Kelompok 5 - WordPress.com

Download Report

Transcript Kelompok 5 - WordPress.com

Perbedaan Gender dalam
Islam
• Kata “gender” berasal dari bahasa Inggris,
gender artinya “jenis kelamin”. ( John M.Echols dan Hassan Shadily ).
• Dalam The Contemporary English Indonesian Dictionary,
gender berarti penggolongan menurut jenis kelamin ( Peter Salim, 1989:771). Dilihat
di dalam kamus tidak ada perbedaan yang jelas antara pengertian gender dengan
sex.
• Dalam Webster’s New World Dictionary,
gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki – laki dan perempuan
dilihat daeri segi nilai dan tingkah laku ( Victoria Neufeld, 1984 : 561 ).
• Concise Oxford Dictionary of Current English edisi 1990,
gender diartiakn sebagai penggolongan gramatikal terhadap kata – kata benda dan
kata – kata lain yang berkaitan dengannya yang secara garis besar bergubungan
dengan jenis kelamin serta ketidaan jenis kelamin atau kenetralan.
Perbedaan sex dan gender
Gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan laki – laki dan permpuan dari segi social –
budaya. Sementara itu , sex secara umum digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki – laki dan perempuan dari
segi anatomi biologi (Nasarudin Umar, 1999:35).
Teori – teori yang menyatakan tentang perbedaan
gender
Teori Fungsional
structural
Teori Feminis
Teori Sosio Biologis
Permasalahan Gender
1.
2.
3.
4.
5.
Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi persoalan
sepanjang tidak memunculkan ketidaksetaraan gender.
Sampai saat ini yang masih dibicarakan adalah perbedaan
gender telah melahirkan ketidakadilan seperti :
Marginalisasi, yaitu peminggiran kaum perempuan dari
peranan tertentu.
Subordinasi, yaitu pementingan peran laki – laki dari pada
perempuan
Pembentukan steorotipe melalui pembelaan negative
Violence,yaitu Kekerasan terhadap perempuan .
(Beban ganda / Double Barden) , yaitu Beban Kerja Kaum
Perempuan
Kodrat Wanita Dalam Islam
•
•
1.
Menjadi Kepala Rumah Tangga
Dalam suatu riwayat disebutkan :
“Setiap manusia keturunan Adama adalah kepala, maka seorang pria adalah
kepala keluarga, sedangkan wanita adalah kepala rumah tangga.”(HR Abu
Hurairah)
Artinya kodrat wanita sebagai istri kelak akan menjadi kepala rumah tangga yang
mana seorang istri melakukan tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan suami seperti
: memasak, mencuci, mengurus rumah tangga,mengasuh anak-anak dan lainlain.Selain tugas wanita menjadi seorang istri yang mengabdi kepada suami,juga
beribadah kepada Allah.Pada dasarnya beribadah inilah merupakan tugas utama.
2.
Sebagai Ibu dari Anak-Anaknya
Salah satu kodrat wanita yang cukup berat adalah saat wanita harus mengandung
dan melahirkan.Bahkan karena sangat susah payahnya wanita dalam melahirkan
hingga sampai bertaruh nyawa Allah menjanjikan pahala yang sama seperti para
syuhada.Kedua hal ini merupakan kodrat wanita yang sangat mulia.Namun tidak
berhenti cukup disitu,peran yang sebenarnya adalah dikala wanita menjadi ibu yang
dapat mendidik anaknya menjadi anak yang cerdas,berakhlak dan taat dalam
agamanya.
Munculnya Ketidakadilan Gender
Ketidak adilan gender bukanlah hal yang timbul karena tidak
ada sebab musababnya, semua hal pasti ada sebab –
sebabnya, seperti halnya ketidak adilan gender ini disebabkan
oleh:
1.
2.
3.
4.
Budaya patriarki yang sudah mengakar
Penafsiran yang keliru tentang teks Al – Qur’an
Sistem Hukum dan Pemerintahan
Media Massa
Perspektif Gender dalam Islam
Perempuan dianggap sebagai objek yang lemah.
Hal inilah yang membuat penghargaan terhadap perempuan
itu dipandang sebelah mata.
Pada masa sebelum datangnya Islam banyak budaya
yang kurang pantas untuk dilakukan, misalnya pembunuhan
bayi perempuan, bentuk pengabdian kepada Tuhan untuk
kepentingan status sosial kemudian langgengnya budaya
patriarkhi dan tradisi poligami.
Hingga akhirnya diturunkan ayat QS Al – Isra’ 31:
Artinya : “ Dan janganlah kamu membunuh anak –
anakmu karena takut kemiskinan, Kamilah yang akan
memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa
yang besar.”
• Misi pokok Al – Qur’an diturunkan adalah untuk
membebaskan manusia dari bentuk diskriminasi dan
penindasan, termasuk diskriminasi seksual, warna kulit,
etnis,dll.
• Dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata yang persis
dengan istilah gender. Namun jika kita mengartikan
gender sebagai perbedaan laki – laki dan perempuan
dalam kehidupan social, maka istilah dalam Al-Qur’an
yang menjelaskan hal itu antara lain:
1. al-zauj (suami) dan al-zaujah (istri),
2. al-ab (ayah) dan al-‘umm (ibu) dan
3. damir muzakar (laki-laki) dan damir mu’annas
(perempuan). (Nasarudin Umar,2002:15).
Ada pernyataan bahwa mengeluarkan
perempuan dari rumah yang menjadi kerajaan dan titik
tolaknya yang vital dalam kehidupan ini merupakan
usaha untuk mengeluarkannya dari apa yang dituntut
oleh fitrah dan jati diri yang diciptakan Allah untuknya.
Maka mengajak perempuan masuk kedalam
lapangan yang dikhususkan bagi kaum laki – laki
merupakan hal yang berbahaya bagi masyarakat Islam
dan berpengaruh sebagai jalan utama terjerumusnya
kedalam perbuatan zina yang menghancurkan
masyarakat berserta nilai – nilai dan norma – normanya.
(Nasr Hamid Abu Zayd, 2003:76). Hal itu dipandang
sebagai suatu bentuk ketidakadilan karena perempuan
seperti dikekang oleh kekuasaan kaum laki – laki.
Sungguh Islam tidak mengajarkan adanya perbedaan antara kaum
pria dan perempuan. Seperti diterangkan dalam QS At-Taubah ayat
71 yang artinya:
• “ Dan orang – orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka (adalah) penolong bagi sebagian lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat
pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana.”
• “… Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para
suaminya mempunyai kedudukan satu tingkatan kelebihan dari
pada istrinya. Dan Allah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana. (AlBaqarah : 228). Ayat ini menetapkan bahwa wanita mempunyai
kewajiban. Ini berarti bahwa setiap hak wanita diimbangi dengan
laki – laki (Abdul Halim Abu Syuqqah,1998:136)
Jelas sekali bahwa Islam adalah agama yang manjaga
kesetaraan dan keadilan. Islam juga sangat menghargai dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum perempuan.
Ketidakadilan gender pada dasarnya dipicu dari budaya
patriarkhi yang sudah sangat mapan dan berkelanjutan, yang
pada akhirnya merambah kesemua lini kehidupan termasuk
salah satunya ‘agama’.
KESIMPULAN
Islam tidak pernah mengajarkan adanya perbedaan
antar laki – laki dan perempuan karena sesungguhnya
yang membedakan mereka hanyalah tingkat
ketakwaannya pada Sang Khalik. Dan tercantum dalam
surat An-Nisa ayat 34 bahwa “Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki – laki) atas sebagian lain
(perempuan). Dan tercantum juga dalam suran AlBaqarah ayat 228 “Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada istrinya dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Jadi prinsipnya kita
semua baik laki – laki ataupun perempuan adalah
“sama”.
• Teori Feminis
Sepenuhnya kodrat perempuan tidak ditentukan oleh faktor
biologis tetapi oleh faktor budaya dalam masyarakat. Teori –
teori ini masih memerlukan perjuangan panjang karena di
antara gagasan – gagasannya ada yang dinilai kurang realistis
karena dunia politik merupakan bagian dari dunia public
(public world) yang secara umum masih di dominasi oleh laki
– laki.
back
• Teori Sosio Biologis
Teori ini berusaha mengkolaborasi antara teori nature dan
nurture, yang beranggapan bahwa faktor biologi dan faktor
social budaya menyebabkan laki – laki lebih unggul daripada
perempuan. (Nasarudin Umar, 1999 : 6-10)
Back