Transcript File


Adalah baja yang terutama terdiri dari FE-18%Ni dengan
unsur paduan Mo, Co, Ti, Al, Nb, dsb, dimana martensit
diperkuat oleh presipitasi senyawa antar logam dari unsurunsur tersebut.

Baja Maraging sangat kuat dan ulet kalau hanya terdiri dari
struktur martensit lath saja

Dipergunnakan untuk: pesawat terbang, pesawat ruang
angkasa, tabung bertekanan tinggi, perkakas, kostruksi
mekanik.

Digolongkan menjadi baja tahan karat austentit, baja tahan karat
ferit, baja tahan karat mastensit, baja tahan karat tipe pengerasan
presipitasi.

Baja yang mengandung 17%-Cr akan terbentuk lapisan yang stabil
sehingga dapat tahan karat, sedangkan jika memadukan Ni, besi
akan kehilangan berat yang disebabkan korosi didalam asam
berkurang dan ketahanan korosi bisa diperbaiki.

Paduan unsur Cr dan Ni dalam baja tahan karat dapat dibagi
menjadi sistm Fe-Cr [baja tahan karat martensit dan ferit] dan Fe-CrNi [baja tahan karat austenit].

Kompisisi: 12-13%Cr dan 0.1-0.3%C. Kadar Cr ini
adalah batas terendah untuk ketahanan asam karena itu
baja ini sukar berkarat di udara, dan larutan juga cukup.

Mempunyai ketahanan panas yang baik sekali (sampai
500o).

Dengan pengerasan dan penemperan dapat diperoleh
sifat-sifat mekanik yang baik,

Dipakai untuk alat pemotong, perkakas, dsb
Kompisisi: 16-18%Cr (atau bisa lebih)
 Meskipun tanpa kandungan Ni, tetap sukar untuk terjadi
retakan korosi tegangan.
 Komponen dibuat dari pelat tipis sebagai bahan bagian
dalam dari konstruksi, peralatan dapur, komponen trim
bagian dalam.


Komposisi: 18%Cr-8%Ni disebut baja tahan karat delapan belas
delapan.

Lebih baik ketahanan orosi, mampu bentuk dan mampu las

Dipakai dalam industri kimia, konstruksi, perabot dapur, turbin,
mesin jet, mobil, komponen berputar, bangunan kapal, reaktor
atom, dll.

Kekurangan:

Korosi antarbutir

Korosi lubang dan krevis

Retakan korosi tegangan
Disebabkan oleh presipitasi karbida Cr pada batas
butir.
 Temperatur 500-900°C, tertinggi 600-800°C

Disebabkan oleh retakan lapisan pasif
 kerusakan yang terjadi disebabkan oleh adanya ion
klor
 Pengurangan Ph pada permukaan kontak dengan
benda lain disebut krevis.
 Untuk menghindari korosi ini, dibuat baja dengan
kandungan Mo sebesar 2-4% Mo

Retakan oleh korosi lokal, dari lapisan pasif yang
pecah.
 Pengujian retakan korosi tegangan dilakukan
dengan pembebanan kelarutan 42% magnesium
klorida.


Terdiri dari fasa austenit dan ferit. (25%Cr - 5%Ni 1,5%Mo - 0,03%C)

Baja tahan karat berfasa ganda mempunyai sifat
bahwa fasa austenit dan ferit masing-masing
memberikan pengaruh saling menutupi.

Digolongkan menjadi; martensit, semi austenit,
dan austenit.

Dikeraskan pada suhu 400-600°C





Sifat Mekanis
Sifat Kimia
Sifat Fisik
Mudah Dicairkan
Harga yang murah

Terdiri dari: Mo, Cr-Mo-V, Cr-Mo-V-W, 12% Cr dan
baja Si-Cr, dsb.

Pembekuan besi cor
Kekuatan besi cor ditentukan oleh jumlah, bentuk, dan
distribusi grafit.
 Jumlah grafit ditentukan sebagai berikut:
jumlah karbon eutektik
= 4,26 - 0,31(%Si) – 0,33(%P)+0,27(%Mn)
Derajat eutektik
Sc = %C/ {4,3-1/3(%Si+%P)}
Kekuatan Tarik
∂B = 100-80Sc (kgf/mm²)
Kekerasan Brinell
HB = 530 – 344 Sc (kgf/mm²)
HB = 100 + 4,3 ∂B

Syarat kekuatan tarik tinggi diatas 30kgf/mm²,
harga Sc harus lebih kecil.
 Sc yang lebih rendah dapat ditambahkan sedikit
kalsium, silikon, atau fero silikon, bberpa saat
setelah penuangan.
 Penambahan ini disebut dengan “Inokulasi”, yang
menghasilkan besi cor meehanit.


Besi cor dengan Sc yang kecil mempunyai kecairan yang
jelek dan mudah membentuk rongga-rongga tegangan
sisa, melenting dan cacat atau besi cor putih.

Untuk membuat besi cor yang punya kekuatan tarik tinggi
maka kalsium silikon atau ferro silikon dituang ke cairan
besi yang punya Sc rendah. Hal itu dapat mencegah
terjadinya besi cor putih. Proses penambahan itu disebut
inokulasi yang menghasilkan besi cor meehanit.
Tebalnya suatu bagian yang
menjadi besi cor putih
dinamakan dalamnya cil.
Dalamnya cil ditentukan
oleh ukuran cetakan logam
dan komposisi besi cor.

Coran Cil mempunyai perbedaan laju pendinginan disetiap tempat
dan mempunyai perbedaan struktur mikro yang menyebabkan
tegangan-tegangan sisa yang bisa menyebabkan deformasi dan
keretakan, jadi tegangan sisa ini perlu dihilangkan dan perlu
pemanasan untuk memperbaiki struktur mikronya.

Sehingga, sebaiknya diadakan perlakuan panas supaya sementit yang
tumbuh secara kasar pada lapisan cil pada coran larut menjadi fasa
gamma, dan kemudian membentuk presipitat yang sedapat mungkin
berbentuk bola.

Grafit yang berbentuk daun pada besi cor tidak menguntungkan
ditinjau dari segi kekuatan, Untuk memperbaiki keuletannya
bentuk tersebut dirubah menjadi bentuk bongkahan sehingga besi
cor tersebut dinamakan besi cor meleabel.

Jika Mg atau Ce ditambahkan pada cairan besi cor maka grafit
pada coran menjadi berbentuk bulatan. Grafit berbentuk bulat
atau nodular punya derajat konsentrasi tegangan yang sangat
kecil maka kekuatan besi cor menjadi lebih baik.

Besi cor nodular mempunyai keuletan yang baik dan
mempunyai ketahan korosi dan ketahanan panas yang pula
sehingga dapat dipakai untuk pipa-pipa, rol penggilingan,
cetakan, komponen tungku dll
1.
2.
3.
4.
5.
Grafit serpih biasa
Grafit yang berujung runcing, terjadi jika kelebihan unsur
pembulatan
Grafit yang berujung bulat, terjadi jika kekurangan unsur
pembulatan yang disebut grafit serpih palsu.
Grafit gumpalan, terjadi pada cor meleabel perapian hitam
Grafit nodular

Besi cor kekuatan tinggi mempunyai kekuatan tarik yang lebih
baik jika ditambahkan Ni, Cr,Mo dsb pada 0,5-1,5%

Besi cor yang mempunyai ketahanan terhadap asam dipadu
dengan 10% atau lebih Si untuk mendapatkan ketahanan korosi.

Besi cor yang mempunyai ketahanan panas dipadukan dengan
Cr,Mo,Si,Al,Ni.

Besi Cor yang tidak magnetik dipadukan dengan 5-15% Ni dan
9% Mn.