepada Allah wahai ayah dan ibu,
anak laki-laki dan perempuanmu, jadilah teladan
yang baik bagi mereka dengan akhlak, tabiat dan sifat
yang baik. Dan landasilah semuanya, dengan
berpegang teguh pada agama serta kecintaan
terhadap Allah dan Rosulallah.
 Firman Allah: “Dan sebagian besar tidak akan
beriman walaupun kamu sangat mengingatkanmu” (
yusuf 103 )

PENJAGAAN ALLAH TERHADAP
KETURUNAN ORANG TUA YANG SHALIH
Keshalihan dan amal baik orang tua memiliki dampak
yang besar bagi keshalihan anak-anaknya, dan
memberikan manfaat bagi mereka di dunia dan
akhirat. Sebaliknya amal-amal jelek dan dosa-dosa
besar yang dilakukan orangtua akan berpengaruh
jelek terhadap pendidikan anak-anaknya.
 Pengaruh-pengaruh tersebut diatas datang dengan
berbagai bentuk. Diantaranya berupa keberkahan
amal-amal shalih dan pahala yang Allah sediakan
untuknya. Atau sebaliknya berupa kesialan amalamal jelek dan kemurkaan Allah serta akibat jelek
akan diterimanya.

 Oleh
karena itu, orang tua hendaknya
memperbanyak amal shaleh karena
pengaruhnya akan terlihat pada anak. Bukti
pengaruh ini dapat dilihat dari kisah nabi
Khidhir yang menegakkan tembok dengan
suka rela tanpa meminta upah, sehingga
Musa menanyakan alasan mengapa ia tidak
mau mengambil upah. Allah berfirman
memberitakan perkataan nabi Khidhir,
 ‫ان‬
َُ ‫ان َتحْ َتهُ َك ْنزُ ُلَه َما َو َك‬
َُ ‫ْن فِي ْال َم ِدي َن ُِة َو َك‬
ُِ ‫ْن َي ِتي َمي‬
ُِ ‫ان لِغال َمي‬
َُ ‫َوأَمَّا ْال ِجدَارُ َف َك‬
‫ك أَنُْ َيبْل َغا أَشُ َّده َما َو َيسْ َت ْخ ِر َجا َك ْن َزه َما َُرحْ َم ًُة‬
َُ ‫صالِ ًحا َفأ َ َرا َُد َر ُّب‬
َ ‫أَبوه َما‬
‫ْرا‬
ًُ ‫صب‬
َُ ِ‫ك َو َما َف َع ْلتهُ َعنُْ أَمْ ِري َذل‬
َُ ‫ِمنُْ َر ِّب‬
َ ‫ك َتأْ ُِويلُ َما لَ ُْم َتسْ ِطعُْ َعلَ ْي ُِه‬


“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang
anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda
simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar
supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan
mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari
Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut
kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya” (QS. Al Kahfi: 82)
Dalam menafsirkan firman Allah, “dan kedua orang tuanya
adalah orang shalih” Ibnu Katsir berkata: “Ayat diatas
menjadi dalil bahwa keshalihan seseorang berpengaruh
kepada anak cucunya di dunia dan akhirat, berkat
ketaatannya dan syafaatnya kepada mereka maka mereka
terangkat derajatnya di surga agar kedua orangtuanya
senang dan berbahagia sebagaimana yang yang telah
dijelaskan dalam Al Qur’an dan as sunnah.”
Dari said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas berkata: “Allah
mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara
dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di
bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia.
Kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, “Dan
orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak
cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia
terikat dengan apa yang dikerjakannya.” ( Ath Thuur : 21) [1]
Karena itu bertakwalah dan beramal shalihlah agar doa untuk
kebaikan anak Anda diterima!
Diceritakan bahwa sebagian orang-orang salaf
dahulu pernah berkata kepada anaknya, “Wahai
anakku, aku akan membaguskan shalatku agar
engkau mendapat kebaikan.” Sebagian ulama salaf
menyatakan bahwa makna ucapan itu adalah aku
akan memperbanyak shalatku dan beroda kepada
Allah untuk kebaikanmu.
Kedua orangtua bila membaca Al-Qur’an, surat Al
Baqarah dan surat-surat Al Mu’awwidzat (AlIkhlash, Al Falaq, An Naas), maka para malaikat
akan turun mendengarnya dan setan-setan akan
lari. Tidak diragukan bahwa turunnya malaikat
membawa ketenangan dan rahmat. Dan jelas ini
member pengaruh baik terhadap anak dan
keselamatan mereka.
Tetapi bila Al-Qur’an ditinggalkan, dan orangtua
lalai dari dzikir, ketika itu setan-setan akan turun
dan memerangi rumah yang tidak ada bacaan
Al-Qur’an, penuh dengan musik, alat-alat
musik, dan gambar-gambar haram. Kondisi
seperti ini jelas akan berpengaruh jelek terhadap
anak-anak dan mendorong mereka berbuat
maksiat dan kerusakan.
Sehingga dari itu semua, cara yang paling tepat untuk
meluruskan anak-anak harus dimulai dengan melakukan
perubahan sikap dan perilaku dari kedua orang tua. Kita
harus menanamkan komitmen dan berpegang teguh
terhadap syariat Allah pada diri kita dan anak-anak. Serta
kita harus senantiasa berbuat baik kepada orangtua kita
serta menjauhi sikap durhaka kepadanya, agar anak-anak
kita nantinya menjadi anak yang berbakti, selamat dari
dosa durhaka kepada kedua orang tua dan murka Allah.
Karena anak-anak saat ini adalah orang tua dimasa yang
akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang
sama ketika menginjak masa tua.

Selanjutnya, hal yang tidak boleh kita lupakan adalah
senantiasa berdoa, mengharap pertolongan kepada Allah dalam
mendidik anak-anak kita, janganlah kita sombong terhadap
kemampuan yang kita miliki. Karena hidayah itu berada
ditangan Allah dan Allahlah yang membolak balikkan hati
hamba-hambaNya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDIDIKAN ANAK
• A. Rumah.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi
seorang anak dan merupakan tempat yang paling
berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak
yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu
melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sunahsunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditegakkan
dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh
menjadi anak yang taat dan pemberani.
• Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus
memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana
yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari
kemungkaran.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْ ‫انَُُي ْنفِرُ ِم َن‬
ُ‫تُالَّ ِذيُت ْق َرأُفُِ ْي ِهُس ْو َرة‬
ِ ‫ُال َب ْي‬
َ ‫ إِنَّ ُال َّش ْي َط‬,ُ‫الَُ َتجْ َعل ْواُبي ْوتك ْمُ َم َق ِاب َر‬
.ُ‫ْال َب َق َر ِة‬
“Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti kuburan;
sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang
dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah”.[6]
Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki
rumah supaya tidak seperti kuburan dan menjadi
sarang setan, sehingga anak-anak yang tumbuh di
dalamnya jauh dari Islam, bahkan kemungkaran
setiap saat terjadi di rumahnya dan percekcokan
orang tuanya menghiasi hidupnya, maka tidak
disangsikan anak akan tumbuh menjadi anak yang
keras dan kasar.
B. Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat
bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar
belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya.
Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak
pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa
masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah
tangga yang berbeda-beda.
Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang
menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai
dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang
buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok
yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru
sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Oleh
sebab itu, seorang pengajar harus membekali diri dengan
ilmu dîn (agama) yang Shahîh sesuai dengan pemahaman
Salafush-Shalih dan akhlak yang mulia, serta rasa sayang
kepada anak didik.
*C. Media Elektronik dan Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan,
tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak
berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka
tidak jarang anak-anak akan tumbuh menjadi anak sebagai
mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
*1. Radio dan Televisi
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah
berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui
beragam chenel TV. Sarana-sarana informasi, baik
melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang
sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.


Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber
berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu
pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak.
Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif
dan senjata pemusnah massal para musuh Islam untuk
menghancurkan nilai-nilai dasar Islam dan
kepribadian islami pada generasi muda, karena para
musuh selalu membuat rencana dan strategi untuk
menghancurkan para pemuda Islam, baik secara
sembunyi maupun terang-terangan.
Dalam kitab Protokolat, para pemuka Yahudi
menyatakan, bila orang Yahudi hendak memiliki
negara Yahudi Raya, maka mereka harus mampu
merusak generasi muda. Oleh karena itu, mereka
sangat bersungguh-sungguh dalam menjerat generasi
muda, terutama anak-anak. Mereka berhasil
menebarkan racun kepada generasi muda dan anakanak melalui tayangan film-film horor atau mistik
yang mengandung unsur kekufuran dan kesyirikan.
Tujuannya, ialah untuk menanamkan keyakinan dan
pemikiran yang rusak pada para pemuda dan anakanak. Misalnya, seperti film-film yang berjudul atau
bertema Manusia Raksasa, Satria Baja Hitam, Xena,
Spiderman. Atau seperti halnya film-film Nusantara
yang kental dengan nilai-nilai yang merusak moral
dan lain-lain. Atau film dunia hewan, seperti Ninja
Hatori dan Pokemon. Atau film peperangan antara
makhluk luar angkasa dengan penduduk bumi, atau
manusia planet yang menampilkan orang-orang
telanjang yang tidak menutup aurat dan mengajak
anak-anak untuk hidup penuh romantis atau
berduaan antara wanita dan laki-laki yang bukan
mahram, atau melegalisasi perbuatan zina sehingga
mereka melakukan zina dengan mudah, gampang
dan bukan suatu aib, serta tidak perlu dihukum;
bahkan dalam pandangan mereka orang yang
mampu merebut wanita dari tangan orang lain
dianggapnya sebagai pahlawan. Lebih parah lagi,
film-film sejenis itu banyak ditanyangkan dan cukup
banyak diminati oleh kalangan muda dan orang
dewasa.
 2. Internet.
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara
peradaban barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang
menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik,
pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya barat telah
merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti
dalam hal internet. Media ini telah menyumbangkan
dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet
lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah
mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam
kamus kehidupan manusia.
 Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan
berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap
muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan
kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran.
• 3. Telepon.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi,
dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin
efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha
ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat
singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau
seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata
kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana
yang menghancurkan rumah tangga umat Islam.
• Telepon, jika tidak digunakan sesuai dengan manfaatnya, maka
tidak jarang justru akan menimbulkan bencana yang besar
bagi keluarga muslim. Seringkali kejahatan menimpa keluarga
muslim berawal dari telepon, baik berupa penipuan,
pembunuhan, maupun perzinaan. Dan yang sering terjadi,
baik pada remaja maupun orang dewasa, yaitu hubungan yang
diharamkan bermula dari telepon. Karena dengan telepon,
kapan saja hubungan bisa terjalin dengan mudah; apalagi
sekarang, alat ini semakin canggih dan biayapun semakin
murah.
• 4. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam
membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah
anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anak-anak
maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam.
Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif.
Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh
anak-anak dan para remaja kita.
• Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi
generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan
pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari
majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari budaya
orang-orang kafir.
5. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anak-anak
kecil atau remaja, bahkan orang dewasa.
Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat
gambar-gambar yang tidak sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhan anak.
Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan,
dongeng palsu, cerita legendaris, penuh
dengan muatan syirik dan kekufuran, serta
cerita romantika picisan.
D. Teman dan Sahabat.
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan,
sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang
tidak bisa dilakukan kedua orang tua. Oleh sebab itu, Al-Qur`ân
dan as-Sunnah sangat menaruh perhatian dalam masalah
persahabatan.
• Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َ ‫ْن‬
• ‫ل‬
ُْ ِ‫ُخلِ ْيلِ ِهُ َف ْل َي ْنظرْ ُأَ َحدك ْمُ َمنْ ُيُ َخال‬
َ ‫الرَّ جل‬
ِ ‫ُعلَىُ ِدي‬
• “Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah
seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya”.[7]
• E. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anakanak terdapat banyak manusia dengan berbagai
macam perangai, pemikiran, latar belakang
sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar
belakang, mereka sangat membahayakan proses
pendidikan anak, karena anak belum memiliki
filter untuk menyaring mana yang baik dan
mana yang buruk.
• Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan
meniru perangai serta tingkah laku temannya
atau orang yang sedang lewat; sehingga
terkadang mampu merubah pemikiran lurus
menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai
kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk
dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat
menebarkan kerusakan di tengah pergaulan
anak-anak dan remaja.
F. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan
dalam pendidikan anak, karena pembantu
mempunyai waktu yang relatif lama tinggal
bersama anak, terutama pada usia balita.
Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif
dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia
itu merupakan masa awal pembentukan
pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu
juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh,
karena anak-anak kita kadang harus bermain ke
rumahnya.
Waspadalah, wahai kaum muslimin! Jagalah anak-anak
kalian dari semua pengaruh yang bisa merusak
pendidikkan anak-anak kalian. Bekali mereka dengan
aqidah yang shahih dan akhlak mulia. Ajarkan kepada
mereka sirah Nabi n dan perjalanan hidup para ulama.
Tanamkan pula kesabaran dalam menunaikan segala
kewajiban yang diperintahkan Allah, dan kesabaran
dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah. Jangan
biarkan anak-anak kita terpengaruh oleh tingkah laku
dan perangai orang-orang yang rusak dan jahat; yang
dengan sengaja membuat strategi dan tipu daya untuk
menghancurkan generasi umat Islam.

Disusun oleh ;
Nama
Nim
Fakultas
Jurusan
Angkatan
:
:
:
:
:
Siti Rodhiatun
3050120481
agama islam
syariah (ahwal syaksiyah)
2012