File - X2-FILES

Download Report

Transcript File - X2-FILES

KLAUSA
Klausa adalah
Gabungan kata ( konstruksi) yang membentuk
hubungan fungsional seperti kalimat
(minimal S + P) tetapi tidak bisa berdiri
sendiri.
Kehadiran klausa hanya menjadi bagian dari
konstruksi yang lebih besar besar yaitu
kalimat. Dalam kalimat majemuk bertingkat,
kalusa berfungsi sebagai perluasan atau sering
disebut sebagai klausa bawahan.
• Klausa bawaan keterangan sebab;
ditandai dengan penggunaan kata penghubung karena atau
sebab.
Contoh:
-Saya harus segera berangkat karena ujian segera dimulai.
-Polan tidak bisa menyerahkan tugas hari ini sebab
bukunya ketinggalan di sekolah kemarin.
• Klausa bawahan keterangan pengandaian;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung andaikata,
seandainya, atau jika.
Contoh:
-Jika transportasi ditegakkan, masyarakat bisa membantu
BPPN dalam menghadapi debitur yang tidak kooperatif.
-Seandainya semua penguna jalan selalu tertib, jumlah
kasus kecelakaan bisa ditekan sampai angka paling rendah.
• Klausa bawahan keterangan tujuan;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung agar, supaya,
atau biar.
Contoh:
- Semua siswa harus belajar giat agar dapat mengerjakan soal
ujian
- Burhan selalu bekerja keras supaya kebutuhan seluruh
keluarganya terpenuhi.
• Klausa bawahan keterangan pertentangan;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung meskipun,
walaupun, atau sekalipun.
Contoh:
- Walaupun semua saudaranya menentang, Husni tetap akan
berangkat ke negeri Jiran
- Meskipun penghasilannya sudah tinggi, ia tetap bekerja
keras.
• Klausa bawahan keterangan waktu;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung sesudah, sebelum,
tatkala, ketika, atau pada saat.
Contoh:
- Ketika kami sedang membicarakan penyakitnya, Rina datang
menghampiri.
- Kakak segera berangkat ke Jakarta sebelum pertengkaran adik
bertambah serius.
• Klausa bawahan keterangan perbandingan;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung seperti, laksana, bagai,
umpama.
Contoh:
- Pertengkaran itu semakin melebar melibatkan semua
penduduk kampung. Bagai api terkena minyak, pertengkaran itu
semakin melebar melibatkan semua penduduk kampung
- Adik minta dibelikan boneka seperti boneka Nina yang dibeli di
pasar malam.
• Klausa bawahan keterangan penjelas;
Ditandai dengan penggunaan kata penghubung
bahwa.
Contoh:
- Polisi belum bisa memastikan bahwa Parmin
adalah pelaku utamanya
- Semua orang menyadari bahwa kesehatan lebih
penting dibanding kebutuhan lain.
KONJUNGSI
ANTARKALIMAT
Konjungsi antarkalimat
menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat lain. Karena itu,
konjungsi macam itu selalu
memulai suatu kalimat yang
baru dan tentu saja huruf
pertamanya ditulis dengan huruf
kapital.
• Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yan
berbeda ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan
pada kalimat sebelumnya, seperti:
biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu,
sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu.
Contoh:
Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami
tidak akan menghalanginya.
• Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada
kalimat sebelumnya, seperti: meskipun demikian/begitu,
kemudian, sesudah itu, selanjutnya.
Contoh:
Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi
ke saudaranya di Ancol
• Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain
di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya,
seperti: tambahan pula, lagi pula, selain itu.
Contoh:
Pak darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu,
dia juga mengidap tekanan darah tinggi.
• Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan
sebelumnya, seperti: sebaliknya.
Contoh:
Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan
peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi dengan
belati.
• Menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti:
sesungguhnya, bahwasanya.
Contoh:
Masalah yang dihadapinya memang gawat.
Sesungguhnya, masalah it sudah diramalkan
sebelumnya.
• Menguatkan keadaan yang dinyatakan
sebelumnya, seperti: malah (an), bahkan.
Contoh:
Pak Amir sudah tahu tentang itu. Bahkan, dia
sudah mlai menanganinya.
• Menyatakan pertentangan dengan keadaan
sebelumnya, seperti: (akan) tetapi, namun.
Contoh:
Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi,
kita harus tetap waspada.
• Menyatakan keeksklusifan dari hal yang
dinyatakan sebelumnya, seperti: kecuali itu.
Contoh:
….
• Menyatakan konsekuensi, seperti:
dengan demikian.
• Menyatakan akibat, seperti: oleh karena
itu, oleh sebab itu.
• Menyatakan kejadian yang mendahului
hal yang dinyatakan sebelumnya,
seperti: sebelum itu.
• Contoh penggunaan kata penghubung penanda
kesimpulan dalam paragraf:
Udara di pedesaan dan pegunungan terasa
sejuk, segar, da bersih. Udara sehat itulah yang
layak kita hirup setiap hari. Udara bersih itu kini
menjadi idaman bagi orang-orang yang terpaksa
tinggal di kota besar, kota industri dengan
cerobong-cerobong asap gas buang tinggi
menjulang. Kota yang padat lalu-lintas disertai
kemacetan, tiada lagi pepohonan rindang, bahkan
dipenuhi tembok beton. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila mereka sangat menginginkan
untuk tetap tinggal di desa.
KONJUNGSI
INTRAKALIMAT
Intrakalimat adalah
Konjungsi yang
menghubungkan dua klausa
atau lebih dan klausa itu tidak
memiliki status sintaksis yang
sama. Salah satu dari klausa
itu merupakan anak kalimat
dari induknya.
• Konjungsi yang menyatakan waktu, seperti:
sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak,
selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara,
sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai.
Contoh: Pak Buchori sudah meninggal ketika
dokter datang.
• Konjungsi yang menyatakan syarat, seperti:
jika, kalau, jikalau, asal(kan) bila, manakala.
Contoh: Saya akan naik haji jika tanah saya
laku.
• Konjungsi yang menyatakan pengandaian,
seperti: andaikan, seandainya, umpamanya,
sekiranya.
Contoh: Saya pasti akan memaafkannya
seandainya dia mau mengakui kesalahannya.
• Konjungsi yang menyatakan tujuan, seperti:
agar, supaya, agar supaya, biar.
Contoh: Narto harus giat belajar agar naik
kelas.
• Konjungsi yang menyatakan konsesif,
seperti: biarpun, meski(pun), sekalipun,
walau(pun), sungguhpun, kendati(pun).
Contoh: Pembangunan tetap berjalan terus
meskipun dana semakin menyempit.
• Konjungsi yang menyatakan pemiripan,
seperti: seakan-akan, seolah-olah,
sebagaimana, seperti, sebagai, laksana.
Contoh: Dia takut kepada saya seolah-olah
saya ini musuhnya.
• Konjungsi yang menyatakan penyebaban,
seperti: sebab, karena, oleh karena.
Contoh: hari ini dia tidak masuk sekolah
karena sakit.
• Konjungsi yang menyatakan pengakibatan,
seperti: (se)hingga, sampai(-sampai),
maka(nya).
Contoh: Ayah belum mengirim uang
sehingga kami belum dapat membayar uang
sekolah.
• Konjungsi yang menyatakan penjelasan
seperti: bahwa.
Contoh: Mereka berkata bahwa mereka
akan berkunjung besok.
• Konjungsi yang menyatakan cara,
seperti: dengan.
Contoh: Dia memukul dengan tangan
kirinya terlebih dahulu.